Pilkada Serentak 2024: 3 Masalah Lingkungan Jakarta yang Perlu Penyelesaian Segera

Pilkada Serentak 2024: 3 Masalah Lingkungan Jakarta yang Perlu Penyelesaian Segera

Masalah Lingkungan – Indonesia sebentar lagi akan menyelenggarakan Pilkada serentak 2024 untuk memilih para pemimpin daerah, mulai dari Gubernur, Bupati, Walikota, beserta dengan wakilnya. Jakarta adalah salah satu di antaranya. Pemimpin baru nanti diharapkan dapat menjalankan tugas dan amanat yang diberikan untuk dapat memajukan daerah masing-masing. Menciptakan perubahan ke arah yang lebih baik, termasuk dalam menyelesaikan permasalahan lingkungan. Ada beragam masalah lingkungan yang terjadi di Indonesia dan sayangnya belum semua daerah memberikan fokus utama terhadap hal ini. Baca juga artikel lainnya : Dekarbonisasi Industri Untuk Kejar Target Net Zero Emission Indonesia Di Provinsi DKI Jakarta misalnya. Meskipun telah banyak kemajuan di berbagai bidang yang terjadi di sini, Jakarta masih dihadapkan pada segudang permasalahan lingkungan hidup. Daerah dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat ini, nyatanya belum dapat menemukan solusi tepat guna dalam memulihkan kondisi alam yang ada. WALHI Jakarta menyebut bahwa pembangunan di sini seringkali dilakukan tanpa memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Menjadikan Jakarta mengalami beban akumulatif pembangunan yang tidak berkelanjutan dari masa ke masa. Berdampak pada kondisi lingkungan yang turut merugikan masyarakat setempat. Oleh karena itu, pemimpin baru nantinya diharapkan dapat dengan tekad yang kuat memberikan perhatiannya serta berkomitmen menangani isu yang ada. Di antara beragam isu lingkungan di Jakarta, berikut adalah tiga masalah lingkungan di Jakarta yang perlu penyelesaian segera.  1. Masalah Lingkungan Polusi Udara Masalah polusi udara menjadi salah satu masalah lingkungan yang lekat dengan Jakarta. Hampir setiap hari, kota dengan lebih dari 11 juta jiwa ini dihadapkan pada kondisi kabut asap tebal yang menjadikan langit abu-abu. Jakarta seringkali berada di peringkat teratas sebagai kota dengan polusi udara terburuk sedunia. Hal ini disebabkan karena ada beragam sumber polusi yang mengepung Jakarta, di antaranya padatnya kendaraan bermotor, industri dan PLTU, dan lain sebagainya. Dilansir dari Tempo, setidaknya ada 14 PLTU dalam radius 100 km yang mengelilingi Kota Jakarta dan hampir setiap hari melakukan pembakaran bahan bakar fosil untuk memenuhi kebutuhan akan listrik masyarakat. Belum lagi kegiatan industri serta aktivitas kendaraan yang turut menyumbang emisi gas rumah kaca ke langit.  Sayangnya, kondisi ini berdampak pada masalah kualitas udara yang dapat merugikan masyarakatnya. Oleh karena itu, pemimpin baru diharapkan dapat mencari solusi mengatasi masalah ini dan membantu meminimalkan masalah polusi udara Jakarta.   2. Masalah Lingkungan Banjir dan Krisis Air Bersih Hampir di setiap musim hujan tiba, masalah banjir selalu menghampiri sebagian wilayah di Jakarta dan menciptakan kondisi yang menghambat aktivitas dan mobilitas. Sungai dan kali yang ada seringkali mengalami peluapan sebab tidak dapat menampung aliran air yang tinggi dari curah hujan yang ekstrem. Letak geografis Jakarta disebut merupakan faktor kunci terjadinya banjir dengan 13 sungai yang mengalir ke wilayah metropolitan.  Sayangnya, kondisi ini diperparah dengan tercemarnya sungai dan saluran air yang mengakibatkan air tersumbat dan sulit mengalir. Meskipun seringkali banjir, Jakarta juga mengalami krisis air bersih yang menyulitkan di Musim Kemarau. Menjadikan Kota Jakarta harus mengandalkan pasokan air baku dari luar Jakarta, sebagaimana dilansir dari Palyja. Oleh karena itu, pemimpin baru nantinya diharapkan dapat mengatasi masalah ini, meningkatkan pengelolaan air, perbaikan infrastruktur, dan upaya dalam mitigasi banjir untuk menciptakan perubahan yang baik di Kota Jakarta.  3. Masalah Lingkungan Perlindungan Area Pesisir WALHI Jakarta menyampaikan bahwa pembahasan terkait perlindungan area pesisir sangat jarang dilakukan, terlebih pada Pemilu 2024 lalu. Padahal, pesisir dan pulau kecil menjadi kawasan yang sangat terdampak krisis iklim. Mulai dari masalah pembangunan yang tidak berbasis alam, kegiatan reklamasi pulau, fenomena privatisasi pulau yang menimbulkan degradasi lingkungan, dan masalah lainnya mengancam kawasan pesisir dan menurunkan kualitas alam sekitar.  Kemudian, dilansir dari WALHI Jakarta, rencana pemerintah membangun tanggul laut raksasa (Giant Sea Wall) juga berpotensi menghilangkan keanekaragaman hayati dan identitas nelayan di kawasan pesisir. Pembangunannya dapat merusak mangrove, mereklamasi pantai, sampai menggusur ribuan nelayan di Jakarta yang merusak ekosistem. Masih banyak lagi masalah lingkungan di Jakarta yang perlu mendapat perhatian serta penanganan serius sebagai upaya menyelamatkan lingkungan dan mensejahterakan masyarakat. Pemimpin baru nantinya diharapkan dapat menjadikan penyelesaian masalah lingkungan sebagai salah satu fokus utama mereka. Turut Serta dalam Keberlanjutan untuk Mengatasi Masalah Lingkungan Pelaku usaha, bisnis, dan perusahaan juga dapat turut serta dalam keberlanjutan dengan melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik. Aktivitas ini juga dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform mulai dari Carbon & ESG Management, Supplier Sustainability Management, Carbon Economy Service, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. Similar Article CollaborAction Satuplatform dalam Langkah Membumi Festival Satuplatform, platform yang mendukung inisiatif keberlanjutan khususnya pada Carbon & ESG Management, dengan bangga mengumumkan keterlibatannya sebagai Ecopreneur Partner dalam acara Langkah Membumi Festival, yang diselenggarakan oleh Ecoxyztem dan Blibli Tiket Action pada 2-3 November 2024 di Senayan Park, Jakarta. Acara ini bertujuan untuk memperkuat kesadaran akan pentingnya keberlanjutan lingkungan dan menginspirasi tindakan positif untuk bumi melalui berbagai kegiatan, diskusi, dan aksi nyata. Dalam festival yang penuh semangat ini, untuk itu Satuplatform berkomitmen dalam memperkenalkan dan mendukung berbagai produk serta inisiatif ramah lingkungan yang berfokus pada perhitungan reduksi emisi karbon dan arah keberlanjutan. Tak hanya itu, Satuplatform juga mengkampanyekan aksi… 5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim Isu terkait perubahan iklim semakin menjadi pembahasan yang ramai diperbincangkan saat ini. Di seluruh dunia, masyarakat lintas generasi mulai menunjukkan ketertarikannya akan informasi tentang perubahan iklim. Hasil survei People’s Climate Vote 2024 menunjukkan bahwa sekitar 87 persen populasi dunia telah menaruh perhatian mereka pada isu ini. Sementara itu, 63 persen pengisi survei sudah mulai mempertimbangkan dampak perubahan iklim terhadap keputusan yang mereka buat. Melalui kondisi ini, bisa digambarkan bahwa perubahan iklim semakin memberikan pengaruhnya terhadap orang-orang …

Carbon Offset dan Carbon Credit: Apa Bedanya dan Mengapa Penting?

Carbon Offset dan Carbon Credit: Apa Bedanya dan Mengapa Penting?

