Konservasi Alam: Pengertian hingga Manfaatnya

Konservasi Alam: Pengertian hingga Manfaatnya

Ada banyak tindakan yang bisa dilakukan dalam tujuan melestarikan alam dan menjaganya agar tidak rusak atau hancur. Disebut juga dengan konservasi alam. Baca Juga: Konservasi Energi: Pengertian, Tujuan, dan Langkah untuk Mewujudkannya Kesadaran akan pentingnya konservasi alam terus meningkat di seluruh dunia seiring dengan pengakuan akan dampak negatif yang ditimbulkan oleh kerusakan lingkungan dan kehilangan keanekaragaman hayati.  Banyak pihak kini menjadikan konservasi alam sebagai salah satu agenda penting dalam upaya menjaga keberlanjutan lingkungan hidup. Apa Itu Konservasi Alam? Aktivitas konservasi alam mengacu pada upaya untuk melindungi, merawat, dan mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan untuk kepentingan masa kini dan masa depan.  Tujuan utama dari konservasi alam ialah guna mempertahankan keanekaragaman hayati, memelihara ekosistem yang sehat, dan memastikan penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan bagi manusia dan lingkungan. Baca Juga: Energi Terbarukan untuk Atasi Krisis Bahan Bakar Fosil Pada dasarnya, konservasi alam merupakan praktik yang membuka jalan bagi perlindungan lingkungan dan sumber daya alam pada tingkat individu, organisasi, dan pemerintahan. Konservasi berkaitan dengan pengawasan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sumber dayanya, yang memenuhi kebutuhan saat ini dan masa depan. Manfaat dari Konservasi Alam Sesuai dengan tujuannya, konservasi berupaya menjaga keanekaragaman dan integritas ekosistem. Dengan menjaga dan merawat lingkungan alamiah, kita dapat memastikan keberlanjutan sumber daya alam untuk generasi mendatang serta mendukung keseimbangan ekosistem global. Beberapa manfaat dari sebuah kegiatan konservasi di antaranya adalah: Macam-Macam Konservasi Alam Terdapat beberapa metode yang dilakukan dalam konservasi alam di antaranya: Konservasi Hutan Hutan merupakan sumber yang penting dan besar dalam mendukung kehidupan di alam bumi. Dan konservasi hutan dilakukan untuk menjamin bahwa kekayaan hutan akan dimanfaatkan secara bertanggung jawab dan bijaksana. Berdasarkan informasi dari Lindungi Hutan, saat ini terdapat 55 taman nasional yang ada di Indonesia dengan kategori yang berbeda-beda. Diharapkan konservasi hutan dapat melindungi, memelihara, dan mengelola hutan secara berkelanjutan. Konservasi Tanah Bappenas menjelaskan bahwa adanya konservasi tanah dapat mencegah timbulnya erosi tanah yang menyebabkan kerusakan lahan serta menurunkan produktivitasnya. Ada tiga macam konservasi tanah yang biasa dilakukan, seperti a) melindungi tanah terhadap kerusakan, b) memperbaiki tanah yang telah rusak, dan c) membuat tanah sedapat mungkin menjadi subur Konservasi alam merupakan tanggung jawab bersama yang melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, LSM, perusahaan, akademisi, dan masyarakat secara umum. Oleh karena itu, kerja sama yang baik dapat mendukung hasil yang optimal demi menciptakan alam sekitar yang lestari. Turut serta dalam menjaga alam sekitar, salah satunya dengan berkontribusi mengurangi produksi emisi gas rumah kaca dari industri Anda secara berkelanjutan. Lakukan pengukuran emisi yang dihasilkan dan menciptakan solusi dari data-data tersebut. Miliki pencatatan dan pelacakan yang layak dan komprehensif dengan memanfaatkan platform all-in-one dari Satuplatform. Dapatkan DEMO GRATIS nya di sini! Similar Article 5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim Isu terkait perubahan iklim semakin menjadi pembahasan yang ramai diperbincangkan saat ini. Di seluruh dunia, masyarakat lintas generasi mulai menunjukkan ketertarikannya akan informasi tentang perubahan iklim. Hasil survei People’s Climate Vote 2024 menunjukkan bahwa sekitar 87 persen populasi dunia telah menaruh perhatian mereka pada isu ini. Sementara itu, 63 persen pengisi survei sudah mulai mempertimbangkan dampak perubahan iklim terhadap keputusan yang mereka buat. Melalui kondisi ini, bisa digambarkan bahwa perubahan iklim semakin memberikan pengaruhnya terhadap orang-orang di berbagai belahan dunia. Mengganggu mereka dengan beragam cara. Perubahan iklim tidak lagi sebatas konteks khusus bagi beberapa kalangan. Istilah ini perlu diumumkan lebih… Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini Jejak karbon merupakan sejumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang lepas ke atmosfer dan bersumber dari berbagai kegiatan tertentu. Konsentrasi emisi karbon antropogenik atau yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sumber yang paling dominan dalam menimbulkan dampak bagi lingkungan. Salah satunya berasal dari sektor industri yang disebut sebagai kontributor utama emisi karbon global.  Menurut laporan emisi CO2 tahun 2022 oleh IEA, emisi karbon dioksida global dari pembakaran energi dan proses industri telah mencapai level tertinggi sepanjang masa, yakni sebesar 36,8 Gt pada 2022. Meskipun produksi emisi karbon dari industri sempat menyusut 5 persen pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19, akan… Pengertian Industri Hijau: Tujuan, Manfaat, dan Contohnya Penerapan industri hijau di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim selayaknya angin segar yang memberikan kesejukan dalam upaya keberlanjutan. Sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global seringkali didorong untuk dapat berkontribusi dalam langkah pengurangan emisi karbon atau dekarbonisasi. Maka dari itu, industri hijau sebagai bagian dari bisnis berkelanjutan dapat menjadi opsi yang bisa dipilih perusahaan dan entitas komersial lainnya dalam mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan keberlanjutan. Namun, apa itu industri hijau beserta tujuan, keuntungan, dan contohnya? Apa Itu Industri Hijau? Dilansir dari Tirto ID, menurut Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin RI), pengertian industri hijau adalah… Bagaimana Cara Tepat Memilih Carbon Accounting Software untuk Industri? Carbon Accounting – Seiring dengan meningkatnya sustainability awareness di berbagai kalangan, banyak pihak mulai turut serta menerapkan praktik-praktik kebelanjutan melalui berbagai cara.  Peningkatan dampak perubahan iklim seakan menjadi ‘alarm’ yang mendorong masyarakat untuk bergabung dalam upaya mitigasi iklim. Utamanya dari sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global. Kegiatan industri diketahui menyumbang paling banyak emisi karbon ke atmosfer. Di Indonesia saja, sekitar 70 persen penyumbang emisi karbon adalah industri, sehingga sektor ini diharapkan mampu terlibat untuk mengurangi emisi karbon dan membantu mencapai Net Zero Emission yang direncanakan. Oleh karena itu, untuk dapat berkontribusi dalam upaya… Memahami Istilah Global Stocktake dalam Aksi Iklim Internasional Di berbagai belahan dunia, negara-negara terus berlomba mencapai ambisi iklim sebagai respons terhadap peningkatan dampak perubahan iklim sekaligus komitmen sesuai kesepakatan Paris. Perjanjian Paris menjadi poin penting dalam kebijakan iklim internasional yang mendorong banyak pemerintahan berkontribusi memitigasi kondisi iklim melalui masing-masing rencana aksi iklim. Untuk dapat memastikan setiap rencana dan target terpenuhi sesuai yang disepakati, perlu adanya evaluasi dan pencatatan yang disebut juga sebagai Global Stocktake dalam Perjanjian Paris. Menurut Grantham Research Institute on Climate Change, istilah Global Stocktake (GST) dalam Perjanjian Paris mengacu pada kegiatan memantau dan mengevaluasi secara komprehensif kemajuan dunia dalam upaya mengatasi perubahan iklim. Melalui GST,… Bahaya Bakar Sampah Hasilkan Zat Beracun dan Perparah Krisis Iklim Kegiatan membakar sampah nampaknya masih menjadi salah satu opsi penanganan …

Ancaman Polusi Udara dari Asap Industri

Transisi Energi: Wawasan bagi Pemangku Kepentingan dan Konsumen Energi di Indonesia 

