Menciptakan rumah sejuk tanpa AC sepertinya menjadi upaya yang membutuhkan usaha besar di kondisi sekarang ini. Khususnya bagi masyarakat yang tinggal di wilayah perkotaan dengan minim vegetasi.
Baca Juga: Panduan Memulai Kebiasaan Ramah Lingkungan dalam Keseharian
Dilihat secara total, tercatat sekitar 1,6 miliar unit AC beroperasi di seluruh dunia, menurut laporan International Energy Agency (IEA). Cuaca panas yang kian terasa mendorong konsumsi akan barang ini semakin tinggi. Kini, AC pun sudah menjadi barang penting yang dibutuhkan masyarakat dan diperkirakan jumlah penggunaannya akan melonjak tiga kali lipat selama 30 tahun ke depan.
Di Indonesia sendiri, konsumsi masyarakat terhadap pendingin udara modern ini juga berada dalam angka yang tinggi. Tingginya suhu udara di Indonesia pada siang, bahkan malam hari turut mendorong setidaknya 240 ribu unit AC terjual setiap tahunnya. Penggunaan AC di rumah pun dipilih sebagai sebuah solusi untuk menurunkan suhu dan menjadikan ruangan lebih nyaman.
Namun, di sisi lain penggunaan AC yang tidak terkendali juga dapat menimbulkan bahaya bagi iklim. Sebab AC mengonsumsi banyak energi dan refrigerantnya berpotensi menyebabkan pemanasan global. World Economic Forum bahkan menyebut bahwa, pada akhir abad ini, emisi gas rumah kaca dari AC akan menyebabkan kenaikan suhu global hingga 0,5 derajat Celcius.
Baca Juga: Capai Gaya Hidup Ramah Lingkungan Lewat Gadget, Ini Caranya!
Lalu, bisakah kita menjadikan rumah sejuk tanpa AC? Atau setidaknya menggunakan AC secara efisien untuk berkontribusi menyelamatkan iklim. Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan.
Table of Contents
Toggle1. Maksimalkan Sirkulasi Udara
Ventilasi rumah merupakan bagian penting sebagai jalan keluar masuknya udara secara alami dan hemat energi. Sebab ventilasi rumah yang buruk dapat membuat ruangan terasa pengap dan menimbulkan hawa panas.

Optimalkan ventilasi di rumah dengan memasang jendela besar dan lubang angin untuk memaksimalkan sirkulasi udara. Selain menjadikan rumah sejuk tanpa AC berkat udara alami, hadirnya ventilasi yang baik mendukung terciptanya lingkungan yang sehat dan nyaman.
2. Gunakan Kipas Angin dan Exhaust Fan
Kipas angin telah menjadi salah satu pilihan lainnya untuk pendingin udara yang juga banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia selain AC.
Melalui pemasangan kipas angin di titik yang tepat, seperti langit-langit, dapat membantu menurunkan suhu ruangan menjadi lebih sejuk. Kipas angin juga memiliki daya listrik yang lebih kecil sehingga lebih hemat energi. Dikutip dari The Conversation, mengurangi penggunaan AC dengan memanfaatkan kipas angin dalam mendinginkan rumah dapat mengurangi konsumsi energi rumah tangga hingga lebih dari 20 persen.
Selain itu, memasang exhaust fan atau kipas jendela juga bisa mendukung terjadinya sirkulasi udara yang baik di rumah. Exhaust fan membantu menghisap keluar udara pengap di dalam ruangan menjadikannya lebih bersih dan segar.
3. Pakai Tirai Anti Tembus Pandang
Penggunaan tirai jendela dengan material yang dapat menghalangi sinar matahari masuk ke rumah, merupakan hal yang bisa dilakukan untuk menjadikan rumah lebih sejuk.
Beberapa jenis tirai seperti tirai roller shade dengan bahan solar window, tirai jendela louvered, dan tirai tebal atau gorden blackout berfungsi menghalangi sinar matahari masuk ke dalam rumah. Memungkinkan sedikit saja sinar UV matahari dan panas memerangkap ruangan.
4. Tanam Pohon dan Tanaman Lainnya
Selain menghalangi sinar matahari dengan penggunaan tirai yang tepat, pemanfaatan tanaman juga dapat membantu menciptakan penghalang antara bangunan dan sinar matahari secara langsung.
Menanam pohon di depan rumah dapat menjadikan area rumah lebih teduh dan mengurangi suhu udara di sekitarnya. Tidak hanya itu, tanaman rambat pada dinding atau pergola juga bisa menjadi media yang menahan rumah terpapar langsung sinar matahari. Dikutip dari Science Direct, tanaman terbukti menurunkan suhu permukaan dinding hingga 9 derajat Celcius.
5. Gunakan Material Bangunan Pilihan
Beberapa material bangunan memiliki fungsi yang andal dalam mendinginkan rumah secara alami.
Seperti batu bata yang memiliki kemampuan menyerap dan melepaskan panas secara perlahan, dapat membantu menjaga suhu dalam rumah tetap stabil. Kemudian kayu, bambu, dan tanah liat yang memiliki sifat isolasi yang baik sehingga mampu mencegah panas ke dalam rumah.
Melalui langkah yang tepat, kita dapat menciptakan rumah sejuk tanpa perlu mengandalkan AC sebagai pilihan utama, sekaligus berkontribusi pada pengurangan konsumsi energi dan emisi karbon.
Similar Article
Memahami Dampak Jejak Karbon Tersembunyi di Balik Jejak Air
Dalam upaya menerapkan strategi keberlanjutan, jejak karbon dan jejak air (water footprint) merupakan dua metrik penting untuk mengukur dampak ekologis.…
Good Agricultural Practices (GAP): Fondasi Pertanian Modern yang Aman dan Berkelanjutan
Isu terkait ketahanan pangan kian menyita perhatian masyarakat global. Konsumen makin memperhatikan kualitas dan keamanan produk pertanian hingga praktik bertani…
Low GHG Emission, High Impact: Everyday Materials That Could Reshape Green Manufacturing
The shift toward sustainable production practices has spurred growing interest in low-carbon materials that support greener industrial processes. Emerging materials,…
Does “Eco-friendly” Labels Mean Green Product in Green Industry?
Businesses and consumers alike are navigating a flood of products claiming to be “eco-friendly” or “green.” These labels, often used…
Dilema Biomassa: Transisi Energi Berkelanjutan atau Perusakan Lingkungan?
Dalam upaya mencapai target net-zero emission pada 2060, Indonesia mendorong transisi energi dari bahan bakar fosil ke sumber energi terbarukan.…
Energi Terbarukan di Indonesia: Mengapa Surya dan Hidro Menjadi Pilihan Utama?
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan energinya. Di tengah komitmen untuk mencapai net…