Mekanisme carbon offset dan carbon credit menjadi beberapa di antara banyak metode yang dilakukan untuk dapat mengurangi emisi karbon. Kedua pilihan tersebut memungkinkan organisasi atau perusahaan, bertanggung jawab atas emisi gas rumah kaca yang mereka lepaskan ke atmosfer. Masing-masing metode memiliki cara kerja dan karakteristiknya tersendiri. Lalu, apa perbedaan dari carbon offset dan carbon credit? Perbedaan Carbon Offset dan Carbon Credit Carbon offset dikenal juga sebagai kompensasi karbon atau pengimbangan karbon. Dilansir dari Constellation, carbon offset merupakan suatu cara untuk mengukur tindakan yang menghilangkan gas rumah kaca dari atmosfer. Mekanisme pengimbangan atau kompensasi emisi karbon yang dihasilkan oleh individu, perusahaan, atau organisasi ini dilakukan dengan mendanai proyek-proyek yang punya tujuan mengurangi, menyerap, hingga menghilangkan emisi karbon di tempat lain. Misalnya seperti kegiatan reboisasi atau penanaman pohon, investasi dalam energi terbarukan, juga pengurangan emisi. Sementara itu, kredit karbon adalah izin untuk mengeluarkan sejumlah emisi, yang dapat diperdagangkan antara perusahaan sebagai bagian dari skema peraturan atau pasar sukarela, dikutip dari Our Trace. Carbon credit bisa dibilang merupakan proyek kredit pengimbangan karbon yang membatasi industri tertentu melepaskan sejumlah emisi karbon. Satu carbon credit biasanya mewakili izin untuk mengeluarkan satu ton CO2 atau setara dengan gas rumah kaca lainnya. Perusahaan yang melampaui batas yang ditetapkan harus membeli kredit baru untuk meningkatkan batasnya. Jika terdapat kredit tersisa, dapat diperdagangkan yang dialokasikan langsung ke sumber emisi atau ditawarkan untuk dijual di lelang. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dijumpai bahwa: Pengguna Carbon Offset dan Carbon Credit Carbon offset dan carbon credit bisa dilakukan oleh berbagai pihak, terutama yang berkaitan dengan emisi karbon. Secara terperinci, penjelasannya adalah sebagai berikut. 1. Perusahaan atau Industri Perusahaan atau industri besar dari sektor yang menghasilkan emisi karbon (misalnya, energi, transportasi, manufaktur, dan konstruksi) dapat menggunakan carbon credit dan offset untuk mengimbangi emisi yang tidak bisa mereka kurangi secara langsung. Mereka dapat membeli kredit karbon dari proyek yang bertujuan mengurangi atau menyerap emisi karbon dari atmosfer, seperti proyek reboisasi atau energi terbarukan. Misalnya, seperti pendanaan sumber energi berkelanjutan, seperti tenaga surya dan angin, yang bertujuan secara signifikan mengurangi emisi GRK. 2. Pemerintah Pemerintah di berbagai negara sering terlibat dalam perdagangan karbon untuk memenuhi target iklim nasional dan internasional. Mereka dapat menetapkan kebijakan perdagangan emisi dan mendorong pengurangan emisi melalui sistem cap-and-trade atau pajak karbon. Mereka berwenang untuk memberikan perusahaan batas emisi yang diizinkan. Jika perusahaan melewati batas itu, mereka dapat membeli kredit karbon untuk memenuhi target iklim nasional atau internasional. Contohnya, seperti Uni Eropa yang memiliki kebijakan European Union Emissions Trading Scheme (EU ETS). 3. Organisasi Non-Pemerintah (NGO) Organisasi lingkungan dapat melakukan proyek yang berfokus pada penurunan emisi karbon, seperti proyek reboisasi, konservasi lahan, dan proyek energi terbarukan.  Mereka menghasilkan carbon credits melalui kegiatan ini dan menjualnya kepada perusahaan atau pemerintah. Misalnya, seperti The Nature Conservancy atau Rainforest Alliance, mengembangkan proyek penyerapan karbon yang memberikan kesempatan untuk menghasilkan kredit karbon. 4. Individu Individu atau setiap masyarakat dunia juga diberikan kesempatan dalam melakukan carbon offset.  Mereka yang peduli dengan jejak karbon mereka dapat membeli carbon offset untuk mengimbangi emisi dari aktivitas pribadi, seperti penerbangan, konsumsi energi rumah tangga, atau perjalanan harian dengan mobil.  Mengapa Carbon Offset dan Carbon Credit Penting? Baca juga artikel lainnya : Kredit Karbon: Solusi Perusahaan Wujudkan Keberlanjutan Lingkungan Meskipun keduanya memiliki implementasi yang berbeda, namun carbon offset dan carbon credit punya tujuan yang sama pentingnya bagi keberlangsungan bumi. Menurut situs Hedera, pembelian kompensasi karbon membantu mendukung lingkungan dengan mendanai proyek-proyek yang mengurangi emisi. Dalam banyak kasus, kompensasi terjangkau dan mudah diakses. Meski begitu, cara ini tidak boleh dijadikan alasan bagi seluruh pihak untuk mencemari atau menghasilkan lebih banyak emisi gas rumah kaca. Penerapannya harus tetap dibarengi dengan upaya untuk mengurangi produksi emisi secara internal. Kemudian, dalam mekanisme carbon credit, tersedia insentif kepada perusahaan dan negara untuk mengurangi emisi karbon mereka. Ini mendorong perusahaan untuk mencari cara yang lebih efisien dan ramah lingkungan untuk mengurangi jejak karbon mereka. Berani Mulai Jadi Bisnis Bertanggung Jawab Mekanisme carbon offset dan carbon credit merupakan dua contoh upaya global yang berperan penting dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan memitigasi perubahan iklim. Selain keduanya, pelaku usaha, bisnis, dan perusahaan juga dapat turut serta dalam keberlanjutan dengan melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik. Aktivitas ini juga dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur utama Satuplatform mulai dari Carbon & ESG Management, Supplier Sustainability Management, Carbon Economy Service, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. Similar Article Carbon Offset dan Carbon Credit: Apa Bedanya dan Mengapa Penting? Mekanisme carbon offset dan carbon credit menjadi beberapa di antara banyak metode yang dilakukan untuk dapat mengurangi emisi karbon. Kedua pilihan tersebut memungkinkan organisasi atau perusahaan, bertanggung jawab atas emisi gas rumah kaca yang mereka lepaskan ke atmosfer. Masing-masing metode memiliki cara kerja dan karakteristiknya tersendiri. Lalu, apa perbedaan dari carbon offset dan carbon credit? Perbedaan Carbon Offset dan Carbon Credit Carbon offset dikenal juga sebagai kompensasi karbon atau pengimbangan karbon. Dilansir dari Constellation, carbon offset merupakan suatu cara untuk mengukur tindakan yang menghilangkan gas rumah kaca dari atmosfer. Mekanisme pengimbangan atau kompensasi emisi karbon yang dihasilkan oleh individu, perusahaan,… Perhitungan Emisi Karbon untuk UMKM: Tujuan, Tantangan, dan Solusi Pelepasan emisi gas rumah kaca (GRK) ke atmosfer tidak hanya dapat dihasilkan oleh sektor industri berskala besar saja. Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) disebut turut punya andil dalam menyumbang sejumlah emisi karbon yang berkontribusi dalam pemanasan global. Dilansir dari Katadata, menurut hasil penelitian dari Institute for Essential Services Reform (IESR), emisi GRK yang dihasilkan UMKM …

