Industri manufaktur merupakan salah satu industri yang memiliki peran signifikan dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Di sisi lain, industri ini juga memberikan kontribusi terhadap berbagai masalah lingkungan, terutama dalam hal gas rumah kaca (GRK). Sektor manufaktur menghasilkan emisi 340,71 juta ton CO2e atau setara dengan 38% dari total emisi industri nasional.
Seiring semakin meningkatnya perhatian terhadap isu lingkungan, maka menciptakan industri manufaktur yang lebih berkelanjutan juga perlu untuk diupayakan. Termasuk untuk mendorong teknologi produksi yang minim emisi. Secara operasional, teknologi manufaktur yang minim emisi juga dapat meningkatkan efisiensi energi agar mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam.
Artikel ini akan mengulas berbagai teknologi yang digunakan dalam proses manufaktur untuk mencapai produksi yang minim emisi dan peran pentingnya dalam mewujudkan masa depan yang berkelanjutan.
Baca Juga: Dekarbonisasi Industri Untuk Kejar Target Net Zero Emission Indonesia
Table of Contents
Toggle1. Otomatisasi Proses Produksi
Dalam industri manufaktur, otomasi proses produksi dapat menjadi teknologi yang sangat membantu untuk menuju industri yang lebih berkelanjutan. Teknologi otomatisasi dan digitalisasi atau yang juga dikenal dengan istilah revolusi industri 5.0 memungkinkan pabrik-pabrik untuk meningkatkan efisiensi produksi sekaligus menurunkan emisi.
Baca juga artikel lainnya : Digital Transformation to Support Environmental Sustainability
Teknologi ini pada umumnya akan melibatkan penggunaan sensor cerdas, Internet of Things (IoT), dan kecerdasan buatan (AI), atau juga machine learning yang dapat digunakan untuk memantau dan menganalisis pola konsumsi energi di lini produksi.
2. Manufaktur Adiktif (3D Printing)
Manufaktur adiktif, atau yang lebih dikenal dengan istilah 3D printing merupakan suatu teknologi revolusioner yang dapat mengurangi jejak karbon dalam industri manufaktur. Berbeda dengan metode produksi konvensional yang menggunakan bahan mentah dalam jumlah besar, 3D printing hanya menggunakan bahan yang diperlukan untuk mencetak komponen atau produk. Sehingga limbah yang dihasilkan juga lebih sedikit.
3. Teknologi Bioplastik
Bioplastik adalah jenis plastik yang dibuat dari bahan-bahan biologis seperti pati jagung, tebu, minyak nabati, dan selulosa, bukan dari bahan bakar fosil seperti plastik konvensional. Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi bioplastik telah menarik minat besar, terutama karena masalah lingkungan yang terkait dengan plastik tradisional, seperti pencemaran laut dan ketergantungan pada sumber daya tak terbarukan.
Termasuk di bidang industri manufaktur, bioplastik juga mulai banyak diterapkan. Seperti dalam kemasan produk makanan dan minuman. Beberapa botol, kantong, dan wadah pengemasan kini terbuat dari polilaktida (PLA), yang merupakan bioplastik berbasis pati jagung. Karena bahan baku bioplastik berasal dari bahan ramah lingkungan, maka teknologi ini juga dapat mendorong industri ke arah penurunan emisi secara gradual.
4. Teknologi Carbon Capture and Storage (CCS)
Teknologi berikutnya yang dapat diterapkan di industri manufaktur adalah Carbon Capture and Storage atau CCS. Teknologi ini mencakup metode yang digunakan untuk menangkap emisi CO2 yang dihasilkan selama proses produksi dan menyimpannya di bawah tanah sehingga tidak dilepaskan ke atmosfer.
Teknologi CCS ini dapat diterapkan pada berbagai sektor industri, termasuk industri semen, baja, dan kimia, yang terkenal sebagai penghasil emisi besar. Secara jangka panjang, penerapannya dapat memberikan solusi jangka panjang untuk mengurangi emisi dari proses produksi yang sulit digantikan dengan sumber energi terbarukan untuk mencapai target netralitas karbon global.
5. Sirkularitas Produksi Minim Emisi
Upaya untuk masa depan manufaktur yang lebih berkelanjutan juga dapat dicapai dengan menerapkan sirkularitas produksi minim emisi. Sirkularitas dalam produksi mengacu pada pendekatan di mana bahan-bahan yang digunakan dalam proses manufaktur dapat didaur ulang dan digunakan kembali, sehingga mengurangi limbah dan emisi yang dihasilkan dari produksi baru.
Konsep sirkularitas produksi sangat terkait dengan ekonomi sirkular, di mana perusahaan berfokus pada siklus hidup produk yang lebih panjang, desain yang dapat diperbaiki, dan penggunaan kembali bahan.
Saat ini, pelaku industri dapat lebih mudah untuk merencanakan langkah menuju masa depan yang berkelanjutan dengan berkonsultasi bersama Satuplatform. Dengan tim ahli yang dapat memahami kebutuhan Anda dan menawarkan solusi yang tepat, Satuplatform hadir sebagai all-in-one solution untuk Anda. Dapatkan FREE DEMO sekarang!
Similar Article
Satuplatform, Masuk Top 10 NextDev Academy Mewujudkan Keberlanjutan melalui Teknologi
Telkomsel, melalui program CSR-nya yang dikenal sebagai NextDev, telah memainkan peran penting dalam mendukung perkembangan startup digital di Indonesia. Tahun…
3 Ragam Standar Kerangka Sustainability Report
Kehadiran Sustainability Report atau Laporan Keberlanjutan semakin penting bagi suatu organisasi atau perusahaan. Sustainability report merupakan sebuah praktik yang dilakukan…
Tips Mengelola Sampah Secara Bertanggung Jawab di Lingkungan Pedesaan
Indonesia sampai saat ini masih terus berupaya menyelesaikan masalah persampahan dari hulu ke hilir dengan berbagai metode dan teknologi dengan…
Contoh Inovasi Pengelolaan Sampah di Indonesia
Inovasi pengolahan sampah menjadi sebuah hal yang dibutuhkan untuk dapat mengatasi masalah terkait persampahan di Indonesia. Seiring dengan berkembangnya teknologi…
Mengenal Prinsip Hirarki Pengelolaan Sampah Bertanggung Jawab
Prinsip hirarki atau tingkatan pengelolaan sampah menjadi salah satu pengetahuan yang penting kita ketahui untuk dapat menangani sampah dengan cara…
Pro Kontra Metode Insinerasi sebagai Solusi Pengelolaan Sampah
Insinerasi atau pembakaran sampah merupakan salah satu metode pengolahan limbah yang memanfaatkan proses termal pada suhu tinggi untuk menghancurkan limbah.…