Walkable City untuk Transformasi Menuju Nol Emisi
Walkable City – Kota-kota di seluruh dunia semakin menyadari pentingnya mengubah pola transportasi mereka untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memerangi perubahan iklim. Tidak dapat dipungkiri, transportasi selama ini memang telah menyumbang emisi dalam jumlah besar kepada lingkungan. Berdasarkan data dari Institute for Essential Services Reform (IESR) per tahun 2021, sektor transportasi diketahui menyumbang 23% efek gas rumah kaca di lingkungan, di mana transportasi darat menyumbang 90% dari emisi sektor tersebut, dengan total emisi dalam sektor energi mendekati 600 juta ton CO2 setara. Dalam kondisi ini, muncul suatu pendekatan untuk mengurangi emisi dari sektor transportasi yaitu konsep Walkable City atau kota yang ramah bagi pejalan kaki. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai konsep Walkable City dan manfaat dari penerapannya. Baca Juga: 4 Cara Tepat Kurangi Jejak Karbon Pribadi Konsep Walkable City Walkable City merupakan suatu konsep dalam perencanaan kota yang memberikan ruang bagi pejalan kaki untuk melakukan kegiatan kesehariannya dan menjangkau area yang ingin dituju dengan tanpa perlu selalu menggunakan mode transportasi. Baca Juga: Transportasi Berkelanjutan sebagai Fasilitas Kendaraan Umum Untuk suatu kota jika ingin mengadopsi konsep Walkable City maka penting untuk memperhatikan beberapa elemen kunci seperti; infrastruktur pejalan kaki, keamanan, aksesibilitas, serta ruang terbuka hijau dan fasilitas umum. Dengan memperhatikan elemen-elemen tersebut maka penerapan Walkable City dapat berjalan secara harmonis di dalam suatu area kota. Penerapan Walkable City Konsep Walkable City saat ini tengah diadopsi oleh berbagai negara-negara di dunia termasuk oleh negara-negara maju seperti di Amerika Serikat dan di Cina. Merujuk pada Walk Score, suatu situs web yang menilai peringkat berjalan kaki di kota-kota, dilaporkan bahwa sebanyak 141 kota di Amerika Serikat memiliki skor walkability rata-rata 48 dari 100. Sementara itu, di China 95% kotanya memiliki skor walkability sekitar 60 poin. Dari segi manfaat, transformasi menuju kota yang dapat dijangkau dengan berjalan kaki tidak hanya mengurangi polusi udara tetapi juga menghasilkan berbagai manfaat lainnya. Kota-kota yang dirancang untuk pejalan kaki mendorong mobilitas yang berkelanjutan dan meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Dengan lebih banyak orang yang berjalan kaki, tingkat kebugaran fisik meningkat, dan risiko penyakit yang terkait dengan gaya hidup tidak aktif, seperti obesitas dan penyakit jantung, dapat berkurang. Selain itu, berjalan kaki juga dapat meningkatkan kesejahteraan mental, mengurangi tingkat stres dan meningkatkan kualitas hidup. Dengan jalan yang lebih aman dan lebih ramah pejalan kaki, orang lebih cenderung berjalan atau menggunakan sepeda untuk kegiatan sehari-hari mereka, mengurangi ketergantungan pada kendaraan bermotor. Hal ini akan memberikan manfaat kepada lingkungan. Secara signifikan Walkable City berpengaruh terhadap pengurangan emisi karbon. Suatu publikasi yang diterbitkan oleh CNU Jurnal mengungkapkan bahwa lingkungan yang walkable dapat mengurangi emisi gas rumah kaca sampai 4 ton per tahun, dibandingkan dengan lingkungan sub-urban yang bergantung pada kendaraan bermotor. Dengan semangat untuk menuju emisi nol, penerapan Walkable City dapat menjadi salah satu pendekatan yang baik. Di samping itu, penting pula untuk tiap entitas maupun industri untuk menghitung emisi gas sisa yang dihasilkannya. Saat ini, telah hadir Satuplatform sebagai all-in-one sustainability platform yang memberikan FREE DEMO kepada perusahaan dan entitas untuk menghitung simulasi emisi karbon. Cek