Bagaimana Pelaku Industri Melawan Perubahan Iklim?

Bagaimana Pelaku Industri Melawan Perubahan Iklim?

Tahukah kamu bahwa sektor swasta, perusahaan, pelaku industri, dan bisnis mempunyai peran yang penting dalam memerangi perubahan iklim. Bagaimana bisa? Baca Juga: Upaya Indonesia Atasi Krisis Iklim Hal ini dapat terjadi sebab mereka merupakan salah satu pemain utama dalam aktivitas ekonomi yang dapat berdampak besar terhadap lingkungan. Mereka memiliki pengaruh dan kemampuan dalam menciptakan perubahan yang berdampak bagi alam. Selain perannya yang besar, perusahaan, terutama yang beroperasi dalam industri-industri besar seperti energi, transportasi, manufaktur, dan pertanian, dapat menjadi penyumbang utama emisi gas rumah kaca. Langkah-langkah untuk mengurangi emisi karbon dari operasi mereka akan memiliki dampak signifikan terhadap pengurangan emisi global. Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip berkelanjutan ke dalam operasi dan strategi bisnis mereka, perusahaan dapat menjadi kekuatan positif dalam melawan perubahan iklim dan membantu menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan bagi semua. Baca Juga: Upaya Uni Eropa Melawan Perubahan Iklim Lalu bagaimana pelaku industri berkontribusi melawan perubahan iklim? #1 Mengukur dan Menganalisis Emisi Gas Rumah Kaca untuk Kurangi Perubahan Iklim Hal pertama yang bisa dilakukan oleh perusahaan/pelaku industri/bisnis dalam upaya melawan perubahan iklim ialah dengan melakukan pengukuran emisi gas rumah kaca. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membantu perusahaan mengetahui berapa emisi karbon dioksida yang mereka produksi selama operasional berjalan. Kemudian, setelah emisi GRK diketahui, emisi tersebut harus dianalisis untuk melihat aktivitas perusahaan mana yang merupakan polutan tertinggi. Setelah analisis ini dilakukan, perusahaan dapat mulai mempertimbangkan solusi untuk mengurangi emisi mereka. Melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang! Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. #2 Mengurangi Konsumsi Energi dalam Menangani Perubahan Iklim Tanpa disadari, perusahaan mengonsumsi banyak sekali energi listrik selama jam kerja berlangsung. Listrik digunakan untuk banyak hal dan hal ini menjadi salah satu cara emisi gas rumah kaca dihasilkan. Untuk membantu menghindari hal tersebut, perusahaan dapat mengajak karyawan untuk mematikan lampu di kantor jika tidak diperlukan, menurunkan sedikit suhu pemanas atau AC, atau mencabut perangkat dari stopkontak saat tidak diperlukan adalah beberapa tindakan baik yang dapat diterapkan oleh perusahaan. Selain itu, dengan lebih memperhatikan tindakan rutin sehari-hari lainnya, dunia usaha dapat sedikit mengurangi konsumsi energi dan dampaknya terhadap iklim. Meningkatkan efisiensi penggunaan energi dalam operasi perusahaan, mulai dari penggunaan teknologi hemat energi hingga praktik manajemen energi yang efisien, dapat membantu mengurangi jejak karbon perusahaan. #3 Memanfaatkan Energi Terbarukan Kurangi Perubahan Iklim Banyak orang menyadari bahwa sumber daya konvensional yang kita gunakan saat ini bersifat terbatas dan semakin berkurang. Maka dari itu, beberapa pihak sudah mulai memanfaatkan sumber energi terbarukan seperti energi surya, angin, atau hidro, sebagai salah satu sumber alternatif energi mereka. Ini merupakan solusi menarik dan berkelanjutan yang dapat diterapkan oleh perusahaan dalam mendukung kegiatan operasional. Beralih ke sumber energi bersih dan terbarukan seperti energi surya, angin, hidro, dan biomassa dapat mengurangi emisi karbon yang dihasilkan dari penggunaan energi konvensional. #4 Menghindari Pemborosan dan Pembuangan Cara lain untuk mengurangi jejak iklim suatu bisnis adalah dengan mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan. Dikutip dari Katadata, menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan sebanyak 19,45 juta ton timbulan sampah sepanjang 2022. Sekitar 57,07% diproduksi oleh kegiatan industri/usaha.  Mengadopsi praktik-praktik pengelolaan limbah yang berkelanjutan seperti daur ulang, kompos, dan pengurangan limbah dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dari pembuangan limbah. #5 Memilih Infrastruktur dan Peralatan Ramah Lingkungan Melalui upaya ini, perusahaan dapat mendukung efisiensi energi dan mengurangi emisi karbon dari energi. Selain itu, dengan memperhatikan desain bangunan yang ramah lingkungan, penggunaan bahan bangunan yang berkelanjutan, dan penerapan praktik-praktik hemat energi dalam bangunan kantor atau pabrik dapat mengurangi konsumsi energi dan emisi karbon. Dengan mengambil langkah-langkah ini dan mengintegrasikan praktik-praktik berkelanjutan ke dalam operasi dan strategi bisnis mereka, perusahaan dapat berperan penting dalam upaya global untuk mengurangi emisi karbon dan menjaga keberlangsungan lingkungan. Similar Article 5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim Isu terkait perubahan iklim semakin menjadi pembahasan yang ramai diperbincangkan saat ini. Di seluruh dunia, masyarakat lintas generasi mulai menunjukkan ketertarikannya akan informasi tentang perubahan iklim. Hasil survei People’s Climate Vote 2024 menunjukkan bahwa sekitar 87 persen populasi dunia telah menaruh perhatian mereka pada isu ini. Sementara itu, 63 persen pengisi survei sudah mulai mempertimbangkan dampak perubahan iklim terhadap keputusan yang mereka buat. Melalui kondisi ini, bisa digambarkan bahwa perubahan iklim semakin memberikan pengaruhnya terhadap orang-orang di berbagai belahan dunia. Mengganggu mereka dengan beragam cara. Perubahan iklim tidak lagi sebatas konteks khusus bagi beberapa kalangan. Istilah ini perlu diumumkan lebih… Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini Jejak karbon merupakan sejumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang lepas ke atmosfer dan bersumber dari berbagai kegiatan tertentu. Konsentrasi emisi karbon antropogenik atau yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sumber yang paling dominan dalam menimbulkan dampak bagi lingkungan. Salah satunya berasal dari sektor industri yang disebut sebagai kontributor utama emisi karbon global.  Menurut laporan emisi CO2 tahun 2022 oleh IEA, emisi karbon dioksida global dari pembakaran energi dan proses industri telah mencapai level tertinggi sepanjang masa, yakni sebesar 36,8 Gt pada 2022. Meskipun produksi emisi karbon dari industri sempat menyusut 5 persen pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19, akan… Pengertian Industri Hijau: Tujuan, Manfaat, dan Contohnya Penerapan industri hijau di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim selayaknya angin segar yang memberikan kesejukan dalam upaya keberlanjutan. Sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global seringkali didorong untuk dapat berkontribusi dalam langkah pengurangan emisi karbon atau dekarbonisasi. Maka dari itu, industri hijau sebagai bagian dari …