Perhitungan Emisi Karbon untuk UMKM: Tujuan, Tantangan, dan Solusi

Perhitungan Emisi Karbon untuk UMKM: Tujuan, Tantangan, dan Solusi

Pelepasan emisi gas rumah kaca (GRK) ke atmosfer tidak hanya dapat dihasilkan oleh sektor industri berskala besar saja. Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) disebut turut punya andil dalam menyumbang sejumlah emisi karbon yang berkontribusi dalam pemanasan global. Dilansir dari Katadata, menurut hasil penelitian dari Institute for Essential Services Reform (IESR), emisi GRK yang dihasilkan UMKM di Indonesia mencapai 216 juta ton CO2 pada tahun 2023. Angka ini hampir setara dengan emisi yang dihasilkan sektor industri nasional pada tahun 2022, sekitar 238, 1 juta ton CO2. Survei oleh IESR ini dilakukan terhadap 1.000 pelaku UMKM di 10 provinsi di Indonesia.. Berdasarkan kondisi ini, UMKM perlu memiliki peran signifikan untuk mendukung dekarbonisasi guna mendorong tercapainya target Indonesia dalam hal emisi nol bersih atau net zero emission pada 2060 atau lebih cepat. Baca Juga: 5 Perusahaan yang Berkomitmen Kurangi Emisi Karbon Tujuan Penghitungan Emisi Karbon di Sektor UMKM Menurut studi IESR, emisi sektor UMKM utamanya bersumber dari dua aktivitas. Sebanyak 95 persen emisi yang dilepas UMKM berasal dari pembakaran energi fosil, sementara sisanya dari kegiatan membakar sampah.  Tujuan dari menghitung emisi karbon oleh UMKM adalah untuk membantu usaha-usaha kecil memahami dan mengelola dampak lingkungan mereka, terutama terkait dengan emisi gas rumah kaca. Aktivitas ini juga mendorong mereka menemukan peluang untuk meningkatkan efisiensi energi. Tidak hanya itu, melihat pasar yang semakin peduli terhadap isu keberlanjutan, keterlibatan UMKM dalam hal ini akan dapat menunjukkan komitmen mereka dalam bisnis bertanggung jawab yang memberikan perhatian dalam mengelola dampak lingkungan. Meningkatkan citra perusahaan dan daya saing pasar dengan lebih luas. Oleh karena itu, IESR menyebut bahwa UMKM perlu berusaha dalam mengurangi emisi demi mencapai usaha yang lebih hijau dan berkelanjutan, baik secara ekonomi, lingkungan, serta sosial dalam jangka panjang. Baca Juga: Satuplatform Bersama DLH Jabar Gelar Webinar Perhitungan Emisi Karbon  Tantangan dalam Menghitung Jejak Karbon Sektor UMKM Dibalik manfaatnya, kegiatan menghitung jejak karbon tentu masih memiliki beberapa tantangan yang mungkin dapat menyulitkan pihak yang terlibat secara langsung. Dalam hal ini adalah industri UMKM. 1. Kurangnya Pengetahuan dan Kesadaran Salah satunya tantangan yang dikhawatirkan yakni tentang pemahaman dan kesadaran yang dimiliki pelaku UMKM. Tidak bisa dipungkiri, bahwa informasi tentang emisi, energi, atau pun perubahan iklim bukanlah sebuah topik yang umum dibahas. Relevansinya dengan bisnis pun tidak begitu dekat. Hal ini dapat menjadi kendala bagi sektor UMKM untuk mau terlibat dalam perhitungan jejak karbon sebab dirasa tidak memiliki keterkaitan dengan mereka. 2. Kesiapan Finansial Kemudian, finansial juga menjadi tantangan lain yang dapat menghambat UMKM berkontribusi dalam aktivitas menghitung jejak karbon. Penghitungan jejak karbon yang akurat memerlukan akses terhadap teknologi, perangkat lunak, atau jasa konsultan khusus. Biaya untuk mengakses layanan ini bisa cukup tinggi bagi UMKM, terutama yang berada di skala kecil atau mikro. 3. Akses ke Data yang Terbatas dalam Perhitungan Emisi Karbon Sektor UMKM Untuk menghitung jejak karbon, diperlukan data yang rinci tentang konsumsi energi, bahan bakar, bahan baku, proses produksi, dan transportasi. UMKM sering kali kesulitan mengakses data ini secara lengkap atau menghadapi kesulitan dalam pengumpulan data, terutama jika bisnis mereka belum memiliki sistem pencatatan yang baik. 4. Kurangnya Dukungan Pemerintah dan Kebijakan Di beberapa negara, dukungan pemerintah untuk membantu UMKM menghitung jejak karbon masih terbatas. Kebijakan insentif atau program bantuan teknis yang mendorong UMKM beralih ke praktik bisnis yang ramah lingkungan belum merata. Solusi Mendorong Sektor UMKM Memulai Perhitungan Emisi Karbon Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa menyebut UMKM memiliki peran signifikan untuk mendukung dekarbonisasi. Salah satunya merupakan target untuk mewujudk net zero emission Indonesia di tahun 2060. Dilansir dari Kompas, untuk dapat mengatasi tantangan yang ada serta mendorong keterlibatan UMKM dalam perhitungan karbon, Fabby menjelaskan bahwa pemerintah turut terlibat dan ikut andil menyediakan sarana dan kebijakan yang layak bagi UMKM.  Pemerintah perlu mengusulkan strategi dan memberikan bantuan berupa finansial maupun asistensi teknis kepada UMKM agar mampu merencanakan dan mendorong investasi demi menurunkan emisi gas rumah kaca.  Menghitung semua faktor sumber emisi secara akurat bisa menjadi tugas yang menantang bagi UMKM yang tidak memiliki keahlian khusus dalam bidang lingkungan atau energi. Kebijakan insentif atau program bantuan teknis yang disediakan dapat mendorong UMKM beralih ke praktik bisnis yang ramah lingkungan. Pada akhirnya, pendekatan kolaboratif antar lintas sektor adalah kunci utama meminta keterlibatan UMKM untuk berpartisipasi aktif dalam pengelolaan jejak karbon. Berani Mulai Jadi Bisnis Bertanggung Jawab Baca juga artikel lainnya : Industri dan Jejak Karbon: Cara Perusahaan Besar Kelola Emisi Pelaku usaha, bisnis, dan perusahaan juga dapat turut serta dalam keberlanjutan dengan melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik. Aktivitas ini juga dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur utama Satuplatform mulai dari Carbon & ESG Management, Supplier Sustainability Management, Carbon Economy Service, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. Similar Article Perhitungan Emisi Karbon untuk UMKM: Tujuan, Tantangan, dan Solusi Pelepasan emisi gas rumah kaca (GRK) ke atmosfer tidak hanya dapat dihasilkan oleh sektor industri berskala besar saja. Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) disebut turut punya andil dalam menyumbang sejumlah emisi karbon yang berkontribusi dalam pemanasan global. Dilansir dari Katadata, menurut hasil penelitian dari Institute for Essential Services Reform (IESR), emisi GRK yang dihasilkan UMKM di Indonesia mencapai 216 juta ton CO2 pada tahun 2023. Angka ini hampir setara dengan emisi yang dihasilkan sektor industri nasional pada tahun 2022, sekitar 238, 1 juta ton CO2. Survei oleh IESR ini dilakukan terhadap 1.000 pelaku UMKM di 10 provinsi di… Peran Carbon Accounting dalam Mencapai Target Net Zero Emissions Carbon Accounting – Seluruh negara di dunia terus bekerja sama dan berupaya mencapai …

Kesalahan Umum dalam Carbon Accounting dan Cara Menghindarinya

Peran Carbon Accounting dalam Mencapai Target Net Zero Emissions

Carbon Accounting – Seluruh negara di dunia terus bekerja sama dan berupaya mencapai target net zero emission atau emisi nol bersih. Ini merupakan suatu bentuk komitmen atas mandat Perjanjian Paris 2015 yang telah disepakati demi menyeimbangkan kondisi alam. Baca Juga: Pentingnya Carbon Accounting dan Manfaatnya bagi Organisasi dan Bisnis Net Zero Emission dimaknai sebagai upaya untuk menyeimbangkan jumlah emisi karbon yang dihasilkan agar tidak melebihi kapasitas penyerapan bumi. Meskipun bumi memiliki kemampuan untuk menyerap emisi karbon secara alami, akan tetapi jumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang berlebih dapat membuatnya kewalahan. Dilansir dari Forest Digest, ketika bumi tidak sanggup lagi menyerap emisi, emisi akan terperangkap mengotori atmosfer dan menimbulkan panas berlebih yang berimbas pada kenaikan suhu bumi. Oleh karena itu, manusia juga perlu turut berkontribusi mengurangi pelepasan emisi GRK dari aktivitas yang dilakukan. Salah satunya melalui inisiatif carbon accounting. Carbon accounting atau penghitungan emisi karbon menjadi sebuah langkah untuk mengukur dan melaporkan jumlah emisi gas rumah kaca, utamanya karbon dioksida, yang dihasilkan oleh aktivitas manusia, baik di tingkat individu, perusahaan, atau negara. Tujuan utamanya adalah untuk memperdagangkan kredit karbon secara setara dan adil antara masing-masing pihak. Melalui carbon accounting, organisasi dapat menilai kemajuan dalam mengurangi emisi dan mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan. Selain untuk membantu memitigasi perubahan iklim, ini juga menunjukkan komitmen mereka menerapkan bisnis bertanggung jawab, yang dapat meningkatkan reputasi di mata publik. Baca juga artikel lainnya : Kesalahan Umum dalam Carbon Accounting dan Cara Menghindarinya Carbon accounting memainkan salah satu peran penting dalam mencapai target emisi nol bersih dengan menyediakan data yang terukur dan transparan mengenai emisi gas rumah kaca (GRK). Lalu, bagaimana carbon accounting berperan dalam mencapai target net zero emission atau emisi nol bersih? 1. Carbon Accounting dalam Mengidentifikasi dan Mengukur Emisi Carbon accounting membantu organisasi, perusahaan, dan negara dalam mengukur jejak karbon mereka secara menyeluruh.  Melalui pemahaman yang jelas tentang sumber emisi, contohnya dari sektor energi, transportasi, atau produksi, pihak terkait dapat mengidentifikasi area yang paling berkontribusi terhadap pelepasan GRK.  Dikutip dari Greenly, data yang diperoleh akan memberikan wawasan mendalam untuk membantu mengurangi emisi langsung dan tidak langsung serta mencapai tujuan iklim masing-masing. Maka dari itu, ini adalah langkah pertama yang penting dalam menetapkan strategi untuk mengurangi emisi. 2. Carbon Accounting dalam Menjaga Target Pengurangan Emisi Dengan data emisi yang terukur, perusahaan dapat menetapkan target pengurangan emisi yang realistis dan sesuai dengan tujuan net zero emission yang diharapkan.  Carbon accounting memungkinkan pengukuran baseline emisi sehingga perusahaan dapat melacak progres pengurangan emisi secara tahunan dan menyesuaikan strategi mereka. Mendukung pengembangan strategi yang lebih baik di masa depan. 3. Carbon Accounting untuk Memantau Kemajuan Carbon accounting memungkinkan organisasi untuk memantau kemajuan dalam mencapai target pengurangan emisi melalui laporan berkala.  Dengan metodologi yang konsisten, carbon accounting memberikan gambaran yang akurat tentang seberapa efektif tindakan yang diambil menuju target emisi nol bersih. Data yang terukur juga memungkinkan organisasi mengurangi biaya operasional sebagai dampak dari upaya yang optimal. 4. Mematuhi Regulasi dan Standar Organisasi yang turut serta menghitung emisi karbon yang dilepaskan juga bisa dibilang telah turut membantu organisasi mematuhi standar internasional seperti Protokol Gas Rumah Kaca (GHG Protocol) serta regulasi nasional terkait emisi.  Dengan mematuhi standar tersebut, perusahaan dapat berkontribusi secara global terhadap inisiatif net zero emission dan menghindari penalti atau denda, memanfaatkan peluang mereka dengan baik. 5. Carbon Accounting untuk Mendorong Inovasi Teknologi Dengan memahami distribusi emisi melalui carbon accounting, organisasi dapat berinovasi pada area-area yang menghasilkan emisi tinggi. Kegiatan ini dapat membantu bisnis mengidentifikasi, mengelola, dan mengurangi risiko yang terkait dengan perubahan iklim. Mendorong pengembangan teknologi rendah karbon yang lebih efisien untuk mencapai net zero emission. Turut Serta dalam Keberlanjutan Waktunya pelaku usaha, bisnis, dan perusahaan juga dapat turut serta dalam keberlanjutan dengan melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik. Aktivitas ini juga dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur utama Satuplatform mulai dari Carbon & ESG Management, Supplier Sustainability Management, Carbon Economy Service, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. Similar Article Perhitungan Emisi Karbon untuk UMKM: Tujuan, Tantangan, dan Solusi Pelepasan emisi gas rumah kaca (GRK) ke atmosfer tidak hanya dapat dihasilkan oleh sektor industri berskala besar saja. Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) disebut turut punya andil dalam menyumbang sejumlah emisi karbon yang berkontribusi dalam pemanasan global. Dilansir dari Katadata, menurut hasil penelitian dari Institute for Essential Services Reform (IESR), emisi GRK yang dihasilkan UMKM di Indonesia mencapai 216 juta ton CO2 pada tahun 2023. Angka ini hampir setara dengan emisi yang dihasilkan sektor industri nasional pada tahun 2022, sekitar 238, 1 juta ton CO2. Survei oleh IESR ini dilakukan terhadap 1.000 pelaku UMKM di 10 provinsi di… Peran Carbon Accounting dalam Mencapai Target Net Zero Emissions Carbon Accounting – Seluruh negara di dunia terus bekerja sama dan berupaya mencapai target net zero emission atau emisi nol bersih. Ini merupakan suatu bentuk komitmen atas mandat Perjanjian Paris 2015 yang telah disepakati demi menyeimbangkan kondisi alam. Baca Juga: Pentingnya Carbon Accounting dan Manfaatnya bagi Organisasi dan Bisnis Net Zero Emission dimaknai sebagai upaya untuk menyeimbangkan jumlah emisi karbon yang dihasilkan agar tidak melebihi kapasitas penyerapan bumi. Meskipun bumi memiliki kemampuan untuk menyerap emisi karbon secara alami, akan tetapi jumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang berlebih dapat membuatnya kewalahan. Dilansir dari Forest Digest, ketika bumi tidak sanggup lagi… Kesalahan Umum dalam Carbon Accounting dan Cara Menghindarinya Kesalahan Umum Carbon Accounting Apa itu carbon accounting? Ini adalah istilah yang umum ditemui dalam pembahasan terkait pengelolaan dan perhitungan emisi gas rumah kaca …