sekarang juga! /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Begini Cara Bisnis Bertanggungjawab Terhadap Pelestarian Lingkungan Menjaga kelestarian lingkungan merupakan tanggungjawab bagi setiap elemen individu, masyarakat, maupun pelaku bisnis. Dalam hal ini, setiap perusahaan dan pelaku bisnis memiliki peran yang signifikan terutama di negara dengan aktivitas industri yang pesat. Mengingat bahwa aktivitas industri yang dilakukan pelaku bisnis telah menunjukkan banyaknya dampak yang kurang baik terhadap lingkungan, maka diperlukan kesadaran dan kemauan dari para perusahaan untuk menerapkan etika bisnis yang ramah terhadap lingkungan. Etika bisnis yang ramah lingkungan tersebut agar kemudian dapat dijalankan secara berkelanjutan dan berkesinambungan. Sehingga, dapat memberikan dampak yang positif baik itu bagi lingkungan maupun bagi segi ekonomi dan bisnis itu sendiri. Mari simak,… Walkable City untuk Transformasi Menuju Nol Emisi Kota-kota di seluruh dunia semakin menyadari pentingnya mengubah pola transportasi mereka untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memerangi perubahan iklim. Tidak dapat dipungkiri, transportasi selama ini memang telah menyumbang emisi dalam jumlah besar kepada lingkungan. Berdasarkan data dari Institute for Essential Services Reform (IESR) per tahun 2021, sektor transportasi diketahui menyumbang 23% efek gas rumah kaca di lingkungan, di mana transportasi darat menyumbang 90% dari emisi sektor tersebut, dengan total emisi dalam sektor energi mendekati 600 juta ton CO2 setara. Dalam kondisi ini, muncul suatu pendekatan untuk mengurangi emisi dari sektor transportasi yaitu konsep Walkable City atau kota yang… Waspada! Zat Berbahaya dari Asap Kendaraan Bermotor Kendaraan bermotor menghasilkan sisa pembakaran dari proses yang terjadi pada mesin pembakaran dalam atau internal combustion engine. Sisa pembakaran ini menjadi asap kendaraan yang mengandung berbagai zat kimia berbahaya. Per tahun 2022, jumlah kendaraan di Indonesia mencapai 148.212.865 menurut Badan Pusat Statistik (BPS). Tingginya jumlah kendaraan terkadang tidak diiringi dengan kesadaran akan bahaya dari zat kimia yang dihasilkan. Baca Juga: Ancaman Polusi Udara dari Asap Industri Dalam artikel ini akan dibahas mengenai zat-zat berbahaya dari asap kendaraan bermotor dan dampaknya terhadap kesehatan maupun lingkungan. Karbon Monoksida (CO) dari Asap Kendaraan Bermotor Salah satu senyawa yang muncul dari hasil pembakaran tidak… Ancaman Polusi Udara dari Asap Industri Industri modern telah membawa kemajuan signifikan dalam berbagai bidang, namun bersamaan dengan itu juga muncul tantangan serius terkait polusi udara. Salah satu sumber utama polusi udara adalah asap industri, yang dihasilkan dari proses manufaktur, produksi energi, dan aktivitas industri lainnya. Baca Juga: Energi Terbarukan untuk Atasi Krisis Bahan Bakar Fosil Ancaman polusi udara dari asap industri bukan hanya berdampak negatif pada kesehatan manusia, tetapi juga pada lingkungan secara keseluruhan. Asap industri mengandung berbagai zat berbahaya, termasuk partikel debu, gas buang, senyawa organik volatil, dan logam berat seperti merkuri dan timbal. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai sumber dan dampak dari… Energi Terbarukan untuk Atasi Krisis Bahan Bakar Fosil Bahan bakar fosil seperti bensin maupun minyak bumi, kini mengalami krisis yang semakin mencekik dengan meningkatnya kebutuhan energi global dan dampak lingkungan yang semakin buruk. Menurut laporan terbaru dari Badan Energi Internasional (IEA), konsumsi bahan bakar fosil terus meningkat setiap tahunnya, menyumbang lebih dari 75% emisi gas rumah kaca …
Read more “Walkable City untuk Transformasi Menuju Nol Emisi”