Hutan Konservasi: Pengertian, Manfaat, hingga Contohnya

Hutan Konservasi: Pengertian, Manfaat, hingga Contohnya

Kawasan hutan telah lama dikenal dengan manfaatnya sebagai paru-paru dunia dan memberikan banyak manfaat bagi alam juga kehidupan manusia. Agar keberadaannya senantiasa lestari, dibentuklah hutan konservasi yang biasanya dikelola secara khusus untuk menghindari ancaman deforestasi pada kawasan hutan. Baca Juga: Konservasi Alam: Pengertian hingga Manfaatnya Melindungi hutan sama dengan melindungi rumah bagi sebagian besar kehidupan di darat. Sebab hutan mencakup hampir sepertiga luas daratan di bumi, menyediakan banyak sekali sumber daya seperti pangan dan bahan bakar yang diperlukan untuk penghidupan miliaran orang. Tidak hanya itu, hutan juga berperan penting sebagai penyerap karbon dioksida, gas rumah kaca utama yang menyebabkan pemanasan global. Pohon-pohon dan vegetasi hutan menyimpan karbon dalam bentuk biomassa, membantu mengurangi jumlah karbon di atmosfer. Oleh karena itulah, mengapa hutan konservasi diperlukan saat ini. Apa Itu Hutan Konservasi? Hutan konservasi pada dasarnya merupakan area hutan yang dikelola secara khusus untuk tujuan konservasi alam dan pelestarian keanekaragaman hayati. Hutan konservasi dikelola dengan prinsip utama untuk melindungi ekosistem alami dan fungsinya. Berdasarkan data terbaru dari University of Maryland, dikutip dari Global Forest Watch, daerah tropis telah kehilangan 11,1 juta hektar tutupan pohon pada 2021. Kemudian, sebanyak 3,75 juta hektar hutan hujan primer tropis juga hilang pada 2021 yang berdampak pada dihasilkannya 2,5 Gt emisi karbon dioksida, setara emisi tahunan India dari bahan bakar fosil. Melalui hutan konservasi, manusia turut berperan dalam upaya untuk melindungi ekosistem alami, menjaga habitat bagi flora dan fauna yang unik, serta mempertahankan fungsi ekologis yang penting bagi keseimbangan ekosistem dan lingkungan. Secara tidak langsung menyediakan warisan alam yang berharga bagi generasi mendatang. Baca Juga: Agroforestri: Solusi Pemanfaatan Lahan yang Menggabungkan Pertanian dan Kehutanan Manfaat dari Hutan Konservasi Hutan pada dasarnya merupakan sebuah anugerah sekaligus amanah yang perlu dijaga agar keberadaannya dapat mendukung kehidupan secara keseluruhan. Oleh karena itu, hadirnya hutan konservasi memiliki fungsi penting yang sangat berdampak signifikan dalam konteks konservasi alam dan keberlanjutan lingkungan. Beberapa di antaranya adalah: Jenis-Jenis Hutan Konservasi Dikutip dari Lindungi Hutan, berdasarkan Undang Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan secara detail merinci lebih lanjut mengenai kawasan hutan konservasi dan membaginya ke dalam tiga jenis berbeda yaitu: Merupakan hutan negara dengan ciri khas seperti memiliki fungsi pokok sebagai suatu daerah pengawetan dan perlindungan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya.  Kawasan hutan suaka alam juga berperan sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan. Wilayah konservasi ini dibagi menjadi dua yaitu cagar alam dan suaka margasatwa. Merupakan kawasan hutan dengan fungsi pokok perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Jenis hutan konservasi yang satu ini secara khusus diatur dalam Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990 dan terdiri dari beberapa bentuk kawasan pelestarian alam di antaranya Taman Nasional, Taman Wisata Alam, dan Taman Hutan Raya. Merupakan kawasan hutan negara yang ditetapkan sebagai tempat wisata berburu serta untuk mengakomodasi kegiatan yang berhubungan dengan perburuan dan hobi bagi masyarakat. Tidak seperti yang lainnya, taman buru belum banyak jumlahnya di Indonesia. Saat ini, baru ada sekitar 12 lokasi taman buru yang tersedia dan boleh digunakan sebagai tempat wisata sekaligus rekreasi untuk kegiatan berburu. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article 5 Pelatihan Online Untuk Memulai Bisnis yang Berkelanjutan Sustainable business atau bisnis berkelanjutan merupakan bisnis yang mampu memberikan manfaat, tidak hanya dalam hal profit tetapi juga secara sosial dan lingkungan. Saat ini, sustainable business atau bisnis berkelanjutan menjadi sebuah konsep yang didorong untuk dapat diterapkan secara luas. Sebagaimana pelaku usaha diharapkan dapat berkontribusi menjaga kelestarian alam dan lingkungan sekitarnya, sehingga dapat mencegah krisis iklim yang terus terjadi. Konsep keberlanjutan dalam bisnis juga semakin diminati oleh konsumen serta pemangku kepentingan lainnya. Konsep ini diyakini berperan meningkatkan kredibilitas bisnis dan kepercayaan konsumen. Lalu bagaimana menerapkannya? Bagaimana pelaku usaha dapat memulai menerapkan konsep sustainable dalam usaha mereka? Sebagaimana dikutip dari Future… Upaya Mengurangi Emisi Karbon di Wilayah Perkotaan Kota Jakarta pada beberapa kesempatan seringkali dinobatkan menjadi salah satu kota dengan polusi udara tertinggi se-Asia Tenggara. Tingkat polusi di Jakarta banyak tercatat melebihi ambang batas AQI dan dianggap tidak sehat untuk dihirup. Dikutip dari Katadata, berdasarkan Laporan Inventarisasi Profil Emisi Gas Rumah Kaca DKI Jakarta oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi DKI Jakarta tahun 2019, terdapat beberapa sektor yang menjadi sumber penghasil emisi langsung atau direct emission gas rumah kaca di sana. Menurut laporan, sektor transportasi punya andil yang besar dengan menghasilkan emisi GRK dengan kisaran 7,5 juta ton sampai 13,3 juta ton ekuivalen karbon dioksida (CO2e) per tahun.… Bagaimana Pelaku Industri Berkontribusi Melawan Perubahan Iklim? Tahukah kamu bahwa sektor swasta, perusahaan, pelaku industri, dan bisnis mempunyai peran yang penting dalam memerangi perubahan iklim. Bagaimana bisa? Hal ini dapat terjadi sebab mereka merupakan salah satu pemain utama dalam aktivitas ekonomi yang dapat berdampak besar terhadap lingkungan. Mereka memiliki pengaruh dan kemampuan dalam menciptakan perubahan yang berdampak bagi alam. Selain perannya yang besar, perusahaan, terutama yang beroperasi dalam industri-industri besar seperti energi, transportasi, manufaktur, dan pertanian, dapat menjadi penyumbang utama emisi gas rumah kaca. Langkah-langkah untuk mengurangi emisi karbon dari operasi mereka akan memiliki dampak signifikan terhadap pengurangan emisi global. Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip berkelanjutan ke dalam operasi… Upaya Indonesia Atasi Krisis Iklim Banyak negara di seluruh belahan dunia tengah menghadapi kondisi krisis iklim yang menghasilkan dampak serius dan merusak terhadap lingkungan, ekonomi, kesehatan manusia, dan kehidupan secara keseluruhan. Hal tersebut mencakup fenomena seperti pemanasan global, peningkatan suhu rata-rata bumi, dan perubahan pola cuaca yang ekstrem. Ditambah dengan terjadinya kenaikan permukaan air laut, pencairan es di kutub, dan kenaikan tingkat kejadian bencana alam yang terkait dengan iklim.  Untuk mencegah kondisi yang lebih buruk terjadi, negara-negara dunia pun turut serta bekerja sama menyepakati berbagai aturan demi memperlambat terjadinya perubahan iklim. Salah satunya berupa kesepakatan pencegahan perubahan iklim yang tertuang dalam Perjanjian Paris. Dibentuk juga… Mengenal Tingkatan Pengelolaan Sampah yang Tepat Kegiatan pengelolaan sampah menjadi sebuah proses yang penting dalam upaya menangani sampah. Melalui pengelolaan sampah yang bertanggung jawab, kita dapat mencegah terjadinya kebocoran dan pencemaran lingkungan akibat sampah. Akan tetapi, mengelola sampah tidak terbatas pada kegiatan membuang sampah pada tempatnya saja. Ada banyak proses …

Sustainable Strategy for Retail Markets

Sustainable Strategy for Retail Markets

In the ever-evolving landscape of retail, sustainability has emerged as a critical factor for success. Consumers are increasingly conscious of the environmental and social impacts of their purchasing decisions, driving the need for retailers to adopt sustainable strategy. Read More: Sustainable Strategy to Achieve Green Industry  However, achieving sustainability in retail goes beyond simply implementing eco-friendly practices; it requires a comprehensive approach that encompasses environmental stewardship, social responsibility, and economic viability. A sustainable strategy for retail markets not only addresses these challenges but also presents opportunities for long-term growth and resilience.  In this article, we explore the concept of a sustainable strategy for retail markets and provide insights into how businesses can effectively implement them. Read More: Sustainability dan Sustainable Business Understanding Sustainable Retailing The concept of sustainable retailing involves adopting business practices that minimizes negative impacts on the environment, society, and economy while still meeting the needs of customers. Retail market that are aware of sustainability often put the strategy of integrating environmental and social considerations into every aspect of the retail value chain. This is shown by how the retail market encompasses responsible sourcing, ethical production, eco-friendly operations, and community engagement.  Product Lifecycle in Sustainable Retail One of the keys to a sustainable strategy for the retail market is mindfulness of its product lifecycle. Considering that retail activities extend beyond the point of sale, designing the entire product lifecycle will be an urgent focus in achieving sustainability. By adopting principles of the circular economy, like refurbishing products, recycling, and upcycling, we can extend the life of products and lessen their environmental footprint. Moreover, retailers can promote awareness among consumers about sustainable consumption habits and advocate for responsible product disposal. Energy Efficiency and Waste Reduction Another crucial point in sustainable strategy for the retail market that all businesses should understand is about the energy efficiency that results in waste reduction.  Waste, that is in the form of solid, liquid, organic, gas, or even hazardous one, are a challenge for the earth. By choosing to efficient the use of energy for retail operations, business contribute to decrease the number of waste in the form of residual gas that they produces. By this action, along with the effort to minimizes their environmental footprint, businesses can enhance the use of alternative energy or renewable one to build a future of clean energy in the long term.  Community Initiatives to Sustainable Retailing The strategy of sustainable retailing as mentioned above, is not only consider the environmental and economic purposes. But also, the social aspect is no doubt must be taken into account.  Engaging with stakeholders and supporting community initiatives are integral aspects of a sustainable retail strategy. Businesses ought to actively solicit input from customers, staff, suppliers, and nearby communities to guide their sustainability endeavors. Community engagement, charitable projects, and collaborations with non-profit groups can assist businesses in tackling social concerns, backing local initiatives, and fostering trust with stakeholders. Solution to Sustainable Retail Market  After all, the efforts of sustainable product lifecycle, optimizing energy efficiency, and involvement in community initiatives are sending the retail market nowhere unless they are consistently implemented ethically. An ethical manner should be integrated into the heart of businesses so that it becomes a spirit that drives markets to the future of the green industry. Hence, the solution of the sustainable market itself means the awareness of completely consistent strategies and initiatives. In this case, businesses also should be aware of ensuring transparency and accountability to avoid reputational harm.  One of the important elements is to know how much emission produced by the retail market, so that businesses will take a better action plan for the next strategy. In this case, Satuplatform provide businesses with the sustainable all-in-one solution that you can find in this FREE DEMO. Visit now! Similar Article CollaborAction Satuplatform dalam Langkah Membumi Festival Satuplatform, platform yang mendukung inisiatif keberlanjutan khususnya pada Carbon & ESG Management, dengan bangga mengumumkan keterlibatannya sebagai Ecopreneur Partner dalam acara Langkah Membumi Festival, yang diselenggarakan oleh Ecoxyztem dan Blibli Tiket Action pada 2-3 November 2024 di Senayan Park, Jakarta. Acara ini bertujuan untuk memperkuat kesadaran akan pentingnya keberlanjutan lingkungan dan menginspirasi tindakan positif untuk bumi melalui berbagai kegiatan, diskusi, dan aksi nyata. Dalam festival yang penuh semangat ini, untuk itu Satuplatform berkomitmen dalam memperkenalkan dan mendukung berbagai produk serta inisiatif ramah lingkungan yang berfokus pada perhitungan reduksi emisi karbon dan arah keberlanjutan. Tak hanya itu, Satuplatform juga mengkampanyekan aksi… 5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim Isu terkait perubahan iklim semakin menjadi pembahasan yang ramai diperbincangkan saat ini. Di seluruh dunia, masyarakat lintas generasi mulai menunjukkan ketertarikannya akan informasi tentang perubahan iklim. Hasil survei People’s Climate Vote 2024 menunjukkan bahwa sekitar 87 persen populasi dunia telah menaruh perhatian mereka pada isu ini. Sementara itu, 63 persen pengisi survei sudah mulai mempertimbangkan dampak perubahan iklim terhadap keputusan yang mereka buat. Melalui kondisi ini, bisa digambarkan bahwa perubahan iklim semakin memberikan pengaruhnya terhadap orang-orang di berbagai belahan dunia. Mengganggu mereka dengan beragam cara. Perubahan iklim tidak lagi sebatas konteks khusus bagi beberapa kalangan. Istilah ini perlu diumumkan lebih… Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini Jejak karbon merupakan sejumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang lepas ke atmosfer dan bersumber dari berbagai kegiatan tertentu. Konsentrasi emisi karbon antropogenik atau yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sumber yang paling dominan dalam menimbulkan dampak bagi lingkungan. Salah satunya berasal dari sektor industri yang disebut sebagai kontributor utama emisi karbon global.  Menurut laporan emisi CO2 tahun 2022 oleh IEA, emisi karbon dioksida global dari pembakaran energi dan proses industri telah mencapai level tertinggi sepanjang masa, yakni sebesar 36,8 Gt pada 2022. Meskipun produksi emisi karbon dari industri sempat menyusut 5 persen pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19, akan… Pengertian Industri Hijau: Tujuan, Manfaat, dan Contohnya Penerapan industri hijau di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim selayaknya angin segar yang memberikan kesejukan dalam upaya keberlanjutan. Sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global seringkali didorong untuk dapat …