How Business Contribute to SDG 13: Climate Action

Kesalahan Umum dalam Carbon Accounting dan Cara Menghindarinya

Kesalahan Umum Carbon Accounting Apa itu carbon accounting? Ini adalah istilah yang umum ditemui dalam pembahasan terkait pengelolaan dan perhitungan emisi gas rumah kaca (GRK) pada kegiatan operasional suatu entitas bisnis.  Carbon accounting atau perhitungan karbon merupakan proses untuk mengukur jumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan dari aktivitas perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung, guna memperkirakan dampaknya terhadap lingkungan. Baca Juga: Pentingnya Carbon Accounting dan Manfaatnya bagi Organisasi dan Bisnis Menurut IBM, melakukan carbon accounting merupakan hal yang penting sebab data emisi GRK yang akurat dan terperinci dapat membantu perusahaan dalam memaksimalkan upaya pengurangan emisi. Hal ini mencakup upaya mengembangkan strategi menuju target nol bersih serta melacak dampak dari inisiatif pengurangan emisi yang perusahaan terapkan. Saat ini, telah banyak sekali entitas bisnis yang melibatkan data emisi dari carbon accounting dalam laporan ESG atau sustainability report tahunan mereka. Meski telah banyak yang menerapkan, namun kompleksitas dan tantangan praktik carbon accounting menjadi hal yang perlu diwaspadai dalam menerapkan inisiatif ini. Dilansir dari berbagai sumber, berikut ini adalah 5 kesalahan umum carbon accounting yang dapat dipelajari serta cara mengatasinya. 1. Cakupan Penghitungan Carbon Accounting yang Kurang Jelas   Menurut Watchwire by Tango, salah satu hal yang sering keliru dilakukan dalam carbon accounting adalah menentukan cakupan atau batasan emisi yang seharusnya dimasukkan dalam perhitungan serta yang semestinya dikecualikan. Mengapa begitu? Sebab data input emisi yang kurang lengkap atau sebaliknya dapat menghasilkan gambaran yang tidak representatif tentang dampak lingkungan organisasi. Hasilnya, upaya untuk mengidentifikasi dan mengurangi titik panas emisi pun terhambat. Kondisi ini bisa jadi sulit, karena emisi dapat terjadi di berbagai titik dalam rantai pasokan, dan mungkin tidak jelas pihak mana yang bertanggung jawab atasnya. Penentuan cakupan emisi memastikan transparansi dalam penghitungan jejak karbon perusahaan. Untuk mencegah kesalahan ini terjadi, organisasi perlu memahami dan mengidentifikasi sumber emisi mana yang paling signifikan dan mana yang perlu mendapat perhatian lebih dalam pengelolaan atau pengurangannya. Banyak kerangka kerja pelaporan keberlanjutan (seperti GHG Protocol atau standar ESG) yang menyediakan ketentuan bagi perusahaan dalam melaporkan emisi berdasarkan cakupan yang telah ditetapkan.  2. Data Sumber Tidak Akurat dan Berkualitas Data sumber emisi merupakan poin utama dalam menghitung jejak karbon perusahaan dan dampak lingkungannya. Sayangnya, pengumpulan data emisi ini seringkali masih dilakukan secara manual, sehingga rawan terhadap kesalahan. Akurasi data memungkinkan perusahaan dan pemerintah untuk mengambil keputusan yang tepat terkait pengelolaan emisi karbon. Data yang akurat diperlukan untuk memantau kemajuan dan menilai apakah target tersebut tercapai, serta menyesuaikan strategi bila diperlukan. Watchwire by Tango menjelaskan, banyak organisasi yang terkendala mengumpulkan data sumber emisi dari aktivitas operasional secara real-time dan konsisten. Umumnya, perhitungan yang tidak dilakukan secara menyeluruh sejak awal penerapan GRK, serta tidak mencakup pemeriksaan secara triwulanan, bulanan, atau tahunan, Untuk mengatasi kesalahan entri manual, organisasi dapat mencari solusi manajemen data energi dan keberlanjutan yang canggih yang terus mengumpulkan data lingkungan dari waktu ke waktu langsung dari sumbernya. Dapat didukung juga dengan kemampuan pelacakan sasaran, fungsi audit internal dan pemeriksaan data, dan dapat menghitung penghitungan GRK berdasarkan standar terkini dan metode perhitungan yang terverifikasi. Baca Juga: Pentingnya Carbon Finance dalam Mengatasi Perubahan Iklim 3. Metodologi Pelaporan Hasil Carbon Accounting yang Tidak Konsisten XTonnes memasukkan kurangnya konsistensi dalam metodologi pelaporan sebagai salah satu kesalahan yang masih ditemukan dalam carbon accounting. Baca juga artikel lainnya : Pentingnya Carbon Accounting dan Manfaatnya bagi Organisasi dan Bisnis Padahal, penggunaan metodologi yang konsisten menunjukkan transparansi dalam pelaporan, yang penting bagi pemangku kepentingan. Konsistensi dapat membantu manajemen perusahaan dalam menganalisis tren emisi dan mengambil keputusan yang tepat untuk mengurangi emisi karbon secara efektif. Ini juga mencerminkan tanggung jawab perusahaan dalam menghadapi krisis iklim. Metodologi yang tidak konsisten menyulitkan pelacakan kemajuan dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, organisasi perlu mempertimbangkan secara serius penggunaan kerangka pelaporan, termasuk perangkat lunak dan alat data pihak ketiga untuk mengumpulkan dan menghitung metrik penghitungan karbon. Dengan data yang konsisten, strategi dekarbonisasi dapat dirancang lebih baik. 4. Masalah Kepatuhan terhadap Regulasi Upaya untuk mematuhi persyaratan peraturan dan kewajiban pelaporan merupakan hal penting bagi organisasi. Kerangka peraturan untuk pelaporan karbon terus berkembang dan bisnis harus mengikuti persyaratan baru untuk menghindari denda, hukuman, dan kerusakan reputasi.  Banyak standar internasional, seperti Greenhouse Gas Protocol atau ISO 14064, mengharuskan perusahaan dan entitas lainnya patuh terhadap aturan yang ada. Mengikuti standar yang ditetapkan dapat memastikan kepatuhan terhadap regulasi dan persyaratan industri. Berani Mulai Bertanggung Jawab Terhadap Carbon Accounting Meminimalisir kesalahan perhitungan karbon menunjukkan keseriusan organisasi dalam berkontribusi terhadap perubahan. Menunjukkan komitmen untuk melaporkan dan mengurangi emisi secara transparan dan akurat.  Saatnya perusahaan juga turut serta dalam keberlanjutan dengan melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik. Aktivitas ini juga dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur utama Satuplatform mulai dari Carbon & ESG Management, Supplier Sustainability Management, Carbon Economy Service, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. Click here Similar Article Kesalahan Umum dalam Carbon Accounting dan Cara Menghindarinya Kesalahan Umum Carbon Accounting Apa itu carbon accounting? Ini adalah istilah yang umum ditemui dalam pembahasan terkait pengelolaan dan perhitungan emisi gas rumah kaca (GRK) pada kegiatan operasional suatu entitas bisnis.  Carbon accounting atau perhitungan karbon merupakan proses untuk mengukur jumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan dari aktivitas perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung, guna memperkirakan dampaknya terhadap lingkungan. Baca Juga: Pentingnya Carbon Accounting dan Manfaatnya bagi Organisasi dan Bisnis Menurut IBM, melakukan carbon accounting merupakan hal yang penting sebab data emisi GRK yang akurat dan terperinci dapat membantu perusahaan dalam memaksimalkan upaya pengurangan emisi. Hal ini… Indonesia Youth Sustainability …

