jejak karbon

Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini

Jejak karbon merupakan sejumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang lepas ke atmosfer dan bersumber dari berbagai kegiatan tertentu. Konsentrasi emisi karbon antropogenik atau yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sumber yang paling dominan dalam menimbulkan dampak bagi lingkungan. Salah satunya berasal dari sektor industri yang disebut sebagai kontributor utama emisi karbon global.  Menurut laporan emisi CO2 tahun 2022 oleh IEA, emisi karbon dioksida global dari pembakaran energi dan proses industri telah mencapai level tertinggi sepanjang masa, yakni sebesar 36,8 Gt pada 2022. Meskipun produksi emisi karbon dari industri sempat menyusut 5 persen pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19, akan tetapi angkanya kembali naik dan melampaui tingkat sebelumnya seiring dengan stimulus ekonomi dan peluncuran vaksin.  Akibatnya, pemanasan global dan dampak perubahan iklim lainnya pun turut meningkat. Sektor industri pun diharapkan dapat lebih banyak berkontribusi dalam upaya mitigasi iklim, salah satunya melalui pengurangan emisi karbon atau dekarbonisasi. Oleh karena itu, untuk dapat mencapai pengurangan karbon dan dekarbonisasi yang sukses, perusahaan memerlukan pendekatan strategis yang komprehensif. Didukung oleh data akurat serta tenaga profesional untuk membantu melacak emisi karbon secara efektif, mengembangkan strategi pengurangan, dan mencapai sasaran nol emisi. Memanfaatkan jasa perhitungan karbon yang terpercaya adalah solusinya! Mari ketahui berbagai keuntungan yang bisa diperoleh dari berlangganan jasa perhitungan karbon bagi perusahaan di masa sekarang.  1. Perhitungan yang Akurat, Spesifik, dan Transparan Jasa dan layanan akuntasi karbon menyediakan perhitungan yang tepat, terutama untuk sumber emisi yang kompleks. Perusahaan tentu dapat menentukan sendiri jenis data emisi yang perlu dilacak, termasuk carbon scope 1 (emisi langsung), carbon scope 2 (emisi tidak langsung dari energi), dan carbon scope 3 (emisi di luar aktivitas dan kendali perusahaan). Melalui kesempatan berlangganan jasa perhitungan karbon, perusahaan dapat meningkatkan akurasi data yang penting untuk menyediakan laporan yang transparan kepada pemangku pentingan. 2. Efisiensi Biaya  Memanfaatkan layanan carbon accounting dapat membantu perusahaan menghemat biaya untuk kegiatan operasional lain yang sekiranya dibutuhkan. Pengukuran karbon dapat mengungkap inefisiensi dalam penggunaan energi, logistik, dan pengelolaan sumber daya. Hal ini membantu perusahaan menentukan area untuk konservasi energi, pengurangan limbah, dan pengoptimalan proses, yang dapat mengurangi biaya keseluruhan. 3. Kepatuhan Sesuai Standar Global  Baca juga artikel lainnya : Standar Sertifikasi Bangunan Hijau Laporan keberlanjutan yang terstandarisasi adalah kunci aksi iklim yang efektif. Standar memungkinkan perusahaan mengidentifikasi sumber emisi yang dapat dioptimalkan atau dihilangkan. Perusahaan dapat lebih mematuhi peraturan dan standar lingkungan yang penting untuk memenuhi peraturan lokal dan internasional, seperti GHG Protocol, TCFD (Task Force on Climate-related Financial Disclosures), atau CDP (Carbon Disclosure Project). Penghitungan karbon yang akurat meminimalkan risiko sanksi atas ketidakpatuhan dan memungkinkan adaptasi yang lebih baik terhadap kebijakan iklim yang semakin ketat. Memanfaatkan layanan akuntansi karbon tidak hanya meningkatkan dampak lingkungan perusahaan tetapi juga alat yang berharga bagi bisnis modern dan bertanggung jawab. Solusi Carbon Accounting Andal Perusahaan Terkemuka Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. — Referensi: – CO2 Emissions in 2022 Similar Article 5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim Isu terkait perubahan iklim semakin menjadi pembahasan yang ramai diperbincangkan saat ini. Di seluruh dunia, masyarakat lintas generasi mulai menunjukkan ketertarikannya akan informasi tentang perubahan iklim. Hasil survei People’s Climate Vote 2024 menunjukkan bahwa sekitar 87 persen populasi dunia telah menaruh perhatian mereka pada isu ini. Sementara itu, 63 persen pengisi survei sudah mulai mempertimbangkan dampak perubahan iklim terhadap keputusan yang mereka buat. Melalui kondisi ini, bisa digambarkan bahwa perubahan iklim semakin memberikan pengaruhnya terhadap orang-orang di berbagai belahan dunia. Mengganggu mereka dengan beragam cara. Perubahan iklim tidak lagi sebatas konteks khusus bagi beberapa kalangan. Istilah ini perlu diumumkan lebih… Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini Jejak karbon merupakan sejumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang lepas ke atmosfer dan bersumber dari berbagai kegiatan tertentu. Konsentrasi emisi karbon antropogenik atau yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sumber yang paling dominan dalam menimbulkan dampak bagi lingkungan. Salah satunya berasal dari sektor industri yang disebut sebagai kontributor utama emisi karbon global.  Menurut laporan emisi CO2 tahun 2022 oleh IEA, emisi karbon dioksida global dari pembakaran energi dan proses industri telah mencapai level tertinggi sepanjang masa, yakni sebesar 36,8 Gt pada 2022. Meskipun produksi emisi karbon dari industri sempat menyusut 5 persen pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19, akan… Pengertian Industri Hijau: Tujuan, Manfaat, dan Contohnya Penerapan industri hijau di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim selayaknya angin segar yang memberikan kesejukan dalam upaya keberlanjutan. Sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global seringkali didorong untuk dapat berkontribusi dalam langkah pengurangan emisi karbon atau dekarbonisasi. Maka dari itu, industri hijau sebagai bagian dari bisnis berkelanjutan dapat menjadi opsi yang bisa dipilih perusahaan dan entitas komersial lainnya dalam mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan keberlanjutan. Namun, apa itu industri hijau beserta tujuan, keuntungan, dan contohnya? Apa Itu Industri Hijau? Dilansir dari Tirto ID, menurut Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin RI), pengertian industri hijau adalah… Bagaimana Cara Tepat Memilih Carbon Accounting Software untuk Industri? Carbon Accounting – Seiring dengan meningkatnya sustainability awareness di berbagai kalangan, banyak pihak mulai turut serta menerapkan praktik-praktik kebelanjutan melalui berbagai cara.  Peningkatan dampak perubahan iklim seakan menjadi ‘alarm’ yang mendorong masyarakat untuk bergabung dalam upaya mitigasi iklim. Utamanya dari sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global. Kegiatan industri diketahui menyumbang paling banyak emisi karbon ke atmosfer. Di Indonesia saja, sekitar 70 persen penyumbang emisi karbon adalah industri, sehingga sektor ini diharapkan mampu terlibat untuk mengurangi emisi karbon dan membantu mencapai Net Zero Emission yang direncanakan. Oleh karena itu, untuk dapat berkontribusi dalam upaya… Memahami Istilah Global Stocktake dalam Aksi Iklim Internasional Di berbagai belahan dunia, negara-negara terus berlomba mencapai ambisi iklim sebagai respons terhadap …

carbon accounting

Bagaimana Cara Tepat Memilih Carbon Accounting Software untuk Industri?

