Pelepasan emisi gas rumah kaca (GRK) ke atmosfer tidak hanya dapat dihasilkan oleh sektor industri berskala besar saja. Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) disebut turut punya andil dalam menyumbang sejumlah emisi karbon yang berkontribusi dalam pemanasan global.
Dilansir dari Katadata, menurut hasil penelitian dari Institute for Essential Services Reform (IESR), emisi GRK yang dihasilkan UMKM di Indonesia mencapai 216 juta ton CO2 pada tahun 2023. Angka ini hampir setara dengan emisi yang dihasilkan sektor industri nasional pada tahun 2022, sekitar 238, 1 juta ton CO2.
Survei oleh IESR ini dilakukan terhadap 1.000 pelaku UMKM di 10 provinsi di Indonesia.. Berdasarkan kondisi ini, UMKM perlu memiliki peran signifikan untuk mendukung dekarbonisasi guna mendorong tercapainya target Indonesia dalam hal emisi nol bersih atau net zero emission pada 2060 atau lebih cepat.
Baca Juga: 5 Perusahaan yang Berkomitmen Kurangi Emisi Karbon
Table of Contents
ToggleTujuan Penghitungan Emisi Karbon di Sektor UMKM
Menurut studi IESR, emisi sektor UMKM utamanya bersumber dari dua aktivitas. Sebanyak 95 persen emisi yang dilepas UMKM berasal dari pembakaran energi fosil, sementara sisanya dari kegiatan membakar sampah.
Tujuan dari menghitung emisi karbon oleh UMKM adalah untuk membantu usaha-usaha kecil memahami dan mengelola dampak lingkungan mereka, terutama terkait dengan emisi gas rumah kaca. Aktivitas ini juga mendorong mereka menemukan peluang untuk meningkatkan efisiensi energi.
Tidak hanya itu, melihat pasar yang semakin peduli terhadap isu keberlanjutan, keterlibatan UMKM dalam hal ini akan dapat menunjukkan komitmen mereka dalam bisnis bertanggung jawab yang memberikan perhatian dalam mengelola dampak lingkungan. Meningkatkan citra perusahaan dan daya saing pasar dengan lebih luas.
Oleh karena itu, IESR menyebut bahwa UMKM perlu berusaha dalam mengurangi emisi demi mencapai usaha yang lebih hijau dan berkelanjutan, baik secara ekonomi, lingkungan, serta sosial dalam jangka panjang.
Baca Juga: Satuplatform Bersama DLH Jabar Gelar Webinar Perhitungan Emisi Karbon
Tantangan dalam Menghitung Jejak Karbon Sektor UMKM
Dibalik manfaatnya, kegiatan menghitung jejak karbon tentu masih memiliki beberapa tantangan yang mungkin dapat menyulitkan pihak yang terlibat secara langsung. Dalam hal ini adalah industri UMKM.
1. Kurangnya Pengetahuan dan Kesadaran
Salah satunya tantangan yang dikhawatirkan yakni tentang pemahaman dan kesadaran yang dimiliki pelaku UMKM. Tidak bisa dipungkiri, bahwa informasi tentang emisi, energi, atau pun perubahan iklim bukanlah sebuah topik yang umum dibahas. Relevansinya dengan bisnis pun tidak begitu dekat. Hal ini dapat menjadi kendala bagi sektor UMKM untuk mau terlibat dalam perhitungan jejak karbon sebab dirasa tidak memiliki keterkaitan dengan mereka.
2. Kesiapan Finansial
Kemudian, finansial juga menjadi tantangan lain yang dapat menghambat UMKM berkontribusi dalam aktivitas menghitung jejak karbon. Penghitungan jejak karbon yang akurat memerlukan akses terhadap teknologi, perangkat lunak, atau jasa konsultan khusus. Biaya untuk mengakses layanan ini bisa cukup tinggi bagi UMKM, terutama yang berada di skala kecil atau mikro.
