Lahan gambut telah lama dikenal akan kemampuannya menyerap dan menyimpan karbon dalam jumlah signifikan, di samping hutan dan lautan.
Baca Juga: Pembukaan Lahan: Pengertian, Syarat, Metode, Hingga Dampaknya bagi Lingkungan
Gambut merupakan jenis lahan basah yang terdapat di wilayah pedalaman, meliputi rawa, kolam, danau, sungai, dan dataran banjir, yang wilayahnya masuk kategori daratan, namun dapat tergenang air secara permanen maupun musiman.
Dilansir dari UN Environmental Program (UNEP), lahan gambut dapat menjadi media penyimpanan karbon yang sangat besar. Mencakup hingga dua kali lipat karbon yang tersimpan di seluruh hutan di dunia. Melalui pelestarian dan perlindungan areal gambut yang berkelanjutan, upaya pengurangan emisi karbon diyakini dapat berjalan dengan optimal. Membantu bumi melawan dampak iklim yang saat ini kian mengkhawatirkan.
Table of Contents
TogglePotensi Lahan Gambut dalam Menyimpan Karbon
Kemampuan lahan gambut dalam mendukung tercapainya pengurangan karbon dan memerangi perubahan iklim sangat kuat dan patut diperhitungkan. Sebab, berdasarkan penelitian, potensi lahan gambut dalam menyimpan karbon sangatlah besar. Di seluruh dunia, lahan gambut alami yang kini tersisa sekitar lebih dari 3 juta kilometer persegi, dapat menyerap 0,37 gigaton CO2 per tahun.
Tanah gambut juga diperkirakan mengandung lebih dari 600 gigaton karbon. Jumlah tersebut mewakili 44 persen bagian dari seluruh karbon tanah serta melebih karbon yang tersimpan di semua jenis vegetasi lain beserta gabunganya, termasuk hutan di seluruh dunia.
Manfaat Beragam Lahan Gambut Basah
Melihat potensinya yang begitu besar, tentu lahan gambut memiliki fungsi yang amat berjasa bagi keberlanjutan bumi serta keberlangsungan hidup seluruh organisme.
Salah satu ragam lahan basah ini memiliki banyak manfaat penting, baik dari segi lingkungan, ekonomi, maupun sosial. Di antaranya seperti:
- Penyerap Karbon
Lahan gambut berperan sebagai penyimpan karbon terbesar di darat. Mereka menyimpan sekitar 30% karbon tanah dunia meskipun hanya mencakup 3% dari daratan, sehingga membantu mengurangi emisi gas rumah kaca yang berkontribusi pada perubahan iklim.
- Pengatur Siklus Hidrologi
Lahan gambut berfungsi sebagai penyerap air, sehingga dapat membantu mencegah banjir saat musim hujan dan melepaskan air saat musim kering.
- Keanekaragaman Hayati
Lahan gambut adalah habitat bagi berbagai spesies unik, termasuk beberapa yang terancam punah, seperti orangutan di Indonesia dan spesies burung langka. Mendukung upaya konservasi keanekaragaman hayati.
- Penopang Ekosistem
Lahan gambut membantu menjaga keseimbangan ekosistem dengan berperan sebagai penyangga alam, melindungi tanah dari erosi, dan menyediakan habitat bagi berbagai flora dan fauna.
- Sumber Daya Masyarakat Lokal
Banyak masyarakat adat yang tinggal di sekitar lahan gambut bergantung pada sumber daya alamnya untuk penghidupan, seperti memanen ikan, kayu, dan hasil hutan lainnya.
Dalam konteksi iklim, lahan gambut basah turut membantu menurunkan suhu di daerah sekitarnya, menyediakan perlindungan dari panas ekstrem, hingga mencegah intrusi air laut. Manfaatnya yang beragam menunjukkan pentingnya pelestarian lahan gambut untuk keseimbangan ekosistem global dan lokal serta untuk mencegah krisis iklim yang lebih parah.
Melestarikan Lahan Gambut dan Apa yang Bisa Dilakukan
Membantu pelestarian lahan gambut dan mencegahnya dari kerusakan adalah salah satu hal yang bisa kita lakukan dalam upaya mitigasi perubahan iklim.
Kita dapat turut mendukung atau berpartisipasi dalam program yang mendukung reboisasi dan restorasi lahan gambut. Beberapa organisasi lingkungan memiliki program donasi atau partisipasi dalam proyek restorasi.
Sebagai konsumen, kita juga bisa menghindari produk yang berasal dari praktik pertanian yang merusak lahan gambut. Mendorong pemerintah untuk mengadopsi kebijakan yang melindungi lahan gambut dan lingkungan adalah langkah yang penting. Hal utama lainnya adalah dengan mengurangi konsumsi energi, beralih ke energi terbarukan, dan mempraktikkan gaya hidup rendah karbon.
Kegiatan ini dapat berlaku juga bagi pelaku usaha, bisnis, dan perusahaan. Caranya dengan melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik.
Aktivitas yang dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform!
Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.
Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat:
- Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien
- Melacak emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi
- Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional
Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!
Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform.
—
Referensi:
– IUCN – Peatlands and climate change
– UNEP – Peatlands store twice as much carbon as all the world’s forests
Similar Article
Low GHG Emission, High Impact: Everyday Materials That Could Reshape Green Manufacturing
The shift toward sustainable production practices has spurred growing interest in low-carbon materials that support greener industrial processes. Emerging materials,…
Does “Eco-friendly” Labels Mean Green Product in Green Industry?
Businesses and consumers alike are navigating a flood of products claiming to be “eco-friendly” or “green.” These labels, often used…
Dilema Biomassa: Transisi Energi Berkelanjutan atau Perusakan Lingkungan?
Dalam upaya mencapai target net-zero emission pada 2060, Indonesia mendorong transisi energi dari bahan bakar fosil ke sumber energi terbarukan.…
Energi Terbarukan di Indonesia: Mengapa Surya dan Hidro Menjadi Pilihan Utama?
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan energinya. Di tengah komitmen untuk mencapai net…
Emisi Karbon Penerbangan Meningkat: Tantangan Baru bagi Industri Aviasi
Emisi Karbon Sektor Penerbangan Setelah mengalami penurunan drastis selama pandemi COVID-19, industri penerbangan global kini menunjukkan pemulihan yang signifikan. Namun,…
Adaptasi Bisnis di Era Krisis Energi
Pasokan bahan bakar menjadi semakin terbatas, dengan harga yang melambung tinggi, merupakan salah satu bukti bahwa dunia sedang mengalami krisis…