Transisi energi tengah memperoleh banyak perhatian dalam beberapa tahun terakhir. Terdapat banyak narasi dari berbagai sumber, khususnya pemangku kepentingan, terkait transisi energi yang muncul di banyak media daring. Baca Juga: Sekilas Tentang Transisi Energi di Indonesia  Clean, Affordable, and Secure Energy atau CASE Indonesia secara khusus menganalisis dan menghadirkan berbagai opini yang muncul yang diharapkan dapat membantu membentuk pemahaman seragam di antara para pemangku kepentingan dan masyarakat dalam menyikapi transisi energi yang disusun dalam sebuah laporan berjudul “Narrative Trends in Energy Transition: Insights for State Actors and Energy Consumers in Indonesia”. Berikut ini merupakan sedikit pembahasan dari laporan di atas.  Tren 1: Net Zero Emission 2060 Untuk Wujudkan Indonesia Emas 2045  Indonesia diketahui tengah mengejar ambisi Indonesia Emas pada tahun 2045. Ada banyak target yang dikejar, salah satunya ialah mencapai pertumbuhan ekonomi yang ditandai dengan peningkatan pendapatan per kapita setara dengan negara maju serta penurunan intensitas emisi. Transisi energi dianggap dapat menjadi salah satu cara untuk mewujudkannya. Laporan tren narasi transisi energi oleh CASE menyebut bahwa janji Indonesia untuk mencapai Emisi Nol Bersih pada tahun 2060 atau lebih awal, saat ini telah mendapat dukungan luas dari badan-badan pemerintah, badan usaha milik negara, dan badan usaha swasta. Sejak pertama kali diumumkan, Indonesia terus menunjukkan komitmen yang kuat untuk memajukan inisiatif energi yang holistik, bersih, terjangkau, dan aman. Indonesia juga turut mempersiapkan seperangkat kebijakan dan aturan pendukung yang diperlukan, seperti Kebijakan Energi Nasional (KEN) dan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) untuk dapat fokus memonitor pertumbuhan sistem energi di Indonesia. Informasi selengkapnya dapat ditemukan pada laporan berikut ini. Tren 2: Langkah Besar Menjalankan Transisi Energi  Laporan tren narasi oleh CASE menjelaskan bahwa Indonesia berada di bawah tekanan besar dalam upaya mempercepat transformasi energi. Baca Juga: Menciptakan Masa Depan Berkelanjutan Melalui Transformasi Energi  Potensi ancaman krisis iklim dan energi serta rendahnya kesadaran akan potensi manfaat sistem berbasis energi terbarukan menyebabkan perlambatan peralihan menuju energi ramah lingkungan. Terbukti dengan masih relatif rendahnya porsi energi terbarukan dalam bauran energi. Ketergantungan Indonesia yang tinggi terhadap batu bara dan posisinya sebagai eksportir global menyebabkan Indonesia terus bergulat dengan implikasi ketergantungan batu bara dalam perjalanannya menuju penggunaan sumber energi dan kebijakan yang lebih berkelanjutan. Sebagai salah satu eksportir batu bara terbesar di dunia, Indonesia menghadapi kesulitan dalam menyeimbangkan manfaat ekonomi dan dampak lingkungan hidup.  Meski sadar akan dampak yang ditimbulkan dari batu bara, dilema juga muncul karena di saat yang sama harus berjuang mempertahankan pertumbuhan ekonomi. Dan hal ini yang masih kurang disadari oleh generasi muda, bahwa bahan bakar fosil tidak akan selamanya menguntungkan. Kurangnya kesadaran ini dapat melanggengkan penggunaan bahan bakar fosil, yang dapat menimbulkan dampak besar terhadap lingkungan dan kesehatan. Tanpa pemahaman yang baik, masyarakat mungkin tidak akan mendukung kebijakan dan inisiatif yang bertujuan untuk mempromosikan energi bersih. Informasi selengkapnya dapat ditemukan pada laporan berikut ini. Tren 3: Meningkatnya Berita Terkait Transisi Energi  Media memainkan peran penting dalam mendorong percakapan dan membentuk narasi publik mengenai transisi energi. Berperan dalam upaya peningkatan kesadaran masyarakat dan tanggung jawab masyarakat. Laporan tren narasi transisi energi oleh CASE mendapati bahwa sejak tahun 2020 hingga 2021, pemberitaan di media massa Indonesia mengenai transisi energi meningkat sebesar 160%. Terdapat total 11.432 pemberitaan sepanjang 2020-2022 terkait energi ini di berbagai media daring.  Narasi utama yang ditemukan ialah Indonesia bersedia melakukan transisi energi yang didorong oleh faktor eksternal seperti komitmen NDC dan pendanaan internasional. Didukung juga secara nyata oleh sebagian pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat sipil. Narasi lain yang ditemukan yakni berupa perubahan arah dalam rencana dan arahan transisi energi oleh para pemangku kepentingan di Indonesia. Disebabkan terjadinya Perang Rusia-Ukraina, sehingga menyebabkan kemunduran pada beberapa narasi energi ramah lingkungan. Informasi selengkapnya dapat ditemukan pada laporan berikut ini. Tren 4: Pesan Utama Pemangku Kepentingan terkait Transisi Energi  Sistem pemerintahan dan kelompok keagamaan masyarakat telah menunjukkan minat dalam mendukungnya. Begitu juga dengan generasi muda saat menerima pesan-pesan yang informatif terkait transisi energi. Wujud minat dan ketertarikan tersebut dapat dibaca dalam laporan berikut ini. Akan tetapi, laporan tren narasi menemukan bahwa suara yang paling signifikan dalam mendorong transisi ini masih datang dari LSM dan organisasi internasional. Jika dilakukan bersama-sama, beragam kelompok ini berkontribusi positif dalam memajukan masa depan energi berkelanjutan dan terbarukan. Tren 5: Perkembangan Instrumen dan Teknologi Ramah Lingkungan Berbagai instrumen dan teknologi dalam hal transisi energi ramah lingkungan terus mengalami perkembangan di Indonesia. Skema dan teknologi insentif baru membantu transisi menuju sistem energi yang lebih ramah lingkungan. Instrumen kebijakan dan keuangan, seperti obligasi ramah lingkungan dan insentif pajak, mengatasi risiko peraturan yang menghambat investasi pada energi terbarukan. Informasi selengkapnya dapat ditemukan pada laporan berikut ini. Tren 6: Menuju Indonesia yang Lebih Hijau Seiring dengan kemajuan Indonesia, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP) baru untuk periode 2025-2045 sedang dalam tahap penyusunan.  RPJP 2025-2045 memberikan peluang besar bagi Indonesia untuk mengatasi jebakan pendapatan menengah, mencapai seratus tahunnya pada tahun 2045, dan melakukan transisi menuju ekonomi hijau yang berkelanjutan. Berbagai langkah seperti penghentian secara bertahap penggunaan batu bara, penggunaan energi terbarukan serta bahan bakar fosil yang ramah lingkungan menjadi hal yang bisa dijalankan dalam upaya transisi energi di Indonesia. Indonesia berada pada titik kritis dalam transisi energi, dengan beragam pemangku kepentingan yang membentuk narasi dan mempengaruhi lanskap energi masa depan negara ini.  Pendekatan yang kolaboratif dan terinformasi sangat penting untuk membentuk jalur ke depan yang berkelanjutan, melestarikan lingkungan sekaligus memenuhi kebutuhan energi negara yang terus meningkat. Baca informasi selengkapnya terkait tren narasi transisi energi di Indonesia dalam laporan berjudul “Narrative Trends in Energy Transition: Insights for State Actors and Energy Consumers in Indonesia” yang dapat diunduh via link di sini. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Transisi Energi: Wawasan bagi Pemangku Kepentingan dan Konsumen Energi di Indonesia  Transisi energi tengah memperoleh banyak perhatian dalam beberapa tahun terakhir. Terdapat banyak narasi dari berbagai sumber, khususnya pemangku kepentingan, terkait transisi energi yang muncul di banyak media daring. Baca Juga: Sekilas Tentang Transisi Energi di Indonesia  Clean, Affordable, and Secure Energy atau CASE Indonesia secara khusus menganalisis dan menghadirkan berbagai opini yang muncul yang diharapkan dapat membantu membentuk …

