Dekarbonisasi telah menjadi satu dari beberapa langkah mitigasi yang diperlukan untuk mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) dan gas rumah kaca lainnya dari atmosfer secara signifikan.
Baca Juga: Dekarbonisasi: Menuju Emisi Nol Karbon (Zero Emisi)
Sejak diresmikannya penandatanganan Perjanjian Paris atau Paris Agreement pada Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP21) di Paris tahun 2015 lalu, negara-negara di seluruh dunia terus berupaya menyelaraskan langkah masing-masing dengan target yang direncanakan sebagaimana komitmen mereka dalam perjanjian aksi iklim tersebut.
Berbagai langkah untuk membatasi peningkatan suhu rata-rata global hingga 1,5 derajat Celcius sejak era pra-industri, sebagai bagian dari tujuan utama Perjanjian Paris, semakin gencar dilakukan. Mulai dari adopsi energi terbarukan, efisiensi energi, dekarbonisasi sektor transportasi, dan cara lainnya diambil oleh negara-negara dan organisasi untuk mencapai tujuan ini.
Dilansir dari Climate Trade, menurut Intergovernmental Panel of Climate Change (IPCC), pembatasan pemanasan global hingga 1,5 derajat Celcius akan memerlukan penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 43% pada tahun 2030. Oleh karena itu, pengurangan emisi menjadi fokus utama secara global.
Berdasarkan upaya mereka dalam melakukan dekarbonisasi emisi gas rumah kaca yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, berikut adalah 3 negara dengan langkah dekarbonisasi paling maju di dunia, berdasarkan laporan Energy Transition Index (ETI) oleh World Economic Forum (WEF), sebagaimana dilansir dari Climate Trade.
Penilaian kemajuan dekarbonisasi dan transisi energi ini dinilai berdasarkan tiga aspek: pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, keamanan dan akses energi, dan keberlanjutan lingkungan.
Baca Juga: Terapkan Dekarbonisasi, 3 Perusahaan Ini Serius Tangani ESG
Table of Contents
Toggle1. Dekarbonisasi Swedia
Swedia dikenal merupakan salah satu negara terdepan dan berkomitmen kuat untuk mengurangi emisi karbon di berbagai sektor. Negara ini memulai penerapan kerangka kebijakan iklim barunya sejak tahun 2017, meliputi undang-undang iklim, target iklim, dan dewan kebijakan iklim.
Diketahui bahwa Swedia telah menetapkan target untuk memangkas emisi gas rumah kaca hingga 59% pada tahun 2030, dan mencapai netralitas karbon pada tahun 2045. Hal tersebut adalah target jangka panjang yang diharapkan, sembari mencapai langkah-langkah tambahan, termasuk mengurangi emisi dari transportasi dalam negeri, kecuali penerbangan domestik, setidaknya 70 persen pada tahun 2030.
Dalam hal energi, langkah yang diterapkan untuk mencapai target dekarbonisasi ialah beralih ke energi terbarukan. Sebagian besar energi Swedia berasal dari nuklir, hidro, dan biofuel, dengan porsi angin dan matahari yang semakin meningkat. Swedia juga mengembangkan teknologi CCS untuk menangkap dan menyimpan CO2, meningkatkan peran hutan untuk menyerap karbon dioksida, serta memperkenalkan penetapan harga karbon di mana pajak karbon di sana dikenal yang paling tinggi harganya, yakni sebesar €122 per ton pada tahun 2023.
2. Dekarbonisasi Norwegia
Norwegia menargetkan untuk menjadi negara netral karbon pada tahun 2030. Ini adalah salah satu target paling ambisius di dunia dan mencakup pengurangan emisi domestik serta kompensasi melalui investasi dalam proyek-proyek pengurangan emisi internasional.
Negara ini dikenal dengan sumber daya alam yang melimpah untuk energi terbarukan, terutama hidroelektrik. Hampir seluruh kebutuhan listrik negara ini dipenuhi oleh energi hidroelektrik. Menjadikannya salah satu negara dengan konsumsi energi terbarukan paling tinggi di dunia, yakni sebesar 98,5%, sebagaimana berdasarkan data Enerdata tahun 2022.