Indonesia Youth Sustainability Forum (IYSF) 2024, Satuplatform Ikut Ambil Peran

Indonesia Youth Sustainability Forum (IYSF) 2024, Satuplatform Ikut Ambil Peran

Pada tanggal 7 September 2024, Satuplatform menghadiri Indonesia Youth Sustainability Forum (IYSF) 2024 yang diselenggarakan oleh Bakrie Center Foundation (BCF) di Menara Kuningan, Jakarta Selatan. Forum ini merupakan platform penting bagi generasi muda untuk berbagi pengetahuan, ide, dan strategi dalam menangani tantangan keberlanjutan dan perubahan iklim. Selama acara, yang terdiri dari lima sesi berfokus pada berbagai aspek keberlanjutan, perwakilan Satuplatform aktif terlibat dalam diskusi dan jejaring dengan partisipan lainnya. Baca Juga: Satuplatform Aktif Memperkuat Relasi Bisnis di Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 Dibuka oleh Menteri Pemuda dan Olahraga, Dito Ariotedjo mengapresiasi forum pemuda Indonesia Youth Sustainability Forum (IYSF) 2024 yang dihadiri oleh lebih dari 8.000 peserta baik secara daring maupun luring yang mau belajar dan peduli soal isu keberlanjutan.   Sesi-Sesi Utama di IYSF 2024 1. Sesi Pertama: Transisi EnergiSesi pertama IYSF 2024 membahas topik penting tentang transisi energi dan menghadirkan para pembicara terkemuka seperti Nadia Habibie, Aufar Satria, Fadli Rahman dari Youth Energy Council & Environment Council, serta Ronald Sinaga dari Helio Synar Energy. Diskusi ini mengeksplorasi berbagai strategi dan inovasi dalam transisi menuju sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Pembicara berbagi wawasan mengenai tantangan dan peluang dalam mempercepat adopsi teknologi energi terbarukan serta peran generasi muda dalam mendukung perubahan ini. 2. Sesi Kedua: Ekonomi BiruSesi kedua IYSF 2024 berfokus pada ekonomi biru, yang merupakan pendekatan untuk memanfaatkan sumber daya laut secara berkelanjutan. Janis Argeswara dari Marine Megafauna Foundation, Bimo Soewadji dari Carbon Ethics, dan Bustar Maitar dari EcoNusa Foundation membahas bagaimana ekonomi biru dapat mendukung perlindungan ekosistem laut dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Christy Zakarias, Indonesia Y20 Delegates in Climate Change, bertindak sebagai moderator, mengarahkan diskusi dan menjelaskan bagaimana kebijakan dan prakarsa internasional dapat mempengaruhi ekonomi biru. 3. Sesi Ketiga: Human Capital, Technology, & InnovationTopik ini dibawakan oleh Tommy Tjiptadjaja dari Greenhope, Andhika Sudarman dari Dealls, dan Utari Octavianty dari Aruna. Sesi ini mengkaji bagaimana pengembangan modal manusia, teknologi, dan inovasi dapat berkontribusi pada solusi keberlanjutan yang lebih efektif. Diskusi ini menyoroti peran penting teknologi dan inovasi dalam mengatasi tantangan lingkungan serta bagaimana generasi muda dapat memanfaatkan peluang ini untuk berkontribusi pada perubahan positif. 4. Sesi Keempat: History, Culture, and HeritageSesi ini pada IYSF 2024 menghadirkan Gita Wirjawan, Kevindra Soemantri, dan Era Soekamto, yang membahas hubungan antara sejarah, budaya, dan warisan dalam konteks keberlanjutan. Mereka menjelaskan bagaimana pemahaman dan pelestarian budaya lokal dapat mendukung upaya keberlanjutan dan memperkuat identitas komunitas. Diskusi ini juga membahas bagaimana warisan budaya dapat diintegrasikan dalam strategi konservasi dan pembangunan berkelanjutan. 5. Sesi Kelima: Penerapan Sustainable Living dalam Kehidupan Sehari-hariSebagai penutup, sesi ini membahas penerapan prinsip hidup berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari. Intan Anggita dari Setali Indonesia, Bukhi Prima dari Sustainable Practitioner, dan Soraya Cassandra dari Kebun Kumara membagikan pengalaman mereka dalam menerapkan praktik berkelanjutan di berbagai aspek kehidupan. Mereka memberikan inspirasi dan motivasi bagi generasi muda untuk mengadopsi gaya hidup yang lebih ramah lingkungan dan berkontribusi pada pelestarian planet kita. Baca Juga: Satuplatform Berpartisipasi dalam Public Discussion YEC: Generasi Muda sebagai Kunci Perubahan dalam Transisi Energi Indonesia Youth Sustainability Forum 2024 telah memberikan platform yang sangat berharga bagi generasi muda untuk mengeksplorasi berbagai topik keberlanjutan dan terlibat dalam diskusi yang mendalam. Melalui sesi-sesi yang informatif dan inspiratif, peserta memperoleh wawasan dan motivasi untuk terlibat dalam upaya menangani perubahan iklim dan kerusakan lingkungan. Satuplatform di IYSF 2024 Kehadiran Satuplatform di acara ini, menunjukkan komitmen kami untuk mendukung dan mempromosikan inisiatif yang melibatkan generasi muda dalam keberlanjutan. Dengan berjejaring selama forum, kami terus berupaya untuk memperkuat kontribusi kami dalam menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan dan inklusif. Similar Article Kesalahan Umum dalam Carbon Accounting dan Cara Menghindarinya Kesalahan Umum Carbon Accounting Apa itu carbon accounting? Ini adalah istilah yang umum ditemui dalam pembahasan terkait pengelolaan dan perhitungan emisi gas rumah kaca (GRK) pada kegiatan operasional suatu entitas bisnis.  Carbon accounting atau perhitungan karbon merupakan proses untuk mengukur jumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan dari aktivitas perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung, guna memperkirakan dampaknya terhadap lingkungan. Baca Juga: Pentingnya Carbon Accounting dan Manfaatnya bagi Organisasi dan Bisnis Menurut IBM, melakukan carbon accounting merupakan hal yang penting sebab data emisi GRK yang akurat dan terperinci dapat membantu perusahaan dalam memaksimalkan upaya pengurangan emisi. Hal ini… Indonesia Youth Sustainability Forum (IYSF) 2024, Satuplatform Ikut Ambil Peran Pada tanggal 7 September 2024, Satuplatform menghadiri Indonesia Youth Sustainability Forum (IYSF) 2024 yang diselenggarakan oleh Bakrie Center Foundation (BCF) di Menara Kuningan, Jakarta Selatan. Forum ini merupakan platform penting bagi generasi muda untuk berbagi pengetahuan, ide, dan strategi dalam menangani tantangan keberlanjutan dan perubahan iklim. Selama acara, yang terdiri dari lima sesi berfokus pada berbagai aspek keberlanjutan, perwakilan Satuplatform aktif terlibat dalam diskusi dan jejaring dengan partisipan lainnya. Baca Juga: Satuplatform Aktif Memperkuat Relasi Bisnis di Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 Dibuka oleh Menteri Pemuda dan Olahraga, Dito Ariotedjo mengapresiasi forum pemuda Indonesia Youth Sustainability Forum (IYSF) 2024… Startup Lingkungan? Punya Potensi tetapi Apakah Diminati? Startup lingkungan makin menarik perhatian publik apalagi seiring munculnya kesadaran akan isu keberlanjutan. Dengan munculnya berbagai green startup bermunculan di seluruh dunia, muncul pertanyaan, apakah jenis startup ini diminati dan memiliki potensi besar untuk tumbuh? Simak selengkapnya di sini! Baca Juga: StartUp AgriTech: Strategi Berkelanjutan Kurangi Emisi Karbon Apa Itu Startup Lingkungan? Sebelumnya, apakah Anda familiar dengan istilah startup? Startup merupakan perusahaan yang baru saja dibentuk dan beroperasi di berbagai sektor, termasuk layanan, pendidikan, bisnis, hingga perdagangan. Startup lingkungan atau juga bisa disebut green startup adalah jenis usaha rintisan yang memiliki fokus bisnis maupun layanan pada solusi untuk mengatasi masalah… Satuplatform Berpartisipasi dalam Public Discussion YEC: Generasi Muda sebagai Kunci Perubahan dalam Transisi Energi Pada Rabu, 28 Agustus 2024, Satuplatform turut serta dalam acara “Public Discussion YEC: Generasi Muda sebagai Kunci Perubahan dalam Transisi Energi” yang diselenggarakan oleh Youth Energy and Environmental Council (YEC). Acara ini bertempat di Oil Centre Jakarta dan merupakan bagian dari rangkaian kegiatan menuju Indonesia International Sustainability Forum (IISF). Baca Juga: Pendidikan dan Kesadaran: Mendidik Generasi Muda Tentang Jejak Karbon Generasi Muda sebagai Agen Perubahan Public Discussion YEC mengangkat tema penting mengenai peran generasi muda …