Ancaman Polusi Udara dari Asap Industri

Transisi Energi: Wawasan bagi Pemangku Kepentingan dan Konsumen Energi di Indonesia 

Transisi energi tengah memperoleh banyak perhatian dalam beberapa tahun terakhir. Terdapat banyak narasi dari berbagai sumber, khususnya pemangku kepentingan, terkait transisi energi yang muncul di banyak media daring. Baca Juga: Sekilas Tentang Transisi Energi di Indonesia  Clean, Affordable, and Secure Energy atau CASE Indonesia secara khusus menganalisis dan menghadirkan berbagai opini yang muncul yang diharapkan dapat membantu membentuk pemahaman seragam di antara para pemangku kepentingan dan masyarakat dalam menyikapi transisi energi yang disusun dalam sebuah laporan berjudul “Narrative Trends in Energy Transition: Insights for State Actors and Energy Consumers in Indonesia”. Berikut ini merupakan sedikit pembahasan dari laporan di atas.  Tren 1: Net Zero Emission 2060 Untuk Wujudkan Indonesia Emas 2045  Indonesia diketahui tengah mengejar ambisi Indonesia Emas pada tahun 2045. Ada banyak target yang dikejar, salah satunya ialah mencapai pertumbuhan ekonomi yang ditandai dengan peningkatan pendapatan per kapita setara dengan negara maju serta penurunan intensitas emisi. Transisi energi dianggap dapat menjadi salah satu cara untuk mewujudkannya. Laporan tren narasi transisi energi oleh CASE menyebut bahwa janji Indonesia untuk mencapai Emisi Nol Bersih pada tahun 2060 atau lebih awal, saat ini telah mendapat dukungan luas dari badan-badan pemerintah, badan usaha milik negara, dan badan usaha swasta. Sejak pertama kali diumumkan, Indonesia terus menunjukkan komitmen yang kuat untuk memajukan inisiatif energi yang holistik, bersih, terjangkau, dan aman. Indonesia juga turut mempersiapkan seperangkat kebijakan dan aturan pendukung yang diperlukan, seperti Kebijakan Energi Nasional (KEN) dan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) untuk dapat fokus memonitor pertumbuhan sistem energi di Indonesia. Informasi selengkapnya dapat ditemukan pada laporan berikut ini. Tren 2: Langkah Besar Menjalankan Transisi Energi  Laporan tren narasi oleh CASE menjelaskan bahwa Indonesia berada di bawah tekanan besar dalam upaya mempercepat transformasi energi. Baca Juga: Menciptakan Masa Depan Berkelanjutan Melalui Transformasi Energi  Potensi ancaman krisis iklim dan energi serta rendahnya kesadaran akan potensi manfaat sistem berbasis energi terbarukan menyebabkan perlambatan peralihan menuju energi ramah lingkungan. Terbukti dengan masih relatif rendahnya porsi energi terbarukan dalam bauran energi. Ketergantungan Indonesia yang tinggi terhadap batu bara dan posisinya sebagai eksportir global menyebabkan Indonesia terus bergulat dengan implikasi ketergantungan batu bara dalam perjalanannya menuju penggunaan sumber energi dan kebijakan yang lebih berkelanjutan. Sebagai salah satu eksportir batu bara terbesar di dunia, Indonesia menghadapi kesulitan dalam menyeimbangkan manfaat ekonomi dan dampak lingkungan hidup.  Meski sadar akan dampak yang ditimbulkan dari batu bara, dilema juga muncul karena di saat yang sama harus berjuang mempertahankan pertumbuhan ekonomi. Dan hal ini yang masih kurang disadari oleh generasi muda, bahwa bahan bakar fosil tidak akan selamanya menguntungkan. Kurangnya kesadaran ini dapat melanggengkan penggunaan bahan bakar fosil, yang dapat menimbulkan dampak besar terhadap lingkungan dan kesehatan. Tanpa pemahaman yang baik, masyarakat mungkin tidak akan mendukung kebijakan dan inisiatif yang bertujuan untuk mempromosikan energi bersih. Informasi selengkapnya dapat ditemukan pada laporan berikut ini. Tren 3: Meningkatnya Berita Terkait Transisi Energi  Media memainkan peran penting dalam mendorong percakapan dan membentuk narasi publik mengenai transisi energi. Berperan dalam upaya peningkatan kesadaran masyarakat dan tanggung jawab masyarakat. Laporan tren narasi transisi energi oleh CASE mendapati bahwa sejak tahun 2020 hingga 2021, pemberitaan di media massa Indonesia mengenai transisi energi meningkat sebesar 160%. Terdapat total 11.432 pemberitaan sepanjang 2020-2022 terkait energi ini di berbagai media daring.  Narasi utama yang ditemukan ialah Indonesia bersedia melakukan transisi energi yang didorong oleh faktor eksternal seperti komitmen NDC dan pendanaan internasional. Didukung juga secara nyata oleh sebagian pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat sipil. Narasi lain yang ditemukan yakni berupa perubahan arah dalam rencana dan arahan transisi energi oleh para pemangku kepentingan di Indonesia. Disebabkan terjadinya Perang Rusia-Ukraina, sehingga menyebabkan kemunduran pada beberapa narasi energi ramah lingkungan. Informasi selengkapnya dapat ditemukan pada laporan berikut ini. Tren 4: Pesan Utama Pemangku Kepentingan terkait Transisi Energi  Sistem pemerintahan dan kelompok keagamaan masyarakat telah menunjukkan minat dalam mendukungnya. Begitu juga dengan generasi muda saat menerima pesan-pesan yang informatif terkait transisi energi. Wujud minat dan ketertarikan tersebut dapat dibaca dalam laporan berikut ini. Akan tetapi, laporan tren narasi menemukan bahwa suara yang paling signifikan dalam mendorong transisi ini masih datang dari LSM dan organisasi internasional. Jika dilakukan bersama-sama, beragam kelompok ini berkontribusi positif dalam memajukan masa depan energi berkelanjutan dan terbarukan. Tren 5: Perkembangan Instrumen dan Teknologi Ramah Lingkungan Berbagai instrumen dan teknologi dalam hal transisi energi ramah lingkungan terus mengalami perkembangan di Indonesia. Skema dan teknologi insentif baru membantu transisi menuju sistem energi yang lebih ramah lingkungan. Instrumen kebijakan dan keuangan, seperti obligasi ramah lingkungan dan insentif pajak, mengatasi risiko peraturan yang menghambat investasi pada energi terbarukan. Informasi selengkapnya dapat ditemukan pada laporan berikut ini. Tren 6: Menuju Indonesia yang Lebih Hijau Seiring dengan kemajuan Indonesia, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP) baru untuk periode 2025-2045 sedang dalam tahap penyusunan.  RPJP 2025-2045 memberikan peluang besar bagi Indonesia untuk mengatasi jebakan pendapatan menengah, mencapai seratus tahunnya pada tahun 2045, dan melakukan transisi menuju ekonomi hijau yang berkelanjutan. Berbagai langkah seperti penghentian secara bertahap penggunaan batu bara, penggunaan energi terbarukan serta bahan bakar fosil yang ramah lingkungan menjadi hal yang bisa dijalankan dalam upaya transisi energi di Indonesia. Indonesia berada pada titik kritis dalam transisi energi, dengan beragam pemangku kepentingan yang membentuk narasi dan mempengaruhi lanskap energi masa depan negara ini.  Pendekatan yang kolaboratif dan terinformasi sangat penting untuk membentuk jalur ke depan yang berkelanjutan, melestarikan lingkungan sekaligus memenuhi kebutuhan energi negara yang terus meningkat. Baca informasi selengkapnya terkait tren narasi transisi energi di Indonesia dalam laporan berjudul “Narrative Trends in Energy Transition: Insights for State Actors and Energy Consumers in Indonesia” yang dapat diunduh via link di sini. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Transisi Energi: Wawasan bagi Pemangku Kepentingan dan Konsumen Energi di Indonesia  Transisi energi tengah memperoleh banyak perhatian dalam beberapa tahun terakhir. Terdapat banyak narasi dari berbagai sumber, khususnya pemangku kepentingan, terkait transisi energi yang muncul di banyak media daring. Baca Juga: Sekilas Tentang Transisi Energi di Indonesia  Clean, Affordable, and Secure Energy atau CASE Indonesia secara khusus menganalisis dan menghadirkan berbagai opini yang muncul yang diharapkan dapat membantu membentuk …

Bagaimana Cara CFC Merusak Lapisan Ozon?

