3 Jenis Hutan di Dunia Beserta Fungsinya

Berbagai jenis hutan hadir di bumi sebagai bagian dari keanekaragaman vegetasi. Hutan merupakan ekosistem daratan terbesar yang dihitung berdasarkan luas wilayahnya dan semua makhluk hidup bergantung akan keberadaannya. Sebuah kekayaan yang harusnya dilestarikan.

Tidak hanya dikenal sebagai rumah bagi beberapa keanekaragaman hayati di bumi, hutan juga diketahui berperan menyerap emisi gas rumah kaca (GRK), utamanya karbon dioksida, dari atmosfer. Melalui fotosintesis, hutan menyerap karbon dioksida dari atmosfer untuk menghasilkan oksigen. 

Baca Juga: Agroforestri: Solusi Pemanfaatan Lahan yang Menggabungkan Pertanian dan Kehutanan

Peneliti dari NASA menyebut, bahwa secara kolektif hutan menyerap sekitar 15,6 miliar metrik ton karbon dioksida dari atmosfer bumi setiap tahunnya. Jumlah tersebut merupakan nilai total antara tahun 2001 dan 2019. Lalu, apakah semua hutan berlaku demikian?

Dilansir dari penelitian NASA, setiap hutan memiliki kontribusi yang berbeda-beda dalam hal siklus karbon global. Hutan tropis merupakan hutan yang bertanggung jawab atas komponen fluktuasi karbon global terbesar, baik menyerap lebih banyak karbon daripada jenis hutan lainnya, juga melepaskan lebih banyak karbon ke atmosfer akibat penggundulan hutan dan degradasi.

Berbagai jenis hutan di dunia memiliki fungsi tersendiri dan dapat diklasifikasikan berdasarkan iklim, geografi, dan jenis vegetasi yang dominan. Mari kita ketahui secara mendalam.

1. Hutan Boreal (Taiga)

Hutan boreal umumnya dapat ditemukan di belahan bumi paling utara, antara 50 dan 60 derajat ke utara, di wilayah yang dingin seperti Kanada, Rusia, dan Skandinavia. 

Taiga memiliki musim dingin yang panjang dan musim panas yang pendek. Curah hujan rendah hingga sedang, sebagian besar dalam bentuk salju. Kondisi di sini sangat ekstrem sehingga hewan-hewan di dalamnya, seperti rusa kutub karibu, beruang, serigala, dan burung migran, perlu dapat bermigrasi jarak jauh seriap musim dingin tiba.

Hutan ini didominasi oleh pohon-pohon konifer seperti pinus, cemara, larch, aspen, dan fir. Sekitar 80 persen pohon di hutan boreal tumbuh di tanah yang membeku sepanjang tahun atau disebut juga permafrost. Sehingga, hanya ada sedikit tumbuhan dan hewan yang dapat hidup di sana.

Meski diselimuti oleh suhu dingin yang ekstrem, namun hutan boreal juga bertindak sebagai penyerap karbon alami. Hutan ini menyimpan sejumlah besar karbon dalam tanah dan vegetasi.

2. Hutan Musim (Tropis Kering)

Sesuai namanya, hutan ini berada di iklim yang hangat sepanjang tahun, memiliki musim kemarau panjang yang berlangsung selama beberapa bulan, dan bervariasi menurut lokasi geografisnya.

Hutan kering biasanya hanya mendapat sedikit hujan saja hingga setengah tahun. Kondisi ini membuat tumbuhan dan hewan yang tinggal harus beradaptasi dengan periode panjang tanpa air. Ini berarti pepohonan sebagian besar berganti daun dan menggugurkan daunnya di musim kemarau.

Jenis hutan yang satu ini terletak di wilayah dengan musim hujan dan kemarau yang jelas, seperti India, bagian Afrika Timur, dan Amerika Tengah. Dihuni oleh pohon seperti teak, sal, dan acacia dan fauna seperti gajah, rusa, monyet, dan berbagai burung. Hutan ini menjadi sumber penghasil kayu, getah, dan buah.

3. Hutan Hujan Tropis

Hutan hujan tropis umum dijumpai di wilayah dekat ekuator, dengan contoh terkenalnya seperti Amazon di Amerika Selatan, Congo Basin di Afrika, dan hutan hujan di Asia Tenggara.

Di sini curah hujan cukup tinggi (lebih dari 2000 mm per tahun), suhu hangat sepanjang tahun, dan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Tumbuhan tumbuh dalam lapisan-lapisan kanopi yang rapat dan menjulang tinggi mencapai 35 meter.. 

Hutan hujan tropis dikenal dengan keanekaragaman hayatinya yang melimpah. Dipenuhi dengan berbagai spesies pohon, anggrek, pakis, serta hewan seperti jaguar, harimau, burung tropis, dan serangga eksotis. 

Sejauh ini, hutan hujan tropis dikenal akan kemampuannya sebagai penyerap karbon alami yang besar, seperti Amazon yang mampu menyerap sekitar 13,9 miliar ton karbon setiap tahunnya. Akan tetapi, maraknya deforestasi dan meningkatnya produksi emisi karbon oleh manusia disebut akan menurunkan kemampuan tersebut. Jika hutan terus ditebang, fungsinya akan beralih sebagai penghasil karbon terbesar di bumi.

Baca Juga: Memperkuat Peran Hutan dalam Mitigasi Perubahan Iklim: Konservasi dan Restorasi Hutan

Setiap jenis hutan memiliki keunikan tersendiri dalam hal keanekaragaman hayati, ekosistem, dan peran ekologisnya. Menjaga keberadaan dan kesehatan hutan-hutan ini sangat penting untuk keseimbangan lingkungan global.

Pelaku usaha, bisnis, perusahaan juga dapat turut serta dalam melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik untuk dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi.

Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform!

Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku. 

Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat:

  1. Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien
  2. Melacak emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi
  3. Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional

Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang! 

Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform.

Similar Article