Satuplatform Hadiri Indonesia Sustainability Energy Week (ISEW) 2024: Fokus pada Sustainable Energy Investment (SEI) Day

Satuplatform Hadiri Indonesia Sustainability Energy Week (ISEW) 2024: Fokus pada Sustainable Energy Investment (SEI) Day

Sustainable Energy Investment (SEI) Day Satuplatform berkesempatan untuk menghadiri Indonesia Sustainability Energy Week (ISEW) 2024 yang diselenggarakan pada tanggal 12 September 2024, oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), bekerja sama dengan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH dan organisasi pelaksana lainnya melalui pendanaan Pemerintah Federal Jerman, atau juga dikenal sebagai Pekan Energi Berkelanjutan Indonesia. Berfokus pada “Sustainable Energy Investment (SEI) Day”, pada hari ketiga (Kamis, 12 September 2024). Ini merupakan sebuah agenda penting yang mengumpulkan para pemangku kepentingan dari berbagai sektor untuk mendiskusikan berbagai aspek investasi energi berkelanjutan. Baca Juga: Indonesia Youth Sustainability Forum (IYSF) 2024, Satuplatform Ikut Ambil Peran Panel Diskusi dan Fokus Utama Sustainable Energy Investment (SEI) Day 1. Memajukan Ekonomi Energi Melalui Kebijakan dan Regulasi Investasi yang Berkelanjutan pada SEI DayDiskusi ini mengeksplorasi bagaimana kebijakan dan regulasi dapat memainkan peran kunci dalam memajukan ekonomi energi yang berkelanjutan. Para ahli membahas strategi untuk memperkuat kerangka hukum yang mendukung investasi dalam teknologi energi bersih dan mendorong perusahaan untuk berkomitmen pada praktik investasi yang ramah lingkungan. 2. Mengakselerasi Transformasi Suplai dan Permintaan Energi Melalui Pembiayaan Energi BerkelanjutanPanel ini fokus pada peran pembiayaan dalam mempercepat transisi energi menuju sumber yang lebih berkelanjutan. Diskusi melibatkan bagaimana model pembiayaan inovatif dapat mendukung pengembangan dan adopsi teknologi energi bersih, serta tantangan dan peluang yang terkait dengan mobilisasi modal untuk proyek-proyek energi berkelanjutan. 3. Investasi Energi Berkelanjutan: Faktor-faktor Penting dalam Penawaran Proyek EBTDalam sesi ini, para panelis membahas berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan penawaran proyek energi baru terbarukan (EBT). Aspek-aspek seperti evaluasi risiko, analisis keuntungan, dan strategi mitigasi menjadi sorotan utama, memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana investor dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi dan strategis. 4. Transisi Investasi Menuju Energi HijauDiskusi terakhir menyoroti langkah-langkah yang diperlukan untuk beralih dari investasi energi konvensional ke energi hijau. Para pembicara berbagi pandangan tentang bagaimana investor dapat menavigasi perubahan pasar dan kebijakan untuk memaksimalkan dampak positif dari investasi mereka dalam energi bersih dan mengurangi jejak karbon mereka. Baca Juga: Satuplatform Berpartisipasi dalam Public Discussion YEC: Generasi Muda sebagai Kunci Perubahan dalam Transisi Energi SEI Day dan Komitmen Satuplatform Terhadap Energi Berkelanjutan Kehadiran Satuplatform di acara Sustainable Energy Investment (SEI) Day menegaskan komitmen kami untuk berkontribusi pada transformasi energi berkelanjutan. Dengan mengikuti diskusi-diskusi kritis dan terlibat dalam percakapan mengenai kebijakan dan investasi, Satuplatform terus berupaya untuk mengintegrasikan praktik berkelanjutan dalam model bisnis yang mendukung upaya-upaya menuju ekonomi energi yang lebih hijau dan inklusif. ISEW 2024 telah memberikan platform yang berharga untuk berbagi pengetahuan dan membangun kemitraan strategis yang dapat mempercepat adopsi solusi energi berkelanjutan. Melalui partisipasi aktif dalam acara ini, Satuplatform tidak hanya memperoleh wawasan berharga tetapi juga memperkuat posisinya sebagai pelopor dalam komitmennya sebagai platform pengelola Karbon dan ESG terpercaya hingga terbitnya pelaporan berkelanjutan yang bertanggunjawab. Similar Article Perhitungan Emisi Karbon untuk UMKM: Tujuan, Tantangan, dan Solusi Pelepasan emisi gas rumah kaca (GRK) ke atmosfer tidak hanya dapat dihasilkan oleh sektor industri berskala besar saja. Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) disebut turut punya andil dalam menyumbang sejumlah emisi karbon yang berkontribusi dalam pemanasan global. Dilansir dari Katadata, menurut hasil penelitian dari Institute for Essential Services Reform (IESR), emisi GRK yang dihasilkan UMKM di Indonesia mencapai 216 juta ton CO2 pada tahun 2023. Angka ini hampir setara dengan emisi yang dihasilkan sektor industri nasional pada tahun 2022, sekitar 238, 1 juta ton CO2. Survei oleh IESR ini dilakukan terhadap 1.000 pelaku UMKM di 10 provinsi di… Peran Carbon Accounting dalam Mencapai Target Net Zero Emissions Seluruh negara di dunia terus bekerja sama dan berupaya mencapai target net zero emission atau emisi nol bersih. Ini merupakan suatu bentuk komitmen atas mandat Perjanjian Paris 2015 yang telah disepakati demi menyeimbangkan kondisi alam. Net Zero Emission dimaknai sebagai upaya untuk menyeimbangkan jumlah emisi karbon yang dihasilkan agar tidak melebihi kapasitas penyerapan bumi. Meskipun bumi memiliki kemampuan untuk menyerap emisi karbon secara alami, akan tetapi jumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang berlebih dapat membuatnya kewalahan. Dilansir dari Forest Digest, ketika bumi tidak sanggup lagi menyerap emisi, emisi akan terperangkap mengotori atmosfer dan menimbulkan panas berlebih yang berimbas pada… Kesalahan Umum dalam Carbon Accounting dan Cara Menghindarinya Kesalahan Umum Carbon Accounting Apa itu carbon accounting? Ini adalah istilah yang umum ditemui dalam pembahasan terkait pengelolaan dan perhitungan emisi gas rumah kaca (GRK) pada kegiatan operasional suatu entitas bisnis.  Carbon accounting atau perhitungan karbon merupakan proses untuk mengukur jumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan dari aktivitas perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung, guna memperkirakan dampaknya terhadap lingkungan. Baca Juga: Pentingnya Carbon Accounting dan Manfaatnya bagi Organisasi dan Bisnis Menurut IBM, melakukan carbon accounting merupakan hal yang penting sebab data emisi GRK yang akurat dan terperinci dapat membantu perusahaan dalam memaksimalkan upaya pengurangan emisi. Hal ini… Indonesia Youth Sustainability Forum (IYSF) 2024, Satuplatform Ikut Ambil Peran Pada tanggal 7 September 2024, Satuplatform menghadiri Indonesia Youth Sustainability Forum (IYSF) 2024 yang diselenggarakan oleh Bakrie Center Foundation (BCF) di Menara Kuningan, Jakarta Selatan. Forum ini merupakan platform penting bagi generasi muda untuk berbagi pengetahuan, ide, dan strategi dalam menangani tantangan keberlanjutan dan perubahan iklim. Selama acara, yang terdiri dari lima sesi berfokus pada berbagai aspek keberlanjutan, perwakilan Satuplatform aktif terlibat dalam diskusi dan jejaring dengan partisipan lainnya. Baca Juga: Satuplatform Aktif Memperkuat Relasi Bisnis di Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 Dibuka oleh Menteri Pemuda dan Olahraga, Dito Ariotedjo mengapresiasi forum pemuda Indonesia Youth Sustainability Forum (IYSF) 2024… Satuplatform Hadiri Indonesia Sustainability Energy Week (ISEW) 2024: Fokus pada Sustainable Energy Investment (SEI) Day Satuplatform berkesempatan untuk menghadiri Indonesia Sustainability Energy Week (ISEW) 2024 yang diselenggarakan pada tanggal 12 September 2024, oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), bekerja sama dengan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH dan organisasi pelaksana lainnya melalui pendanaan Pemerintah Federal Jerman, atau juga dikenal sebagai Pekan Energi Berkelanjutan Indonesia. Berfokus pada “Sustainable Energy Investment (SEI) Day”, pada hari ketiga (Kamis, 12 September 2024), ini merupakan sebuah agenda penting yang mengumpulkan para pemangku kepentingan dari berbagai sektor untuk mendiskusikan berbagai …