Bagaimana Cara CFC Merusak Lapisan Ozon?

Kita pasti tidak asing dengan senyawa kimia Chlorofluorocarbons atau CFC yang sering sering dibicarakan sebagai salah satu dari bahan perusak lapisan ozon di atmosfer. Baca Juga: Mencegah Rusaknya Ozon: Larangan Penggunaan CFC CFC adalah senyawa kimia yang terdiri dari unsur klorin, fluorin, dan karbon. Pada masa lalu, CFC banyak digunakan sebagai agen pendingin dalam AC dan kulkas, propelan dalam produk semprot seperti aerosol, dan sebagai bahan kimia dalam proses produksi. Pertama kali ditemukan oleh Thomas Midgeley pada tahun 1930an. Meskipun punya kegunaan yang diakui, sayangnya keberadaan CFC sangat berdampak pada kondisi bumi dan iklim. Berdasarkan berbagai penelitian oleh para ilmuwan di masa lalu, ditemukan bahwa CFC termasuk ke dalam daftar musuh ozon, seperti nitrogen (NO) juga klorin (Cl) yang juga masuk ke dalam daftar tersebut. Baca Juga: Perjalanan Fenomena Global Warming Apa Itu Lapisan Ozon? Lapisan ozon adalah lapisan gas ozon yang terdapat di stratosfer, lapisan atmosfer yang terletak di atas troposfer. Lapisan ini memiliki fungsi untuk melindungi semua kehidupan dari radiasi sinar matahari yang berbahaya. Ozon berperan mencegah radiasi ultraviolet mencapai permukaan bumi secara langsung dengan menyerap bagian sinar UV, yakni UVB, yang sering dikaitkan dengan banyak dampak berbahaya, termasuk kanker kulit, katarak, dan kerusakan pada beberapa tanaman dan kehidupan laut. Akan tetapi, catatan para ilmuwan menemukan bahwa lapisan ozon terus menunjukkan penipisan yang signifikan. Konsentrasinya terus meningkat disebabkan oleh aktivitas manusia yang mengganggu keseimbangan stratosfer. Bagaimana CFC Merusak Lapisan Ozon?  Pada dasarnya, penurunan konsentrasi ozon di lapisan ozon, atau disebut juga penipisan ozon, bisa terjadi karena faktor alami.  Ilmuwan menyebut bahwa setiap penurunan tingkat ozon secara alami akan diikuti dengan pemulihan. Namun, mulai tahun 1970-an, bukti ilmiah menunjukkan bahwa lapisan ozon semakin menipis melebihi proses alami. Dan hal ini disumbang dari kegiatan manusia, salah satunya CFC. Ketika CFC dan senyawa-senyawa lainnya mencapai stratosfer, mereka terurai oleh radiasi UV dan melepaskan atom klorin. Atom klorin ini kemudian berinteraksi dengan molekul ozon, mengakibatkan penurunan jumlah ozon dalam lapisan ozon.  Berdasarkan Lifegate, CFC tidak mudah bereaksi dengan zat lain. Faktanya, mereka hanya terurai melalui sinar matahari, yang membelah molekulnya, menyebabkan pelepasan klorin (Cl). Setelah klorin dilepaskan, ia dapat bereaksi dengan ozon (O3), membentuk klorin monoksida (ClO) dan oksigen (O2). Ketika molekul klorin monoksida (ClO) bertemu dengan molekul oksigen (O) lainnya, molekul tersebut akan terurai, melepaskan klorin (Cl), yang dapat “menghancurkan” molekul ozon (O3) lainnya, sehingga menciptakan siklus katalitik klorin. Produksi yang masif sejak tahun 1920-an menyebabkan penipisan yang lebih besar mencapai 3%. Lama kelamaan membentuk lubang ozon. Lubang ozon paling besar terkonsentrasi di wilayah Antartika. Ditemukan pada tahun 1980-an. Hadirnya Protokol Montreal Untuk mengatasi masalah penipisan lapisan ozon, Protokol Montreal disepakati pada tahun 1987 sebagai perjanjian internasional yang bertujuan untuk mengurangi produksi dan penggunaan senyawa-senyawa yang merusak lapisan ozon. Dalam hal ini, senyawa tersebut termasuk di antaranya CFC. Sebagai hasilnya, penggunaan CFC telah dikurangi secara signifikan di banyak negara, dan penggunaan bahan pengganti yang ramah ozon telah diperkenalkan. Sebab menurut jurnal penelitian oleh Nature Geoscience, CFC tidak hanya berperan menimbulkan kerusakan pada ozon, namun juga merupakan gas rumah kaca yang kuat yang berdampak pada kondisi iklim. Sejak dihentikan penggunaannya, laporan tersebut menemukan bahwa terjadi “jeda” atau perlambatan kenaikan suhu bumi. Dunia sampai saat ini masih terus berupaya memulihkan sepenuhnya kondisi lapisan ozon. Meski begitu, berkat berbagai upaya global dihasilkan banyak peningkatan bertahap pada ozon. Kontribusi masyarakat dunia juga dapat membantu pemulihan lebih cepat. Oleh karena itu, industri dan entitas penghasil emisi juga dapat berkontribusi dalam upaya mitigasi ancaman lingkungan dan perubahan iklim dengan melakukan pengukuran emisi yang dihasilkan dan menciptakan solusi dari data-data tersebut. Miliki pencatatan dan pelacakan yang layak dan komprehensif dengan memanfaatkan platform all-in-one dari Satuplatform. Dapatkan DEMO GRATIS nya di sini! Similar Article 5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim Isu terkait perubahan iklim semakin menjadi pembahasan yang ramai diperbincangkan saat ini. Di seluruh dunia, masyarakat lintas generasi mulai menunjukkan ketertarikannya akan informasi tentang perubahan iklim. Hasil survei People’s Climate Vote 2024 menunjukkan bahwa sekitar 87 persen populasi dunia telah menaruh perhatian mereka pada isu ini. Sementara itu, 63 persen pengisi survei sudah mulai mempertimbangkan dampak perubahan iklim terhadap keputusan yang mereka buat. Melalui kondisi ini, bisa digambarkan bahwa perubahan iklim semakin memberikan pengaruhnya terhadap orang-orang di berbagai belahan dunia. Mengganggu mereka dengan beragam cara. Perubahan iklim tidak lagi sebatas konteks khusus bagi beberapa kalangan. Istilah ini perlu diumumkan lebih… Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini Jejak karbon merupakan sejumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang lepas ke atmosfer dan bersumber dari berbagai kegiatan tertentu. Konsentrasi emisi karbon antropogenik atau yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sumber yang paling dominan dalam menimbulkan dampak bagi lingkungan. Salah satunya berasal dari sektor industri yang disebut sebagai kontributor utama emisi karbon global.  Menurut laporan emisi CO2 tahun 2022 oleh IEA, emisi karbon dioksida global dari pembakaran energi dan proses industri telah mencapai level tertinggi sepanjang masa, yakni sebesar 36,8 Gt pada 2022. Meskipun produksi emisi karbon dari industri sempat menyusut 5 persen pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19, akan… Pengertian Industri Hijau: Tujuan, Manfaat, dan Contohnya Penerapan industri hijau di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim selayaknya angin segar yang memberikan kesejukan dalam upaya keberlanjutan. Sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global seringkali didorong untuk dapat berkontribusi dalam langkah pengurangan emisi karbon atau dekarbonisasi. Maka dari itu, industri hijau sebagai bagian dari bisnis berkelanjutan dapat menjadi opsi yang bisa dipilih perusahaan dan entitas komersial lainnya dalam mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan keberlanjutan. Namun, apa itu industri hijau beserta tujuan, keuntungan, dan contohnya? Apa Itu Industri Hijau? Dilansir dari Tirto ID, menurut Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin RI), pengertian industri hijau adalah… Bagaimana Cara Tepat Memilih Carbon Accounting Software untuk Industri? Carbon Accounting – Seiring dengan meningkatnya sustainability awareness di berbagai kalangan, banyak pihak mulai turut serta menerapkan praktik-praktik kebelanjutan melalui berbagai cara.  Peningkatan dampak perubahan iklim seakan menjadi ‘alarm’ yang mendorong masyarakat untuk bergabung dalam upaya mitigasi iklim. Utamanya dari sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global. Kegiatan industri diketahui menyumbang paling banyak …