1 1

Menciptakan Masa Depan Berkelanjutan Melalui Transformasi Energi 

Transformasi Energi – Peningkatan krisis iklim global yang terjadi belakangan ini memaksa manusia untuk mulai bergerak melakukan perubahan. Sebab mulai dari cara kita hidup, bekerja, juga berinteraksi dengan lingkungan bisa jadi punya dampak yang signifikan bagi keseimbangan lingkungan. Baca Juga: Sekilas Tentang Transisi Energi di Indonesia  Mengurangi produksi emisi gas rumah kaca (GRK) adalah salah satu upaya global yang semakin gencar dilakukan sebagai respons terhadap krisis iklim. Hal ini juga menunjukkan bahwa kesadaran dunia akan pentingnya keberlanjutan lingkungan turut meningkat. Begitu pula yang terjadi di Indonesia. Penandatanganan Paris Agreement yang dilakukan perwakilan Indonesia pada acara high-level Signature Ceremony for the Paris Agreement beberapa tahun lalu menandai komitmen Indonesia dalam upaya mengurangi emisi dan melawan perubahan iklim. Indonesia bahkan turut menyusun dokumen ENDC dengan menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca secara unconditional sebanyak 31,89% dan conditional sebanyak 43,2% pada 2030. Baca Juga: Transisi Energi: Wawasan bagi Pemangku Kepentingan dan Konsumen Energi di Indonesia Transformasi Energi sebagai Upaya Mengurangi Emisi Upaya yang dilakukan Indonesia untuk dapat menyasar target yang direncanakan salah satunya adalah dengan melakukan perubahan fundamental dalam cara memperlakukan energi. Transformasi energi diyakini merupakan cara tepat mendukung proses transisi energi rendah karbon dan mewujudkan sistem energi yang berkelanjutan. Hal ini juga yang diungkapkan oleh Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa, yang menyebut bahwa akselerasi penggunaan energi terbarukan memainkan peran kunci dalam mengurangi emisi GRK. Berdasarkan studi IESR berjudul Indonesia’s Infinite Renewable Energy Potentials, potensi teknis energi terbarukan di Indonesia mencapai hampir 8.000 GW, dengan energi surya memiliki potensi terbesar sekitar 6.700-7.700 GW. Apabila dimanfaatkan secara optimal akan mampu memenuhi seluruh kebutuhan energi di Indonesia. Menciptakan Masa Depan yang Berkelanjutan dengan Transformasi Energi Masa depan berkelanjutan dapat diciptakan melalui transformasi energi yang mengarah pada penggunaan sumber energi yang bersih, berkelanjutan, dan ramah lingkungan.  Transformasi energi juga dapat menjadi pendorong utama dalam menciptakan kondisi kehidupan masyarakat yang berkelanjutan dengan melindungi lingkungan, meningkatkan kesejahteraan sosial, dan memastikan ketahanan ekonomi jangka panjang. Melalui investasi dalam hal energi terbarukan, efisiensi energi di berbagai sektor, pemanfaatan teknologi cerdas dalam mengoptimalkan penggunaan energi, pengembangan penyimpanan energi, dan upaya lainnya, diharapkan dapat membantu mewujudkan upaya transisi energi yang lebih optimal. Sehingga dapat tercipta kesempatan baru dan transformasi energi yang berkeadilan dan inklusif. Dan isu inilah yang akan menjadi topik utama dalam ISEW 2024.  Indonesia Sustainable Energy Week atau dikenal dengan ISEW merupakan platform nasional yang menjadi wadah bagi para pemangku kebijakan, pelaku usaha, pakar, serta komunitas untuk saling berjejaring, bertukar pikiran, dan berdiskusi lintas sektoral menuju pemahaman seragam mengenai transisi energi di Indonesia. ISEW terselenggara atas kerjasama Indonesia Clean Energy Forum (ICEF), Institute for Essential Services Reform (IESR) dan Clean, Affordable, Secure Energy for Southeast Asia (CASE). ISEW telah menjadi acara tahunan yang secara rutin diadakan dengan mengusung tema tertentu. Pada tahun ini, ISEW akan kembali diadakan pada 10-13 September 2024 dengan mengusung tema “United Towards a Sustainable Future: Advancing Indonesia’s Energy Transformation” Acara ini terbuka untuk umum dan dapat diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat. Melalui ISEW diharapkan dapat terbentuk kesepakatan dan dapat membantu menjembatani dialog perihal transisi energi antara Pemerintah dengan akademisi, organisasi masyarakat sipil, orang muda, dan pemangku kepentingan non-energi lainnya. Dapatkan informasi lebih lanjut terkait ISEW 2024 dengan mengunjungi www.isew.energyhub.id atau ikuti beritanya melalui Instagram @energyhub.id.  Jangan sampai terlewat! /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Transisi Energi: Wawasan bagi Pemangku Kepentingan dan Konsumen Energi di Indonesia  Transisi energi tengah memperoleh banyak perhatian dalam beberapa tahun terakhir. Terdapat banyak narasi dari berbagai sumber, khususnya pemangku kepentingan, terkait transisi energi yang muncul di banyak media daring. Clean, Affordable, and Secure Energy atau CASE Indonesia secara khusus menganalisis dan menghadirkan berbagai opini yang muncul terkait transisi energi yang diharapkan dapat membantu membentuk pemahaman seragam di antara para pemangku kepentingan dan masyarakat dalam menyikapi transisi energi yang disusun dalam sebuah laporan berjudul “Narrative Trends in Energy Transition: Insights for State Actors and Energy Consumers in Indonesia”. Berikut ini merupakan sedikit pembahasan dari laporan di atas.  Tren 1: Net Zero Emission… Menciptakan Masa Depan Berkelanjutan Melalui Transformasi Energi  Peningkatan krisis iklim global yang terjadi belakangan ini memaksa manusia untuk mulai bergerak melakukan perubahan. Sebab mulai dari cara kita hidup, bekerja, juga berinteraksi dengan lingkungan bisa jadi punya dampak yang signifikan bagi keseimbangan lingkungan. Mengurangi produksi emisi gas rumah kaca (GRK) adalah salah satu upaya global yang semakin gencar dilakukan sebagai respons terhadap krisis iklim. Hal ini juga menunjukkan bahwa kesadaran dunia akan pentingnya keberlanjutan lingkungan turut meningkat. Begitu pula yang terjadi di Indonesia. Penandatanganan Paris Agreement yang dilakukan perwakilan Indonesia pada acara high-level Signature Ceremony for the Paris Agreement beberapa tahun lalu menandai komitmen Indonesia dalam upaya mengurangi… Sekilas Tentang Transisi Energi di Indonesia  Ide terkait transisi energi mulai menjadi topik yang ramai dibahas setelah kesadaran akan dampak negatif perubahan iklim semakin meningkat di seluruh dunia. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, para ilmuwan menemukan bahwa kegiatan pembakaran bahan bakar fosil terbukti menghasilkan emisi yang jauh lebih besar.  Peningkatan emisi ini nyatanya berkontribusi pada meningkatnya polusi udara, kerusakan lingkungan, pemanasan global, dan bencana iklim yang sering terjadi belakangan ini. Kekhawatiran akan dampak tersebut pun mendorong upaya yang lebih luas tentang urgensi mengurangi emisi gas rumah kaca. Baca Juga: Transisi Energi: Wawasan bagi Pemangku Kepentingan dan Konsumen Energi di Indonesia  Apa Itu Transisi Energi? Dalam konteks… Bagaimana Cara CFC Merusak Lapisan Ozon? Kita pasti tidak asing dengan senyawa kimia Chlorofluorocarbons atau CFC yang sering sering dibicarakan sebagai salah satu dari bahan perusak lapisan ozon di atmosfer. Baca Juga: Mencegah Rusaknya Ozon: Larangan Penggunaan CFC CFC adalah senyawa kimia yang terdiri dari unsur klorin, fluorin, dan karbon. Pada masa lalu, CFC banyak digunakan sebagai agen pendingin dalam AC dan kulkas, propelan dalam produk semprot seperti aerosol, dan sebagai bahan kimia dalam proses produksi. Pertama kali ditemukan oleh Thomas Midgeley pada tahun 1930an. Meskipun punya kegunaan yang diakui, sayangnya keberadaan CFC sangat berdampak pada kondisi bumi dan iklim. Berdasarkan berbagai penelitian oleh para ilmuwan… Ketahui Hukuman Bagi Perusahaan Pelaku Pencemaran Lingkungan Baik sengaja maupun tidak disengaja, siapapun yang berperan sebagai ‘pelaku’ pencemaran lingkungan perlu bertanggung …

Sustainable Strategy to Achieve Green Industry

Sekilas Tentang Transisi Energi di Indonesia 

Ide terkait transisi energi mulai menjadi topik yang ramai dibahas setelah kesadaran akan dampak negatif perubahan iklim semakin meningkat di seluruh dunia. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, para ilmuwan menemukan bahwa kegiatan pembakaran bahan bakar fosil terbukti menghasilkan emisi yang jauh lebih besar.  Peningkatan emisi ini nyatanya berkontribusi pada meningkatnya polusi udara, kerusakan lingkungan, pemanasan global, dan bencana iklim yang sering terjadi belakangan ini. Kekhawatiran akan dampak tersebut pun mendorong upaya yang lebih luas tentang urgensi mengurangi emisi gas rumah kaca. Baca Juga: Transisi Energi: Wawasan bagi Pemangku Kepentingan dan Konsumen Energi di Indonesia  Apa Itu Transisi Energi? Dalam konteks energi, “transisi energi” mengacu pada perubahan penggunaan sumber energi dominan dari satu jenis ke jenis yang lain. Contohnya transisi energi dari minyak bumi ke batu bara yang pernah dilakukan sekitar tahun 1970 sampai 1980-an lalu oleh Amerika Serikat dan Jerman. Harga batu bara yang relatif lebih stabil dan ketersediaannya yang melimpah dibandingkan minyak bumi saat itu menjadikannya alternatif energi yang menarik bagi banyak negara.  Setelah terjadi puluhan tahun lalu, seruan transisi energi pun mulai kembali terdengar. Seluruh negara, termasuk Indonesia didesak untuk dapat bertransisi dari energi fosil menuju energi terbarukan dengan segera. Baca Juga: Menciptakan Masa Depan Berkelanjutan Melalui Transformasi Energi  Mengapa Transisi Energi Perlu Dilakukan? Dikutip dari buku berjudul “Mulai dari Sini” Memahami Transisi Energi di Indonesia” oleh CASE for Southeast Asia , transisi energi perlu dilakukan dengan dilatarbelakangi oleh berbagai faktor, misalnya keadaan pasar komoditas energi, kondisi geopolitik, serta dampak penggunaan energi terhadap alam dan lingkungan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, para ilmuwan menemukan bahwa energi fosil berperan sebagai kontributor utama dalam meningkatkan efek rumah kaca dan memperparah pemanasan global. Kondisi ini dapat terus memperburuk perubahan iklim serta mengancam keberlangsungan ekosistem dan makhluk hidup. Untuk meminimalisasi hal tersebut, dunia didorong untuk mulai beralih ke sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Berkembangnya teknologi energi terbarukan pun diharapkan dapat memicu minat dan adopsi yang lebih besar dari solusi energi terbarukan. Transisi menuju energi terbarukan tidak hanya dapat membantu memitigasi dampak perubahan iklim, tetapi juga menghasilkan berbagai peluang yang bermanfaat. Beberapa di antaranya adalah membuka banyak lapangan pekerjaan (green jobs), meningkatkan investasi dalam negeri, serta mendukung ketahanan energi. Potensi Energi Terbarukan dan Implementasi Transisi Energi di Indonesia Sejak lama, energi berbasis fosil telah menjadi sumber energi utama yang berperan memasok kebutuhan energi di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, tingkat bauran energi didominasi energi fosil mencapai 71% pada 2021. Meski begitu, Indonesia berkomitmen untuk terus berupaya berkontribusi dalam transisi energi melalui persiapan kebijakan terkait energi baru dan penetapan target nasional. Salah satunya berkomitmen mencapai bauran energi primer nasional dengan kontribusi minimal 23% dari sumber energi baru dan terbarukan pada tahun 2025, dan kemudian meningkat menjadi 31% pada tahun 2050. Lalu bagaimana dengan potensi energi terbarukan yang tersedia? Berdasarkan kajian IESR pada tahun 2021, Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang luar biasa besar, yakni sebesar 6.811,3 GW (Giga Watt) sampai 7.879,4 GW, di mana 1 GW dapat menyediakan listrik bagi 750.000 rumah. Melihat potensi ini, diharapkan seluruh elemen masyarakat dapat bersama-sama mendukung terlaksananya transisi energi di Indonesia. Bersama-sama kita ciptakan lingkungan dan masa depan yang lebih sejahtera.  Baca informasi lebih lengkap terkait transisi energi dan potensi energi terbarukan di Indonesia dalam laporan berjudul “Mulai dari Sini” Memahami Transisi Energi di Indonesia” oleh CASE for Southeast Asia yang dapat diunduh dengan mengunjungi tautan di sini. Industri dan entitas penghasil emisi juga dapat berkontribusi dalam upaya mitigasi ancaman lingkungan dan perubahan iklim dengan melakukan pengukuran emisi yang dihasilkan dan menciptakan solusi dari data-data tersebut. Miliki pencatatan dan pelacakan yang layak dan komprehensif dengan memanfaatkan platform all-in-one dari Satuplatform. Dapatkan DEMO GRATIS nya di sini! Similar Article 5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim Isu terkait perubahan iklim semakin menjadi pembahasan yang ramai diperbincangkan saat ini. Di seluruh dunia, masyarakat lintas generasi mulai menunjukkan ketertarikannya akan informasi tentang perubahan iklim. Hasil survei People’s Climate Vote 2024 menunjukkan bahwa sekitar 87 persen populasi dunia telah menaruh perhatian mereka pada isu ini. Sementara itu, 63 persen pengisi survei sudah mulai mempertimbangkan dampak perubahan iklim terhadap keputusan yang mereka buat. Melalui kondisi ini, bisa digambarkan bahwa perubahan iklim semakin memberikan pengaruhnya terhadap orang-orang di berbagai belahan dunia. Mengganggu mereka dengan beragam cara. Perubahan iklim tidak lagi sebatas konteks khusus bagi beberapa kalangan. Istilah ini perlu diumumkan lebih… Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini Jejak karbon merupakan sejumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang lepas ke atmosfer dan bersumber dari berbagai kegiatan tertentu. Konsentrasi emisi karbon antropogenik atau yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sumber yang paling dominan dalam menimbulkan dampak bagi lingkungan. Salah satunya berasal dari sektor industri yang disebut sebagai kontributor utama emisi karbon global.  Menurut laporan emisi CO2 tahun 2022 oleh IEA, emisi karbon dioksida global dari pembakaran energi dan proses industri telah mencapai level tertinggi sepanjang masa, yakni sebesar 36,8 Gt pada 2022. Meskipun produksi emisi karbon dari industri sempat menyusut 5 persen pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19, akan… Pengertian Industri Hijau: Tujuan, Manfaat, dan Contohnya Penerapan industri hijau di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim selayaknya angin segar yang memberikan kesejukan dalam upaya keberlanjutan. Sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global seringkali didorong untuk dapat berkontribusi dalam langkah pengurangan emisi karbon atau dekarbonisasi. Maka dari itu, industri hijau sebagai bagian dari bisnis berkelanjutan dapat menjadi opsi yang bisa dipilih perusahaan dan entitas komersial lainnya dalam mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan keberlanjutan. Namun, apa itu industri hijau beserta tujuan, keuntungan, dan contohnya? Apa Itu Industri Hijau? Dilansir dari Tirto ID, menurut Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin RI), pengertian industri hijau adalah… Bagaimana Cara Tepat Memilih Carbon Accounting Software untuk Industri? Carbon Accounting – Seiring dengan meningkatnya sustainability awareness di berbagai kalangan, banyak pihak mulai turut serta menerapkan praktik-praktik kebelanjutan melalui berbagai cara.  Peningkatan dampak perubahan iklim seakan menjadi ‘alarm’ yang mendorong masyarakat untuk bergabung dalam upaya mitigasi iklim. Utamanya dari sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global. Kegiatan industri diketahui menyumbang paling banyak emisi karbon ke …

