Kendaraan bermotor menghasilkan sisa pembakaran dari proses yang terjadi pada mesin pembakaran dalam atau internal combustion engine. Sisa pembakaran ini menjadi asap kendaraan yang mengandung berbagai zat kimia berbahaya. Per tahun 2022, jumlah kendaraan di Indonesia mencapai 148.212.865 menurut Badan Pusat Statistik (BPS). Tingginya jumlah kendaraan terkadang tidak diiringi dengan kesadaran akan bahaya dari zat kimia yang dihasilkan. Baca Juga: Ancaman Polusi Udara dari Asap Industri
Dalam artikel ini akan dibahas mengenai zat-zat berbahaya dari asap kendaraan bermotor dan dampaknya terhadap kesehatan maupun lingkungan.
Table of Contents
ToggleKarbon Monoksida (CO) dari Asap Kendaraan Bermotor
Salah satu senyawa yang muncul dari hasil pembakaran tidak sempurna kendaraan bermotor adalah karbon monoksida atau CO. Senyawa ini terdiri dari satu atom karbon dan satu atom oksigen. Secara kimia, karbon monoksida tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau, sehingga sering kali sulit untuk mendeteksinya tanpa alat bantu. Baca Juga: Memahami Lebih Dalam Emisi GRK Scope 1

Ketika terhirup, CO akan terikat pada hemoglobin dalam darah, mengurangi kemampuan darah untuk membawa oksigen ke jaringan tubuh. Ini dapat menyebabkan gejala beracun seperti sakit kepala, pusing, mual, bahkan kematian dalam kasus paparan berkepanjangan atau dalam konsentrasi yang tinggi.
Nitrogen Oksida (NO atau NOx) dari Asap Kendaraan Bermotor
Nitrogen dioksida memiliki bau tajam dan berwarna coklat kemerahan. Polutan ini bersifat karsinogenik. Apabila terhirup dapat menyebabkan gangguan napas yang membuat sulit bernapas ataupun sesak pada data.
Nitrogen oksida yang terkandung dalam asap kendaraan bermotor apabila terhirup secara terus menerus dalam kadar tinggi maka akan memberikan efek fatal bagi tubuh. Ancaman kanker hingga kematian dapat ditimbulkan dari adanya paparan terhadap NO maupun NOx.
Terhadap lingkungan, pencemaran akibat NOX di udara dapat memicu terjadinya hujan asam. Hal ini akan berpotensi membawa berbagai kerugian seperti kerusakan pada tanaman, bangunan, dan lain sebagainya.
Hidrokarbon (HC) dari Asap Kendaraan Bermotor
HC atau Hidrokarbon merupakan senyawa kimia berikutnya yang juga memberikan dampak buruk terhadap kesehatan maupun lingkungan. Hidrokarbon dapat berbentuk gas, cairan, maupun benda padat. Untuk HC yang berbentuk gas maka akan bercampur dengan gas-gas hasil buangan lainnya seperti dalam gas sisa kendaraan bermotor.
Di udara, apabila hidrokarbon bereaksi dengan bahan-bahan lain maka akan membentuk ikatan baru yang disebut Pycyclic Aromatic Hidrocarbon (PAH) yang banyak dijumpai di daerah industri dan padat lalu lintas. Bila PAH ini masuk dalam paru-paru akan menimbulkan luka dan merangsang terbentuknya sel-sel kanker.
Di tengah semakin parahnya emisi gas dari asap kendaraan bermotor, emisi yang dihasilkan dari industri juga tidak henti-hentinya mencemari lingkungan dan membawa dampak berbahaya bagi kesehatan.
Untuk itu, perlu bagi tiap industri menghitung berapa emisi yang dihasilkan begitu pula bagi para stakeholder agar mampu memetakan solusi efektif bagi tata kota yang telah menanggung beban polusi transportasi maupun industri.Saat ini, telah hadir Satuplatform sebagai all-in-one sustainability platform yang memberikan FREE DEMO kepada perusahaan dan entitas untuk menghitung simulasi emisi karbon. Cek sekarang juga!
Similar Article
Low GHG Emission, High Impact: Everyday Materials That Could Reshape Green Manufacturing
The shift toward sustainable production practices has spurred growing interest in low-carbon materials that support greener industrial processes. Emerging materials,…
Does “Eco-friendly” Labels Mean Green Product in Green Industry?
Businesses and consumers alike are navigating a flood of products claiming to be “eco-friendly” or “green.” These labels, often used…
Dilema Biomassa: Transisi Energi Berkelanjutan atau Perusakan Lingkungan?
Dalam upaya mencapai target net-zero emission pada 2060, Indonesia mendorong transisi energi dari bahan bakar fosil ke sumber energi terbarukan.…
Energi Terbarukan di Indonesia: Mengapa Surya dan Hidro Menjadi Pilihan Utama?
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan energinya. Di tengah komitmen untuk mencapai net…
Emisi Karbon Penerbangan Meningkat: Tantangan Baru bagi Industri Aviasi
Emisi Karbon Sektor Penerbangan Setelah mengalami penurunan drastis selama pandemi COVID-19, industri penerbangan global kini menunjukkan pemulihan yang signifikan. Namun,…
Adaptasi Bisnis di Era Krisis Energi
Pasokan bahan bakar menjadi semakin terbatas, dengan harga yang melambung tinggi, merupakan salah satu bukti bahwa dunia sedang mengalami krisis…