Sustainable Strategy to Achieve Green Industry

Sustainable Strategy to Achieve Green Industry

Green Industry – The issue of climate change has been a real threat unfolding before our very eyes. One of the biggest causes of climate change is coming from industry. Globally, industry accounts for one-third of the total energy consumption and for almost 40 per cent of worldwide carbon dioxide (CO2) emissions. Read More: Inovasi Green Product sebagai Strategi Berkelanjutan In the era where industry drive the country’s economy, it is inevitable to not produce such chemical impacts on the earth. In this case, there is a need to build a strategy in order not to hurt the environment due to industrial activities that are going on and on everywhere. In this article, together we will delve into the sustainable strategy for companies to implement with the aim of achieving a green industry. Read More: Building A Greener Tomorrow through Net Zero Emission Understanding Sustainable Strategy in Business The United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), through its study on the Green Industry Initiative for Sustainable Industrial Development, explains that green industry now is a pathway for protecting communities, vital ecosystems and the global climate from escalating environmental risks and emerging scarcities of natural resources.  When a business aims to balance economic growth with environmental responsibility and social well-being, it is when sustainability takes part in it. Nowadays, sustainability has evolved into a primary concern across industries. To have a sustainable process in business, an effective strategy is required to implement. Sustainable Strategy 1: Greening All Industries The strategy to green all industries should happen with a long-term focus on continuously improving environmental performance regardless of sector, size or location. When a country ambitiously wants to achieve a green industry, a strategy of greening the sector need to be supported by the government and all stakeholders. Besides, within its business, all sector should have the awareness of enhancing environmental performance such as reducing the generation of waste, and emissions as well as minimizing health risks. Sustainable Strategy 2: Improve Process Efficiency The next strategy of sustainable ethical business is all about process efficiency. This including the fact that traditional supply chains have spent too much fossil fuels in their transportation and distribution of product. To improve the efficiency of processes in supplying needs, it should cover all the product design, materials sourcing, manufacturing, logistics, and end-of-life product management. In this case, it is a good idea for business to have green technologies with clean energy.  Sustainable Strategy 3: Eco-branding Eco-branding has emerged as a vital strategy for companies looking to align their brand identities with sustainable practices. In a world increasingly conscious of environmental issues, consumers are actively seeking products and services that reflect their values. Eco-branding goes beyond mere greenwashing; it’s about integrating sustainability into every aspect of a brand’s identity and operations. By having eco-branding as sustainable business strategy, it means a business is in the process to go for a powerful opportunity in the marketplace, build consumer trust, and drive positive environmental impact. Green Industry to Solve Climate Issues After all, the strategy to achieve green industry by implementing a sustainable approach will contribute to solve the issue of climate change. As we know the primary source of environmental deterioration is industrial emissions.  The UN Environment Programme took renewable energy as an example of strategy in green industry. There is a potential of reducing 12.6 gigatonnes of emissions annually from the sector increasing renewable energy capacity and improving energy efficiency rate. The emission is no doubt become one of the parameter of environmental sustainability issue, hence for industry it is urgent to know their emissions. For supporting the green industry, Satuplatform provide the service that would help business to count its emission. Try the FREE DEMO, now! /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Transisi Energi: Wawasan bagi Pemangku Kepentingan dan Konsumen Energi di Indonesia  Transisi energi tengah memperoleh banyak perhatian dalam beberapa tahun terakhir. Terdapat banyak narasi dari berbagai sumber, khususnya pemangku kepentingan, terkait transisi energi yang muncul di banyak media daring. Clean, Affordable, and Secure Energy atau CASE Indonesia secara khusus menganalisis dan menghadirkan berbagai opini yang muncul terkait transisi energi yang diharapkan dapat membantu membentuk pemahaman seragam di antara para pemangku kepentingan dan masyarakat dalam menyikapi transisi energi yang disusun dalam sebuah laporan berjudul “Narrative Trends in Energy Transition: Insights for State Actors and Energy Consumers in Indonesia”. Berikut ini merupakan sedikit pembahasan dari laporan di atas.  Tren 1: Net Zero Emission… Menciptakan Masa Depan Berkelanjutan Melalui Transformasi Energi  Peningkatan krisis iklim global yang terjadi belakangan ini memaksa manusia untuk mulai bergerak melakukan perubahan. Sebab mulai dari cara kita hidup, bekerja, juga berinteraksi dengan lingkungan bisa jadi punya dampak yang signifikan bagi keseimbangan lingkungan. Mengurangi produksi emisi gas rumah kaca (GRK) adalah salah satu upaya global yang semakin gencar dilakukan sebagai respons terhadap krisis iklim. Hal ini juga menunjukkan bahwa kesadaran dunia akan pentingnya keberlanjutan lingkungan turut meningkat. Begitu pula yang terjadi di Indonesia. Penandatanganan Paris Agreement yang dilakukan perwakilan Indonesia pada acara high-level Signature Ceremony for the Paris Agreement beberapa tahun lalu menandai komitmen Indonesia dalam upaya mengurangi… Sekilas Tentang Transisi Energi di Indonesia  Ide terkait transisi energi mulai menjadi topik yang ramai dibahas setelah kesadaran akan dampak negatif perubahan iklim semakin meningkat di seluruh dunia. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, para ilmuwan menemukan bahwa kegiatan pembakaran bahan bakar fosil terbukti menghasilkan emisi yang jauh lebih besar.  Peningkatan emisi ini nyatanya berkontribusi pada meningkatnya polusi udara, kerusakan lingkungan, pemanasan global, dan bencana iklim yang sering terjadi belakangan ini. Kekhawatiran akan dampak tersebut pun mendorong upaya yang lebih luas tentang urgensi mengurangi emisi gas rumah kaca. Apa Itu Transisi Energi? Dalam konteks energi, “transisi energi” mengacu pada perubahan penggunaan sumber energi dominan dari satu jenis… Bagaimana Cara CFC Merusak Lapisan Ozon? Kita pasti tidak asing dengan senyawa kimia Chlorofluorocarbons atau CFC yang sering sering dibicarakan sebagai salah satu dari bahan perusak lapisan ozon di atmosfer. CFC adalah senyawa kimia yang terdiri dari unsur klorin, fluorin, …

Energi Terbarukan untuk Atasi Krisis Bahan Bakar Fosil

Pemanfaatan Energi Surya: Ketahui Keuntungan dan Kekurangannya!