Bagaimana Cara CFC Merusak Lapisan Ozon?

Bagaimana Cara CFC Merusak Lapisan Ozon?

Kita pasti tidak asing dengan senyawa kimia Chlorofluorocarbons atau CFC yang sering sering dibicarakan sebagai salah satu dari bahan perusak lapisan ozon di atmosfer. Baca Juga: Mencegah Rusaknya Ozon: Larangan Penggunaan CFC CFC adalah senyawa kimia yang terdiri dari unsur klorin, fluorin, dan karbon. Pada masa lalu, CFC banyak digunakan sebagai agen pendingin dalam AC dan kulkas, propelan dalam produk semprot seperti aerosol, dan sebagai bahan kimia dalam proses produksi. Pertama kali ditemukan oleh Thomas Midgeley pada tahun 1930an. Meskipun punya kegunaan yang diakui, sayangnya keberadaan CFC sangat berdampak pada kondisi bumi dan iklim. Berdasarkan berbagai penelitian oleh para ilmuwan di masa lalu, ditemukan bahwa CFC termasuk ke dalam daftar musuh ozon, seperti nitrogen (NO) juga klorin (Cl) yang juga masuk ke dalam daftar tersebut. Baca Juga: Perjalanan Fenomena Global Warming Apa Itu Lapisan Ozon? Lapisan ozon adalah lapisan gas ozon yang terdapat di stratosfer, lapisan atmosfer yang terletak di atas troposfer. Lapisan ini memiliki fungsi untuk melindungi semua kehidupan dari radiasi sinar matahari yang berbahaya. Ozon berperan mencegah radiasi ultraviolet mencapai permukaan bumi secara langsung dengan menyerap bagian sinar UV, yakni UVB, yang sering dikaitkan dengan banyak dampak berbahaya, termasuk kanker kulit, katarak, dan kerusakan pada beberapa tanaman dan kehidupan laut. Akan tetapi, catatan para ilmuwan menemukan bahwa lapisan ozon terus menunjukkan penipisan yang signifikan. Konsentrasinya terus meningkat disebabkan oleh aktivitas manusia yang mengganggu keseimbangan stratosfer. Bagaimana CFC Merusak Lapisan Ozon?  Pada dasarnya, penurunan konsentrasi ozon di lapisan ozon, atau disebut juga penipisan ozon, bisa terjadi karena faktor alami.  Ilmuwan menyebut bahwa setiap penurunan tingkat ozon secara alami akan diikuti dengan pemulihan. Namun, mulai tahun 1970-an, bukti ilmiah menunjukkan bahwa lapisan ozon semakin menipis melebihi proses alami. Dan hal ini disumbang dari kegiatan manusia, salah satunya CFC. Ketika CFC dan senyawa-senyawa lainnya mencapai stratosfer, mereka terurai oleh radiasi UV dan melepaskan atom klorin. Atom klorin ini kemudian berinteraksi dengan molekul ozon, mengakibatkan penurunan jumlah ozon dalam lapisan ozon.  Berdasarkan Lifegate, CFC tidak mudah bereaksi dengan zat lain. Faktanya, mereka hanya terurai melalui sinar matahari, yang membelah molekulnya, menyebabkan pelepasan klorin (Cl). Setelah klorin dilepaskan, ia dapat bereaksi dengan ozon (O3), membentuk klorin monoksida (ClO) dan oksigen (O2). Ketika molekul klorin monoksida (ClO) bertemu dengan molekul oksigen (O) lainnya, molekul tersebut akan terurai, melepaskan klorin (Cl), yang dapat “menghancurkan” molekul ozon (O3) lainnya, sehingga menciptakan siklus katalitik klorin. Produksi yang masif sejak tahun 1920-an menyebabkan penipisan yang lebih besar mencapai 3%. Lama kelamaan membentuk lubang ozon. Lubang ozon paling besar terkonsentrasi di wilayah Antartika. Ditemukan pada tahun 1980-an. Hadirnya Protokol Montreal Untuk mengatasi masalah penipisan lapisan ozon, Protokol Montreal disepakati pada tahun 1987 sebagai perjanjian internasional yang bertujuan untuk mengurangi produksi dan penggunaan senyawa-senyawa yang merusak lapisan ozon. Dalam hal ini, senyawa tersebut termasuk di antaranya CFC. Sebagai hasilnya, penggunaan CFC telah dikurangi secara signifikan di banyak negara, dan penggunaan bahan pengganti yang ramah ozon telah diperkenalkan. Sebab menurut jurnal penelitian oleh Nature Geoscience, CFC tidak hanya berperan menimbulkan kerusakan pada ozon, namun juga merupakan gas rumah kaca yang kuat yang berdampak pada kondisi iklim. Sejak dihentikan penggunaannya, laporan tersebut menemukan bahwa terjadi “jeda” atau perlambatan kenaikan suhu bumi. Dunia sampai saat ini masih terus berupaya memulihkan sepenuhnya kondisi lapisan ozon. Meski begitu, berkat berbagai upaya global dihasilkan banyak peningkatan bertahap pada ozon. Kontribusi masyarakat dunia juga dapat membantu pemulihan lebih cepat. Oleh karena itu, industri dan entitas penghasil emisi juga dapat berkontribusi dalam upaya mitigasi ancaman lingkungan dan perubahan iklim dengan melakukan pengukuran emisi yang dihasilkan dan menciptakan solusi dari data-data tersebut. Miliki pencatatan dan pelacakan yang layak dan komprehensif dengan memanfaatkan platform all-in-one dari Satuplatform. Dapatkan DEMO GRATIS nya di sini! Similar Article 5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim Isu terkait perubahan iklim semakin menjadi pembahasan yang ramai diperbincangkan saat ini. Di seluruh dunia, masyarakat lintas generasi mulai menunjukkan ketertarikannya akan informasi tentang perubahan iklim. Hasil survei People’s Climate Vote 2024 menunjukkan bahwa sekitar 87 persen populasi dunia telah menaruh perhatian mereka pada isu ini. Sementara itu, 63 persen pengisi survei sudah mulai mempertimbangkan dampak perubahan iklim terhadap keputusan yang mereka buat. Melalui kondisi ini, bisa digambarkan bahwa perubahan iklim semakin memberikan pengaruhnya terhadap orang-orang di berbagai belahan dunia. Mengganggu mereka dengan beragam cara. Perubahan iklim tidak lagi sebatas konteks khusus bagi beberapa kalangan. Istilah ini perlu diumumkan lebih… Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini Jejak karbon merupakan sejumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang lepas ke atmosfer dan bersumber dari berbagai kegiatan tertentu. Konsentrasi emisi karbon antropogenik atau yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sumber yang paling dominan dalam menimbulkan dampak bagi lingkungan. Salah satunya berasal dari sektor industri yang disebut sebagai kontributor utama emisi karbon global.  Menurut laporan emisi CO2 tahun 2022 oleh IEA, emisi karbon dioksida global dari pembakaran energi dan proses industri telah mencapai level tertinggi sepanjang masa, yakni sebesar 36,8 Gt pada 2022. Meskipun produksi emisi karbon dari industri sempat menyusut 5 persen pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19, akan… Pengertian Industri Hijau: Tujuan, Manfaat, dan Contohnya Penerapan industri hijau di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim selayaknya angin segar yang memberikan kesejukan dalam upaya keberlanjutan. Sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global seringkali didorong untuk dapat berkontribusi dalam langkah pengurangan emisi karbon atau dekarbonisasi. Maka dari itu, industri hijau sebagai bagian dari bisnis berkelanjutan dapat menjadi opsi yang bisa dipilih perusahaan dan entitas komersial lainnya dalam mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan keberlanjutan. Namun, apa itu industri hijau beserta tujuan, keuntungan, dan contohnya? Apa Itu Industri Hijau? Dilansir dari Tirto ID, menurut Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin RI), pengertian industri hijau adalah… Bagaimana Cara Tepat Memilih Carbon Accounting Software untuk Industri? Carbon Accounting – Seiring dengan meningkatnya sustainability awareness di berbagai kalangan, banyak pihak mulai turut serta menerapkan praktik-praktik kebelanjutan melalui berbagai cara.  Peningkatan dampak perubahan iklim seakan menjadi ‘alarm’ yang mendorong masyarakat untuk bergabung dalam upaya mitigasi iklim. Utamanya dari sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global. Kegiatan industri diketahui menyumbang paling banyak …

