Tujuan berkelanjutan kini mulai menjadi diskursus yang penting di antara para pelaku bisnis. Berdasarkan indeks S&P 500 di AS, sebagai indeks yang menampilkan 500 perusahaan publik terkemuka, diperkirakan 98% perusahaan di dalam indeks tersebut telah menerbitkan laporan keberlanjutan pada tahun 2022. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran mengenai aspek sustainability telah menjadi hal yang sangat diperhitungkan oleh perusahaan di negara maju. Baca Juga: Tantangan dan Peluang Etika Bisnis Ramah Lingkungan

Istilah keberlanjutan digunakan untuk menunjukkan secara luas inisiatif dan tindakan yang bertujuan melestarikan sumber daya. Secara sederhana, hal ini sebetulnya mengacu pada empat poin utama, yaitu; manusia, sosial, ekonomi dan lingkungan, yang dikenal sebagai empat pilar keberlanjutan.
Pada artikel ini akan dibahas mengenai empat pilar Sustainable Development Goals (SDGs), serta bagaimana bisnis dapat memasukkan keempat pilar tersebut ke dalam aktivitas bisnis inti mereka. Baca Juga: Pengertian ESG Analis dan Strategi Bisnis Berkelanjutan
Table of Contents
TogglePilar 1. Keberlanjutan Lingkungan
Pilar lingkungan adalah mencakup pemahaman bahwa kelestarian lingkungan hidup merupakan cita-cita bersama yang perlu untuk dicapai oleh setiap pihak. Dalam pilar ini, bisnis perlu untuk menjamin sumber daya lingkungan tetap terjaga, terpelihara dan tidak dieksploitasi secara berlebihan.
Bisnis yang menerapkan pilar keberlanjutan lingkungan, akan berupaya untuk mengurangi emisi karbon, menghemat air dan energi, meningkatkan keanekaragaman hayati, dan menerapkan praktik pengelolaan limbah berkelanjutan. Serangkaian aktivitas tersebut bermuara pada pencegahan kerusakan pada lingkungan saat ini dan generasi mendatang.
Pilar 2. Keberlanjutan Sosial
Pilar keberlanjutan berikutnya, adalah pada aspek sosial yang menyangkut masyarakat sebagai sumber daya manusia. Bisnis yang mendukung aspek keberlanjutan ini akan selalu berupaya memberikan akses terhadap hak asasi manusia universal kepada masyarakat.
Pada pilar keberlanjutan sosial, bisnis senantiasa memprioritaskan kesejahteraan karyawan, menjaga hubungan positif dengan pemangku kepentingan, dan berkontribusi terhadap pembangunan sosial masyarakat di mana perusahaan beroperasi.
Pilar 3. Keberlanjutan Ekonomi
Pilar berikutnya adalah keberlanjutan ekonomi, dalam pilar ini bisnis mencari keuntungan atau profit sembari mejaga agar proses operasional bisnisnya berjalan dengan tetap ramah terhadap lingkungan.
Jika pada pilar keberlanjutan sosial berfokus pada peningkatan kesetaraan sosial, maka keberlanjutan ekonomi bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup. Dalam konteks bisnis, ini mengacu pada penggunaan aset secara efisien untuk menjaga profitabilitas perusahaan dari waktu ke waktu.
Penerapan inisiatif keberlanjutan secara ekonomi dapat menghasilkan penghematan biaya, meningkatkan efisiensi operasional, mendorong inovasi, dan berkontribusi terhadap penciptaan nilai jangka panjang bagi dunia usaha.
Pilar 4. Keberlanjutan Budaya
Pilar terakhir dan terbaru adalah pilar keberlanjutan budaya. Pada tahun 2010, pilar ini disetujui oleh Biro Eksekutif UCLG (United Cities and Local Government) untuk menjadi bagian dari pilar keberlanjutan. Terjadinya keberlanjutan budaya terlihat ketika keyakinan, proses, dan praktik komunitas tertentu dilindungi dan dipelihara.
Penerapan pilar keberlanjutan budaya bagi bisnis pada akhirnya akan menghasilkan kelestarian budaya sebagai entitas tersendiri, dan melestarikan pengetahuan dan karakteristik intrinsiknya dari generasi ke generasi sebagai sebuah warisan. Hal ini juga dapat berkontribusi terhadap pariwisata berkelanjutan dan pembangunan ekonomi lokal.
Pilar Bisnis Berkelanjutan sebagai Solusi Lingkungan Hijau
Empat pilar keberlanjutan apabila diterapkan ke dalam bisnis secara berkesinambungan akan menjadi suatu jembatan menuju masa depan lingkungan hijau. Keempat pilar keberlanjutan tersebut adalah kerangka komprehensif bagi organisasi dan komunitas untuk mengatasi tantangan lingkungan, sosial, ekonomi, dan budaya yang saling berhubungan.
Dengan menyelaraskan strategi mereka dengan pilar-pilar ini, organisasi dapat meningkatkan reputasi mereka, menarik pelanggan dan karyawan yang sadar sosial, memitigasi risiko, dan berkontribusi terhadap masa depan yang lebih berkelanjutan.
Dalam hal ini, Satuplatform hadir sebagai all-in-one solution yang memberikan simulasi perhitungan emisi bagi perusahaan agar dapat mendukung pilar berkelanjutan. Coba FREE DEMO dari Satuplatform sekarang juga, untuk dukung pilar berkelanjutan di bisnis Anda!
Similar Article
Low GHG Emission, High Impact: Everyday Materials That Could Reshape Green Manufacturing
The shift toward sustainable production practices has spurred growing interest in low-carbon materials that support greener industrial processes. Emerging materials,…
Does “Eco-friendly” Labels Mean Green Product in Green Industry?
Businesses and consumers alike are navigating a flood of products claiming to be “eco-friendly” or “green.” These labels, often used…
Dilema Biomassa: Transisi Energi Berkelanjutan atau Perusakan Lingkungan?
Dalam upaya mencapai target net-zero emission pada 2060, Indonesia mendorong transisi energi dari bahan bakar fosil ke sumber energi terbarukan.…
Energi Terbarukan di Indonesia: Mengapa Surya dan Hidro Menjadi Pilihan Utama?
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan energinya. Di tengah komitmen untuk mencapai net…
Emisi Karbon Penerbangan Meningkat: Tantangan Baru bagi Industri Aviasi
Emisi Karbon Sektor Penerbangan Setelah mengalami penurunan drastis selama pandemi COVID-19, industri penerbangan global kini menunjukkan pemulihan yang signifikan. Namun,…
Adaptasi Bisnis di Era Krisis Energi
Pasokan bahan bakar menjadi semakin terbatas, dengan harga yang melambung tinggi, merupakan salah satu bukti bahwa dunia sedang mengalami krisis…