Carbon Accounting – Seiring dengan meningkatnya sustainability awareness di berbagai kalangan, banyak pihak mulai turut serta menerapkan praktik-praktik kebelanjutan melalui berbagai cara.  Peningkatan dampak perubahan iklim seakan menjadi ‘alarm’ yang mendorong masyarakat untuk bergabung dalam upaya mitigasi iklim. Utamanya dari sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global. Kegiatan industri diketahui menyumbang paling banyak emisi karbon ke atmosfer. Di Indonesia saja, sekitar 70 persen penyumbang emisi karbon adalah industri, sehingga sektor ini diharapkan mampu terlibat untuk mengurangi emisi karbon dan membantu mencapai Net Zero Emission yang direncanakan. Oleh karena itu, untuk dapat berkontribusi dalam upaya netralitas iklim dan dekarbonisasi industri, pelaku industri mungkin perlu menggunakan teknologi penghitung jejak karbon untuk dapat menemukan solusi yang dibutuhkan dari data keluaran sendiri. Baca juga artikel lainnya : Peran Carbon Accounting dalam Mencapai Target Net Zero Emissions Perangkat lunak akuntansi karbon atau carbon accounting software dirancang untuk membantu organisasi mengukur, mengelola, dan melaporkan emisi gas rumah kaca (GRK) mereka secara akurat dan sesuai dengan standar internasional. Memilih software penghitung jejak karbon yang tepat adalah keputusan yang penting, terutama bagi perusahaan, karena hasilnya akan berdampak pada langkah-langkah ke depan dalam upaya mengurangi emisi karbon. Lalu, sudahkah Anda mengetahui cara tepat memilih kalkulator jejak karbon untuk industri Anda? Mari simak terus artikel ini untuk menemukan yang sesuai! 1. Identifikasi Kebutuhan Bisnis dan Cakupan Emisi Anda Langkah pertama untuk menentukan kalkulator jejak karbon yang tepat adalah dengan mengidentifikasi kebutuhan bisnis dan cakupan perhitungan emisi secara terperinci. Tentukan jenis emisi yang perlu dilacak oleh bisnis Anda: Cakupan 1 (emisi langsung), Cakupan 2 (emisi tidak langsung dari energi), dan/atau Cakupan 3 (emisi tidak langsung di luar perusahaan). Perhatikan juga kebutuhan utama yang diperlukan bisnis, seperti kepatuhan peraturan, perencanaan dekarbonisasi, real-time dashboard, dan sebagainya. Dengan mengetahui prioritas perhitungan karbon, Anda dapat mengantisipasi fitur-fitur yang dibutuhkan. Mengurangi potensi ketidaksesuaian hasil yang diharapkan di masa mendatang. 2. Periksa Standarisasi Pelaporan dengan Kerangka Global Saat ini dapat kita jumpai berbagai kerangka pelaporan yang menjadi standarisasi aktivitas pelaporan, seperti Protokol GHG, TCFD, GRI, dan yang lainnya. Cari perangkat lunak yang selaras dengan standar yang diterima secara luas untuk membantu Anda memastikan kepatuhan terhadap kerangka pelaporan global.  Perusahaan yang menggunakan standarisasi pelaporan yang sesuai dapat membantu Anda mengurangi kekhawatiran akan hasil yang tidak layak. Pilihlah perusahaan dengan rekam jejak yang baik. 3. Evaluasi Kemampuan Integrasi Data dan Kemudahan Fitur Kemampuan integrasi data tentu sangat dibutuhkan untuk memudahkan pengiriman data dari satu media ke yang lainnya serta meningkatkan update yang relevan. Pilih perangkat lunak yang terintegrasi dengan baik dengan sistem yang ada seperti ERP, CRM, atau alat manajemen energi untuk menyederhanakan pengumpulan data.  Periksa apakah perangkat lunak mendukung umpan data waktu nyata dan perhitungan otomatis, yang mengurangi kesalahan entri manual dan menghemat waktu, serta menjadikannya lebih tersusun dan efisien. Selain itu, evaluasi juga apakah perangkat lunak menawarkan kemampuan pelaporan yang terperinci dan dapat disesuaikan untuk mendukung transparansi dan analisis emisi yang mendalam. Pastikan perangkat lunak didukung fitur antarmuka intuitif yang sesuai dengan tingkat keterampilan teknis tim Anda. Meningkatkan solusi fleksibilitas. 4. Tinjau Faktor Keamanan, Kepatuhan, dan Biaya Keamanan data adalah hal penting untuk menghindarkan Anda dari bahaya dan ancaman yang tidak diharapkan. Pastikan perangkat lunak memiliki fitur keamanan yang kuat, terutama jika data Anda sangat sensitif. Ketahui juga apakah perangkat lunak perhitungan jejak karbon membuktikan bahwa mereka mematuhi persyaratan lingkungan. Kemudian, konfirmasikan hal-hal terkait apakah perangkat lunak tersebut memiliki struktur biaya yang transparan dan apakah itu mencakup pelatihan atau dukungan pelanggan.  7. Evaluasi Reputasi Pengalaman penggunaan carbon accounting software yang berasal dari pengguna lain dapat membantu menentukan kelayakan perangkat bagi industri Anda. Dukungan pelanggan yang andal adalah kunci untuk menangani potensi masalah dan memanfaatkan kemampuan perangkat lunak sepenuhnya.  Pada akhirnya, solusi carbon accounting software yang tepat untuk Anda adalah yang memenuhi kebutuhan unik Anda, melayani industri Anda, dan membantu Anda mengambil tindakan nyata terhadap dekarbonisasi. Salah satu perangkat lunak perhitungan karbon yang bisa Anda pertimbangkan ialah Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. Similar Article 5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim Isu terkait perubahan iklim semakin menjadi pembahasan yang ramai diperbincangkan saat ini. Di seluruh dunia, masyarakat lintas generasi mulai menunjukkan ketertarikannya akan informasi tentang perubahan iklim. Hasil survei People’s Climate Vote 2024 menunjukkan bahwa sekitar 87 persen populasi dunia telah menaruh perhatian mereka pada isu ini. Sementara itu, 63 persen pengisi survei sudah mulai mempertimbangkan dampak perubahan iklim terhadap keputusan yang mereka buat. Melalui kondisi ini, bisa digambarkan bahwa perubahan iklim semakin memberikan pengaruhnya terhadap orang-orang di berbagai belahan dunia. Mengganggu mereka dengan beragam cara. Perubahan iklim tidak lagi sebatas konteks khusus bagi beberapa kalangan. Istilah ini perlu diumumkan lebih… Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini Jejak karbon merupakan sejumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang lepas ke atmosfer dan bersumber dari berbagai kegiatan tertentu. Konsentrasi emisi karbon antropogenik atau yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sumber yang paling dominan dalam menimbulkan dampak bagi lingkungan. Salah satunya berasal dari sektor industri yang disebut sebagai kontributor utama emisi karbon global.  Menurut laporan emisi CO2 tahun 2022 oleh IEA, emisi karbon dioksida global dari pembakaran energi dan proses industri telah mencapai level tertinggi sepanjang masa, yakni sebesar 36,8 Gt pada 2022. Meskipun produksi emisi karbon dari industri sempat menyusut 5 persen pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19, akan… Pengertian Industri Hijau: Tujuan, Manfaat, dan Contohnya Penerapan industri hijau di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim selayaknya angin segar yang memberikan kesejukan dalam upaya keberlanjutan. Sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global seringkali didorong untuk dapat berkontribusi dalam langkah pengurangan emisi karbon atau dekarbonisasi. Maka dari itu, …

Global Stocktake

Memahami Istilah Global Stocktake dalam Aksi Iklim Internasional

Di berbagai belahan dunia, negara-negara terus berlomba mencapai ambisi iklim sebagai respons terhadap peningkatan dampak perubahan iklim sekaligus komitmen sesuai kesepakatan Paris. Perjanjian Paris menjadi poin penting dalam kebijakan iklim internasional yang mendorong banyak pemerintahan berkontribusi memitigasi kondisi iklim melalui masing-masing rencana aksi iklim. Untuk dapat memastikan setiap rencana dan target terpenuhi sesuai yang disepakati, perlu adanya evaluasi dan pencatatan yang disebut juga sebagai Global Stocktake dalam Perjanjian Paris. Menurut Grantham Research Institute on Climate Change, istilah Global Stocktake (GST) dalam Perjanjian Paris mengacu pada kegiatan memantau dan mengevaluasi secara komprehensif kemajuan dunia dalam upaya mengatasi perubahan iklim. Melalui GST, para pihak penandatangan akan bersama-sama menilai sejauh mana upaya mereka dalam mengurangi emisi gas rumah kaca, membangun ketahanan iklim, dan mendukung negara berkembang cukup untuk mencapai target tersebut. Peran dan Tujuan Global Stocktake Proses Global Stocktake akan rutin diadakan setiap lima tahun di bawah Paris Agreement. Baca juga artikel lainnya : 5 Langkah untuk Mulai Memahami Perubahan Iklim Agenda ini pertama kali dilaksanakan pada Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP28) yang berlangsung November-Desember 2023 lalu di Dubai, Uni Emirat Arab. Tujuan utama dari proses evaluasi global ini ialah untuk memastikan bahwa dunia berada di jalur yang benar dalam menjaga kenaikan suhu global tetap di bawah 1,5 hingga 2 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri. Selain itu, tujuan jangka panjang lainnya yang diukur sesuai Pasal 2 Perjanjian Paris yakni: Hasil dari Global Stocktake nantinya akan memandu pembaruan Nationally Determined Contributions (NDC) setiap negara sehingga memperkuat tindakan iklim di masa depan dengan informasi yang lebih terarah dan berdasarkan evaluasi kemajuan terkini. Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Pelaksanaan Global Stocktake Proses Global Stocktake melibatkan banyak pihak penting yang berperan mewujudkan Perjanjian Paris. Sebagai penanggung jawab, UNFCCC berperan mengkoordinasikan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data dari negara-negara penandatangan. Pihak anggota yang merupakan setiap negara peserta Perjanjian Paris akan diminta memberikan data terkait komitmen dan langkah untuk menurunkan emisi, adaptasi terhadap perubahan iklim, serta dukungan keuangan dan teknologi. Evaluasi ini juga turut melibatkan ilmuwan dan lembaga peneliti yang berperan menyediakan analisis teknis dan laporan berbasis data untuk mengevaluasi kemajuan dan tren terkait mitigasi, adaptasi, dan dukungan yang dibutuhkan. Turut dilibatkan juga penyelenggara organisasi non-pemerintahan (NGO) yang dapat memberikan evaluasi independen serta memantau komitmen negara. Mereka turut memfasilitasi suara dari masyarakat terdampak perubahan iklim, khususnya kelompok rentan. Proses Tahapan Pelaksanaan Global Stocktake Terdapat tiga tahap penting dalam melaksanakan inventarisasi global (GST) yang meliputi pengumpulan data, fase penilaian teknis, dan politik. Pada tahap pertama, negara-negara perlu mengumpulkan dan meringkas setiap informasi sebagai bagian dari persiapan komponen teknis dengan berdasar pada beberapa dokumen yang ditentukan. Laporan yang perlu disiapkan meliputi status terkait emisi gas rumah kaca, upaya adaptasi, dampak keseluruhan kontribusi yang ditentukan secara nasional (NDC), dan arus keuangan.  Pada tahap penilaian, penyelenggara negara beserta ahli, NGO, pelaku industri, juga masyarakat sipil akan memberikan informasi tambahan untuk dipertimbangkan dalam GST. Kegiatan ini berlangsung secara tatap muka dan menjadi bagian dari laporan sintetis akhir. Tahapan akhir dalam pelaksanaan Global Stocktake ini bertujuan mendukung para ihak dalam Perjanjian Paris dan menentukan tanggapan politik negara-negara pihak terhadap kesenjangan dan peluang yang diidentifikasi. Global Stocktake selanjutnya akan berlangsung pada tahun 2028 yang berarti negara-negara perlu melakukan peningkatan dan penyempurnaan mulai tahun 2026 untuk menghadapi evaluasi lanjutan yang direncanakan. —– Referensi: – What is the Global Stocktake? – Why the Global Stocktake is Important for Climate Action this Decade Similar Article 5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim Isu terkait perubahan iklim semakin menjadi pembahasan yang ramai diperbincangkan saat ini. Di seluruh dunia, masyarakat lintas generasi mulai menunjukkan ketertarikannya akan informasi tentang perubahan iklim. Hasil survei People’s Climate Vote 2024 menunjukkan bahwa sekitar 87 persen populasi dunia telah menaruh perhatian mereka pada isu ini. Sementara itu, 63 persen pengisi survei sudah mulai mempertimbangkan dampak perubahan iklim terhadap keputusan yang mereka buat. Melalui kondisi ini, bisa digambarkan bahwa perubahan iklim semakin memberikan pengaruhnya terhadap orang-orang di berbagai belahan dunia. Mengganggu mereka dengan beragam cara. Perubahan iklim tidak lagi sebatas konteks khusus bagi beberapa kalangan. Istilah ini perlu diumumkan lebih… Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini Jejak karbon merupakan sejumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang lepas ke atmosfer dan bersumber dari berbagai kegiatan tertentu. Konsentrasi emisi karbon antropogenik atau yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sumber yang paling dominan dalam menimbulkan dampak bagi lingkungan. Salah satunya berasal dari sektor industri yang disebut sebagai kontributor utama emisi karbon global.  Menurut laporan emisi CO2 tahun 2022 oleh IEA, emisi karbon dioksida global dari pembakaran energi dan proses industri telah mencapai level tertinggi sepanjang masa, yakni sebesar 36,8 Gt pada 2022. Meskipun produksi emisi karbon dari industri sempat menyusut 5 persen pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19, akan… Pengertian Industri Hijau: Tujuan, Manfaat, dan Contohnya Penerapan industri hijau di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim selayaknya angin segar yang memberikan kesejukan dalam upaya keberlanjutan. Sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global seringkali didorong untuk dapat berkontribusi dalam langkah pengurangan emisi karbon atau dekarbonisasi. Maka dari itu, industri hijau sebagai bagian dari bisnis berkelanjutan dapat menjadi opsi yang bisa dipilih perusahaan dan entitas komersial lainnya dalam mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan keberlanjutan. Namun, apa itu industri hijau beserta tujuan, keuntungan, dan contohnya? Apa Itu Industri Hijau? Dilansir dari Tirto ID, menurut Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin RI), pengertian industri hijau adalah… Bagaimana Cara Tepat Memilih Carbon Accounting Software untuk Industri? Seiring dengan meningkatnya sustainability awareness di berbagai kalangan, banyak pihak mulai turut serta menerapkan praktik-praktik kebelanjutan melalui berbagai cara.  Peningkatan dampak perubahan iklim seakan menjadi ‘alarm’ yang mendorong masyarakat untuk bergabung dalam upaya mitigasi iklim. Utamanya dari sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global. Kegiatan industri diketahui menyumbang paling banyak emisi karbon ke atmosfer. Di Indonesia saja, sekitar 70 persen penyumbang emisi karbon adalah industri, sehingga sektor ini diharapkan mampu terlibat untuk mengurangi emisi karbon dan membantu mencapai Net Zero Emission yang direncanakan. Oleh karena itu, untuk dapat berkontribusi dalam upaya netralitas iklim dan… Memahami Istilah Global Stocktake dalam Aksi Iklim Internasional Di …