Melawan Polusi Sampah Plastik

Melawan Polusi Sampah Plastik

Polusi akibat sampah plastik merupakan satu dari sekian masalah lingkungan utama yang hingga saat ini masih terus melanda banyak negara, salah satunya Indonesia. Baca Juga: Marpol 73/78, Upaya Mencegah Pencemaran Laut akibat Sampah UN Environment Program (UNEP) menyebut Indonesia sebagai negara pencemar plastik terbesar kedua di dunia setelah China. Ada sekitar 3,2 juta ton sampah plastik yang tidak terkelola setiap tahunnya di sini, dan sekitar 1,29 juta ton lainnya berakhir di lautan. Pencemaran akibat sampah plastik memiliki dampak yang sangat luas dan serius. Tidak hanya dapat merusak lingkungan, baik mencemari tanah juga laut, sampah plastik yang tidak terkelola juga dapat mengganggu kesehatan manusia serta berkontribusi terhadap perubahan iklim. Baca Juga: Inovasi Green Product sebagai Strategi Berkelanjutan Kondisi Sampah Plastik di Indonesia Masyarakat Indonesia diketahui menghasilkan berbagai jenis sampah dari kegiatannya sehari-hari. Beberapa di antaranya ialah sampah organik, sampah kertas, sampai dengan sampah plastik. Dikutip dari InSWA, berdasarkan data statistik persampahan domestik Indonesia, sampah plastik menempati peringkat kedua sebesar 14 persen dari total produksi sampah tahunan di Indonesia. Awalnya, sampah plastik berada di posisi ketiga setelah sampah kertas, akan tetapi jumlah sampah plastik yang kian meningkat menjadikan sampah plastik sebagai jenis sampah kedua yang paling banyak diproduksi di Indonesia. Pengelolaan Sampah Plastik di Indonesia Menurut laporan oleh lembaga Sustainable Waste Indonesia (SWI), tingkat daur ulang (recycling rate) sampah plastik di Indonesia baru menyentuh angka 7% saja. Plastik PET (jenis plastik pada kemasan AMDK botol dan galon) menjadi jenis plastik yang paling tinggi tingkat daur ulangnya mencapai 75%. Tingkat daur ulang yang rendah ini tidak sebanding dengan jumlah produksi sampah plastik yang dihasilkan. Menunjukkan bahwa belum banyak pihak yang turut serta dalam kegiatan daur ulang dan sadar akan pentingnya kegiatan daur ulang plastik bagi banyak hal.  Bisa jadi, masih banyak orang yang merasa bahwa sampah plastik tidak berguna. Padahal, plastik PET punya peran yang besar dalam ekonomi sirkular di Indonesia. Menjadi bahan baku yang paling dibutuhkan oleh industri daur ulang. Melawan Polusi Sampah Plastik Untuk dapat mengatasi dampak pencemaran akibat sampah plastik, diperlukan tindakan yang komprehensif dan kolaboratif dari berbagai pihak. Hal ini termasuk kolaborasi antara pemerintah, industri, masyarakat, dan organisasi lingkungan. Berbagai langkah yang dapat diambil untuk melawan polusi sampah plastik di antaranya: Dengan mengambil langkah-langkah yang tepat dan secara bersama-sama, bukan tidak mungkin kita dapat melawan polusi sampah plastik dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan untuk generasi mendatang. Industri dan entitas penghasil emisi juga dapat berkontribusi dalam upaya menjaga lingkungan dan melawan perubahan iklim, salah satunya dengan melakukan pengukuran emisi yang dihasilkan dan menciptakan solusi dari data-data tersebut. Miliki pencatatan dan pelacakan yang layak dan komprehensif dengan memanfaatkan platform all-in-one dari Satuplatform. Dapatkan DEMO GRATIS nya di sini!. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Transisi Energi: Wawasan bagi Pemangku Kepentingan dan Konsumen Energi di Indonesia  Transisi energi tengah memperoleh banyak perhatian dalam beberapa tahun terakhir. Terdapat banyak narasi dari berbagai sumber, khususnya pemangku kepentingan, terkait transisi energi yang muncul di banyak media daring. Clean, Affordable, and Secure Energy atau CASE Indonesia secara khusus menganalisis dan menghadirkan berbagai opini yang muncul terkait transisi energi yang diharapkan dapat membantu membentuk pemahaman seragam di antara para pemangku kepentingan dan masyarakat dalam menyikapi transisi energi yang disusun dalam sebuah laporan berjudul “Narrative Trends in Energy Transition: Insights for State Actors and Energy Consumers in Indonesia”. Berikut ini merupakan sedikit pembahasan dari laporan di atas.  Tren 1: Net Zero Emission… Menciptakan Masa Depan Berkelanjutan Melalui Transformasi Energi  Peningkatan krisis iklim global yang terjadi belakangan ini memaksa manusia untuk mulai bergerak melakukan perubahan. Sebab mulai dari cara kita hidup, bekerja, juga berinteraksi dengan lingkungan bisa jadi punya dampak yang signifikan bagi keseimbangan lingkungan. Mengurangi produksi emisi gas rumah kaca (GRK) adalah salah satu upaya global yang semakin gencar dilakukan sebagai respons terhadap krisis iklim. Hal ini juga menunjukkan bahwa kesadaran dunia akan pentingnya keberlanjutan lingkungan turut meningkat. Begitu pula yang terjadi di Indonesia. Penandatanganan Paris Agreement yang dilakukan perwakilan Indonesia pada acara high-level Signature Ceremony for the Paris Agreement beberapa tahun lalu menandai komitmen Indonesia dalam upaya mengurangi… Sekilas Tentang Transisi Energi di Indonesia  Ide terkait transisi energi mulai menjadi topik yang ramai dibahas setelah kesadaran akan dampak negatif perubahan iklim semakin meningkat di seluruh dunia. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, para ilmuwan menemukan bahwa kegiatan pembakaran bahan bakar fosil terbukti menghasilkan emisi yang jauh lebih besar.  Peningkatan emisi ini nyatanya berkontribusi pada meningkatnya polusi udara, kerusakan lingkungan, pemanasan global, dan bencana iklim yang sering terjadi belakangan ini. Kekhawatiran akan dampak tersebut pun mendorong upaya yang lebih luas tentang urgensi mengurangi emisi gas rumah kaca. Apa Itu Transisi Energi? Dalam konteks energi, “transisi energi” mengacu pada perubahan penggunaan sumber energi dominan dari satu jenis… Bagaimana Cara CFC Merusak Lapisan Ozon? Kita pasti tidak asing dengan senyawa kimia Chlorofluorocarbons atau CFC yang sering sering dibicarakan sebagai salah satu dari bahan perusak lapisan ozon di atmosfer. CFC adalah senyawa kimia yang terdiri dari unsur klorin, fluorin, dan karbon. Pada masa lalu, CFC banyak digunakan sebagai agen pendingin dalam AC dan kulkas, propelan dalam produk semprot seperti aerosol, dan sebagai bahan kimia dalam proses produksi. Pertama kali ditemukan oleh Thomas Midgeley pada tahun 1930an. Meskipun punya kegunaan yang diakui, sayangnya keberadaan CFC sangat berdampak pada kondisi bumi dan iklim. Berdasarkan berbagai penelitian oleh para ilmuwan di masa lalu, ditemukan bahwa CFC termasuk ke… Ketahui Hukuman Bagi Perusahaan Pelaku Pencemaran Lingkungan Baik sengaja maupun tidak disengaja, siapapun yang berperan sebagai ‘pelaku’ pencemaran lingkungan perlu bertanggung jawab mengatasi apa yang mereka lakukan demi memulihkan kondisi. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang. Berdasarkan Pasal 1 angka 14 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (“UU PPLH”), pencemaran lingkungan hidup mengacu pada masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan. Kemudian, setiap orang yang melakukan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan, wajib menanggulangi pencemaran dan/atau kerusakan serta melakukan oemulihan. Pencemaran lingkungan merupakan masalah serius. Sebab ada… Melawan Polusi Sampah Plastik Polusi …