Startup Lingkungan? Punya Potensi tetapi Apakah Diminati?

Startup Lingkungan? Punya Potensi tetapi Apakah Diminati?

Startup lingkungan makin menarik perhatian publik apalagi seiring munculnya kesadaran akan isu keberlanjutan. Dengan munculnya berbagai green startup bermunculan di seluruh dunia, muncul pertanyaan, apakah jenis startup ini diminati dan memiliki potensi besar untuk tumbuh? Simak selengkapnya di sini! Baca Juga: StartUp AgriTech: Strategi Berkelanjutan Kurangi Emisi Karbon Apa Itu Startup Lingkungan? Sebelumnya, apakah Anda familiar dengan istilah startup? Startup merupakan perusahaan yang baru saja dibentuk dan beroperasi di berbagai sektor, termasuk layanan, pendidikan, bisnis, hingga perdagangan. Startup lingkungan atau juga bisa disebut green startup adalah jenis usaha rintisan yang memiliki fokus bisnis maupun layanan pada solusi untuk mengatasi masalah lingkungan. Di samping layanan dan model bisnisnya yang condong kepada sektor lingkungan, green startup juga menekankan pada aspek keberlanjutan dengan menerapkan praktik bisnis ramah lingkungan yang meminimalkan dampak negatif terhadap alam. Di Indonesia sendiri, ada banyak sekali nama-nama besar startup lingkungan dari berbagai sektor. Mulai dari konservasi hutan, pengolahan sampah, pengelolaan karbon, hingga yang bergerak di bidang energi baru terbarukan. Apakah Startup Lingkungan Menjanjikan? Dalam beberapa tahun terakhir, startup lingkungan menunjukkan pertumbuhan signifikan, seiring dengan meningkatnya kesadaran global terhadap isu-isu keberlanjutan. Banyak dari startup ini, yang juga disebut green startup, fokus pada penyelesaian masalah lingkungan seperti polusi, energi terbarukan, dan pengelolaan limbah. Dari sisi bisnis pun, tumbuh kembang startup lingkungan juga bukan tanpa alasan. Para investor makin menyadari potensi startup hijau, yang menyebabkan peningkatan pendanaan untuk usaha berkelanjutan. Ventures capital dan angel investor mulai mengalirkan dana ke teknologi ramah lingkungan, melihatnya tidak hanya sebagai peluang yang menguntungkan, tetapi juga sebagai kesempatan untuk memberikan dampak positif. “Startup itu kan hadir untuk menjawab permasalahan, dari permasalahan muncul opportunity, dari opportunity kita pikirin business model-nya, sehingga itu beneran jadi bisnis atau startup, jadi menjanjikan atau enggak itu tergantung apakah kita sudah masalah lingkungan yang mau kita solve, dan bukan cuma masalahnnya, tetapi ada enggak orang yang mau membayar untuk masalahnya, kalau itu ketemu pasti jadi bisnis yang menjanjikan,” Ungkap Miftachur Robani atau Ben, CEO LindungiHutan. Baca Juga: Satuplatform Berpartisipasi dalam Public Discussion YEC: Generasi Muda sebagai Kunci Perubahan dalam Transisi Energi Peluang dan Potensi Besar Green Jobs, Ternyata Banyak Digandrungi Anak Millennials dan Gen Zs Model bisnis yang fokus kepada lingkungan dan keberlanjutan memang banyak, ditambah, investor yang juga tertarik memberikan investasinya kepada perusahaan semacam startup lingkungan. Sementara dari sisi sumber daya manusia-nya, ternyata anak muda juga mulai melirik kesempatan dan peluang green jobs. Mengutip dari laman Deloitte, 54% Gen Zs berganti atau berencana untuk berganti pekerjaan atau sektor industri kerja karena adanya masalah iklim. Generasi ini juga bersedia membayar lebih untuk membeli produk yang ramah lingkungan. Bagi mereka, melindungi lingkungan serta mendukung keberlanjutan dan kelestarian bumi adalah tantangan kolektif, yang mana sektor bisnis memiliki peluang signifikan untuk mendorong perubahan. Gen Zs dan millennials mendorong bisnis untuk bertindak melalui keputusan karier dan perilaku konsumen mereka. Sementara mengutip laman weforum.org, pertumbuhan permintaan akan ketrampilan hijau melampaui peningkatan pasokan antara tahun 2022 dan 2023 dengan +12,3% pangsa talenta hijau dalam angkatan kerja dan +22,4% pangsa lowongan pekerjaan yang membutuhkan setidaknya satu keterampilan hijau. Masa Depan dan Trend Startup Lingkungan:  Peluang Besar untuk Anak Muda Meski menghadapi berbagai tantangan, startup lingkungan terus menunjukkan potensi besar untuk masa depan. Makin banyak green startup yang bermunculan dengan inovasi-inovasi baru yang tidak hanya menawarkan solusi untuk masalah lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi hijau yang berkelanjutan. Namun, terlepas dari banyaknya peluang munculnya startup lingkungan yang baru, keberlanjutan bisnisnya juga mesti diperhatikan.  “Namanya startup itu kan bisnis jadi sebelum kita ngomongin bisnis lingkungan, eco startup, sebelum ngomongin eco-nya dan lingkungannya, ngomongnya kan startup dan bisnis, pada hakikatnya bisnis itu kan supply and demand, selalu ada kebutuhan lalu kita deliver apa yang mereka butuhkan,” sambung Ben. Saat ini, trend startup berbasis keberlanjutan terus menarik minat, terutama di kalangan generasi muda yang semakin peduli terhadap dampak lingkungan dari bisnis. Similar Article Startup Lingkungan? Punya Potensi tetapi Apakah Diminati? Startup lingkungan makin menarik perhatian publik apalagi seiring munculnya kesadaran akan isu keberlanjutan. Dengan munculnya berbagai green startup bermunculan di seluruh dunia, muncul pertanyaan, apakah jenis startup ini diminati dan memiliki potensi besar untuk tumbuh? Simak selengkapnya di sini! Apa Itu Startup Lingkungan? Sebelumnya, apakah Anda familiar dengan istilah startup? Startup merupakan perusahaan yang baru saja dibentuk dan beroperasi di berbagai sektor, termasuk layanan, pendidikan, bisnis, hingga perdagangan. Startup lingkungan atau juga bisa disebut green startup adalah jenis usaha rintisan yang memiliki fokus bisnis maupun layanan pada solusi untuk mengatasi masalah lingkungan. Di samping layanan dan model bisnisnya yang condong… Satuplatform Berpartisipasi dalam Public Discussion YEC: Generasi Muda sebagai Kunci Perubahan dalam Transisi Energi Pada Rabu, 28 Agustus 2024, Satuplatform turut serta dalam acara “Public Discussion YEC: Generasi Muda sebagai Kunci Perubahan dalam Transisi Energi” yang diselenggarakan oleh Youth Energy and Environmental Council (YEC). Acara ini bertempat di Oil Centre Jakarta dan merupakan bagian dari rangkaian kegiatan menuju Indonesia International Sustainability Forum (IISF). Baca Juga: Pendidikan dan Kesadaran: Mendidik Generasi Muda Tentang Jejak Karbon Generasi Muda sebagai Agen Perubahan Public Discussion YEC mengangkat tema penting mengenai peran generasi muda dalam transisi energi dan keberlanjutan lingkungan. Dalam acara ini, berbagai pemangku kepentingan termasuk aktivis lingkungan, pemimpin industri, dan akademisi berkumpul untuk membahas bagaimana generasi muda… How Business Contribute to SDG 13: Climate Action Climate Action – The awareness of maintaining the environment has spread rapidly even to business. Environment became an important agenda especially with the emergence of a concept called Sustainable Development Goals (SDGs) which captures 17 global goals by the United Nations in 2015 as part of the 2030 Agenda for Sustainable Development. One of the important agenda is SDGs 13, which is climate action. Sustainable Development Goal 13 (SDG 13) calls for urgent action to combat climate change and its impacts. Businesses play a critical role in achieving this goal by aligning their operations, strategies, and innovations to reduce greenhouse… Dampak Nyata Perubahan Iklim, Cerita dari Kawasan Pesisir Perubahan iklim kini menjadi ancaman nyata bagi kawasan pesisir. Naiknya permukaan laut, abrasi, dan banjir rob makin sering terjadi, merusak lingkungan dan kehidupan masyarakat. Dari pesisir Jawa hingga Kepulauan Seribu. Dampak perubahan iklim …

