Table of Contents
TogglePengertian Jejak Karbon
Jejak karbon atau Carbon footprint adalah jumlah karbon atau gas emisi yang dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia pada kurun waktu tertentu. Menjadi suatu instrumen penting dalam mengukur kontribusi individu, komunitas, industri, produk, dan lainnya terhadap perubahan iklim. Dengan menghitung jejak karbon, suatu industri dapat mengetahui sumber emisinya dan dapat meminimalkan penggunaannya sejak dini. Baca Juga : Dekarbonisasi: Menuju Emisi Nol Karbon

Dampak Jejak Karbon
Cuaca Ekstrim dan Bencana Alam
Semakin tinggi jejak karbon yang dihasilkan, semakin tinggi pula dampak negatif yang berikan terhadap bumi. Dapat menyebabkan kenaikan suhu bumi yang sangat ekstrim Peningkatan suhu 0,45-0,75°C yang dapat menimbulkan badai tropis (siklon) serta berbagai bencana alam seperti banjir atau kekeringan. Terdapat perubahan curah hujan ± 2,5 mm/hari
Perubahan Produksi Rantai Makanan
Perubahan iklim yang disebabkan oleh jejak karbon juga menimbulkan perubahan produksi rantai makanan. Beberapa tanaman sulit untuk tumbuh dengan baik. Daerah yang memproduksi padi (beras) jadi kehilangan kemampuan karena iklim semakin panas.
Penyebaran Penyakit
Jejak Karbon juga berpengaruh terhadap kesehatan tubuh, misalnya penyebaran penyakit menular seperti malaria. Hal ini disebabkan oleh semakin luasnya pergeseran wilayah tropis ke wilayah sub-tropis, berbagai penyakit tropis juga akan menyebar di berbagai daerah.
Rusaknya Ekosistem Laut
Semakin banyak gas emisi yang diserapkan oleh laut, akan menyebabkan kadar asam semakin tinggi dan merusak berbagai ekosistem laut. Berbagai hewan laut akan sulit untuk bertahan hidup. Selain itu menimbulkan pula kenaikan air muka laut dan kenaikan suhu di 5,8 juta km2 wilayah perairan Indonesia. Hal ini berbahaya bagi kapal nelayan <10GT.
Es di Kutub Mencair
Kenaikan suhu bumi yang disebabkan oleh semakin tingginya jejak karbon, juga mengakibatkan lapisan es di kutub semakin menipis. Hal ini menyebabkan ekosistem di kutub menjadi terganggu dan naiknya permukaan laut.
Berkurangnya Air Bersih
Semakin tingginya jejak karbon dan berpotensi membuat suhu bumi meningkat dan naiknya permukaan air laut. Dampak lain yang biasa kita rasakan yaitu kekeringan.
Penyebab Jejak Karbon
Carbon footprint berasal dari berbagai sektor-sektor kehidupan yang mana setiap sektor menghasilkan carbon footprint yang berbeda-beda, berikut adalah penyebab yang menghasilkan Carbon footprint
Penggunaan transportasi
Berbagai aktivitas yang dilakukan sehari-hari menggunakan aneka transportasi, seperti sepeda motor, mobil, bus, hingga pesawat. Kendaraan ini menghasilkan polusi dan emisi yang memperburuk kualitas udara.
Berdasarkan data dari International Energy Agency pada tahun 2015, 30% dari total emisi CO2 yang dihasilkan di Indonesia berasal dari sektor transportasi. Dari jumlah itu, 88%-nya berasal dari transportasi darat.
Untuk dapat mengurangi emisi di sektor transportasi adalah memakai angkutan umum jika jarak yang dituju cukup jauh, dan memakai sepeda jika tempat tujuan dekat. Apabila perjalanan mengharuskan membawa kendaraan pribadi gunakanlah kendaraan yang kecil dan konsumsi bahan bakarnya tidak boros.
Penggunaan energi listrik
Semakin banyak listrik yang digunakan, maka semakin banyak pula emisi karbon yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil di pembangkit tenaga listrik.
Menggunakan listrik secara bijak dengan mematikannya saat tidak digunakan sangat membantu mengurangi jejak karbon. Terlebih jika hal tersebut dilakukan secara berkala
Produksi, konsumsi, dan sampah makanan
Jejak karbon makanan ialah emisi gas rumah kaca yang dihasilkan selama proses tersebut, mulai dari penghasilan bahan baku, pengolahannya, hingga pembuangannya. Kemudian, saat sisa makanan menumpuk dan membusuk di tempat pembuangan akhir menghasilkan emisi gas rumah kaca.
Data dari Badan Pangan Dunia (FAO) menunjukkan bahwa setiap tahunnya sampah makanan menghasilkan sekitar 3,3 miliar ton gas rumah kaca yang kemudian terlepas ke atmosfer. Cara mengurangi jejak karbon untuk masalah ini adalah dengan mengurangi konsumsi daging dan produk susu. Memilih konsumsi makanan lokal dan mengurangi konsumsi pangan impor juga dapat memangkas emisi karbon. Baca Juga : Persetujuan Teknis (Pertek) Pembuangan Emisi Sesuai dengan Baku Mutu
Your All-in-One Sustainability Platform
Satuplatform hadir untuk mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku. Satuplatform adalah platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG management, carbon accounting, dan sustainability reporting.
Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat:
- Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien
- Melacak emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi
- Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional
Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang! Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform.
Similar Article
Food Loss dan Dampaknya terhadap Iklim dan Lingkungan
Food loss atau kehilangan pangan adalah salah satu masalah besar yang sering luput dari perhatian. Food loss mengacu pada makanan…
YONO: Tren Gaya Hidup Ala Gen Z Tahun 2025
Di tahun 2025, tren gaya hidup terus berkembang, terutama di kalangan Gen Z yang dikenal adaptif terhadap perubahan sosial dan…
Penyerap Karbon Luar Biasa: Pohon Mangrove, Petai, dan Durian
Dalam menghadapi perubahan iklim dan meningkatnya kadar karbon dioksida (CO2) di atmosfer, peran pohon sebagai penyerap karbon alami menjadi semakin…
Waste to Energy (WTE) : Negara Swedia Lakukan Impor Sampah
Di tengah kondisi bumi yang semakin ‘overwhelmed’ dengan limbah di lingkungan, impor sampah menjadi suatu mekanisme yang kini mulai semakin…
Bagaimana Kerjasama Sister-City untuk Dukung Fasilitas Kota yang Ramah Lingkungan?
Dalam menghadapi tantangan lingkungan perkotaan, banyak kota di dunia menjalin hubungan sister-city guna bertukar pengalaman dan teknologi dalam membangun fasilitas…
Gen Z’s Initiatives Towards A Better Environment
As environmental concerns continue to escalate, Generation Z (Gen Z) has emerged as a driving force in the movement toward…