Pemanfaatan energi terbarukan (seperti surya) saat ini semakin banyak dilakukan negara-negara di seluruh dunia di tengah dorongan untuk mencapai target terkait Net Zero Emission. Baca Juga: 3 Negara dengan Sistem Energi Surya Paling Maju di Dunia Untuk mencapai target tersebut, seluruh pihak diharapkan dapat secara pasti melakukan transisi ke energi yang lebih ramah lingkungan. Juga secara perlahan menekan ketergantungan akan bahan bakar fosil yang telah diketahui berkontribusi menimbulkan polusi dan memperburuk perubahan iklim.  Salah satunya adalah tenaga surya atau energi surya yang menjadi salah satu dari sekian energi terbarukan yang dinilai punya potensi besar sebagai sumber energi bersih dan berkelanjutan.  Pemanfaatan Energi Surya Sejak lama, manusia telah memanfaatkan sinar matahari untuk mendukung kegiatan harian mereka. Salah satunya digunakan sebagai bahan bakar atau sumber panas. Seiring dengan berkembangnya inovasi dan teknologi, energi surya memungkinkan untuk diubah menjadi energi listrik yang dapat menggerakkan sistem pemanas dan pendingin, transportasi, penerangan, dan lain sebagainya. Dikutip dari Earth.org, pemanfaatan energi surya terus berkembang pesat dan sampai dengan saat ini. Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jepang diketahui menjadi negara yang berinvestasi besar dalam teknologi ini. Berupaya menciptakan instalasi listrik berbasis tenaga surya paling maju di dunia. Baca Juga: Potensi Energi Surya bagi Kesejahteraan di Indonesia Kelebihan dan Kekurangan Energi Surya Selama bertahun-tahun, energi surya dikenal bersifat tidak terbatas, tidak akan pernah habis, dan dapat diperoleh secara mudah dan melimpah, berbeda dibandingkan dengan bahan bakar fosil.  Menurut data dari US Department of Energy, sekitar 173.000 TW energi matahari terus menerpa bumi. Jumlah tersebut lebih dari 10.000 kali total penggunaan energi dunia. Satu setengah jam sinar matahari yang mencapai permukaan bumi disebut akan cukup memenuhi seluruh konsumsi energi manusia selama setahun penuh.  Tidak hanya itu, energi surya juga merupakan energi bersih yang dapat membantu mengurangi karbon dioksida dan emisi gas rumah kaca sehingga dapat menekan kontribusi atau bahkan tidak sama sekali berkontribusi terhadap perubahan iklim.  Jika dibandingkan dengan bahan bakar fosil, pembangkit listrik berbasis batu bara rata-rata mengeluarkan emisi 25 kali lebih banyak. Sedangkan pembangkit listrik berbahan bakar gas menghasilkan emisi 10 kali lebih besar daripada pembangkit listrik yang mengandalkan tenaga surya.  Akan tetapi, dibalik potensinya yang besar, sama seperti jenis energi lainnya, energi surya memiliki kekurangan yang juga perlu diperhatikan. Salah satunya terkait tingginya biasa instalasi awal pemasangan sistemnya. Dikutip dari Earth.org, salah satu bagian penting yang sayangnya membutuhkan biaya yang mahal dari sistem ini adalah baterai. Bagian tersebut diperlukan untuk dapat menyimpan tenaga surya, harganya bisa mencapai USD 5.000. Selain itu, energi surya juga tidak selalu optimal pemanfaatannya bergantung pada kondisi cuaca di setiap negara. Oleh karena itu, beberapa negara dengan sinar matahari terbatas, butuh memadukan sumber energi terbarukan jenis lainnya untuk menjadikannya optimal. Contohnya dari energi panas bumi dan tenaga udara. Meski begitu, pemanfaatan energi surya dapat ditingkatkan efisiensinya melalui penggunaan teknologi yang semakin maju. Dikutip dari Earth.org, saat ini kebanyakan panel surya dalam sistem PLTSA telah memiliki tingkat efisiensi hingga 20%. Diharapkan dapat terus meningkat di masa mendatang. Dengan perkembangan teknologi dan dukungan yang tepat, energi surya dapat menjadi salah satu pilar utama dalam transisi menuju sistem energi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Industri dan entitas penghasil emisi juga dapat berkontribusi dalam upaya mencapai keberlanjutan melakukan pengukuran emisi dan pencatatan laporan ESG perusahaan Anda. Miliki pencatatan dan pelacakan yang layak dan komprehensif dengan memanfaatkan platform all-in-one dari Satuplatform. Dapatkan DEMO GRATIS nya di sini! /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Kendala yang Sebabkan Perusahaan belum Menerapkan ESG Menerapkan ESG dalam praktik bisnis menjadi salah satu kegiatan yang krusial untuk dilakukan organisasi dan perusahaan. Evaluasi terhadap faktor-faktor ESG menjadi semakin penting sebab publik, salah satunya adalah investor juga konsumen, kini kian ketat dalam mencari perusahaan yang operasionalnya turut serta mempertimbangkan dampak jangka pendek dan jangka panjang. Penerapannya pun semakin intensif. Di Indonesia sendiri ada banyak perusahaan besar yang menerapkan prinsip tersebut dalam kegiatan mereka, bahkan beberapa di antaranya sukses membawa perubahan dari menerapkan ESG. Lalu, berapa banyak perusahaan di dunia yang menerapkan ESG? Penerapan ESG oleh Perusahaan Lokal di Setiap Negara Dikutip dari Center for Risk Management and… Begini Cara Cermat Siapkan Laporan ESG Perusahaan Secara Efektif! Environmental, Social, and Governance atau biasa disingkat ESG merupakan kerangka kerja yang menjadi acuan untuk mengevaluasi, menilai, dan melaporkan kinerja berkelanjutan dan praktik bisnis yang etis dari sebuah organisasi atau perusahaan. Penerapan ESG merupakan bentuk usaha perusahaan untuk berkontribusi dalam isu-isu lingkungan, sosial, dan tata kelola. Dan menulis laporan ESG menjadi cara terbaik yang efektif sebagai bukti komprehensif kepada pemangku kepentingan tertentu. Sebagian besar perusahaan di seluruh belahan dunia telah menyadari pentingnya penerapan ESG dalam kegiatan bisnis. Oleh karena itu, sistem pelaporannya perlu dilakukan secara transparan dan terstruktur agar kegiatan dan pencapaian mereka dapat terinformasikan dengan baik. Mengapa Laporan ESG… Pemanfaatan Energi Surya: Ketahui Keuntungan dan Kekurangannya! Pemanfaatan energi terbarukan saat ini semakin banyak dilakukan negara-negara di seluruh dunia di tengah dorongan untuk mencapai target terkait Net Zero Emission. Untuk mencapai target tersebut, seluruh pihak diharapkan dapat secara pasti melakukan transisi ke energi yang lebih ramah lingkungan. Juga secara perlahan menekan ketergantungan akan bahan bakar fosil yang telah diketahui berkontribusi menimbulkan polusi dan memperburuk perubahan iklim.  Salah satunya adalah tenaga surya atau energi surya yang menjadi salah satu dari sekian energi terbarukan yang dinilai punya potensi besar sebagai sumber energi bersih dan berkelanjutan.  Pemanfaatan Energi Surya Sejak lama, manusia telah memanfaatkan sinar matahari untuk mendukung kegiatan harian… Berbagai Sumber Energi Biomassa dan Proses Konversinya Biomassa merupakan salah satu wujud dari energi alternatif yang hadir untuk dapat mengurangi ketergantungan manusia terhadap energi konvensional. Baca juga: Energi Biomassa: Keuntungan dan Kerugian Tingginya penggunaan energi konvensional, termasuk bahan bakar fosil, dalam kegiatan sehari-hari, dapat berdampak pada ketersediaannya yang semakin menipis karena cenderung tidak terbarukan. Penggunaannya yang berlebih pun juga berkontribusi pada perubahan iklim dan dampak lingkungan lainnya. Oleh karena itu, para ilmuwan terus berupaya mengembangkan sumber energi alternatif untuk dapat mengatasi isu-isu tersebut. Biomassa menjadi salah satunya. Apa Itu Energi Biomassa?  Biomassa merupakan energi yang bersumber dari berbagai jenis bahan-bahan organik seperti limbah pertanian, sampah organik, kayu, alga,… Energi Biomassa: Keuntungan dan …

Walkable City untuk Transformasi Menuju Nol Emisi

Walkable City untuk Transformasi Menuju Nol Emisi

Walkable City – Kota-kota di seluruh dunia semakin menyadari pentingnya mengubah pola transportasi mereka untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memerangi perubahan iklim. Tidak dapat dipungkiri, transportasi selama ini memang telah menyumbang emisi dalam jumlah besar kepada lingkungan.  Berdasarkan data dari Institute for Essential Services Reform (IESR) per tahun 2021, sektor transportasi diketahui menyumbang 23% efek gas rumah kaca di lingkungan, di mana transportasi darat menyumbang 90% dari emisi sektor tersebut, dengan total emisi dalam sektor energi mendekati 600 juta ton CO2 setara. Dalam kondisi ini, muncul suatu pendekatan untuk mengurangi emisi dari sektor transportasi yaitu konsep Walkable City atau kota yang ramah bagi pejalan kaki. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai konsep Walkable City dan manfaat dari penerapannya. Baca Juga: 4 Cara Tepat Kurangi Jejak Karbon Pribadi Konsep Walkable City Walkable City merupakan suatu konsep dalam perencanaan kota yang memberikan ruang bagi pejalan kaki untuk melakukan kegiatan kesehariannya dan menjangkau area yang ingin dituju dengan tanpa perlu selalu menggunakan mode transportasi. Baca Juga: Transportasi Berkelanjutan sebagai Fasilitas Kendaraan Umum Untuk suatu kota jika ingin mengadopsi konsep Walkable City maka penting untuk memperhatikan beberapa elemen kunci seperti; infrastruktur pejalan kaki, keamanan, aksesibilitas, serta ruang terbuka hijau dan fasilitas umum. Dengan memperhatikan elemen-elemen tersebut maka penerapan Walkable City dapat berjalan secara harmonis di dalam suatu area kota. Penerapan Walkable City Konsep Walkable City saat ini tengah diadopsi oleh berbagai negara-negara di dunia termasuk oleh negara-negara maju seperti di Amerika Serikat dan di Cina. Merujuk pada Walk Score, suatu situs web yang menilai peringkat berjalan kaki di kota-kota, dilaporkan bahwa sebanyak 141 kota di Amerika Serikat memiliki skor walkability rata-rata 48 dari 100. Sementara itu, di China 95% kotanya memiliki skor walkability sekitar 60 poin. Dari segi manfaat, transformasi menuju kota yang dapat dijangkau dengan berjalan kaki tidak hanya mengurangi polusi udara tetapi juga menghasilkan berbagai manfaat lainnya. Kota-kota yang dirancang untuk pejalan kaki mendorong mobilitas yang berkelanjutan dan meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.  Dengan lebih banyak orang yang berjalan kaki, tingkat kebugaran fisik meningkat, dan risiko penyakit yang terkait dengan gaya hidup tidak aktif, seperti obesitas dan penyakit jantung, dapat berkurang. Selain itu, berjalan kaki juga dapat meningkatkan kesejahteraan mental, mengurangi tingkat stres dan meningkatkan kualitas hidup. Dengan jalan yang lebih aman dan lebih ramah pejalan kaki, orang lebih cenderung berjalan atau menggunakan sepeda untuk kegiatan sehari-hari mereka, mengurangi ketergantungan pada kendaraan bermotor.  Hal ini akan memberikan manfaat kepada lingkungan. Secara signifikan Walkable City berpengaruh terhadap pengurangan emisi karbon. Suatu publikasi yang diterbitkan oleh CNU Jurnal mengungkapkan bahwa lingkungan yang walkable dapat mengurangi emisi gas rumah kaca sampai 4 ton per tahun, dibandingkan dengan lingkungan sub-urban yang bergantung pada kendaraan bermotor. Dengan semangat untuk menuju emisi nol, penerapan Walkable City dapat menjadi salah satu pendekatan yang baik. Di samping itu, penting pula untuk tiap entitas maupun industri untuk menghitung emisi gas sisa yang dihasilkannya. Saat ini, telah hadir Satuplatform sebagai all-in-one sustainability platform yang memberikan FREE DEMO kepada perusahaan dan entitas untuk menghitung simulasi emisi karbon. Cek sekarang juga! /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Begini Cara Bisnis Bertanggungjawab Terhadap Pelestarian Lingkungan Menjaga kelestarian lingkungan merupakan tanggungjawab bagi setiap elemen individu, masyarakat, maupun pelaku bisnis. Dalam hal ini, setiap perusahaan dan pelaku bisnis memiliki peran yang signifikan terutama di negara dengan aktivitas industri yang pesat. Mengingat bahwa aktivitas industri yang dilakukan pelaku bisnis telah menunjukkan banyaknya dampak yang kurang baik terhadap lingkungan, maka diperlukan kesadaran dan kemauan dari para perusahaan untuk menerapkan etika bisnis yang ramah terhadap lingkungan. Etika bisnis yang ramah lingkungan tersebut agar kemudian dapat dijalankan secara berkelanjutan dan berkesinambungan. Sehingga, dapat memberikan dampak yang positif baik itu bagi lingkungan maupun bagi segi ekonomi dan bisnis itu sendiri. Mari simak,… Walkable City untuk Transformasi Menuju Nol Emisi Kota-kota di seluruh dunia semakin menyadari pentingnya mengubah pola transportasi mereka untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memerangi perubahan iklim. Tidak dapat dipungkiri, transportasi selama ini memang telah menyumbang emisi dalam jumlah besar kepada lingkungan.  Berdasarkan data dari Institute for Essential Services Reform (IESR) per tahun 2021, sektor transportasi diketahui menyumbang 23% efek gas rumah kaca di lingkungan, di mana transportasi darat menyumbang 90% dari emisi sektor tersebut, dengan total emisi dalam sektor energi mendekati 600 juta ton CO2 setara. Dalam kondisi ini, muncul suatu pendekatan untuk mengurangi emisi dari sektor transportasi yaitu konsep Walkable City atau kota yang… Waspada! Zat Berbahaya dari Asap Kendaraan Bermotor Kendaraan bermotor menghasilkan sisa pembakaran dari proses yang terjadi pada mesin pembakaran dalam atau internal combustion engine. Sisa pembakaran ini menjadi asap kendaraan yang mengandung berbagai zat kimia berbahaya. Per tahun 2022, jumlah kendaraan di Indonesia mencapai 148.212.865 menurut Badan Pusat Statistik (BPS). Tingginya jumlah kendaraan terkadang tidak diiringi dengan kesadaran akan bahaya dari zat kimia yang dihasilkan. Baca Juga: Ancaman Polusi Udara dari Asap Industri Dalam artikel ini akan dibahas mengenai zat-zat berbahaya dari asap kendaraan bermotor dan dampaknya terhadap kesehatan maupun lingkungan. Karbon Monoksida (CO) dari Asap Kendaraan Bermotor Salah satu senyawa yang muncul dari hasil pembakaran tidak… Ancaman Polusi Udara dari Asap Industri Industri modern telah membawa kemajuan signifikan dalam berbagai bidang, namun bersamaan dengan itu juga muncul tantangan serius terkait polusi udara. Salah satu sumber utama polusi udara adalah asap industri, yang dihasilkan dari proses manufaktur, produksi energi, dan aktivitas industri lainnya. Baca Juga: Energi Terbarukan untuk Atasi Krisis Bahan Bakar Fosil Ancaman polusi udara dari asap industri bukan hanya berdampak negatif pada kesehatan manusia, tetapi juga pada lingkungan secara keseluruhan. Asap industri mengandung berbagai zat berbahaya, termasuk partikel debu, gas buang, senyawa organik volatil, dan logam berat seperti merkuri dan timbal.  Dalam artikel ini akan dibahas mengenai sumber dan dampak dari… Energi Terbarukan untuk Atasi Krisis Bahan Bakar Fosil Bahan bakar fosil seperti bensin maupun minyak bumi, kini mengalami krisis yang semakin mencekik dengan meningkatnya kebutuhan energi global dan dampak lingkungan yang semakin buruk. Menurut laporan terbaru dari Badan Energi Internasional (IEA), konsumsi bahan bakar fosil terus meningkat setiap tahunnya, menyumbang lebih dari 75% emisi gas rumah kaca …

