Mencegah Rusaknya Ozon: Larangan Penggunaan CFC

Isu terkait rusaknya lapisan ozon telah menjadi perhatian banyak pihak sejak tahun 1980-an. Penyebab utamanya diyakini yakni akibat penggunaan senyawa yang mengandung klorin dan bromin, seperti klorofluorokarbon (CFC), halon, dan bromofluorokarbon (halon). Baca Juga: Perjalanan Fenomena Global Warming

Para ilmuwan, komunitas ilmiah, pemerintah, hingga organisasi internasional terus berupaya menemukan solusi untuk mencegah kondisi yang lebih buruk terjadi. Salah satunya dengan mendorong pengurangan penggunaan bahan-bahan di atas melalui Penetapan Protokol Montreal.

Latar Belakang Penggunaan CFC dan Mengapa Berbahaya?

CFC (Chloroflorocarbon) pertama kali disintesis pada 1928 oleh Thomas Midgley Jr. sebagai pengganti dari zat pendingin terdahulu, terdiri dari amonia (NH3), metil klorida (CH3Cl), sulfur dioksida (SO2), yang banyak digunakan sebagai zat pendingin sejak akhir 1800-an. Baca Juga: Upaya Uni Eropa Melawan Perubahan Iklim

Zat pendingin tersebut terpaksa digantikan karena kandungannya yang ternyata sangat beracun dan baru diketahui pada saat itu setelah menyebabkan serangkaian kecelakaan fatal bahkan hingga menyebabkan kebakaran dan kematian akibat terhirup oleh manusia.

CFC kemudian dikembangkan dengan mengolah senyawa-senyawa yakni karbon dan halogen seperti fluor dan klorin. Sampai akhirnya ditemukan diklorodifluorometana, CCl2F2 , yang dijuluki “Freon” hingga penggunaannya semakin luas. Mencapai satu juta ton per tahun.

CFC (Chloroflorocarbon) juga HCFC (Hydrochloroflorocarbon) telah banyak digunakan dalam beragam industri, seperti aerosol, material busa dan packing, pelarut, dan refrigant pada mesin pendingin. Akan tetapi, penelitian oleh para ilmuwan menemukan bahwa CFC berperan terhadap terbentuknya lubang ozon di Antartika. 

Sumber-sumber CFC biasa ditemukan sebagai refrigant dalam lemari es dan AC, di dalam sistem pemadam kebakaran dengan halon pada pesawat terbang, serta semprotan aerosol. CFC juga bisa bocor dari produk-produk yang dibuang secara tidak tepat.

Senyawa ini juga diyakini dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker kulit, katarak, penurunan produktivitas pertanian, serta kerusakan ekosistem akuatik. Disebabkan oleh penurunan konsentrasi ozon di stratosfer dan mengakibatkan peningkatan paparan radiasi UV yang berbahaya bagi manusia, hewan, tumbuhan, dan ekosistem laut

Dari sinilah, pemerintah dunia mulai mengadopsi the Vienna Convention for the Protection of the Ozone Layer, yang memberikan kerangka kerja bagi Protokol Montreal untuk menghapuskan zat-zat perusak ozon, termasuk klorofluorokarbon (CFC). Penetapan Protokol Montreal pun dilakukan pada tahun 1987.

Apa Itu Protokol Montreal?

Pelarangan penggunaan CFC pertama kali dilakukan pada tahun 1987 melalui Protokol Montreal

Protokol ini bertujuan untuk mengurangi produksi dan penggunaan senyawa yang merusak ozon, salah satunya CFC dan HCFC. Sektor industri pun didorong untuk mulai meninggalkan penggunaan senyawa tersebut dan beralih ke bahan alternatif yang memiliki kandungan lebih aman bagi lingkungan. 

Berlakunya Protokol Montreal menghasilkan dampak yang baik. Dikutip dari UNEP, sekitar 99 persen bahan perusak ozon telah dihilangkan dan lapisan pelindung di atas bumi sedang memperbaiki dirinya.

Lubang ozon di Antartika diperkirakan akan tertutup pada tahun 2060-an, diperkirakan dua juta orang terselamatkan dari kanker kulit dan ada lagi manfaat lain yang lebih luas. Pelarangan CFC mencegahnya berperan dalam meningkatkan suhu global.

Kondisi Ozon Saat Ini

Komunitas ilmiah dan lembaga internasional terus memantau dan mengevaluasi kondisi lapisan ozon secara berkala.

Dikutip dari World Economic Forum, berdasarkan pantauan oleh ilmuwan NASA dan the US National Oceanic and Atmospheric Administration, pada akhir 2022 lalu dilaporkan bahwa lubang di lapisan ozon terus menyusut. Luasnya kini telah mencapai rata-rata 23,2 juta km2 dari yang awalnya 27,5 juta km2 pada 2006.

Para ilmuwan memastikan bahwa menyusutnya lubang ozon terus menunjukkan tren positif dalam beberapa dekade terakhir. Dan diharapkan dapat terus menyusut dan pulih sepenuhnya pada tahun 2050.

Meskipun banyak kemajuan telah dicapai dalam mengatasi kerusakan lapisan ozon, terdapat faktor lain yang perlu dilakukan untuk memastikan keberlanjutan upaya perlindungan lapisan ozon dan mencegah peningkatan paparan radiasi UV yang merugikan.

Your All-in-One Sustainability Platform

Satuplatform hadir untuk mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku. Satuplatform adalah platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting.

Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat:

  1. Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien
  2. Melacak emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi
  3. Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional

Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang! Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform.

Similar Article

5 Brand Kosmetik yang Dukung ESG

Berbagai jenis dan varian dari produk kosmetik yang tersebar luas, menimbulkan potensi sampah kemasan yang menumpuk di landfill. Tidak hanya…