Sustainable Strategy to Achieve Green Industry

Sustainable Strategy to Achieve Green Industry

Green Industry – The issue of climate change has been a real threat unfolding before our very eyes. One of the biggest causes of climate change is coming from industry. Globally, industry accounts for one-third of the total energy consumption and for almost 40 per cent of worldwide carbon dioxide (CO2) emissions. Read More: Inovasi Green Product sebagai Strategi Berkelanjutan In the era where industry drive the country’s economy, it is inevitable to not produce such chemical impacts on the earth. In this case, there is a need to build a strategy in order not to hurt the environment due to industrial activities that are going on and on everywhere. In this article, together we will delve into the sustainable strategy for companies to implement with the aim of achieving a green industry. Read More: Building A Greener Tomorrow through Net Zero Emission Understanding Sustainable Strategy in Business The United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), through its study on the Green Industry Initiative for Sustainable Industrial Development, explains that green industry now is a pathway for protecting communities, vital ecosystems and the global climate from escalating environmental risks and emerging scarcities of natural resources.  When a business aims to balance economic growth with environmental responsibility and social well-being, it is when sustainability takes part in it. Nowadays, sustainability has evolved into a primary concern across industries. To have a sustainable process in business, an effective strategy is required to implement. Sustainable Strategy 1: Greening All Industries The strategy to green all industries should happen with a long-term focus on continuously improving environmental performance regardless of sector, size or location. When a country ambitiously wants to achieve a green industry, a strategy of greening the sector need to be supported by the government and all stakeholders. Besides, within its business, all sector should have the awareness of enhancing environmental performance such as reducing the generation of waste, and emissions as well as minimizing health risks. Sustainable Strategy 2: Improve Process Efficiency The next strategy of sustainable ethical business is all about process efficiency. This including the fact that traditional supply chains have spent too much fossil fuels in their transportation and distribution of product. To improve the efficiency of processes in supplying needs, it should cover all the product design, materials sourcing, manufacturing, logistics, and end-of-life product management. In this case, it is a good idea for business to have green technologies with clean energy.  Sustainable Strategy 3: Eco-branding Eco-branding has emerged as a vital strategy for companies looking to align their brand identities with sustainable practices. In a world increasingly conscious of environmental issues, consumers are actively seeking products and services that reflect their values. Eco-branding goes beyond mere greenwashing; it’s about integrating sustainability into every aspect of a brand’s identity and operations. By having eco-branding as sustainable business strategy, it means a business is in the process to go for a powerful opportunity in the marketplace, build consumer trust, and drive positive environmental impact. Green Industry to Solve Climate Issues After all, the strategy to achieve green industry by implementing a sustainable approach will contribute to solve the issue of climate change. As we know the primary source of environmental deterioration is industrial emissions.  The UN Environment Programme took renewable energy as an example of strategy in green industry. There is a potential of reducing 12.6 gigatonnes of emissions annually from the sector increasing renewable energy capacity and improving energy efficiency rate. The emission is no doubt become one of the parameter of environmental sustainability issue, hence for industry it is urgent to know their emissions. For supporting the green industry, Satuplatform provide the service that would help business to count its emission. Try the FREE DEMO, now! /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Transisi Energi: Wawasan bagi Pemangku Kepentingan dan Konsumen Energi di Indonesia  Transisi energi tengah memperoleh banyak perhatian dalam beberapa tahun terakhir. Terdapat banyak narasi dari berbagai sumber, khususnya pemangku kepentingan, terkait transisi energi yang muncul di banyak media daring. Clean, Affordable, and Secure Energy atau CASE Indonesia secara khusus menganalisis dan menghadirkan berbagai opini yang muncul terkait transisi energi yang diharapkan dapat membantu membentuk pemahaman seragam di antara para pemangku kepentingan dan masyarakat dalam menyikapi transisi energi yang disusun dalam sebuah laporan berjudul “Narrative Trends in Energy Transition: Insights for State Actors and Energy Consumers in Indonesia”. Berikut ini merupakan sedikit pembahasan dari laporan di atas.  Tren 1: Net Zero Emission… Menciptakan Masa Depan Berkelanjutan Melalui Transformasi Energi  Peningkatan krisis iklim global yang terjadi belakangan ini memaksa manusia untuk mulai bergerak melakukan perubahan. Sebab mulai dari cara kita hidup, bekerja, juga berinteraksi dengan lingkungan bisa jadi punya dampak yang signifikan bagi keseimbangan lingkungan. Mengurangi produksi emisi gas rumah kaca (GRK) adalah salah satu upaya global yang semakin gencar dilakukan sebagai respons terhadap krisis iklim. Hal ini juga menunjukkan bahwa kesadaran dunia akan pentingnya keberlanjutan lingkungan turut meningkat. Begitu pula yang terjadi di Indonesia. Penandatanganan Paris Agreement yang dilakukan perwakilan Indonesia pada acara high-level Signature Ceremony for the Paris Agreement beberapa tahun lalu menandai komitmen Indonesia dalam upaya mengurangi… Sekilas Tentang Transisi Energi di Indonesia  Ide terkait transisi energi mulai menjadi topik yang ramai dibahas setelah kesadaran akan dampak negatif perubahan iklim semakin meningkat di seluruh dunia. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, para ilmuwan menemukan bahwa kegiatan pembakaran bahan bakar fosil terbukti menghasilkan emisi yang jauh lebih besar.  Peningkatan emisi ini nyatanya berkontribusi pada meningkatnya polusi udara, kerusakan lingkungan, pemanasan global, dan bencana iklim yang sering terjadi belakangan ini. Kekhawatiran akan dampak tersebut pun mendorong upaya yang lebih luas tentang urgensi mengurangi emisi gas rumah kaca. Apa Itu Transisi Energi? Dalam konteks energi, “transisi energi” mengacu pada perubahan penggunaan sumber energi dominan dari satu jenis… Bagaimana Cara CFC Merusak Lapisan Ozon? Kita pasti tidak asing dengan senyawa kimia Chlorofluorocarbons atau CFC yang sering sering dibicarakan sebagai salah satu dari bahan perusak lapisan ozon di atmosfer. CFC adalah senyawa kimia yang terdiri dari unsur klorin, fluorin, …