Waspada! Zat Berbahaya dari Asap Kendaraan Bermotor

Waspada! Zat Berbahaya dari Asap Kendaraan Bermotor

Kendaraan bermotor menghasilkan sisa pembakaran dari proses yang terjadi pada mesin pembakaran dalam atau internal combustion engine. Sisa pembakaran ini menjadi asap kendaraan yang mengandung berbagai zat kimia berbahaya. Per tahun 2022, jumlah kendaraan di Indonesia mencapai 148.212.865 menurut Badan Pusat Statistik (BPS). Tingginya jumlah kendaraan terkadang tidak diiringi dengan kesadaran akan bahaya dari zat kimia yang dihasilkan. Baca Juga: Ancaman Polusi Udara dari Asap Industri Dalam artikel ini akan dibahas mengenai zat-zat berbahaya dari asap kendaraan bermotor dan dampaknya terhadap kesehatan maupun lingkungan. Karbon Monoksida (CO) dari Asap Kendaraan Bermotor Salah satu senyawa yang muncul dari hasil pembakaran tidak sempurna kendaraan bermotor adalah karbon monoksida atau CO. Senyawa ini terdiri dari satu atom karbon dan satu atom oksigen. Secara kimia, karbon monoksida tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau, sehingga sering kali sulit untuk mendeteksinya tanpa alat bantu. Baca Juga: Memahami Lebih Dalam Emisi GRK Scope 1 Ketika terhirup, CO akan terikat pada hemoglobin dalam darah, mengurangi kemampuan darah untuk membawa oksigen ke jaringan tubuh. Ini dapat menyebabkan gejala beracun seperti sakit kepala, pusing, mual, bahkan kematian dalam kasus paparan berkepanjangan atau dalam konsentrasi yang tinggi. Nitrogen Oksida (NO atau NOx) dari Asap Kendaraan Bermotor Nitrogen dioksida memiliki bau tajam dan berwarna coklat kemerahan. Polutan ini bersifat karsinogenik. Apabila terhirup dapat menyebabkan gangguan napas yang membuat sulit bernapas ataupun sesak pada data.  Nitrogen oksida yang terkandung dalam asap kendaraan bermotor apabila terhirup secara terus menerus dalam kadar tinggi maka akan memberikan efek fatal bagi tubuh. Ancaman kanker hingga kematian dapat ditimbulkan dari adanya paparan terhadap NO maupun NOx.  Terhadap lingkungan, pencemaran akibat NOX di udara dapat memicu terjadinya hujan asam. Hal ini akan berpotensi membawa berbagai kerugian seperti kerusakan pada tanaman, bangunan, dan lain sebagainya.  Hidrokarbon (HC) dari Asap Kendaraan Bermotor HC atau Hidrokarbon merupakan senyawa kimia berikutnya yang juga memberikan dampak buruk terhadap kesehatan maupun lingkungan. Hidrokarbon dapat berbentuk gas, cairan, maupun benda padat. Untuk HC yang berbentuk gas maka akan bercampur dengan gas-gas hasil buangan lainnya seperti dalam gas sisa kendaraan bermotor. Di udara, apabila hidrokarbon bereaksi dengan bahan-bahan lain maka akan membentuk  ikatan baru yang disebut Pycyclic Aromatic Hidrocarbon (PAH) yang banyak dijumpai di daerah industri dan padat lalu lintas. Bila PAH ini masuk dalam paru-paru akan menimbulkan luka dan merangsang terbentuknya sel-sel kanker. Di tengah semakin parahnya emisi gas dari asap kendaraan bermotor, emisi yang dihasilkan dari industri juga tidak henti-hentinya mencemari lingkungan dan membawa dampak berbahaya bagi kesehatan. Untuk itu, perlu bagi tiap industri menghitung berapa emisi yang dihasilkan begitu pula bagi para stakeholder agar mampu memetakan solusi efektif bagi tata kota yang telah menanggung beban polusi transportasi maupun industri.Saat ini, telah hadir Satuplatform sebagai all-in-one sustainability platform yang memberikan FREE DEMO kepada perusahaan dan entitas untuk menghitung simulasi emisi karbon. Cek sekarang juga! Similar Article Begini Cara Bisnis Bertanggungjawab Terhadap Pelestarian Lingkungan Menjaga kelestarian lingkungan merupakan tanggungjawab bagi setiap elemen individu, masyarakat, maupun pelaku bisnis. Dalam hal ini, setiap perusahaan dan pelaku bisnis memiliki peran yang signifikan terutama di negara dengan aktivitas industri yang pesat. Mengingat bahwa aktivitas industri yang dilakukan pelaku bisnis telah menunjukkan banyaknya dampak yang kurang baik terhadap lingkungan, maka diperlukan kesadaran dan kemauan dari para perusahaan untuk menerapkan etika bisnis yang ramah terhadap lingkungan. Etika bisnis yang ramah lingkungan tersebut agar kemudian dapat dijalankan secara berkelanjutan dan berkesinambungan. Sehingga, dapat memberikan dampak yang positif baik itu bagi lingkungan maupun bagi segi ekonomi dan bisnis itu sendiri. Mari simak,… Walkable City untuk Transformasi Menuju Nol Emisi Kota-kota di seluruh dunia semakin menyadari pentingnya mengubah pola transportasi mereka untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memerangi perubahan iklim. Tidak dapat dipungkiri, transportasi selama ini memang telah menyumbang emisi dalam jumlah besar kepada lingkungan.  Berdasarkan data dari Institute for Essential Services Reform (IESR) per tahun 2021, sektor transportasi diketahui menyumbang 23% efek gas rumah kaca di lingkungan, di mana transportasi darat menyumbang 90% dari emisi sektor tersebut, dengan total emisi dalam sektor energi mendekati 600 juta ton CO2 setara. Dalam kondisi ini, muncul suatu pendekatan untuk mengurangi emisi dari sektor transportasi yaitu konsep Walkable City atau kota yang… Waspada! Zat Berbahaya dari Asap Kendaraan Bermotor Kendaraan bermotor menghasilkan sisa pembakaran dari proses yang terjadi pada mesin pembakaran dalam atau internal combustion engine. Sisa pembakaran ini menjadi asap kendaraan yang mengandung berbagai zat kimia berbahaya. Per tahun 2022, jumlah kendaraan di Indonesia mencapai 148.212.865 menurut Badan Pusat Statistik (BPS). Tingginya jumlah kendaraan terkadang tidak diiringi dengan kesadaran akan bahaya dari zat kimia yang dihasilkan. Baca Juga: Ancaman Polusi Udara dari Asap Industri Dalam artikel ini akan dibahas mengenai zat-zat berbahaya dari asap kendaraan bermotor dan dampaknya terhadap kesehatan maupun lingkungan. Karbon Monoksida (CO) dari Asap Kendaraan Bermotor Salah satu senyawa yang muncul dari hasil pembakaran tidak… Ancaman Polusi Udara dari Asap Industri Industri modern telah membawa kemajuan signifikan dalam berbagai bidang, namun bersamaan dengan itu juga muncul tantangan serius terkait polusi udara. Salah satu sumber utama polusi udara adalah asap industri, yang dihasilkan dari proses manufaktur, produksi energi, dan aktivitas industri lainnya. Baca Juga: Energi Terbarukan untuk Atasi Krisis Bahan Bakar Fosil Ancaman polusi udara dari asap industri bukan hanya berdampak negatif pada kesehatan manusia, tetapi juga pada lingkungan secara keseluruhan. Asap industri mengandung berbagai zat berbahaya, termasuk partikel debu, gas buang, senyawa organik volatil, dan logam berat seperti merkuri dan timbal.  Dalam artikel ini akan dibahas mengenai sumber dan dampak dari… Energi Terbarukan untuk Atasi Krisis Bahan Bakar Fosil Bahan bakar fosil seperti bensin maupun minyak bumi, kini mengalami krisis yang semakin mencekik dengan meningkatnya kebutuhan energi global dan dampak lingkungan yang semakin buruk. Menurut laporan terbaru dari Badan Energi Internasional (IEA), konsumsi bahan bakar fosil terus meningkat setiap tahunnya, menyumbang lebih dari 75% emisi gas rumah kaca global. Hal ini tidak hanya menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim, tetapi juga menimbulkan berbagai masalah lingkungan, seperti polusi udara dan pencemaran air. Di tengah tantangan ini, energi terbarukan menawarkan harapan sebagai solusi yang bersih dan berkelanjutan.  Sebagai contoh, di Indonesia sendiri data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Direktorat… Jadi Salah …

