Kita seringkali mengira bahwa hanya industri besar dengan produktivitas sangat tinggi yang harus bertanggung jawab terhadap jejak emisi karbon yang ada. Faktanya, semua bisnis bahkan orang juga sama-sama menghasilkan jejak karbon. Begitu pun berlaku sama pada usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM. Meskipun UMKM sering dianggap sebagai bisnis skala kecil, secara kolektif mereka memiliki dampak besar terhadap lingkungan. IESR menyebut bahwa timbulan emisi karbon UMKM dapat menyetarai industri besar.
Baca Juga: 3 Negara Penghasil Emisi Karbon Terbesar di Dunia
Dilansir dari Katadata, menurut laporan Institute for Essential Services Reform (IESR), emisi gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan sektor UMKM sangat tinggi mencapai 216 juta ton CO2 di tahun 2023. Sebanyak 95 persen emisi berasal dari pembakaran energi fosil. Walau cenderung lebih kecil dibandingkan industri besar, perbedaannya tidak terlalu jauh dengan sektor industri menyumbang 238,1 juta ton CO2 pada 2022. Jumlah emisi karbon yang dihasilkan sektor UMKM di atas diperoleh dari survei terhadap 1.000 pelaku UMKM di 10 provinsi. Namun, angkanya mewakili lebih dari 65 juta UMKM di Indonesia.
Melihat kondisi di atas, tentu dibutuhkan upaya bersama untuk dapat meminimalkan emisi karbon dan menciptakan bisnis yang ramah lingkungan. Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan UMKM dalam membantu mengurangi emisi karbon.
Table of Contents
Toggle1. UMKM dapat Melakukan Efisiensi Energi
Hal pertama yang dapat dilakukan UMKM dalam mendukung pengurangan emisi karbon adalah dengan menerapkan efisiensi energi.
Artinya, bisnis dapat mulai dengan bijak dalam penggunaan energi, mengurangi pemborosan yang tidak diperlukan, dan menghemat energi untuk kebutuhan tertentu saja.
Aktivitas yang bisa dilakukan untuk mewujudkan efisiensi energi adalah dengan menggunakan peralatan elektronik yang hemat listrik, mengoptimalkan penggunaan AC, mematikan alat yang tidak terpakai, serta mengandalkan cahaya alami di siang hari dan mematikan lampu.
UMKM juga dapat memanfaatkan energi terbarukan untuk mengurangi ketergantungan pada listrik berbasis fosil.
Langkah kecil melalui upaya menghemat energi ini dapat meningkatkan dampak yang diusahakan dalam mengurangi emisi karbon.
2. Menerapkan Konsep Ekonomi Sirkular bagi UMKM
Sampah atau limbah yang dihasilkan setiap harinya dari operasional bisnis juga turut menyumbang emisi gas rumah kaca di lingkungan jika tidak dikelola dengan cara yang berkelanjutan.
Untuk mewujudkan pengurangan emisi karbon, bisnis dapat mulai menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam menangani limbah. Mengurangi produksi sampah, menggunakan kembali material yang masih layak pakai, serta melakukan daur ulang pada bahan-bahan tertentu untuk menjadikannya barang baru yang berguna.
UMKM juga dapat beralih ke penggunaan kemasan ramah lingkungan, baik yang sifatnya biodegradable atau kemasan daur ulang.
Melalui penerapan konsep ekonomi sirkular, bisnis membantu menghemat sumber daya dan bahan baku serta meminimalisir timbulan sampah baru di TPA serta lingkungan.
3. UMKM dapat Menggunakan Bahan Baku Berkelanjutan
Sesuai namanya, bahan baku berkelanjutan terdiri dari bahan yang ramah lingkungan, bersifat mudah diperbaharui, serta dapat didaur ulang.
Bahan baku jenis ini umumnya berasal dari sumber daya yang berdampak rendah bagi lingkungan dan punya siklus hidup yang lebih panjang untuk mengurangi limbah paska konsumsi.
Bisnis skala kecil seperti UMKM dapat mempertimbangkan opsi ini dengan menggunakan bahan baku lokal, memilih produk ramah lingkungan yang tidak menyebabkan emisi karbon tinggi.
Bisnis juga dapat bermitra dengan pemasok yang berkomitmen terhadap lingkungan untuk memastikan rantai pasok lebih hijau.
4. UMKM dapat Melibatkan Peran Karyawan dan Konsumen
UMKM dapat mengajak karyawan beserta konsumen dan komunitas terkait untuk turut menerapkan budaya peduli lingkungan melalui kampanye kesadaran lingkungan.
Beberapa hal yang bisa dilakukan ialah dengan menggerakan upaya memilah sampah, menggunakan peralatan makan guna ulang atau tumblr minum isi ulang, hingga upaya pengurangan emisi karbon.
Dapat juga dengan memberikan insentif bagi pelanggan hijau melalui penyediaan diskon bagi pelanggan yang memilih opsi ramah lingkungan.
5. Menetapkan Target Pengurangan dan Melacak Jejak Karbon
Hal yang paling utama di antara semuanya ialah UMKM dapat mulai menetapkan target pengurangan emisi karbon.
Jangan lupa untuk konsisten mengukur emisi karbon dari operasional bisnis dan mencari cara menguranginya dengan didukung alat perhitungan karbon untuk memudahkan prosesnya.
Jalankan rencana tersebut dengan lebih mudah bersama Satuplatform!
Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG management, carbon accounting, dan sustainability reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.
Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat:
- Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien
- Menghitung & mengelola emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi
- Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional
Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!
Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform.
Similar Article
Food Loss dan Dampaknya terhadap Iklim dan Lingkungan
Food loss atau kehilangan pangan adalah salah satu masalah besar yang sering luput dari perhatian. Food loss mengacu pada makanan…
YONO: Tren Gaya Hidup Ala Gen Z Tahun 2025
Di tahun 2025, tren gaya hidup terus berkembang, terutama di kalangan Gen Z yang dikenal adaptif terhadap perubahan sosial dan…
Penyerap Karbon Luar Biasa: Pohon Mangrove, Petai, dan Durian
Dalam menghadapi perubahan iklim dan meningkatnya kadar karbon dioksida (CO2) di atmosfer, peran pohon sebagai penyerap karbon alami menjadi semakin…
Waste to Energy (WTE) : Negara Swedia Lakukan Impor Sampah
Di tengah kondisi bumi yang semakin ‘overwhelmed’ dengan limbah di lingkungan, impor sampah menjadi suatu mekanisme yang kini mulai semakin…
Bagaimana Kerjasama Sister-City untuk Dukung Fasilitas Kota yang Ramah Lingkungan?
Dalam menghadapi tantangan lingkungan perkotaan, banyak kota di dunia menjalin hubungan sister-city guna bertukar pengalaman dan teknologi dalam membangun fasilitas…
Gen Z’s Initiatives Towards A Better Environment
As environmental concerns continue to escalate, Generation Z (Gen Z) has emerged as a driving force in the movement toward…