Tantangan dan Peluang Etika Bisnis Ramah Lingkungan

Tantangan dan Peluang Etika Bisnis Ramah Lingkungan

Pelaksanaan aktivitas bisnis yang berwawasan lingkungan dan bernilai sustainability adalah cita-cita bersama. Para perusahaan saat ini semakin sadar akan pentingnya tanggung jawab untuk menjaga kelestarian lingkungan sebagai bagian dari etika bisnis ramah lingkungan perusahaan. Baca Juga: Begini Etika Bisnis Bertanggungjawab Terhadap Lingkungan Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa memang terdapat berbagai tantangan dan peluang untuk menerapkan etika bisnis ramah lingkungan. Contohnya, pada perusahaan yang mengusung konsep tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.  Dalam artikel ini, akan dibahas mengenai etika bisnis ramah lingkungan, tantangan, peluang, serta regulasi dan solusi untuk mencapai bisnis ramah lingkungan. Baca Juga: Mengenal Bisnis Hijau: Apa dan Mengapa Penting? Bisnis Ramah Lingkungan Nilai lingkungan pada bisnis saat ini menjadi aspek yang diperhitungan. Hal tersebut membawa kemunculan konsep bisnis ramah lingkungan atau yang juga disebut sebagai eco-friendly business. Konsep ini merujuk pada jenis usaha yang dalam proses operasionalnya berkomitmen untuk menghindari kerusakan lingkungan hijau. Oleh karena itu, bisnis ramah lingkungan juga kerap disebut sebagai green business.  Untuk menerapkan etika bisnis yang ramah lingkungan, terdapat tantangan dan peluang yang perlu untuk dipahami oleh para perusahaan. Memahami tantangan dan peluang bisnis ramah lingkungan akan membantu perusahaan untuk dapat memproyeksikan tujuan dan strategi hijau yang lebih efektif. Tantangan Bisnis Ramah Lingkungan Mengadopsi praktik bisnis ramah lingkungan seringkali memerlukan investasi awal yang signifikan dalam teknologi dan infrastruktur yang berkelanjutan. Seperti contoh, untuk perusahaan tekstil biaya yang perlu digelontorkan untuk menangani limbah dari aktivitas tekstil seperti bleaching, printing, dyeing, finishing, sampai laundering tidaklah sedikit. Suatu kajian dari Amrita Environmental pada tahun 2018, menjelaskan bahwa suatu industri tekstil dapat memiliki biaya pengolahan air limbah pabrik sekitar Rp. 5.000 – Rp. 6.000,- per m³, serta biaya investasi untuk pembangunan IPAL/WWTP yang mahal sebesar + Rp. 10.000.000 – Rp. 15.000.000,- per m3. Beberapa sektor masih menghadapi tantangan dalam menemukan teknologi yang ramah lingkungan. Seperti contohnya dalam pengelolaan limbah detergen, sampai saat ini belum ada teknologi yang mampu mengolah limbah deterjen secara sempurna. Sehingga inovasi baru diperlukan untuk memperbaiki efisiensi sumber daya.  Menjaga transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan dampak lingkungan dapat menjadi tantangan, terutama ketika bisnis beroperasi di wilayah dengan regulasi yang lemah. Seperti contoh, di tahun 2023 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menghentikan aktivitas peleburan logam tanpa izin di salah satu kawasan industri di Serang, Banten. Hal ini merupakan tindak lanjut dari pengaduan masyarakat terkait dugaan pencemaran lingkungan akibat operasional industri peleburan logam.  Setelah diperiksa, ternyata perusahaan tersebut tidak memiliki izin Persetujuan Lingkungan untuk kegiatan pengelolaan limbah B3 dan Persetujuan Teknis Pemanfaatan Limbah B3. Kasus semacam ini, menunjukkan lemahnya kesadaran dan penegakan regulasi yang memang masih menjadi tantangan di banyak daerah di Indonesia. Peluang Bisnis Ramah Lingkungan Di samping terdapat tantangan, penerapan etika bisnis yang ramah lingkungan juga dapat menjadi peluang bagi perusahaan. Praktik bisnis yang ramah lingkungan dapat menjadi titik penjualan yang kuat dan membedakan merek dari pesaing di pasar yang semakin sadar lingkungan. Selain itu, ambisi untuk mengurangi dampak lingkungan akan mendorong inovasi dalam teknologi dan proses bisnis yang dapat menghasilkan keuntungan jangka panjang dan memperluas pangsa pasar. Banyak praktik bisnis yang ramah lingkungan juga membantu meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi biaya jangka panjang, seperti penggunaan energi yang lebih efisien atau pengelolaan limbah yang lebih baik. Sehingga risiko kemungkinan buruk di kemudian hari, seperti contohnya pengaduan terkait limbah, dapat dihindari dan tidak menjadi hambatan operasional. Mengadopsi praktik bisnis yang ramah lingkungan juga dapat membantu bisnis mematuhi regulasi yang semakin ketat terkait dengan lingkungan. Seiring dengan hal ini, berinvestasi dalam CSR dan praktik bisnis berkelanjutan dapat meningkatkan reputasi merek dan membangun kepercayaan dengan pelanggan, investor, dan pemangku kepentingan lainnya. Regulasi Bisnis Ramah Lingkungan Penerapan etika bisnis ramah lingkungan bagi perusahaan industri di Indonesia disokong oleh regulasi Undang-undang Perindustrian Pasal 21 ayat (1). Dalam UU tersebut dijelaskan bahwa tiap perusahaan industri yang didirikan pada suatu tempat, wajib memperhatikan keseimbangan dan kelestarian sumber daya alam. Selain itu, juga perlu untuk fokus pada pencegahan pencemaran yang dapat merusak lingkungan hidup akibat proses industri. Adapun, jika perusahaan dengan sengaja melakukan perbuatan yang bertentangan dengan pasal tersebut, maka dapat dipidana penjara selama-lamanya 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda sebanyak-banyaknya Rp100.000.000,- (seratus juta rupiah). Sementara, jika perbuatan dilakukan tanpa sengaja, maka dipidana kurungan selama-lamanya 1 (satu) tahun dan/atau denda sebanyak-banyaknya Rp1.000.000,- (satu juta rupiah).  Solusi Bisnis Ramah Lingkungan Dengan menyadari bahwa etika bisnis ramah lingkungan saat ini merupakan hal yang penting karena telah didukung oleh regulasi yang mengatur, maka implementasi dari komitmen untuk menjaga lingkungan juga perlu dilakukan dengan benar. Dalam hal ini, telah terdapat berbagai platform yang mendukung perusahaan untuk menemukan solusi bisnis berkelanjutannya. Seperti Satuplatform yang merupakan all-in-one solution bagi para perusahaan yang menyediakan berbagai layanan mulai dari konsultasi, simulasi perhitungan emisi industri, dan berbagai package menarik lainya. Coba FREE DEMO dari Satuplatform sekarang juga, untuk dukung etika bisnis berkelanjutan perusahaan Anda! Similar Article Transisi Energi: Wawasan bagi Pemangku Kepentingan dan Konsumen Energi di Indonesia  Transisi energi tengah memperoleh banyak perhatian dalam beberapa tahun terakhir. Terdapat banyak narasi dari berbagai sumber, khususnya pemangku kepentingan, terkait transisi energi yang muncul di banyak media daring. Clean, Affordable, and Secure Energy atau CASE Indonesia secara khusus menganalisis dan menghadirkan berbagai opini yang muncul terkait transisi energi yang diharapkan dapat membantu membentuk pemahaman seragam di antara para pemangku kepentingan dan masyarakat dalam menyikapi transisi energi yang disusun dalam sebuah laporan berjudul “Narrative Trends in Energy Transition: Insights for State Actors and Energy Consumers in Indonesia”. Berikut ini merupakan sedikit pembahasan dari laporan di atas.  Tren 1: Net Zero Emission… Menciptakan Masa Depan Berkelanjutan Melalui Transformasi Energi  Peningkatan krisis iklim global yang terjadi belakangan ini memaksa manusia untuk mulai bergerak melakukan perubahan. Sebab mulai dari cara kita hidup, bekerja, juga berinteraksi dengan lingkungan bisa jadi punya dampak yang signifikan bagi keseimbangan lingkungan. Mengurangi produksi emisi gas rumah kaca (GRK) adalah salah satu upaya global yang semakin gencar dilakukan sebagai respons terhadap krisis iklim. Hal ini juga menunjukkan bahwa kesadaran dunia akan pentingnya keberlanjutan lingkungan turut meningkat. Begitu pula yang terjadi di Indonesia. Penandatanganan Paris Agreement yang dilakukan perwakilan Indonesia pada acara high-level Signature Ceremony for the Paris Agreement beberapa tahun lalu …

4 Types of Corporate Social Responsibility (CSR) Program

4 Types of Corporate Social Responsibility (CSR) Program

Corporate social responsibility (CSR) is the idea that a business has a responsibility to the society that exists around it. For businesses, a CSR program improves the reputation of the organisation and benefits society. It provides an opportunity for companies to engage customers and employees in their projects. Read more: Mengetahui Perbedaan ESG dan CSR In this article, we will delve into 4 types of Corporate Social Responsibility that businesses can choose  to implement: 1. Environmental Responsibility The very common CSR program is environmental responsibility. Environmental responsibility involves understanding the impact of human activities and industries on the environment while taking actions to minimize negative effects, conserve resources, and promote sustainability.  Some companies use the term “environmental stewardship” to refer to environmental initiatives. It is widely understood in this initiative to reduce harmful practices such as decreasing pollution and single-use plastic, as well as offsetting negative environmental impact by planting trees or funding research. Read more: Begini Etika Bisnis Bertanggungjawab Terhadap Lingkungan 2. Ethical Responsibility Another type of CSR is ethical responsibility, this initiative is concerned with ensuring an organization is operating fairly and ethically. Organizations that embrace ethical responsibility aim to practice ethical behaviour through fair treatment of all stakeholders, including leadership, investors, employees, suppliers, and customers. This responsibility includes upholding labor rights, promoting workplace diversity and inclusion, providing safe working conditions, and paying fair wages. By prioritizing ethical labor practices, businesses demonstrate a commitment to human rights and social justice to ensure there is no slavery or child labor. 3. Philanthropic Responsibility and Charitable Giving The next CSR program or initiative is philanthropic responsibility and charitable giving which refers to a business’s activities that contribute to making the world better place. Businesses often do this by dedicating a part of their profits to charities and non-profit organisations that align with the company’s values.  Companies may contribute to community development projects, educational programs, healthcare initiatives, disaster relief efforts, or cultural events. Philanthropy allows businesses to make a positive impact on society by addressing pressing social issues and supporting vulnerable communities. 4. Sustainable Economic Commitment Another type of CSR is economic responsibility, this initiative refers to a company’s activities in a financially sustainable manner while at the same time also contributing to the economic well-being of the communities in which the business operates.   Businesses that implement this initiative have an end goal not only to maximize profits, but also to make sure the business operations positively impact the environment, people, and society in a good way. Corporate Social Responsibility is more than just a buzzword—it’s a guiding principle for businesses committed to making a difference in the world. In an era defined by interconnectedness and shared challenges, CSR offers a pathway towards a brighter future where business success is synonymous with social and environmental responsibility. The highlighted issue of climate change also can not be left behind when businesses initiating the CSR program. For this reason, Satuplatform presents to be all-in-one solution for business to calculate their emission. Try the FREE DEMO now! /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article 4 Types of Corporate Social Responsibility (CSR) Program Corporate social responsibility (CSR) is the idea that a business has a responsibility to the society that exists around it. For businesses, a CSR program improves the reputation of the organisation and benefits society. It provides an opportunity for companies to engage customers and employees in their projects.  In this article, we will delve into 4 types of Corporate Social Responsibility that businesses can choose  to implement: 1. Environmental Responsibility The very common CSR program is environmental responsibility. Environmental responsibility involves understanding the impact of human activities and industries on the environment while taking actions to minimize negative effects, conserve… 3 Isu Greenwashing yang Kerap Menghantui Industri Fashion Potensi munculnya greenwashing sering kali dapat terjadi seiring dengan meningkatnya permintaan atas penerapan bisnis berkelanjutan. Baca Juga: Tanda-Tanda Perusahaan Lakukan Greenwashing Greenwashing tidak hanya menyesatkan, namun juga dapat berdampak ke banyak hal. Praktik Greenwashing dalam industri fashion menjadi salah satu yang perlu diwaspadai. Pada dasarnya, greenwashing bisa terjadi secara sengaja maupun tidak. Greenwashing dapat terwujud dalam berbagai cara, mulai dari penipuan, iklan yang halus, hingga sering kali ke bentuk klaim ambisius tanpa transparansi penuh mengenai dampak sebenarnya. Dalam konteks ketidaksengajaan, poin yang terakhir adalah salah satu contohnya. Kurangnya informasi terkait klaim keberlanjutan dapat menghadirkan persepsi yang semu dan berbeda-beda bagi… Kendala Penerapan ESG oleh Perusahaan Menerapkan ESG dalam praktik bisnis menjadi salah satu kegiatan yang krusial untuk dilakukan organisasi dan perusahaan. Baca Juga: Siapa Saja yang Seharusnya Terlibat dalam Penerapan ESG di Indonesia? Evaluasi terhadap faktor-faktor ESG menjadi semakin penting sebab publik, salah satunya adalah investor juga konsumen, kini kian ketat dalam mencari perusahaan yang operasionalnya turut serta mempertimbangkan dampak jangka pendek dan jangka panjang. Penerapannya pun semakin intensif. Di Indonesia sendiri ada banyak perusahaan besar yang menerapkan prinsip tersebut dalam kegiatan mereka, bahkan beberapa di antaranya sukses membawa perubahan. Baca Juga: Terapkan Dekarbonisasi, 3 Perusahaan Ini Serius Tangani ESG Lalu, berapa banyak perusahaan di… Begini Cara Cermat Siapkan Laporan ESG Perusahaan Secara Efektif! Environmental, Social, and Governance atau biasa disingkat ESG merupakan kerangka kerja yang menjadi acuan untuk mengevaluasi, menilai, dan melaporkan kinerja berkelanjutan dan praktik bisnis yang etis dari sebuah organisasi atau perusahaan dalam sebuah laporan ESG. Baca Juga: Pentingnya Transparansi dalam Laporan ESG dan Keberlanjutan Penerapan ESG merupakan bentuk usaha perusahaan untuk berkontribusi dalam isu-isu lingkungan, sosial, dan tata kelola. Dan menulis laporan ESG menjadi cara terbaik yang efektif sebagai bukti komprehensif kepada pemangku kepentingan tertentu. Sebagian besar perusahaan di seluruh belahan dunia telah menyadari pentingnya penerapan ESG dalam kegiatan bisnis. Oleh karena itu, sistem pelaporannya perlu dilakukan secara transparan dan… Pemanfaatan Energi Surya: Ketahui Keuntungan dan Kekurangannya! Pemanfaatan energi terbarukan (seperti surya) saat ini semakin banyak dilakukan negara-negara di seluruh dunia di tengah dorongan untuk mencapai target terkait Net Zero Emission. Baca Juga: 3 Negara dengan Sistem Energi Surya Paling Maju di Dunia Untuk mencapai target tersebut, seluruh pihak diharapkan dapat …

