Tantangan dan Peluang Etika Bisnis Ramah Lingkungan

Pelaksanaan aktivitas bisnis yang berwawasan lingkungan dan bernilai sustainability adalah cita-cita bersama. Para perusahaan saat ini semakin sadar akan pentingnya tanggung jawab untuk menjaga kelestarian lingkungan sebagai bagian dari etika bisnis ramah lingkungan perusahaan. Baca Juga: Begini Etika Bisnis Bertanggungjawab Terhadap Lingkungan

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa memang terdapat berbagai tantangan dan peluang untuk menerapkan etika bisnis ramah lingkungan. Contohnya, pada perusahaan yang mengusung konsep tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. 

Dalam artikel ini, akan dibahas mengenai etika bisnis ramah lingkungan, tantangan, peluang, serta regulasi dan solusi untuk mencapai bisnis ramah lingkungan. Baca Juga: Mengenal Bisnis Hijau: Apa dan Mengapa Penting?

Bisnis Ramah Lingkungan

Nilai lingkungan pada bisnis saat ini menjadi aspek yang diperhitungan. Hal tersebut membawa kemunculan konsep bisnis ramah lingkungan atau yang juga disebut sebagai eco-friendly business. Konsep ini merujuk pada jenis usaha yang dalam proses operasionalnya berkomitmen untuk menghindari kerusakan lingkungan hijau. Oleh karena itu, bisnis ramah lingkungan juga kerap disebut sebagai green business. 

Untuk menerapkan etika bisnis yang ramah lingkungan, terdapat tantangan dan peluang yang perlu untuk dipahami oleh para perusahaan. Memahami tantangan dan peluang bisnis ramah lingkungan akan membantu perusahaan untuk dapat memproyeksikan tujuan dan strategi hijau yang lebih efektif.

Tantangan Bisnis Ramah Lingkungan

  1. Biaya Awal yang Tinggi

Mengadopsi praktik bisnis ramah lingkungan seringkali memerlukan investasi awal yang signifikan dalam teknologi dan infrastruktur yang berkelanjutan. Seperti contoh, untuk perusahaan tekstil biaya yang perlu digelontorkan untuk menangani limbah dari aktivitas tekstil seperti bleaching, printing, dyeing, finishing, sampai laundering tidaklah sedikit.

Suatu kajian dari Amrita Environmental pada tahun 2018, menjelaskan bahwa suatu industri tekstil dapat memiliki biaya pengolahan air limbah pabrik sekitar Rp. 5.000 – Rp. 6.000,- per m³, serta biaya investasi untuk pembangunan IPAL/WWTP yang mahal sebesar + Rp. 10.000.000 – Rp. 15.000.000,- per m3.

  1. Keterbatasan Teknologi

Beberapa sektor masih menghadapi tantangan dalam menemukan teknologi yang ramah lingkungan. Seperti contohnya dalam pengelolaan limbah detergen, sampai saat ini belum ada teknologi yang mampu mengolah limbah deterjen secara sempurna. Sehingga inovasi baru diperlukan untuk memperbaiki efisiensi sumber daya. 

  1. Transparansi dan Akuntabilitas

Menjaga transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan dampak lingkungan dapat menjadi tantangan, terutama ketika bisnis beroperasi di wilayah dengan regulasi yang lemah. Seperti contoh, di tahun 2023 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menghentikan aktivitas peleburan logam tanpa izin di salah satu kawasan industri di Serang, Banten. Hal ini merupakan tindak lanjut dari pengaduan masyarakat terkait dugaan pencemaran lingkungan akibat operasional industri peleburan logam. 

Setelah diperiksa, ternyata perusahaan tersebut tidak memiliki izin Persetujuan Lingkungan untuk kegiatan pengelolaan limbah B3 dan Persetujuan Teknis Pemanfaatan Limbah B3. Kasus semacam ini, menunjukkan lemahnya kesadaran dan penegakan regulasi yang memang masih menjadi tantangan di banyak daerah di Indonesia.

Peluang Bisnis Ramah Lingkungan

  1. Diferensiasi Pasar

Di samping terdapat tantangan, penerapan etika bisnis yang ramah lingkungan juga dapat menjadi peluang bagi perusahaan. Praktik bisnis yang ramah lingkungan dapat menjadi titik penjualan yang kuat dan membedakan merek dari pesaing di pasar yang semakin sadar lingkungan.

Selain itu, ambisi untuk mengurangi dampak lingkungan akan mendorong inovasi dalam teknologi dan proses bisnis yang dapat menghasilkan keuntungan jangka panjang dan memperluas pangsa pasar.

  1. Efisiensi Operasional

Banyak praktik bisnis yang ramah lingkungan juga membantu meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi biaya jangka panjang, seperti penggunaan energi yang lebih efisien atau pengelolaan limbah yang lebih baik. Sehingga risiko kemungkinan buruk di kemudian hari, seperti contohnya pengaduan terkait limbah, dapat dihindari dan tidak menjadi hambatan operasional.

  1. Reputasi dan Kepercayaan

Mengadopsi praktik bisnis yang ramah lingkungan juga dapat membantu bisnis mematuhi regulasi yang semakin ketat terkait dengan lingkungan. Seiring dengan hal ini, berinvestasi dalam CSR dan praktik bisnis berkelanjutan dapat meningkatkan reputasi merek dan membangun kepercayaan dengan pelanggan, investor, dan pemangku kepentingan lainnya.

Regulasi Bisnis Ramah Lingkungan

Penerapan etika bisnis ramah lingkungan bagi perusahaan industri di Indonesia disokong oleh regulasi Undang-undang Perindustrian Pasal 21 ayat (1). Dalam UU tersebut dijelaskan bahwa tiap perusahaan industri yang didirikan pada suatu tempat, wajib memperhatikan keseimbangan dan kelestarian sumber daya alam. Selain itu, juga perlu untuk fokus pada pencegahan pencemaran yang dapat merusak lingkungan hidup akibat proses industri.

Adapun, jika perusahaan dengan sengaja melakukan perbuatan yang bertentangan dengan pasal tersebut, maka dapat dipidana penjara selama-lamanya 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda sebanyak-banyaknya Rp100.000.000,- (seratus juta rupiah). Sementara, jika perbuatan dilakukan tanpa sengaja, maka dipidana kurungan selama-lamanya 1 (satu) tahun dan/atau denda sebanyak-banyaknya Rp1.000.000,- (satu juta rupiah). 

Solusi Bisnis Ramah Lingkungan

Dengan menyadari bahwa etika bisnis ramah lingkungan saat ini merupakan hal yang penting karena telah didukung oleh regulasi yang mengatur, maka implementasi dari komitmen untuk menjaga lingkungan juga perlu dilakukan dengan benar.

Dalam hal ini, telah terdapat berbagai platform yang mendukung perusahaan untuk menemukan solusi bisnis berkelanjutannya. Seperti Satuplatform yang merupakan all-in-one solution bagi para perusahaan yang menyediakan berbagai layanan mulai dari konsultasi, simulasi perhitungan emisi industri, dan berbagai package menarik lainya. Coba FREE DEMO dari Satuplatform sekarang juga, untuk dukung etika bisnis berkelanjutan perusahaan Anda!

Similar Article

5 Brand Kosmetik yang Dukung ESG

Berbagai jenis dan varian dari produk kosmetik yang tersebar luas, menimbulkan potensi sampah kemasan yang menumpuk di landfill. Tidak hanya…