bahaya bakar sampah

Bahaya Bakar Sampah Hasilkan Zat Beracun dan Perparah Krisis Iklim

Kegiatan membakar sampah nampaknya masih menjadi salah satu opsi penanganan sampah yang paling banyak dilakukan masyarakat saat ini. Hal ini didukung oleh hasil survei Lembaga Jakpat tahun 2023 terhadap 2.768 responden masyarakat, sebagaimana dilansir dari Good Stats. Survei dilakukan dengan menggunakan pola multiple answer yang memungkinkan responden memilih lebih dari satu jawaban. Hasilnya menunjukkan bahwa sekitar 31,1 persen masyarakat memilih untuk membakar sampah sebagai metode penanganan sampah pilihan mereka. Meski begitu, pilihan tertinggi masih jatuh kepada pengangkutan sampah oleh petugas, sebanyak 57,4 persen pemilih. Ada pun riset yang dilakukan oleh Waste4Change bersama dengan Platform Bicara Udara pada tahun 2023 lalu, menemukan fakta lainnya.  Pembakaran sampah terbuka di wilayah Jabodetabek disebut menghasilkan emisi karbon sebesar 12.627 Gg/tahun yang hampir setara dengan pembakaran hutan dan lahan di Kalimantan pada tahun 2021.  Bahaya dari Aktivitas Bakar Sampah Membakar sampah tentu bukan suatu kegiatan yang menguntungkan, justru terdapat banyak sekali kerugian yang bisa dihasilkan. Utamanya yaitu asap hasil bakar sampah yang mengandung polutan berbahaya. Dampaknya tidak baik bagi kesehatan manusia baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Hasil temuan Human Rights Watch terhadap orang-orang yang terpapar asap pembakaran sampah ialah serangkaian masalah kesehatan yang serius. Baca juga artikel lainnya : Kebakaran TPA Sampah di Indonesia Sering Terjadi, Apa Penyebab dan Solusinya? Mereka yang secara konsisten menghirup asap hasil bakar sampah secara terus menerus cenderung mengalami penyakit saluran pernafasan berupa penyakit paru obstruktif kronik, batuk, iritasi tenggorokan, dan asma.   Asap pembakaran sampah umumnya mengandung polutan beracun yang berasal dari pelepasan partikel material tertentu. Mencakup polutan seperti karbon monoksida, formaldehida, arsenik, dioksin, furan, VOC, dan nitrogen serta sulfur dioksida. Membakar sampah juga dapat mengiritasi kulit. Halodoc menjelaskan bahwa dalam jangka pendek, paparan logam berat hasil pembakaran sampah dapat menyebabkan lesi kulit, sebuah kondisi pertumbuhan jaringan abnormal pada permukaan kulit. Residu dari kegiatan bakar sampah juga berpotensi mencemari tanah dan sumber air di sekitarnya. Memungkinkan juga mengkontaminasi rantai makanan melalui hewan ternak dan tanaman. Alasan Masyarakat Membakar Sampah Meskipun dampak sudah cukup terlihat menakutkan, namun aktivitas pembakaran sampah secara terbuka masih sering dapat kita jumpai. Alasan yang mungkin mendukung kegiatan ini adalah karena belum tersedianya layanan pengangkutan dan pengelolaan sampah di beberapa wilayah. Beberapa sumber juga menyebut bahwa membakar sampah masih dilakukan karena itu merupakan opsi yang paling mudah dan murah. Kebiasaan yang turun temurun juga menjadi alasan mengapa membakar sampah belum ditinggalkan. Oleh karena itu, diperlukan adanya aturan yang mengatur terkait larangan membakar sampah untuk mencegah masyakarat melakukan hal tersebut. Kontribusi Pembakaran Sampah terhadap Kondisi Iklim Pembakaran sampah nyatanya menghasilkan sejumlah besar gas rumah kaca yang berkontribusi langsung pada perubahan iklim. Proses membakar sampah dapat menghasilkan emisi karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrous oksida (N2O) dalam jumlah besar. Gas-gas ini memiliki efek yang signifikan dalam memerangkap panas di atmosfer, meningkatkan efek rumah kaca, dan memperburuk pemanasan global.  Metana, khususnya, memiliki potensi pemanasan yang lebih kuat daripada CO2. Meskipun hadir dalam jumlah yang lebih kecil, ia tetap berkontribusi pada peningkatan suhu global dengan lebih cepat. Dengan membakar sampah, manusia menyumbang emisi antropogenik global yang jumlahnya tidak jauh berbeda dari emisi gas rumah kaca transportasi. Oleh karena itu, pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan dapat mengurangi emisi karbon serta dampak terhadap iklim. —- Referensi: – Jakpat: 31,1% Masyarakat Masih Membakar Sampah – Riset Waste4Change & Bicara Udara Temukan Aktivitas Bakar Sampah Jabodetabek Setara Kebakaran 108 Ribu Hektar Hutan Similar Article 5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim Isu terkait perubahan iklim semakin menjadi pembahasan yang ramai diperbincangkan saat ini. Di seluruh dunia, masyarakat lintas generasi mulai menunjukkan ketertarikannya akan informasi tentang perubahan iklim. Hasil survei People’s Climate Vote 2024 menunjukkan bahwa sekitar 87 persen populasi dunia telah menaruh perhatian mereka pada isu ini. Sementara itu, 63 persen pengisi survei sudah mulai mempertimbangkan dampak perubahan iklim terhadap keputusan yang mereka buat. Melalui kondisi ini, bisa digambarkan bahwa perubahan iklim semakin memberikan pengaruhnya terhadap orang-orang di berbagai belahan dunia. Mengganggu mereka dengan beragam cara. Perubahan iklim tidak lagi sebatas konteks khusus bagi beberapa kalangan. Istilah ini perlu diumumkan lebih… Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini Jejak karbon merupakan sejumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang lepas ke atmosfer dan bersumber dari berbagai kegiatan tertentu. Konsentrasi emisi karbon antropogenik atau yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sumber yang paling dominan dalam menimbulkan dampak bagi lingkungan. Salah satunya berasal dari sektor industri yang disebut sebagai kontributor utama emisi karbon global.  Menurut laporan emisi CO2 tahun 2022 oleh IEA, emisi karbon dioksida global dari pembakaran energi dan proses industri telah mencapai level tertinggi sepanjang masa, yakni sebesar 36,8 Gt pada 2022. Meskipun produksi emisi karbon dari industri sempat menyusut 5 persen pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19, akan… Pengertian Industri Hijau: Tujuan, Manfaat, dan Contohnya Penerapan industri hijau di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim selayaknya angin segar yang memberikan kesejukan dalam upaya keberlanjutan. Sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global seringkali didorong untuk dapat berkontribusi dalam langkah pengurangan emisi karbon atau dekarbonisasi. Maka dari itu, industri hijau sebagai bagian dari bisnis berkelanjutan dapat menjadi opsi yang bisa dipilih perusahaan dan entitas komersial lainnya dalam mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan keberlanjutan. Namun, apa itu industri hijau beserta tujuan, keuntungan, dan contohnya? Apa Itu Industri Hijau? Dilansir dari Tirto ID, menurut Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin RI), pengertian industri hijau adalah… Bagaimana Cara Tepat Memilih Carbon Accounting Software untuk Industri? Seiring dengan meningkatnya sustainability awareness di berbagai kalangan, banyak pihak mulai turut serta menerapkan praktik-praktik kebelanjutan melalui berbagai cara.  Peningkatan dampak perubahan iklim seakan menjadi ‘alarm’ yang mendorong masyarakat untuk bergabung dalam upaya mitigasi iklim. Utamanya dari sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global. Kegiatan industri diketahui menyumbang paling banyak emisi karbon ke atmosfer. Di Indonesia saja, sekitar 70 persen penyumbang emisi karbon adalah industri, sehingga sektor ini diharapkan mampu terlibat untuk mengurangi emisi karbon dan membantu mencapai Net Zero Emission yang direncanakan. Oleh karena itu, untuk dapat berkontribusi dalam upaya netralitas iklim dan… Memahami Istilah Global Stocktake dalam Aksi Iklim Internasional Di berbagai belahan dunia, …

