Table of Contents
ToggleDaur Karbon
Siklus karbon atau daur karbon merupakan salah satu proses alami di alam yang sangat pentingnya fungsinya bagi kondisi kehidupan di bumi.
Baca juga artikel lainnya : Memahami Daur Karbon, Definisi, Contoh Proses, dan Manfaatnya
Daur karbon menjadi suatu siklus biogeokimia di mana karbon ditukar antara atmosfer, biosfer, hidrosfer, dan geosfer, atau kemudian disimpan di reservoir sebagai cadangan yang kaya manfaat.
Terjadinya daur karbon berperan signifikan dalam menjaga keseimbangan atmosfer, tetapi berbagai gangguan yang terjadi di alam, baik karena faktor alami maupun akibat aktivitas manusia, dapat menghambat proses daur karbon dan oksigen.
Apa saja masalah lingkungan yang dapat menghambat proses daur karbon karbon? Mari kita bahas!
1. Masalah Daur Karbon dari Deforestasi atau Penggundulan Hutan
Habisnya lahan hutan dan tutupan pohon akibat pembukaan lahan maupun deforestasi menjadi salah satu faktor yang dapat menghambat daur karbon.
Padahal, hutan memainkan peran penting dalam menyerap dan mempertahankan emisi gas rumah kaca berlebih yang ada di dalam atmosfer. Pohon dan tumbuhan dapat menyerap karbon dioksida dari atmosfer melalui proses fotosintesis, membantu memerangi perubahan iklim.
Dilansir dari World Research Institute, berdasarkan penelitian oleh Nature Climate Change, hutan di dunia mampu menyerap karbon dioksida (CO2) hampir dua kali lebih banyak daripada yang dihasilkannya antara 2001 dan 2019.
Dengan kata lain, hutan merupakan penyerap karbon handal yang mampu menyerap bersih 7,6 miliar metrik ton CO2 per tahun. Angka yang 1,5 kali lebih banyak dari yang dipancarkan Amerika Serikat setiap tahunnya.
Jika hutan ditebang tanpa reboisasi, maka jumlah karbon yang diserap berkurang. Akibatnya, akan ada lebih banyak karbon yang tertahan di atmosfer daripada yang seharusnya ada sehingga dapat meningkatkan efek rumah kaca dan mempengaruhi kondisi perubahan iklim.
2. Masalah Daur Karbon Kerusakan Ekosistem Lahan Basah dan Gambut
Rusaknya ekosistem lahan basah dan gambut dapat terjadi karena beragam faktor. Sebagian besar diakibatkan oleh ulah manusia seperti alih fungsi lahan serta faktor alam berupa kebakaran akibat musim kemarau berkepanjangan dan bencana alam.
Di Indonesia sendiri, tercatat terdapat 95 persen dari dari 289 titik sampel gambut non-konsesi di area restorasi pemerintah yang pernah terbakar (burned area) dan kehilangan tutupan pohon (Tree Cover Loss/TCL), telah berubah menjadi perkebunan jenis tanaman lahan kering dan semak belukar, sebagaimana dikutip dari situs Pantau Gambut.
Padahal, lahan basah dan gambut yang lestari juga subur merupakan penyerap dan reservoir karbon yang hebat. Yayasan Konservasi Alam Nusantara menyebut bahwa gambut memiliki kapasitas penyimpanan karbon 10 sampai 13 kali lebih besar dibanding ekosistem lain.
Gambut dan lahan basah juga diketahui telah menyimpan jutaan karbon selama ribuan tahun. Jika dikeringkan atau dibakar untuk perkebunan, karbon yang tersimpan dilepaskan ke atmosfer, mempercepat perubahan iklim.
3. Pengelolaan Limbah yang Buruk Menghambat Daur Karbon
Tumpukan ribuan sampah di ruang terbuka seperti Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tanpa disadari merupakan masalah yang dapat menghambat daur karbon dan oksigen.
Sampah organik yang membusuk dapat melepaskan sejumlah besar gas metana (CH4) yang punya sifat lebih kuat daripada CO2 sebagai gas rumah kaca.
Jika sampah tidak dikelola dengan baik, karbon yang tersimpan dalam bahan organik bisa dilepaskan ke atmosfer dalam bentuk gas berbahaya.
Kondisi ini, selain dapat menghambat daur karbon juga meningkatkan terjadinya pemanasan global karena metana berlebih yang terperangkap dan sulit diserap kembali dari atmosfer.
Daur karbon bisa terhambat karena aktivitas manusia yang mempercepat pelepasan karbon tanpa diimbangi dengan penyerapannya.
Oleh karena itu, diperlukan kesadaran serta tindakan seperti penghijauan, energi terbarukan, pengelolaan limbah yang baik, dan konservasi lahan basah untuk dapat membantu menjaga keseimbangan siklus karbon.
Tentang Satuplatfrom
Satuplatform dapat membantu inisiatif lingkungan perusahaan, yang mana kami hadir sebagai all-in-one climate management solution, Satuplatform menyediakan berbagai layanan dan konsultasi mengenai karbon dan ESG bagi perusahaan dari berbagai sektor industri. Mari coba FREE DEMO nya sekarang!
Similar Article
Low GHG Emission, High Impact: Everyday Materials That Could Reshape Green Manufacturing
The shift toward sustainable production practices has spurred growing interest in low-carbon materials that support greener industrial processes. Emerging materials,…
Does “Eco-friendly” Labels Mean Green Product in Green Industry?
Businesses and consumers alike are navigating a flood of products claiming to be “eco-friendly” or “green.” These labels, often used…
Dilema Biomassa: Transisi Energi Berkelanjutan atau Perusakan Lingkungan?
Dalam upaya mencapai target net-zero emission pada 2060, Indonesia mendorong transisi energi dari bahan bakar fosil ke sumber energi terbarukan.…
Energi Terbarukan di Indonesia: Mengapa Surya dan Hidro Menjadi Pilihan Utama?
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan energinya. Di tengah komitmen untuk mencapai net…
Emisi Karbon Penerbangan Meningkat: Tantangan Baru bagi Industri Aviasi
Emisi Karbon Sektor Penerbangan Setelah mengalami penurunan drastis selama pandemi COVID-19, industri penerbangan global kini menunjukkan pemulihan yang signifikan. Namun,…
Adaptasi Bisnis di Era Krisis Energi
Pasokan bahan bakar menjadi semakin terbatas, dengan harga yang melambung tinggi, merupakan salah satu bukti bahwa dunia sedang mengalami krisis…