5 Tantangan Besar Sektor Pertanian

Pertanian adalah bagian penting dari suatu negara. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor ekonomi yang penting di banyak negara, termasuk Indonesia,  karena memainkan peran vital dalam ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Namun, sektor pertanian juga menghadapi tantangan signifikan terkait banyak hal.

Di Indonesia sendiri, lebih dari 60 persen penduduk hidup dari pertanian. Mayoritas rumah tangga juga menggantungkan hidupnya dari sektor ini, dibagi menjadi rumah tangga miskin sebanyak 51,33 persen dan rumah tangga tidak miskin sebanyak 31,60 persen, sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS). 

Sektor pertanian berperan penting dalam menyediakan berbagai produk pangan yang dibutuhkan masyarakat. Pertanian yang kuat juga membantu memastikan keamanan pangan dengan memproduksi cukup makanan bagi kebutuhan penduduk.

Di bidang pertanian banyak jutaan orang bekerja dan menjadikannya sumber pendapatan utama. Melalui kegiatan ekspor, produk pertanian yang menjadi komoditas dapat memberikan pendapatan devisa yang penting bagi negara.

Baca Juga: Permakultur : Konsep Pertanian Berkelanjutan

Banyak lagi peran lainnya dari sektor pertanian. Namun, berbagai tantangan seperti perubahan iklim, teknologi, ketersediaan lahan, dan emisi gas rumah kaca. Untuk memastikan keberlanjutan sektor pertanian, perlu ada upaya terus-menerus dalam mengadopsi praktik pertanian berkelanjutan, teknologi inovatif, dan manajemen sumber daya yang lebih baik.

1. Perubahan Iklim

Perubahan iklim menyebabkan ketidakpastian dalam pola cuaca, yang berdampak negatif pada hasil panen dan produktivitas pertanian.

Perubahan pola cuaca, cuaca ekstrem, kekeringan, sampai dengan banjir dapat merusak lahan pertanian dan mengurangi produksi, menimbulkan kekhawatiran terkait kerawanan pangan. Dampaknya terhadap hasil produksi mencakup penurunan kualitas, ketersediaan terbatas, aksesibilitas sumber daya berkurang, dan juga stabilitas terhadap sistem pangan.

Pertanian sangat bergantung pada kondisi iklim dan cuaca. Dikutip dari Earth.org, rata-rata hasil panen jagung diproyeksikan akan turun hingga 24 persen dalam 60 tahun akibat kondisi ini. 

2. Ketersediaan Lahan

Degradasi lahan adalah salah satu isu penting yang mengancam sektor pertanian. Penggunaan lahan yang tidak berkelanjutan dapat menyebabkan degradasi tanah dan penurunan kesuburan tanah. 

Berdasarkan laman Earth.org, dari sekitar 1,38 miliar hektar lahan subur yang tersedia di seluruh dunia, lebih dari se-perempatnya mengalami kerusakan karena konversi lahan dan metode pertanian. Menyebabkan erosi tanah, penggurunan, dan salinisasi.

Selain itu, ekspansi wilayah perkotaan terbukti semakin mengurangi lahan pertanian yang tersedia. Meningkatnya urbanisasi menjadikan masyarakat membutuhkan lebih banyak lahan untuk diubah menjadi bangunan demi mendukung aktivitas mereka. 

3. Pertumbuhan Penduduk

Meningkatnya populasi dunia berarti juga akan meningkatkan kebutuhan akan pangan. Jika pertanian tidak dapat mengimbanginya, akan ada banyak orang kelaparan. Akan tetapi, kegiatan pertanian yang intensif dapat menyebabkan tekanan pada sektor pertanian untuk memproduksi lebih banyak pangan dan peningkatan eksploitasi tanah pertanian, yang bisa menyebabkan degradasi tanah dan penurunan kesuburan tanah.

Pertumbuhan populasi meningkatkan kebutuhan air, baik untuk konsumsi langsung maupun untuk irigasi lahan pertanian. Kekurangan air dapat mempengaruhi produktivitas pertanian. 

4. Hilangnya Keanekaragaman Hayati

Ada banyak sekali manfaat dari keanekaragaman hayati yang hidup di bumi ini. Dalam hal pertanian, mikroorganisme tanah berperan membantu menjaga keseimbangan ekosistem tanah, dekomposisi bahan organik, dan siklus nutrisi

Salah satu dampak utama dari hilangnya keanekaragaman hayati adalah menurunnya ketahanan tanaman terhadap hama dan penyakit. Tanaman yang ditanam dalam monokultur atau dengan keragaman genetik yang rendah lebih rentan terhadap serangan hama dan penyakit. 

Tanaman dan pohon yang beragam juga membantu menjaga struktur tanah dan mengurangi erosi. Kehilangan vegetasi penutup tanah dapat meningkatkan risiko erosi dan degradasi tanah. Mengurangi kesuburan tanah dan menghambat pertumbuhan tanaman.

Kehadiran predator alami, seperti burung pemangsa dan serangga predator, membantu mengontrol populasi hama tanaman tanpa perlu menggunakan pestisida kimia yang berlebihan. Hilangnya keanekaragaman hayati dapat mengganggu keseimbangan ekosistem dan meningkatkan ketergantungan pada pestisida.

5. Minimnya Teknologi dan Investasi

Minimnya teknologi dan investasi di sektor pertanian menjadi salah satu tantangan besar dalam meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan keberlanjutan pertanian.

Tanpa akses ke teknologi modern seperti mesin pertanian, irigasi cerdas, dan teknik budidaya yang efisien, petani sering kali mengalami produktivitas yang rendah. Banyak petani masih menggunakan metode tradisional yang kurang efisien dan tidak ramah lingkungan. Metode yang tidak optimal dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan penurunan kesuburan tanah.

Peningkatan investasi dalam teknologi pertanian dapat membantu menciptakan sistem pertanian yang lebih produktif, efisien, dan berkelanjutan, yang pada akhirnya dapat memastikan ketahanan pangan global dan kesejahteraan petani.

Similar Article

5 Brand Kosmetik yang Dukung ESG

Berbagai jenis dan varian dari produk kosmetik yang tersebar luas, menimbulkan potensi sampah kemasan yang menumpuk di landfill. Tidak hanya…