Energi Terbarukan untuk Atasi Krisis Bahan Bakar Fosil

Energi Terbarukan untuk Atasi Krisis Bahan Bakar Fosil

Bahan bakar fosil seperti bensin maupun minyak bumi, kini mengalami krisis yang semakin mencekik dengan meningkatnya kebutuhan energi global dan dampak lingkungan yang semakin buruk. Menurut laporan terbaru dari Badan Energi Internasional (IEA), konsumsi bahan bakar fosil terus meningkat setiap tahunnya, menyumbang lebih dari 75% emisi gas rumah kaca global. Hal ini tidak hanya menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim, tetapi juga menimbulkan berbagai masalah lingkungan, seperti polusi udara dan pencemaran air. Di tengah tantangan ini, energi terbarukan menawarkan harapan sebagai solusi yang bersih dan berkelanjutan.  Sebagai contoh, di Indonesia sendiri data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi menunjukkan bahwa per Semester I tahun 2023, kapasitas terpasang energi terbarukan di seluruh dunia mencapai rekor tertinggi sebesar 2800 gigawatt. Ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam adopsi teknologi energi terbarukan. Dalam artikel ini, akan diuraikan mengenai peran energi terbarukan, seperti tenaga surya, dan biomassa, dalam mengatasi krisis bahan bakar fosil. Baca Juga: Penerapan Energi Bersih di Indonesia Tenaga Surya Tenaga surya adalah salah satu sumber energi terbarukan yang dapat digunakan untuk mengatasi krisis bahan bakar fosil. Pemanfaatan tenaga surya dilakukan melalui panel surya yang dapat mengubah energi sinar matahari menjadi energi listrik dengan proses efek fotovoltaic.  Panel surya sangat ramah lingkungan karena tidak menghasilkan polusi dan tidak memerlukan bahan bakar tambahan. Melalui solar panel atau panel surya akan dihasilkan energi yang tidak terbatas dan terbarukan. Baca Juga: Ancaman Krisis Energi, Bagaimana Kondisinya di Indonesia? Salah satu contoh penggunaan energi terbarukan tenaga surya adalah transportasi kapal pesiar dari Silent-Yacth. Dengan kapal pesiar unggulan mereka adalah Silent 55 yang dibekali 30 solar panel dengan efisiensi tinggi, baterai lithium, dan pengatur muatan matahari bernama maximum power point tracking (MPPT). Biomassa Biomassa adalah sumber energi  terbarukan yang berbasis pada siklus karbon. Biomassa dihasilkan dari hasil limbah tumbuh-tumbuhan ataupun hasil panen. Energi terbarukan biomassa juga merupakan salah satu energi yang dapat digunakan untuk mengatasi krisis energi fosil. Biomassa dapat digunakan secara langsung dalam bentuk briket arang, briket sekam, ataupun briket padi. Di samping itu, biomassa juga dapat digunakan secara tidak langsung untuk menggantikan bahan bakar bensin untuk transportasi. Dalam hal ini, biomassa perlu diproses terlebih dahulu menjadi biofuel. Geothermal Selain tenaga surya dan biomassa, untuk mengatasi krisis bahan bakar fosil berikutnya sebagai alternatif batu bara dapat digunakan sumber panas bumi atau geothermal. Energi Geothermal adalah sumber energi terbarukan yang berasal dari panas yang dihasilkan oleh radioaktivitas dan proses geologi di dalam kerak bumi. Penggunaan energi geothermal meliputi berbagai aplikasi di berbagai sektor, termasuk pembangkit listrik, pemanasan, pendinginan, dan aplikasi industri. Tentunya lebih ramah lingkungan karena lebih rendah emisi jika dibandingkan dengan batu bara. Dengan menyadari bahwa di samping bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak bumi, dan bensin tengah menghadapi krisis, dampak emisi yang dihasilkan dari bahan bakar fosil juga sangat tinggi maka diperlukan transformasi menuju energi bersih dan berkelanjutan. Dalam hal ini, tiap-tiap pihak perlu lebih memperhatikan jumlah emisi yang dihasilkannya. Seperti untuk pelaku industri, perlu dengan jeli menghitung emisi yang muncul dalam proses industrinya. Saat ini telah hadir Satuplatfrom sebagai all-in-one solution yang memberikan pelayanan ESG untuk perusahaan termasuk simulasi perhitungan emisi. Coba FREE DEMO dari Satuplatform sekarang juga! /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Walkable City untuk Transformasi Menuju Nol Emisi Kota-kota di seluruh dunia semakin menyadari pentingnya mengubah pola transportasi mereka untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memerangi perubahan iklim. Tidak dapat dipungkiri, transportasi selama ini memang telah menyumbang emisi dalam jumlah besar kepada lingkungan.  Berdasarkan data dari Institute for Essential Services Reform (IESR) per tahun 2021, sektor transportasi diketahui menyumbang 23% efek gas rumah kaca di lingkungan, di mana transportasi darat menyumbang 90% dari emisi sektor tersebut, dengan total emisi dalam sektor energi mendekati 600 juta ton CO2 setara. Dalam kondisi ini, muncul suatu pendekatan untuk mengurangi emisi dari sektor transportasi yaitu konsep Walkable City atau kota yang… Waspada! Zat Berbahaya dari Asap Kendaraan Bermotor Kendaraan bermotor menghasilkan sisa pembakaran dari proses yang terjadi pada mesin pembakaran dalam atau internal combustion engine. Sisa pembakaran ini menjadi asap kendaraan yang mengandung berbagai zat kimia berbahaya. Per tahun 2022, jumlah kendaraan di Indonesia mencapai 148.212.865 menurut Badan Pusat Statistik (BPS). Tingginya jumlah kendaraan terkadang tidak diiringi dengan kesadaran akan bahaya dari zat kimia yang dihasilkan. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai zat-zat berbahaya dari asap kendaraan bermotor dan dampaknya terhadap kesehatan maupun lingkungan. Karbon Monoksida (CO) Salah satu senyawa yang muncul dari hasil pembakaran tidak sempurna kendaraan bermotor adalah karbon monoksida atau CO. Senyawa ini terdiri dari… Ancaman Polusi Udara dari Asap Industri Industri modern telah membawa kemajuan signifikan dalam berbagai bidang, namun bersamaan dengan itu juga muncul tantangan serius terkait polusi udara. Salah satu sumber utama polusi udara adalah asap industri, yang dihasilkan dari proses manufaktur, produksi energi, dan aktivitas industri lainnya.  Ancaman polusi udara dari asap industri bukan hanya berdampak negatif pada kesehatan manusia, tetapi juga pada lingkungan secara keseluruhan. Asap industri mengandung berbagai zat berbahaya, termasuk partikel debu, gas buang, senyawa organik volatil, dan logam berat seperti merkuri dan timbal.  Dalam artikel ini akan dibahas mengenai sumber dari asap industri, dampak dari asap industri baik bagi kesehatan maupun bagi lingkungan,… Energi Terbarukan untuk Atasi Krisis Bahan Bakar Fosil Bahan bakar fosil seperti bensin maupun minyak bumi, kini mengalami krisis yang semakin mencekik dengan meningkatnya kebutuhan energi global dan dampak lingkungan yang semakin buruk. Menurut laporan terbaru dari Badan Energi Internasional (IEA), konsumsi bahan bakar fosil terus meningkat setiap tahunnya, menyumbang lebih dari 75% emisi gas rumah kaca global.  Hal ini tidak hanya menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim, tetapi juga menimbulkan berbagai masalah lingkungan, seperti polusi udara dan pencemaran air. Di tengah tantangan ini, energi terbarukan menawarkan harapan sebagai solusi yang bersih dan berkelanjutan.  Sebagai contoh, di Indonesia sendiri data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Direktorat… Jadi Salah Satu Penyumbang Emisi Karbon, Ini Cara Tepat Kelola Sampah Makanan Jika selama ini kamu menganggap sampah plastik jadi sampah yang paling banyak menumpuk di Tempat Pengelolaan Akhir (TPA), kenyataannya sampah makanan/sampah …