Food Loss vs Food Waste

Food loss dan food waste telah menjadi isu penting yang turut mempengaruhi perubahan iklim dan ketersedian pangan di berbagai daerah. Isu ini sering dikampanyekan karena sudah banyak makanan yang terbuang begitu saja hingga sudah mencapai 48 juta ton dalam setahun di Indonesia. Indonesia sendiri tercatat sebagai negara yang berperingkat kedua sebagai produsen sampah makanan terbesar di dunia. Baca Juga : Upaya Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca

Food Loss Food Waste - Satuplatform
Food Loss Food Waste – Satuplatform

Perbedaan Food Loss dan Food Waste

Food loss merupakan penurunan kualitas makanan yang terjadi pada awal dalam rantai pasokan sebelum makanan mencapai konsumen. Food loss bisa juga muncul dari proses produksi dan pengolahan sebelum bahan makanan didistribusi oleh retail.

Sedangkan food waste terjadi pada ujung rantai pasokan saat sampai ke konsumen yang meliputi individu, restoran, toko kelontong, pasar dan kafe. Bisa juga diartikan sebagai makanan yang terbuang atau tidak layak konsumsi.

Dampak Food Loss dan Food Waste Bagi Lingkungan

Setiap makanan yang terbuang bisa berdampak bagi lingkungan. Seperti saat ini sekitar 70% dari sumber air bersih global digunakan untuk mengairi tanaman dan menghasilkan makanan. Ketika makanan dibuang, semua air itu juga akan terbuang sia-sia.

Air yang terbuang setara dengan 170 triliun liter air per tahun. Menurut WHO, jumlah minimum air yang dibutuhkan setiap orang per hari sekitar 15-20 liter air. Jika sebagian kecil dari air tersebut dapat terselamatkan, maka hal tersebut bisa sangat membantu dalam menyediakan air bersih bagi orang-orang di seluruh dunia. Baca Juga : Standar Emisi Euro – Euro 2, 3, 4, 5, dan 6

Dampak Food Loss dan Food Waste Bagi Ekonomi

Selain berdampak pada lingkungan juga berdampak bagi ekonomi. Menurut Bappenas pada tahun 2021, Indonesia mengalami kerugian sekitar 107 – 346 triliun rupiah per tahun akibat food loss dan food waste.

Sektor tanaman pangan seperti padi memiliki nilai kehilangan ekonomi paling besar. Sedangkan sektor holtikultura seperti sayur-sayuran memiliki nilai kehilangan ekonomi tidak sebesar padi. Namun efisiensi prosesnya masih kurang baik sehingga menyebabkan sayur-sayuran lebih banyak terbuang dibandingkan sayur-sayuran yang dikonsumsi.

Penyebab Food Loss dan Food Waste

Food loss dapat terjadi pada saat di pertanian. Perencanaan panen yang buruk, cuaca yang tidak bersahabat, kurangnya teknologi pertanian yang memadai, tidak adanya pekerja untuk memanen hasil pertanian adalah beberapa penyebab terjadinya food loss. Saat ini juga diperkirakan ada sekitar 30% makanan di dunia hilang di tingkat pertanian.

Sementara itu untuk food waste dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Contohnya seperti sebuah restoran yang menyajikan sebuah hidangan namun hanya dimakan setengahnya sehingga sisanya akan dibuang. Sayur-sayuran yang tersimpan di lemari es kemudian sudah rusak dan dibuang. Atau bisa juga ketika sebuah toko menyimpan produk makanan namun ketika sudah busuk atau kedaluwarsa maka produk tersebut akan dibuang.

Cara Mengurangi Food Loss dan Food Waste

Berbagai macam cara bisa dilakukan untuk mengurangi food loss dan food waste seperti berikut.

Bagi Produsen

  1. Peningkatan perencanaan produksi yang selaras dengan pasar
  2. Menyeimbangkan proses produksi dengan permintaan
  3. Jika ada kelebihan pasokan harus mengambil langkah untuk mendistribusikan kembali makanan atau mengirimkan kepada orang-orang yang membutuhkan
  4. Memiliki data yang akurat untuk melihat titik mana saja yang bisa terjadi food loss dan food waste
  5. Pengemasan makan yang lebih baik dengan memenuhi persyaratan dalam menyimpan sayur dan buah
  6. Menggunakan peti sebagai pengganti kantong plastik selama pengangkutan untuk mengurangi food loss dari sayur dan buah

Bagi Konsumen

  1. Manfaatkan sisa makanan sebaik-baiknya untuk dikonsumsi kembali
  2. Menyimpan makanan dengan benar supaya tidak cepat busuk
  3. Merencanakan menu makanan dengan porsi yang sesuai dengan kebutuhan agar tidak terbuang
  4. Memeriksa lemari es atau tempat penyimpanan makanan sebelum berbelanja dan membuat daftar belanja
  5. Sayuran atau buah yang bentuknya jelek atau salah tidak selamanya harus dibuang dan masih bisa digunakan
  6. Jika makanan sudah tidak layak dikonsumsi, beberapa diantaranya bisa digunakan sebagai pakan ternak
  7. Sisa makanan juga bisa dibuat menjadi pupuk kompos yang bermanfaat bagi tanaman

Your All-in-One Sustainability Platform

Satuplatform hadir untuk mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku. Satuplatform adalah platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG management, carbon accounting, dan sustainability reporting.

Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat:

  1. Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien
  2. Melacak emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi
  3. Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional

Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang! Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform.

Similar Article

5 Brand Kosmetik yang Dukung ESG

Berbagai jenis dan varian dari produk kosmetik yang tersebar luas, menimbulkan potensi sampah kemasan yang menumpuk di landfill. Tidak hanya…