3. Akses ke Data yang Terbatas dalam Perhitungan Emisi Karbon Sektor UMKM
Untuk menghitung jejak karbon, diperlukan data yang rinci tentang konsumsi energi, bahan bakar, bahan baku, proses produksi, dan transportasi. UMKM sering kali kesulitan mengakses data ini secara lengkap atau menghadapi kesulitan dalam pengumpulan data, terutama jika bisnis mereka belum memiliki sistem pencatatan yang baik.
4. Kurangnya Dukungan Pemerintah dan Kebijakan
Di beberapa negara, dukungan pemerintah untuk membantu UMKM menghitung jejak karbon masih terbatas. Kebijakan insentif atau program bantuan teknis yang mendorong UMKM beralih ke praktik bisnis yang ramah lingkungan belum merata.
Solusi Mendorong Sektor UMKM Memulai Perhitungan Emisi Karbon
Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa menyebut UMKM memiliki peran signifikan untuk mendukung dekarbonisasi. Salah satunya merupakan target untuk mewujudk net zero emission Indonesia di tahun 2060.
Dilansir dari Kompas, untuk dapat mengatasi tantangan yang ada serta mendorong keterlibatan UMKM dalam perhitungan karbon, Fabby menjelaskan bahwa pemerintah turut terlibat dan ikut andil menyediakan sarana dan kebijakan yang layak bagi UMKM.
Pemerintah perlu mengusulkan strategi dan memberikan bantuan berupa finansial maupun asistensi teknis kepada UMKM agar mampu merencanakan dan mendorong investasi demi menurunkan emisi gas rumah kaca.
Menghitung semua faktor sumber emisi secara akurat bisa menjadi tugas yang menantang bagi UMKM yang tidak memiliki keahlian khusus dalam bidang lingkungan atau energi. Kebijakan insentif atau program bantuan teknis yang disediakan dapat mendorong UMKM beralih ke praktik bisnis yang ramah lingkungan.
Pada akhirnya, pendekatan kolaboratif antar lintas sektor adalah kunci utama meminta keterlibatan UMKM untuk berpartisipasi aktif dalam pengelolaan jejak karbon.
Berani Mulai Jadi Bisnis Bertanggung Jawab
Baca juga artikel lainnya : Industri dan Jejak Karbon: Cara Perusahaan Besar Kelola Emisi
Pelaku usaha, bisnis, dan perusahaan juga dapat turut serta dalam keberlanjutan dengan melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik.
Aktivitas ini juga dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi.
Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform!
Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.
Dengan fitur-fitur utama Satuplatform mulai dari Carbon & ESG Management, Supplier Sustainability Management, Carbon Economy Service, Anda dapat:
- Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien
- Melacak emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi
- Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional
Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!
Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform.
Similar Article
Pemanfaatan AI dalam Upaya Pelestarian Lingkungan
Tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi kecerdasan buatan atau Artficial Intelligence (AI) telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dan menjadi bagian…
Mengenal Agbogbloshie ‘Tempat Penampungan’ Sampah Elektronik Dunia
Pernahkah kamu mendengar tentang tempat pembuangan sampah Agbogbloshie? Tempat ini pernah menjadi salah satu tempat pembuangan sampah terbesar di dunia…
Air Minum Kemasan Plastik Dilarang di Bali, Apa yang Terjadi?
Pemerintah Provinsi Bali baru saja melakukan langkah yang besar dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan, yakni dengan melakukan pelarangan penjualan air…
Masa Depan Bisnis Adalah Bertanggung Jawab, Benarkah?
Sustainability atau Keberlanjutan bukan hanya sekadar tren musiman di era sekarang ini, melainkan telah menjadi suatu kewajiban yang dapat mendorong…
Berbagai Inovasi dalam Pengelolaan Sampah yang Bisa Dimanfaatkan
Indonesia bisa dibilang masih sangat memerlukan berbagai inovasi dan kemajuan dalam kegiatan pengelolaan sampah untuk membantu sampah ditangani dengan cara…
Indonesia Siap Pensiunkan Dini PLTU Batu Bara
Pemerintah Indonesia bersiap untuk melakukan langkah besar dalam upaya mencapai netralitas karbon atau Carbon Neutral pada 2060 dengan menerapkan pensiun…