3 Isu Greenwashing yang Kerap Menghantui Industri Fashion

3 Isu Greenwashing yang Kerap Menghantui Industri Fashion

Potensi munculnya greenwashing sering kali dapat terjadi seiring dengan meningkatnya permintaan atas penerapan bisnis berkelanjutan. Baca Juga: Tanda-Tanda Perusahaan Lakukan Greenwashing Greenwashing tidak hanya menyesatkan, namun juga dapat berdampak ke banyak hal. Praktik Greenwashing dalam industri fashion menjadi salah satu yang perlu diwaspadai. Pada dasarnya, greenwashing bisa terjadi secara sengaja maupun tidak. Greenwashing dapat terwujud dalam berbagai cara, mulai dari penipuan, iklan yang halus, hingga sering kali ke bentuk klaim ambisius tanpa transparansi penuh mengenai dampak sebenarnya. Dalam konteks ketidaksengajaan, poin yang terakhir adalah salah satu contohnya. Kurangnya informasi terkait klaim keberlanjutan dapat menghadirkan persepsi yang semu dan berbeda-beda bagi banyak orang. Dikutip dari Good on You, ada beberapa klaim yang dapat membuat suatu produk atau merek dianggap melakukan greenwashing. Misalnya, inisiatif terkait penggunaan kemasan ramah lingkungan yang dapat didaur ulang oleh suatu produsen. Akan tetapi, sampah dari produk mereka masih banyak mencemari lingkungan.  Meskipun ide tersebut adalah langkah awal yang bagus, akan tetapi itu kurang dapat berdampak jika sisa kemasannya masih terbuang begitu saja dan tidak terdaur-ulang. Oleh karena itu, produsen perlu mencari cara tambahan untuk dapat memastikan sisa produk tidak bocor ke lingkungan begitu saja. Baca Juga: Kenapa CEO Perlu Jadikan Greenwashing dan Greenhushing jadi Isu Prioritas? Lalu, apa saja ya potensi greenwashing yang dapat menyasar industri fashion? 1. Greenwashing, Klaim Ramah Lingkungan yang Tidak Terbukti Pelaku usaha di industri fashion sering kali memanfaatkan label-label atau klaim seperti “ramah lingkungan”, “hijau”, atau “berkelanjutan” untuk menunjukkan bahwa produk mereka tidak berdampak pada lingkungan, dibuat dari material yang aman, dan lain sebagainya. Akan tetapi, beberapa di antaranya tidak dapat diverifikasi atau tidak didukung dengan bukti konkret tentang praktik mereka. Klaim yang tidak berdasar ini tentu dapat menyesatkan konsumen. Terlebih apabila mereka tertarik dengan produk yang atas dasar klaim “ramah lingkungan” tersebut. Selain itu, transparansi yang kurang tentang praktik produksi juga dapat menjadi penyebab greenwashing. Hal ini juga yang membuat konsumen sulit memverifikasi klaim sustainable yang disebutkan sebab minimnya informasi yang tersedia. 2. Greenwashing, Kampanye Hijau yang Tidak Konsisten Berbagai merek industri fashion dalam beberapa kesempatan meluncurkan kampanye berkelanjutan untuk menunjukkan komitmen mereka. Akan tetapi, seringkali praktiknya tidak selaras dengan beberapa hal yang terjadi. Contohnya seperti kampanye pengurangan emisi karbon, pelestarian hutan, atau sebagainya yang masih dibarengi dengan jejak karbon yang tinggi dalam rantai pasokan serta praktik produksi yang merusak lingkungan. Industri fashion, salah satunya fast fashion, telah lama dikenal dengan potensinya untuk memproduksi limbah-limbah yang dapat berdampak pada kelestarian lingkungan. Oleh karena itu, kampanye dan praktik nyatanya perlu diselaraskan demi menghindari kesan palsu tentang komitmen mereka terhadap lingkungan. 3. Greenwashing, Penggunaan Bahan Organik atau Daur Ulang Tanpa Verifikasi Merek-merek fashion sering menggunakan bahan organik atau daur ulang sebagai alasan untuk mengklaim keberlanjutan.  Misalnya, penggunaan bahan daur ulang dalam sebuah produk tanpa informasi yang jelas yang memungkinkan konsumen menciptakan interpretasi lain tentang jumlah komposisi sebenarnya dalam produk tersebut.  Tanpa verifikasi independen atau pemantauan yang ketat, klaim tersebut dapat dianggap sebagai greenwashing. Untuk mengatasi isu greenwashing di industri fashion, penting untuk mendorong transparansi yang lebih besar dari merek-merek tentang praktik produksi mereka. Selain itu, mendukung sertifikasi independen dan verifikasi, edukasi konsumen tentang cara menilai klaim keberlanjutan, dan memperkuat standar industri yang jelas tentang apa yang dianggap sebagai praktik yang benar-benar berkelanjutan dapat menjadi upaya untuk mengurangi praktik greenwashing dan meningkatkan keberlanjutan sektor fashion secara keseluruhan. Industri dan entitas penghasil emisi juga dapat berkontribusi dalam upaya mitigasi ancaman lingkungan dan perubahan iklim dengan melakukan pengukuran emisi yang dihasilkan dan menciptakan solusi dari data-data tersebut. Miliki pencatatan dan pelacakan yang layak dan komprehensif dengan memanfaatkan platform all-in-one dari Satuplatform. Dapatkan DEMO GRATIS nya di sini!.  Similar Article 5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim Isu terkait perubahan iklim semakin menjadi pembahasan yang ramai diperbincangkan saat ini. Di seluruh dunia, masyarakat lintas generasi mulai menunjukkan ketertarikannya akan informasi tentang perubahan iklim. Hasil survei People’s Climate Vote 2024 menunjukkan bahwa sekitar 87 persen populasi dunia telah menaruh perhatian mereka pada isu ini. Sementara itu, 63 persen pengisi survei sudah mulai mempertimbangkan dampak perubahan iklim terhadap keputusan yang mereka buat. Melalui kondisi ini, bisa digambarkan bahwa perubahan iklim semakin memberikan pengaruhnya terhadap orang-orang di berbagai belahan dunia. Mengganggu mereka dengan beragam cara. Perubahan iklim tidak lagi sebatas konteks khusus bagi beberapa kalangan. Istilah ini perlu diumumkan lebih… Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini Jejak karbon merupakan sejumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang lepas ke atmosfer dan bersumber dari berbagai kegiatan tertentu. Konsentrasi emisi karbon antropogenik atau yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sumber yang paling dominan dalam menimbulkan dampak bagi lingkungan. Salah satunya berasal dari sektor industri yang disebut sebagai kontributor utama emisi karbon global.  Menurut laporan emisi CO2 tahun 2022 oleh IEA, emisi karbon dioksida global dari pembakaran energi dan proses industri telah mencapai level tertinggi sepanjang masa, yakni sebesar 36,8 Gt pada 2022. Meskipun produksi emisi karbon dari industri sempat menyusut 5 persen pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19, akan… Pengertian Industri Hijau: Tujuan, Manfaat, dan Contohnya Penerapan industri hijau di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim selayaknya angin segar yang memberikan kesejukan dalam upaya keberlanjutan. Sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global seringkali didorong untuk dapat berkontribusi dalam langkah pengurangan emisi karbon atau dekarbonisasi. Maka dari itu, industri hijau sebagai bagian dari bisnis berkelanjutan dapat menjadi opsi yang bisa dipilih perusahaan dan entitas komersial lainnya dalam mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan keberlanjutan. Namun, apa itu industri hijau beserta tujuan, keuntungan, dan contohnya? Apa Itu Industri Hijau? Dilansir dari Tirto ID, menurut Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin RI), pengertian industri hijau adalah… Bagaimana Cara Tepat Memilih Carbon Accounting Software untuk Industri? Carbon Accounting – Seiring dengan meningkatnya sustainability awareness di berbagai kalangan, banyak pihak mulai turut serta menerapkan praktik-praktik kebelanjutan melalui berbagai cara.  Peningkatan dampak perubahan iklim seakan menjadi ‘alarm’ yang mendorong masyarakat untuk bergabung dalam upaya mitigasi iklim. Utamanya dari sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global. Kegiatan industri diketahui menyumbang paling banyak emisi karbon ke atmosfer. Di Indonesia saja, sekitar 70 persen penyumbang emisi …