perubahan iklim dan terumbu karang

Perubahan Iklim dan Terumbu Karang: Apa yang Bisa Terjadi?

Terumbu karang adalah organisme laut yang sangat berharga. Oleh karena itu, sekumpulan hewan bernama polip ini memiliki keindahan dan manfaat yang luar biasa. Namun, kondisinya semakin terancam akibat perubahan iklim. Salah satu dampak paling signifikan dari perubahan iklim adalah pemutihan karang (coral bleaching). Melalui peningkatan suhu air laut memengaruhi siklus hidup karang, termasuk reproduksi dan pertumbuhan mereka. Sebagai ekosistem yang penting, karena terumbu karang menyediakan habitat bagi banyak spesies lautan. Hampir 25 persen organisme laut bergantung pada terumbu karang untuk perlindungan dan makanan. Terumbu karang juga menjadi objek yang penting bagi masyarakat pesisir untuk perikanan, pariwisata, dan bertahan hidup. Akibatnya hilangnya terumbu karang tidak hanya akan menurunkan pendapatan dan mengurangi hasil tangkapan ikan, tetapi juga meningkatkan ancaman terhadap badai dan naiknya permukaan laut. Baca juga artikel lainnya : Upaya Konservasi dan Restorasi Terhadap Pemutihan Karang Lalu, apa saja hal yang mungkin terjadi pada terumbu karang yang terpengaruh perubahan iklim? 1. Sumber Karbon Tidak Terduga Terumbu karang yang rusak dapat melepas sejumlah karbon dari kalsium karbonat yang terurai saat karang mati. Ketika terumbu karang mengalami kerusakan atau pemutihan, ia kehilangan alga simbiotik dan akhirnya mati. Meskipun tidak signifikan, namun pelepasan karbon dari karang seharusnya tidak terjadi agar tidak memperparah akumulasi karbon di atmosfer. 2. Pemutihan Terumbu Karang Pemutihan terumbu karang atau coral bleaching adalah salah satu kondisi yang dapat mengancam karang-karang di seluruh dunia akibat pemanasan global. Dilansir dari UICN, terumbu karang terus mengalami pemutihan massal selama tiga tahun terakhir. Peningkatan suhu air laut yang disebabkan oleh akumulasi emisi gas rumah kaca (GRK) antropogenik, menjadikan karang-karang melepaskan kandungan yang penting dalam dirinya. Terumbu karang yang stres karena perubahan lingkungan terpaksa mengusir pergi zooxanthellae, alga yang menjadi sumber makanan sekaligus pemberi warna bagi karang.  Ketika karang-karang kehilangan alga, mereka akan memutih, kelaparan, dan mudah terserang penyakit. Kondisi yang tidak kunjung normal pada akhirnya akan membuat karang mati dan hancur.  Terjadinya pemutihan karang massal pernah terjadi antara tahun 2014-2017 lalu. Dikutip dari WWF, berdasarkan data National Oceanic and Atmospheric Association, sekitar 75 persen terumbu karang tropis di dunia mengalami tekanan panas yang cukup parah.  3. Melemahkan Ekosistem Pesisir Laut Meskipun jumlahnya hanya mencakup 0,1 persen di seluruh lautan, terumbu karang menjadi penghalang alami yang penting untuk menyerap kekuatan gelombang dan badai. Hal ini berguna untuk menjaga masyarakat pesisir tetap aman dari ancaman kenaikan permukaan laut, sehingga tidak diperlukan pembangunan tanggul yang umumnya mahal dan kurang efektif. 4. Mengancam Keanekaragaman Hayati Terumbu karang disebut merupakan salah satu ekosistem dengan keanekaragaman hayati tertinggi di bumi, menurut Dr. Helen Fox, Direktur Ilmu Konservasi di Coral Reef Alliance. Sekitar 25 persen dari seluruh kehidupan laut menjadikan terumbu karang sebagai rumah yang aman bagi mereka.  Mulai dari penyu laut, ikan, kepiting, udang, ubur-ubur, dan binatang laut lainnya, umumnya menggunakan terumbu karang sebagai tempat berteduh, bertelur, dan menghindarkan diri dari predator.   Kehilangan terumbu karang berarti membuka peluang ancaman yang besar bagi spesies lautan untuk mengalami kepunahan. 5. Mengganggu Ekonomi Wisata Bahari Faktanya, terumbu karang juga memberikan manfaat yang begitu besar kepada lebih dari 1 miliar orang di seluruh dunia setiap tahunnya. Melalui pemanfaatan sektor pariwisata, wisata terumbu karang memiliki daya tarik yang tinggi bagi wisatawan. Keuntungan dari wisata bahari ini bisa mendatangkan keuntungan mencapai $375 miliar di seluruh dunia. Ancaman hilangnya terumbu karang akibat perubahan iklim tidak hanya menghancurkan ekosistem, tetapi juga dapat menghilangkan ribuan pekerjaan yang tersedia. Membahayakan semua aspek kehidupan. Upaya konservasi dan restorasi terumbu karang merupakan hal yang dapat dilakukan untuk melestarikannya dan mendukung keanekaragaman hayati lautan. Kita juga dapat turut berkontribusi untuk tidak memperparah pemanasan global dari aktivitas sehari-hari. Menghindari kegiatan yang menghasilkan emisi karbon tinggi, berpolusi, dan praktik perikanan yang merusak. —- Referensi: – Everything You Need to Know about Coral Bleaching—And How We Can Stop It – Coral reefs and climate change – Coral Reefs Similar Article 5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim Isu terkait perubahan iklim semakin menjadi pembahasan yang ramai diperbincangkan saat ini. Di seluruh dunia, masyarakat lintas generasi mulai menunjukkan ketertarikannya akan informasi tentang perubahan iklim. Hasil survei People’s Climate Vote 2024 menunjukkan bahwa sekitar 87 persen populasi dunia telah menaruh perhatian mereka pada isu ini. Sementara itu, 63 persen pengisi survei sudah mulai mempertimbangkan dampak perubahan iklim terhadap keputusan yang mereka buat. Melalui kondisi ini, bisa digambarkan bahwa perubahan iklim semakin memberikan pengaruhnya terhadap orang-orang di berbagai belahan dunia. Mengganggu mereka dengan beragam cara. Perubahan iklim tidak lagi sebatas konteks khusus bagi beberapa kalangan. Istilah ini perlu diumumkan lebih… Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini Jejak karbon merupakan sejumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang lepas ke atmosfer dan bersumber dari berbagai kegiatan tertentu. Konsentrasi emisi karbon antropogenik atau yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sumber yang paling dominan dalam menimbulkan dampak bagi lingkungan. Salah satunya berasal dari sektor industri yang disebut sebagai kontributor utama emisi karbon global.  Menurut laporan emisi CO2 tahun 2022 oleh IEA, emisi karbon dioksida global dari pembakaran energi dan proses industri telah mencapai level tertinggi sepanjang masa, yakni sebesar 36,8 Gt pada 2022. Meskipun produksi emisi karbon dari industri sempat menyusut 5 persen pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19, akan… Pengertian Industri Hijau: Tujuan, Manfaat, dan Contohnya Penerapan industri hijau di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim selayaknya angin segar yang memberikan kesejukan dalam upaya keberlanjutan. Sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global seringkali didorong untuk dapat berkontribusi dalam langkah pengurangan emisi karbon atau dekarbonisasi. Maka dari itu, industri hijau sebagai bagian dari bisnis berkelanjutan dapat menjadi opsi yang bisa dipilih perusahaan dan entitas komersial lainnya dalam mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan keberlanjutan. Namun, apa itu industri hijau beserta tujuan, keuntungan, dan contohnya? Apa Itu Industri Hijau? Dilansir dari Tirto ID, menurut Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin RI), pengertian industri hijau adalah… Bagaimana Cara Tepat Memilih Carbon Accounting Software untuk Industri? Seiring dengan meningkatnya sustainability awareness di berbagai kalangan, banyak pihak mulai turut serta menerapkan praktik-praktik kebelanjutan melalui berbagai cara.  Peningkatan dampak perubahan iklim seakan menjadi ‘alarm’ yang mendorong masyarakat untuk bergabung dalam upaya mitigasi iklim. Utamanya dari sektor industri sebagai …