Kemudian, Norwegia juga gencar akan adopsi kendaraan listrik. Berkat insentif fiskal, subsidi, dan kebijakan lainnya, lebih dari setengah dari semua mobil baru yang terjual di Norwegia adalah kendaraan listrik. Pemerintahnya diketahui tengah menyusun rencana aksi untuk menjadikan transportasi umum didominasi kendaraan bebas bahan bakar fosil pada tahun 2025.
Beberapa langkah dan kebijakan lain yang diambil oleh Norwegia dalam upaya dekarbonisasi ialah dengan menerapkan pajak karbon di berbagai sektor, yang saat ini mencapai sekitar €76 per ton, mendukung upaya internasional untuk melindungi hutan dengan menginvestasikan miliaran dolar dalam inisiatif REDD+ (Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation) di berbagai negara berkembang, mengembangkan teknologi CCS, dan beberapa lainnya.
3. Dekarbonisasi Denmark
Denmark menjadi negara berikutnya yang sangat aktif dan berkomitmen kuat dalam mencapai dekarbonisasi dan hal keberlanjutan lainnya.
Denmark menargetkan untuk menjadi negara netral karbon pada tahun 2050. Mereka memiliki target ambisius untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 70% pada tahun 2030 dibandingkan dengan tingkat emisi tahun 1990.
Pada tahun 2020, Denmark mengadopsi Hukum Iklim yang mengikat secara hukum, yang mengharuskan pemerintah untuk melaporkan kemajuan setiap tahun dan memperbarui rencana aksi iklim setiap lima tahun. Hukum ini menetapkan tujuan jangka panjang untuk mencapai netralitas iklim.
Untuk mencapai target tersebut berbagai langkah dilakukan, termasuk mengembangkan potensi energi terbarukan, terutama energi angin dengan menghasilkan 23.000 GWh dari turbin angin, mewujudkan 50.000 lebih hektar hutan baru sebagai bagian dari rencana penghijauan nasional, serta membentuk sekitar 60.000 hektar lahan basah untuk membantu menyimpan karbon dan melindungi keanekaragaman hayati.
Selain itu, Denmark diketahui menjadi negara yang mengalokasikan dana yang signifikan untuk penelitian dan pengembangan teknologi hijau. Denmark aktif dalam kerja sama iklim internasional dan berpartisipasi dalam berbagai inisiatif global untuk mengurangi emisi karbon. Negara ini juga membantu negara-negara berkembang melalui pendanaan iklim dan transfer teknologi.
Mendukung Indonesia Mencapai Target
Negara-negara di atas membuktikan, bahwa komitmen yang kuat yang dibarengi dengan kebijakan yang komprehensif dan pendekatan inovatif merupakan kunci untuk mencapai target yang diharapkan.
Pelaku usaha, bisnis, dan perusahaan di Indonesia juga dapat turut serta dalam melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik untuk dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi.
Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform!
Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.
Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat:
- Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien
- Melacak emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi
- Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional
Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!
Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform.
Similar Article
5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim
Isu terkait perubahan iklim semakin menjadi pembahasan yang ramai diperbincangkan saat ini. Di seluruh dunia, masyarakat lintas generasi mulai menunjukkan…
Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini
Jejak karbon merupakan sejumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang lepas ke atmosfer dan bersumber dari berbagai kegiatan tertentu. Konsentrasi…
Pengertian Industri Hijau: Tujuan, Manfaat, dan Contohnya
Penerapan industri hijau di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim selayaknya angin segar yang memberikan kesejukan dalam upaya keberlanjutan. Sektor industri…
Bagaimana Cara Tepat Memilih Carbon Accounting Software untuk Industri?
Carbon Accounting – Seiring dengan meningkatnya sustainability awareness di berbagai kalangan, banyak pihak mulai turut serta menerapkan praktik-praktik kebelanjutan melalui…
Memahami Istilah Global Stocktake dalam Aksi Iklim Internasional
Di berbagai belahan dunia, negara-negara terus berlomba mencapai ambisi iklim sebagai respons terhadap peningkatan dampak perubahan iklim sekaligus komitmen sesuai…
Bahaya Bakar Sampah Hasilkan Zat Beracun dan Perparah Krisis Iklim
Kegiatan membakar sampah nampaknya masih menjadi salah satu opsi penanganan sampah yang paling banyak dilakukan masyarakat saat ini. Hal ini…