Potensi Jejak Karbon dari Degradasi Lahan Gambut 

Potensi Jejak Karbon dari Degradasi Lahan Gambut 

Potensi Lahan Gambut Lahan gambut merupakan salah satu vegetasi daratan yang punya peran penting menyimpan karbon dalam jumlah besar. Kemampuannya diyakini lebih andal dari yang dapat dilakukan hutan. Sebagai reservoir alami, gambut beserta lahan berhutan lain, lautan, juga tanaman bakau atau mangrove, membantu menyerap dan menyimpan emisi karbon melalui mekanisme fisik dan biologis untuk mengurangi jumlah karbon di atmosfer.  Lahan ini mampu menyimpan sampai dengan 30 persen karbon tanah dunia meskipun keberadaannya hanya mencakup 3-5 persen dari total wilayah permukaan bumi. Nilainya dua kali lipat lebih banyak dibandingkan seluruh hutan di belahan dunia manapun. Melihat fungsinya yang begitu penting, pelestarian lahan gambut tentu perlu dilakukan untuk dapat memaksimalkan perannya sebagai pengendali iklim global. Akan tetapi, lahan basah dengan kemampuannya yang luar biasa ini rentan terhadap pembangunan manusia dan perubahan iklim. Gambut disebut terus terancam dan menghilang dalam beberapa tahun terakhir. Apa yang terjadi? Persebaran Lahan Gambut di Seluruh Dunia Baca juga artikel lainnya : Lahan Gambut sebagai Penyerap Karbon: Solusi Atasi Perubahan Iklim Persebaran lahan gambut tidak merata di seluruh dunia dengan total keseluruhannya adalah sekitar 4,23 juta kilometer persegi. Dominasi lahan gambut berada di benua Asia sebanyak 38,4 persen, lalu diikuti Amerika Utara yang sebagian besar Kanada dan Alaska yakni 31,6 persen, Eropa 12,5 persen, Amerika Selatan 11,5 persen, Afrika 4,4 persen, dan sebagian kecil di wilayah Australia dan Oseania. Lahan ini umumnya tumbuh di daerah tropis yang lembab. Indonesia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan gambut terbesar di dunia setelah Brazil. Simpanan karbon dalam gambut tropis Indonesia mencapai 46 gigaton. Sayangnya, dari sekitar 60 persen dominasi gambut di seluruh lahan basah dunia, 7 persen diantaranya telah dibuka dan dimanfaatkan untuk kepentingan pertanian dan kehutanan. Pemanfaatan tanpa perhitungan ini menimbulkan ancaman yang membahayakan dari lahan gambut terhadap bumi. Ancaman Kerusakan dan Hilangnya Lahan Gambut Meskipun hadir dengan manfaat yang sangat besar, bahkan di luar konteks iklim, gambut seringkali disalahgunakan dan dieksploitasi berlebihan. Program Lingkungan PBB (UNEP) menyebut bahwa sekitar 15 persen lahan gambut dunia telah dikeringkan. Lahan ini menghadapi berbagai ancaman yang serius, yang tidak hanya mengancam lingkungan tetapi juga berpotensi memperburuk perubahan iklim. Pemanfaatan gambut secara tidak berkelanjutan seringkali dilakukan untuk dapat mendukung aktivitas manusia. Konversi gambut menjadi lahan pertanian biasanya membuat gambut perlu dikeringkan. Belum lagi dengan pembangunan infrastruktur serta penggundulan hutan di wilayah gambut yang mengurangi kemampuannya dalam menyimpan air. Karena lahan gambut yang kering sangat rentan terhadap kebakaran, akibatnya karbon yang tersimpan di dalam tanah gambut terlepas ke atmosfer. Meningkatkan emisi gas rumah kaca. Dampak Degradasi dan Pembukaan Lahan Gambut Besar-Besaran Dampak pembukaan, degradasi, hingga hilangnya gambut merupakan suatu hal yang sangat serius. Aktivitas pengeringan dan pembangunan manusia terhadap lahan tersebut dapat membuatnya berubah dari semula tempat penampungan karbon menjadi sumber karbon. Hal tersebut, membuat gambut melepaskan sejumlah besar karbon dari tanah ke atmosfer.  Dilansir dari UNEP, emisi karbon dioksida dari lahan gambut yang dikeringkan dan dibakar setara dengan 10 persen dari seluruh emisi bahan bakar fosil tahunan. Kondisi ini akan memperburuk krisis iklim, menimbulkan pencemaran, serta mengancam keberlangsungan hidup setiap organisme di bumi, manusia salah satunya. Sebagai masyarakat bertanggung jawab, kita bisa turut berkontribusi mendorong pelestarian gambut dengan menghindari produk yang berasal dari praktik pertanian yang merusak lahan gambut.  Hal utama lainnya adalah dengan mengurangi konsumsi energi, beralih ke energi terbarukan, dan mempraktikkan gaya hidup rendah karbon. Kegiatan ini dapat berlaku juga bagi pelaku usaha, bisnis, dan perusahaan. Caranya dengan melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik. Aktivitas yang dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk Carbon Management, ESG Management, Carbon Accounting, Supplier Sustainability Management, hingga Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. —- Referensi: – Carbon savior or carbon bomb? The complicated story of Earth’s peat bogs – The essential carbon service provided by northern peatlands – Mengenal Lahan Gambut dan Manfaatnya bagi Lingkungan – Where can peatlands be found? Similar Article 5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim Isu terkait perubahan iklim semakin menjadi pembahasan yang ramai diperbincangkan saat ini. Di seluruh dunia, masyarakat lintas generasi mulai menunjukkan ketertarikannya akan informasi tentang perubahan iklim. Hasil survei People’s Climate Vote 2024 menunjukkan bahwa sekitar 87 persen populasi dunia telah menaruh perhatian mereka pada isu ini. Sementara itu, 63 persen pengisi survei sudah mulai mempertimbangkan dampak perubahan iklim terhadap keputusan yang mereka buat. Melalui kondisi ini, bisa digambarkan bahwa perubahan iklim semakin memberikan pengaruhnya terhadap orang-orang di berbagai belahan dunia. Mengganggu mereka dengan beragam cara. Perubahan iklim tidak lagi sebatas konteks khusus bagi beberapa kalangan. Istilah ini perlu diumumkan lebih… Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini Jejak karbon merupakan sejumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang lepas ke atmosfer dan bersumber dari berbagai kegiatan tertentu. Konsentrasi emisi karbon antropogenik atau yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sumber yang paling dominan dalam menimbulkan dampak bagi lingkungan. Salah satunya berasal dari sektor industri yang disebut sebagai kontributor utama emisi karbon global.  Menurut laporan emisi CO2 tahun 2022 oleh IEA, emisi karbon dioksida global dari pembakaran energi dan proses industri telah mencapai level tertinggi sepanjang masa, yakni sebesar 36,8 Gt pada 2022. Meskipun produksi emisi karbon dari industri sempat menyusut 5 persen pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19, akan… Pengertian Industri Hijau: Tujuan, Manfaat, dan Contohnya Penerapan industri hijau di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim selayaknya angin segar yang memberikan kesejukan dalam upaya keberlanjutan. Sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global seringkali didorong untuk dapat berkontribusi dalam langkah pengurangan emisi karbon atau dekarbonisasi. Maka dari …

Restorasi Lahan Gambut untuk Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca

Restorasi Lahan Gambut untuk Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca

Restorasi lahan gambut merupakan upaya yang dilakukan bertujuan memulihkan fungsi ekosistem gambut yang rusak. Hal ini penting sebab gambut dikenal sebagai vegetasi yang kaya akan manfaat. Lahan gambut diketahui berfungsi sebagai penyerap dan sumber air, melindungi tanah dari erosi, menyediakan habitat alami bagi flora dan fauna, serta sumber penghidupan yang penting bagi masyarakat. Gambut juga berperan penting salah satunya sebagai penyerap dan penyimpan karbon. Mereka dapat menyimpan sekitar 30 persen karbon tanah dunia meskipun jumlahnya hanya mencakup 3 persen dari daratan.  Kemampuannya tersebut bahkan lebih tinggi dua kali lipat dari yang bisa dilakukan seluruh hutan di dunia. Gambut menjadi vegetasi yang sangat diperlukan untuk membantu menjaga keseimbangan ekosistem global dan lokal serta untuk mencegah krisis iklim yang lebih parah. Ekosistem gambut terbentuk dari akumulasi bahan organik, terutama tumbuhan yang terdekomposisi sebagian, dalam kondisi yang sangat lembab dan berair. Proses pembentukannya memerlukan waktu ribuan tahun, namun keberadaannya kini semakin terancam oleh pembangunan dan perubahan iklim. Mengapa Restorasi Lahan Gambut Penting? Baca juga artikel lainnya : Potensi Jejak Karbon dari Degradasi Lahan Gambut  Pemulihan atau restorasi lahan gambut merupakan hal yang penting dilakukan sebab keberadaannya kini semakin terancam.  Berdasarkan data Program Lingkungan PBB (UNEP), sekitar 15 persen lahan gambut dunia telah dikeringkan. Berakibat pada berkurangnya kemampuan menyerap karbon, bahkan membuatnya melepaskan sejumlah besar karbon ke atmosfer. Hal ini menyedihkan sebab pengeringan atau pembakaran lahan gambut mengubahnya dari semula tempat penampungan karbon menjadi sumber karbon bagi bumi. Jika terus rusak, karbon yang tersimpan selama ribuan tahun dapat dilepaskan, memperburuk perubahan iklim. Metode Restorasi Lahan Gambut Oleh karena itu, restorasi lahan gambut menjadi suatu cara untuk memulihkan fungsi gambut ke kondisi yang hampir mendekati kondisi alaminya. Dilansir dari berbagai sumber, berikut adalah empat ragam metode atau cara dalam merestorasi lahan gambut. 1. Rewetting (Pembasahan Kembali) Restorasi lahan gambut melalui rewetting merupakan metode utama dalam memulihkan kondisi gambut.  Pengeringan lahan gambut merupakan salah satu penyebab utama kerusakan, sehingga pembasahan kembali dilakukan dengan menutup kanal-kanal drainase yang menyebabkan pengeringan atau menggali sumur dalam.  Metode ini dilakukan dengan menjaga kelembaban tanah dan mengurangi laju drainase. Air dikembalikan ke lahan untuk menjaga gambut tetap basah, sehingga mencegah kebakaran dan mengurangi emisi karbon dioksida dari dekomposisi bahan organik. 2. Revegetasi (Penanaman Kembali Vegetasi Alami) Restorasi ekosistem gambut juga melibatkan penanaman vegetasi asli seperti pohon-pohon khas lahan gambut (misalnya pohon ramin atau jelutung) untuk membantu memulihkan fungsi ekologis. Vegetasi gambut yang tumbuh kembali diharapkan dapat membantu meningkatkan penyerapan air, mengurangi risiko erosi, memperkaya spesies dan tutupan lahan, dan mempercepat proses pemulihan.  3. Restorasi Hidrologi Selain pembasahan, pengelolaan hidrologi yang tepat, seperti menjaga aliran air dan mengurangi gangguan hidrologi akibat aktivitas manusia menjadi sangat penting untuk dilakukan.  Caranya yaitu dengan membangun bendungan, kanal yang diperbaiki, atau membentuk kembali topografi tanah agar air bisa tertahan lebih lama. Bendungan gambut dapat dibuat dari beragam media, membantu menciptakan akumulasi gambut baru. 4. Paludikultur Metode pembasahan kembali lahan gambut yang mengering ini melibatkan kegiatan pertanian dalam kegiatannya.  Selain untuk dapat meregenerasi lahan gambut basah dan meningkatkan muka air tanah, metode ini juga dapat dimanfaatkan untuk keperluan pertanian, mendukung pengembalian fungsi gambut.  Apa yang Bisa Kita Lakukan Tidak hanya memulihkan yang sudah rusak, melestarikan ekosistem lahan gambut juga dapat dilakukan sejak awal dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya gambut bagi iklim serta menyebarkan edukasinya kepada orang lain. Sebagai masyarakat bertanggung jawab, kita juga bisa turut berkontribusi mendorong pelestarian gambut dengan menghindari produk yang berasal dari praktik pertanian yang merusak lahan gambut.  Hal utama lainnya adalah dengan mengurangi konsumsi energi, beralih ke energi terbarukan, dan mempraktikkan gaya hidup rendah karbon. Kegiatan ini dapat berlaku juga bagi pelaku usaha, bisnis, dan perusahaan. Caranya dengan melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik. Aktivitas yang dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk Carbon Management, ESG Management, Carbon Accounting, Supplier Sustainability Management, hingga Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. —- Referensi: – Apa itu restorasi gambut– Peatlands store twice as much carbon as all the world’s forests Similar Article 5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim Isu terkait perubahan iklim semakin menjadi pembahasan yang ramai diperbincangkan saat ini. Di seluruh dunia, masyarakat lintas generasi mulai menunjukkan ketertarikannya akan informasi tentang perubahan iklim. Hasil survei People’s Climate Vote 2024 menunjukkan bahwa sekitar 87 persen populasi dunia telah menaruh perhatian mereka pada isu ini. Sementara itu, 63 persen pengisi survei sudah mulai mempertimbangkan dampak perubahan iklim terhadap keputusan yang mereka buat. Melalui kondisi ini, bisa digambarkan bahwa perubahan iklim semakin memberikan pengaruhnya terhadap orang-orang di berbagai belahan dunia. Mengganggu mereka dengan beragam cara. Perubahan iklim tidak lagi sebatas konteks khusus bagi beberapa kalangan. Istilah ini perlu diumumkan lebih… Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini Jejak karbon merupakan sejumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang lepas ke atmosfer dan bersumber dari berbagai kegiatan tertentu. Konsentrasi emisi karbon antropogenik atau yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sumber yang paling dominan dalam menimbulkan dampak bagi lingkungan. Salah satunya berasal dari sektor industri yang disebut sebagai kontributor utama emisi karbon global.  Menurut laporan emisi CO2 tahun 2022 oleh IEA, emisi karbon dioksida global dari pembakaran energi dan proses industri telah mencapai level tertinggi sepanjang masa, yakni sebesar 36,8 Gt pada 2022. Meskipun produksi emisi karbon dari industri sempat menyusut 5 persen pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19, akan… Pengertian Industri Hijau: Tujuan, Manfaat, dan Contohnya Penerapan industri hijau di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim selayaknya angin segar yang memberikan kesejukan dalam upaya keberlanjutan. Sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi …

Lahan Gambut sebagai Penyerap Karbon: Solusi Atasi Perubahan Iklim

Lahan Gambut sebagai Penyerap Karbon: Solusi Atasi Perubahan Iklim

Lahan gambut telah lama dikenal akan kemampuannya menyerap dan menyimpan karbon dalam jumlah signifikan, di samping hutan dan lautan. Baca Juga: Pembukaan Lahan: Pengertian, Syarat, Metode, Hingga Dampaknya bagi Lingkungan Gambut merupakan jenis lahan basah yang terdapat di wilayah pedalaman, meliputi rawa, kolam, danau, sungai, dan dataran banjir, yang wilayahnya masuk kategori daratan, namun dapat tergenang air secara permanen maupun musiman. Dilansir dari UN Environmental Program (UNEP), lahan gambut dapat menjadi media penyimpanan karbon yang sangat besar. Mencakup hingga dua kali lipat karbon yang tersimpan di seluruh hutan di dunia. Melalui pelestarian dan perlindungan areal gambut yang berkelanjutan, upaya pengurangan emisi karbon diyakini dapat berjalan dengan optimal. Membantu bumi melawan dampak iklim yang saat ini kian mengkhawatirkan. Potensi Lahan Gambut dalam Menyimpan Karbon Kemampuan lahan gambut dalam mendukung tercapainya pengurangan karbon dan memerangi perubahan iklim sangat kuat dan patut diperhitungkan. Sebab, berdasarkan penelitian, potensi lahan gambut dalam menyimpan karbon sangatlah besar. Di seluruh dunia, lahan gambut alami yang kini tersisa sekitar lebih dari 3 juta kilometer persegi, dapat menyerap 0,37 gigaton CO2 per tahun.  Tanah gambut juga diperkirakan mengandung lebih dari 600 gigaton karbon. Jumlah tersebut mewakili 44 persen bagian dari seluruh karbon tanah serta melebih karbon yang tersimpan di semua jenis vegetasi lain beserta gabunganya, termasuk hutan di seluruh dunia. Manfaat Beragam Lahan Gambut Basah Melihat potensinya yang begitu besar, tentu lahan gambut memiliki fungsi yang amat berjasa bagi keberlanjutan bumi serta keberlangsungan hidup seluruh organisme. Salah satu ragam lahan basah ini memiliki banyak manfaat penting, baik dari segi lingkungan, ekonomi, maupun sosial. Di antaranya seperti: Lahan gambut berperan sebagai penyimpan karbon terbesar di darat. Mereka menyimpan sekitar 30% karbon tanah dunia meskipun hanya mencakup 3% dari daratan, sehingga membantu mengurangi emisi gas rumah kaca yang berkontribusi pada perubahan iklim. Lahan gambut berfungsi sebagai penyerap air, sehingga dapat membantu mencegah banjir saat musim hujan dan melepaskan air saat musim kering. Lahan gambut adalah habitat bagi berbagai spesies unik, termasuk beberapa yang terancam punah, seperti orangutan di Indonesia dan spesies burung langka. Mendukung upaya konservasi keanekaragaman hayati. Lahan gambut membantu menjaga keseimbangan ekosistem dengan berperan sebagai penyangga alam, melindungi tanah dari erosi, dan menyediakan habitat bagi berbagai flora dan fauna. Banyak masyarakat adat yang tinggal di sekitar lahan gambut bergantung pada sumber daya alamnya untuk penghidupan, seperti memanen ikan, kayu, dan hasil hutan lainnya. Dalam konteksi iklim, lahan gambut basah turut membantu menurunkan suhu di daerah sekitarnya, menyediakan perlindungan dari panas ekstrem, hingga mencegah intrusi air laut.  Manfaatnya yang beragam menunjukkan pentingnya pelestarian lahan gambut untuk keseimbangan ekosistem global dan lokal serta untuk mencegah krisis iklim yang lebih parah. Melestarikan Lahan Gambut dan Apa yang Bisa Dilakukan Membantu pelestarian lahan gambut dan mencegahnya dari kerusakan adalah salah satu hal yang bisa kita lakukan dalam upaya mitigasi perubahan iklim. Kita dapat turut mendukung atau berpartisipasi dalam program yang mendukung reboisasi dan restorasi lahan gambut. Beberapa organisasi lingkungan memiliki program donasi atau partisipasi dalam proyek restorasi. Sebagai konsumen, kita juga bisa menghindari produk yang berasal dari praktik pertanian yang merusak lahan gambut. Mendorong pemerintah untuk mengadopsi kebijakan yang melindungi lahan gambut dan lingkungan adalah langkah yang penting. Hal utama lainnya adalah dengan mengurangi konsumsi energi, beralih ke energi terbarukan, dan mempraktikkan gaya hidup rendah karbon. Kegiatan ini dapat berlaku juga bagi pelaku usaha, bisnis, dan perusahaan. Caranya dengan melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik. Aktivitas yang dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. — Referensi: – IUCN – Peatlands and climate change – UNEP – Peatlands store twice as much carbon as all the world’s forests Similar Article 5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim Isu terkait perubahan iklim semakin menjadi pembahasan yang ramai diperbincangkan saat ini. Di seluruh dunia, masyarakat lintas generasi mulai menunjukkan ketertarikannya akan informasi tentang perubahan iklim. Hasil survei People’s Climate Vote 2024 menunjukkan bahwa sekitar 87 persen populasi dunia telah menaruh perhatian mereka pada isu ini. Sementara itu, 63 persen pengisi survei sudah mulai mempertimbangkan dampak perubahan iklim terhadap keputusan yang mereka buat. Melalui kondisi ini, bisa digambarkan bahwa perubahan iklim semakin memberikan pengaruhnya terhadap orang-orang di berbagai belahan dunia. Mengganggu mereka dengan beragam cara. Perubahan iklim tidak lagi sebatas konteks khusus bagi beberapa kalangan. Istilah ini perlu diumumkan lebih… Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini Jejak karbon merupakan sejumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang lepas ke atmosfer dan bersumber dari berbagai kegiatan tertentu. Konsentrasi emisi karbon antropogenik atau yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sumber yang paling dominan dalam menimbulkan dampak bagi lingkungan. Salah satunya berasal dari sektor industri yang disebut sebagai kontributor utama emisi karbon global.  Menurut laporan emisi CO2 tahun 2022 oleh IEA, emisi karbon dioksida global dari pembakaran energi dan proses industri telah mencapai level tertinggi sepanjang masa, yakni sebesar 36,8 Gt pada 2022. Meskipun produksi emisi karbon dari industri sempat menyusut 5 persen pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19, akan… Pengertian Industri Hijau: Tujuan, Manfaat, dan Contohnya Penerapan industri hijau di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim selayaknya angin segar yang memberikan kesejukan dalam upaya keberlanjutan. Sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global seringkali didorong untuk dapat berkontribusi dalam langkah pengurangan emisi karbon atau dekarbonisasi. Maka dari itu, industri hijau sebagai bagian dari bisnis berkelanjutan dapat menjadi opsi yang bisa dipilih perusahaan dan entitas komersial lainnya dalam mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan keberlanjutan. Namun, apa itu industri …

Ketahui 4 Temuan Besar Laporan IPCC 2023 Terkait Perubahan Iklim

Ketahui 4 Temuan Besar Laporan IPCC 2023 Terkait Perubahan Iklim

The Intergovernmental Panel on Climate Change atau IPCC resmi meluncurkan Laporan Penilaian Keenam (AR6) 2023 yang berisikan temuan-temuan serta penilaian ilmiah dari berbagai ilmuwan tentang perubahan iklim yang terjadi. Laporan IPCC yang dirilis tanggal 20 Maret 2023 ini melibatkan temuan dari 234 ilmuwan di bidang ilmu fisika perubahan iklim, 270 ilmuwan yang mengamati dampak, adaptasi, dan kerentanan terhadap perubahan iklim, serta 278 ilmuwan yang berfokus pada mitigasi perubahan iklim. IPCC merinci segala konsekuensi dari meningkatnya emisi gas rumah kaca di seluruh dunia. Laporan tersebut terdiri lebih dari tujuh ribu halaman dan World Resource Institute (WRI) telah merangkum seluruhnya dalam artikel berbahasa Inggris berjudul “10 Big Findings from the 2023 IPCC Report on Climate Change”. Berikut adalah empat hal di antaranya yang penting untuk dipahami. 1. Laporan IPCC 2023: Kenaikan suhu global sebesar 1,1°C akibat aktivitas manusia Berdasarkan laporan IPCC, ditemukan adanya kenaikan suhu global sebesar 1,1 derajat Celcius di berbagai wilayah dan terjadi pertama kali sepanjang sejarah manusia. Perubahan kondisi iklim ini menimbulkan berbagai dampak di antaranya seperti naiknya permukaan air laut, mencairnya lapisan es, terjadinya perubahan cuaca, sampai dengan cuaca ekstrem di banyak tempat. Meningkatnya suhu global disebut-sebut terjadi salah satunya akibat aktivitas manusia. Pemanasan global yang terus terjadi akan turut meningkatkan dampak perubahan bagi bumi. Menyebabkan peningkatan frekuensi bencana alam yang pada akhirnya dapat mencapai titik kritis yang berbahaya terhadap sistem iklim. Beberapa hal yang dikhawatirkan ialah mencairnya permafrost atau lapisan es beku yang menyimpan jutaan karbon serta hilangnya hutan dalam jumlah besar. 2. Laporan IPCC 2023: Semakin panas suhu bumi, semakin terancam kondisi ekosistem dan manusia Tidak dapat dipungkiri bahwa dampak iklim yang terjadi saat ini sudah lebih jauh dan ekstrem, memberikan kerugian bagi makhluk hidup. Terus meningkat dan telah dimulai sejak lama sekali. Berdasarkan laporan IPCC, sekitar setengah dari populasi global saat ini terus berjuang melawan kelangkaan air yang parah, setidaknya selama satu bulan per tahun. Sementara itu, suhu ekstrem juga memungkinkan persebaran penyakit yang semakin masif, seperti malaria, virus West Nile, dan penyakit Lyme.  Perubahan iklim juga menghambat produktivitas pertanian, sebagaimana yang telah terjadi di Afrika sejak 1961. Belum lagi dengan banjir dan badai ekstrem yang berdampak pada hilangnya tempat tinggal bagi jutaan orang di dunia. Peningkatan pemanasan global disebut akan terus memperparah ancaman ini. Jika suhu bumi saat ini saja telah menunjukkan beragam bencana yang merugikan banyak populasi, suhu yang melampaui 1,5 derajat Celcius juga berpotensi menyebabkan dampak yang jauh lebih parah. Mencegah terjadinya suhu ekstrem akan sangat membantu menciptakan kondisi hidup dan masa depan yang layak di bumi. 3. Laporan IPCC 2023: Dibutuhkan lebih banyak pendanaan untuk beradaptasi dengan perubahan iklim Meskipun sekitar 170 negara di dunia telah memahami pentingnya adaptasi terhadap iklim, akan tetapi kebanyakan upaya tersebut belum sepenuhnya terealisasi atau berkembang dari perencanaan hingga implementasi.  Tahapan yang dilakukan untuk membangun ketahanan terhadap iklim sebagian besar masih berskala kecil, reaktif, dan bertahap, dengan berfokus pada dampak langsung atau risiko jangka pendek. Kondisi ini dapat terjadi karena keterbatasan dana, menciptakan kesenjangan antara tingkat adaptasi bagi setiap negara. IPCC menyebut bahwa, negara berkembang setidaknya memerlukan sekitar $127 miliar sampai dengan $295 miliar per tahun pada tahun 2030 dan 2050.untuk beradaptasi dengan perubahan iklim. Sayangnya, dana untuk adaptasi hanya mencapai $23 miliar hingga $46 miliar dari tahun 2017 sampai 2018. Mencakup 4 sampai 8 persen dari pendanaan iklim yang dilacak. 4. Laporan IPCC 2023: Beberapa kerusakan ekosistem sebagai dampak perubahan iklim terlanjur sulit diperbaiki Faktanya, perubahan iklim berdampak secara tidak proporsional pada kondisi ekosistem serta kelompok yang termasuk ke dalam golongan rentan. Bagi sebagian masyarakat, berbagai langkah adaptasi mungkin dapat sedikit mengurangi tekanan maupun ancaman yang bisa timbul sebagai dampak perubahan iklim. Akan tetapi, orang-orang di belahan bumi lainnya bisa jadi menemukan kebuntuan akan strategi adaptasi untuk menghindari kerugian dan kerusakan. IPCC mengambil contoh pada masyarakat pesisir di daerah tropis yang menghadapi ancaman terkait ketahanan pangan hingga kehilangan mata pencaharian akibat dampak iklim yang semakin parah. Rusaknya terumbu karang sampai dengan naiknya permukaan laut seakan menghantui mereka dalam menjalani kehidupan. Baca juga artikel lainnya : 5 Langkah untuk Mulai Memahami Perubahan Iklim  Tindakan mendesak diperlukan untuk mencegah, meminimalkan, dan mengatasi kerugian dan kerusakan ini. Turut Serta dalam Keberlanjutan Upaya mencegah dampak perubahan iklim melibatkan banyak pihak. Salah satu yang penting ialah kamu sebagai pelaku usaha, bisnis, dan perusahaan yang umumnya bertanggung jawab atas sebagian besar emisi gas rumah kaca. Kamu dapat turut serta dalam keberlanjutan dengan mengadopsi praktik bisnis berkelanjutan, mengurangi jejak karbon, serta melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur. Aktivitas ini dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. Similar Article CollaborAction Satuplatform dalam Langkah Membumi Festival Satuplatform, platform yang mendukung inisiatif keberlanjutan khususnya pada Carbon & ESG Management, dengan bangga mengumumkan keterlibatannya sebagai Ecopreneur Partner dalam acara Langkah Membumi Festival, yang diselenggarakan oleh Ecoxyztem dan Blibli Tiket Action pada 2-3 November 2024 di Senayan Park, Jakarta. Acara ini bertujuan untuk memperkuat kesadaran akan pentingnya keberlanjutan lingkungan dan menginspirasi tindakan positif untuk bumi melalui berbagai kegiatan, diskusi, dan aksi nyata. Dalam festival yang penuh semangat ini, untuk itu Satuplatform berkomitmen dalam memperkenalkan dan mendukung berbagai produk serta inisiatif ramah lingkungan yang berfokus pada perhitungan reduksi emisi karbon dan arah keberlanjutan. Tak hanya itu, Satuplatform juga mengkampanyekan aksi… 5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim Isu terkait perubahan iklim semakin menjadi pembahasan yang ramai diperbincangkan saat ini. Di seluruh dunia, masyarakat lintas generasi mulai menunjukkan ketertarikannya akan informasi tentang perubahan iklim. Hasil survei People’s Climate Vote 2024 menunjukkan …

Pilkada Serentak 2024: 3 Masalah Lingkungan Jakarta yang Perlu Penyelesaian Segera

Emisi Karbon Jet Pribadi: Dampaknya Terhadap Kondisi Iklim

Pesawat jet pribadi seringkali menjadi pilihan moda transportasi yang dianggap efisien dan cepat bagi beberapa orang untuk memudahkan perjalanan. Dibalik kemudahannya, jet pribadi ternyata punya dampak terhadap iklim yang sangat buruk, memperburuk emisi sektor penerbangan. Menurut data dari situs Our World in Data, emisi karbon global dari sektor penerbangan telah meningkat empat kali sejak tahun 1960-an. Menyumbang sekitar 2,5 persen emisi CO2 dari pembakaran bahan bakar fosil dan penggunaan lahan. Penggunaan jet pribadi dianggap memiliki dampak yang tidak proporsional terhadap lingkungan. Laporan dari T&E menjumpai bahwa jet pribadi atau private jet punya dampak polusi sekitar 5 hingga 14 kali lebih tinggi per penumpang dibandingkan pesawat komersial. Pesawat yang hanya mampu membawa sedikit penumpang dan digunakan hanya oleh segelintir orang ini bertanggung jawab atas setengah dari emisi penerbangan dunia. Besaran Emisi GRK yang Diproduksi Jet Pribadi Baca juga artikel lainnya : Perhitungan Emisi Karbon untuk UMKM: Tujuan, Tantangan, dan Solusi Sebelum mengetahui besaran emisi yang dapat dihasilkan dari pengoperasian jet pribadi, perlu diketahui bahwa pemanfaatan jet pribadi telah meningkat lebih dari dua kali lipat dalam 20 tahun terakhir, seperti dilansir dari Kompas, menurut laporan Institute for Policy Studies (IPS) tahun 2023.  Untuk dapat memenuhi demand yang ada, industri penerbangan jet pribadi pun turut melonjak tajam. Pengoperasiannya menjadi lebih intens daripada sebelumnya. Berdasarkan hasil studi oleh T&E menemukan bahwa jet pribadi menghasilkan emisi karbon sekitar 1.300 gram CO2e/km per penumpang. Sekitar 50 kali lebih berpolusi dibandingkan kereta api. Sayangnya, kesenjangan ini diperkirakan akan semakin besar seiring meningkatnya penggunaan jet pribadi. Hal ini didukung oleh data temuan IPS, sebagaimana yang dilaporkan oleh Republika, yang menyebut bahwa salah satu penyedia layanan pesawat pribadi milik Elon Musk menerbangkan sampai dengan total 171 penerbangan pada 2022. Itu artinya akan lebih banyak lagi dampak yang dikeluarkan dari jet pribadi terhadap alam, terlebih melihat kondisi iklim yang ada saat ini. Lalu, apa dampak iklim yang dapat terjadi dari operasional jet pribadi yang semakin tinggi? Dampak Iklim Emisi dari Penggunaan Jet Pribadi Jet pribadi mungkin memberikan keuntungan yang cukup baik bagi penggunanya, namun dampak penggunaannya turut dirasakan oleh seluruh populasi, di mana 80 persen di antaranya bahkan tidak pernah duduk di pesawat.  Orang-orang yang sering menggunakan jet pribadi memiliki jejak karbon yang jauh lebih tinggi daripada rata-rata individu. Satu perjalanan jet pribadi lintas benua dapat menghasilkan karbon yang setara dengan jejak karbon tahunan beberapa orang di negara berkembang. Jet pribadi menghasilkan emisi karbon yang sangat besar per penumpang dibandingkan dengan penerbangan komersial. Kendaraan ini juga dianggap sebagai pemborosan energi karena biasanya membawa lebih sedikit penumpang dan lebih banyak bahan bakar per orang. Efisiensi bahan bakar per penumpang jauh lebih rendah bahkan dibandingkan kereta antar negara. Dengan kondisi yang ada, penggunaan jet pribadi sering kali dikaitkan dengan ketidakadilan iklim, di mana orang kaya menghasilkan lebih banyak polusi dan memiliki akses ke perjalanan udara yang tidak proporsional, sementara dampak perubahan iklim lebih dirasakan oleh masyarakat miskin dan rentan. Solusi Mengurangi Emisi dari Sektor Penerbangan Jet Pribadi Mengurangi emisi dari penerbangan merupakan salah satu hal yang perlu dilakukan untuk mengatasi perubahan iklim. Dunia saat ini tengah berlomba mencari solusi untuk mewujudkan hal tersebut. Melihat dampak yang dihasilkan, perusahaan serta individu perlu turut serta berinisiatif mengurangi penggunaan jet pribadi sebagai bentuk kesadaran mereka terhadap kondisi iklim yang ada saat ini. Maskapai penerbangan dapat berkontribusi pada proyek-proyek pengurangan emisi seperti reboisasi atau energi terbarukan untuk mengimbangi emisi yang tidak dapat dihindari. Upaya utama lainnya adalah dengan beralih ke bahan bakar berkelanjutan dari sumber-sumber yang dapat diperbarui. Bahan bakar yang terbukti menghasilkan lebih sedikit emisi dibandingkan biasanya. Turut Serta dalam Keberlanjutan Selain menghindari menghasilkan jejak karbon individu yang merugikan, pelaku usaha, bisnis, dan perusahaan juga dapat turut serta dalam keberlanjutan dengan melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik. Aktivitas ini juga dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform mulai dari Carbon & ESG Management, Supplier Sustainability Management, Carbon Economy Service, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. Similar Article Emisi Karbon Jet Pribadi: Dampaknya Terhadap Kondisi Iklim Pesawat jet pribadi seringkali menjadi pilihan moda transportasi yang dianggap efisien dan cepat bagi beberapa orang untuk memudahkan perjalanan. Dibalik kemudahannya, jet pribadi ternyata punya dampak terhadap iklim yang sangat buruk, memperburuk emisi sektor penerbangan. Menurut data dari situs Our World in Data, emisi karbon global dari sektor penerbangan telah meningkat empat kali sejak tahun 1960-an. Menyumbang sekitar 2,5 persen emisi CO2 dari pembakaran bahan bakar fosil dan penggunaan lahan. Penggunaan jet pribadi dianggap memiliki dampak yang tidak proporsional terhadap lingkungan. Laporan dari T&E menjumpai bahwa jet pribadi atau private jet punya dampak polusi sekitar 5 hingga 14 kali lebih… Hari Bebas Kendaraan Bermotor: 5 Fakta Terkait Emisi Sektor Transportasi Emisi Transportasi – Tanggal 22 September kemarin diperingati sebagai Hari Bebas Kendaraan Bermotor Sedunia atau World Car Free Day. Di Indonesia sendiri, car free day sudah menjadi bagian dari rutinitas masyarakat, salah satunya di Jakarta pada tiap akhir pekan. Tujuan dari penyelenggaraan ini guna mendorong seluruh masyarakat dunia untuk turut serta meninggalkan kendaraan bermotor pribadi mereka selama sehari penuh dan beralih ke transportasi publik atau berjalan kaki. Acara ini menyoroti berbagai manfaat yang bisa tercipta dari “berkegiatan tanpa mobil” bagi masyarakat. Salah satu yang diharapkan dari terselenggaranya Car Free Day atau CFD adalah untuk dapat mencapai kualitas udara yang lebih… Dekarbonisasi Industri Untuk Kejar Target Net Zero Emission Indonesia Indonesia terus berupaya mengejar target pengurangan emisi dan mewujudkan komitmen Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Dekarbonisasi industri menjadi salah satu cara yang diupayakan …