Satuplatform Berpartisipasi dalam Public Discussion YEC: Generasi Muda sebagai Kunci Perubahan dalam Transisi Energi

Satuplatform Berpartisipasi dalam Public Discussion YEC: Generasi Muda sebagai Kunci Perubahan dalam Transisi Energi

Pada Rabu, 28 Agustus 2024, Satuplatform turut serta dalam acara “Public Discussion YEC: Generasi Muda sebagai Kunci Perubahan dalam Transisi Energi” yang diselenggarakan oleh Youth Energy and Environmental Council (YEC). Acara ini bertempat di Oil Centre Jakarta dan merupakan bagian dari rangkaian kegiatan menuju Indonesia International Sustainability Forum (IISF). Baca Juga: Pendidikan dan Kesadaran: Mendidik Generasi Muda Tentang Jejak Karbon Generasi Muda sebagai Agen Perubahan Public Discussion YEC mengangkat tema penting mengenai peran generasi muda dalam transisi energi dan keberlanjutan lingkungan. Dalam acara ini, berbagai pemangku kepentingan termasuk aktivis lingkungan, pemimpin industri, dan akademisi berkumpul untuk membahas bagaimana generasi muda dapat menjadi pendorong utama perubahan menuju sistem energi yang lebih berkelanjutan. 1. Peran Aktif Generasi Muda dalam Transisi Energi Sesi diskusi pertama menyoroti bagaimana generasi muda dapat mengambil peran aktif dalam mempengaruhi kebijakan energi dan mempromosikan solusi inovatif untuk tantangan energi yang dihadapi saat ini. Pembicara memaparkan contoh konkret dari inisiatif yang dipimpin oleh generasi muda yang telah memberikan dampak signifikan dalam adopsi teknologi energi bersih. 2. Mendorong Inovasi Melalui Pendidikan dan Kesadaran Generasi Muda Diskusi berikutnya berfokus pada pentingnya pendidikan dan kesadaran lingkungan untuk memberdayakan generasi muda. Para ahli berbagi pandangan tentang bagaimana kurikulum pendidikan dan program kesadaran dapat membekali pemuda dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk terlibat dalam proyek-proyek energi berkelanjutan dan inovasi teknologi. 3. Kolaborasi dan Kemitraan untuk Dampak yang Lebih Besar Sesi ini membahas bagaimana kolaborasi antara berbagai sektor, termasuk pemerintahan, sektor swasta, dan organisasi masyarakat sipil, dapat memperkuat upaya generasi muda dalam transisi energi. Diskusi ini menekankan pentingnya kemitraan strategis untuk menciptakan platform yang mendukung ide-ide baru dan proyek yang diprakarsai oleh kaum muda. Keterlibatan Satuplatform dan Generasi Muda Sebagai perusahaan yang berkomitmen pada keberlanjutan, Satuplatform aktif berpartisipasi dalam diskusi-diskusi yang mempromosikan solusi energi berkelanjutan dan keterlibatan komunitas. Kehadiran kami dalam Public Discussion YEC mencerminkan dedikasi kami untuk mendukung generasi muda dalam upaya mereka menuju perubahan positif dalam sektor energi. “Keterlibatan generasi muda dalam transisi energi adalah kunci untuk menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan. Kami di Satuplatform percaya bahwa dengan mendukung ide-ide segar dan inovatif dari kaum muda, kita dapat mempercepat target nol emisi karbon dan mengatasi tantangan perubahan iklim,” ujar Bunga Asih Pratiwi, perwakilan Satuplatform. Public Discussion YEC bukan hanya sebuah platform untuk berbagi ide, tetapi juga kesempatan untuk menjalin kemitraan dan kolaborasi yang dapat memperkuat upaya kolektif menuju masa depan energi yang lebih hijau. Dengan keterlibatan aktif di acara ini, Satuplatform terus menunjukkan komitmennya untuk mendukung inisiatif yang mengedepankan keberlanjutan dan inovasi, serta memotivasi generasi muda untuk menjadi agen dalam upaya mengurangi dampak perubahan iklim.   Similar Article Startup Lingkungan? Punya Potensi tetapi Apakah Diminati? Startup lingkungan makin menarik perhatian publik apalagi seiring munculnya kesadaran akan isu keberlanjutan. Dengan munculnya berbagai green startup bermunculan di seluruh dunia, muncul pertanyaan, apakah jenis startup ini diminati dan memiliki potensi besar untuk tumbuh? Simak selengkapnya di sini! Apa Itu Startup Lingkungan? Sebelumnya, apakah Anda familiar dengan istilah startup? Startup merupakan perusahaan yang baru saja dibentuk dan beroperasi di berbagai sektor, termasuk layanan, pendidikan, bisnis, hingga perdagangan. Startup lingkungan atau juga bisa disebut green startup adalah jenis usaha rintisan yang memiliki fokus bisnis maupun layanan pada solusi untuk mengatasi masalah lingkungan. Di samping layanan dan model bisnisnya yang condong… Satuplatform Berpartisipasi dalam Public Discussion YEC: Generasi Muda sebagai Kunci Perubahan dalam Transisi Energi Pada Rabu, 28 Agustus 2024, Satuplatform turut serta dalam acara “Public Discussion YEC: Generasi Muda sebagai Kunci Perubahan dalam Transisi Energi” yang diselenggarakan oleh Youth Energy and Environmental Council (YEC). Acara ini bertempat di Oil Centre Jakarta dan merupakan bagian dari rangkaian kegiatan menuju Indonesia International Sustainability Forum (IISF). Generasi Muda sebagai Agen Perubahan Public Discussion YEC mengangkat tema penting mengenai peran generasi muda dalam transisi energi dan keberlanjutan lingkungan. Dalam acara ini, berbagai pemangku kepentingan termasuk aktivis lingkungan, pemimpin industri, dan akademisi berkumpul untuk membahas bagaimana generasi muda dapat menjadi pendorong utama perubahan menuju sistem energi yang lebih berkelanjutan.… How Business Contribute to SDG 13: Climate Action Climate Action – The awareness of maintaining the environment has spread rapidly even to business. Environment became an important agenda especially with the emergence of a concept called Sustainable Development Goals (SDGs) which captures 17 global goals by the United Nations in 2015 as part of the 2030 Agenda for Sustainable Development. One of the important agenda is SDGs 13, which is climate action. Sustainable Development Goal 13 (SDG 13) calls for urgent action to combat climate change and its impacts. Businesses play a critical role in achieving this goal by aligning their operations, strategies, and innovations to reduce greenhouse… Dampak Nyata Perubahan Iklim, Cerita dari Kawasan Pesisir Perubahan iklim kini menjadi ancaman nyata bagi kawasan pesisir. Naiknya permukaan laut, abrasi, dan banjir rob makin sering terjadi, merusak lingkungan dan kehidupan masyarakat. Dari pesisir Jawa hingga Kepulauan Seribu. Dampak perubahan iklim memaksa penduduk untuk beradaptasi dengan realitas yang kian sulit. Simak cerita selengkapnya tentang bagaimana kondisi di lapangan! Kampung Tenggelam Desa Bedono Demak Sejak awal tahun 2000, Dusun Rejosari Senik di pesisir utara Pulau Jawa mulai mengalami fenomena rob, yakni banjir air laut yang terjadi akibat naiknya permukaan laut dan abrasi yang menggerus daratan. Ancaman abrasi ini makin mengkhawatirkan, memaksa warga setempat untuk mempertimbangkan masa depan mereka di… Program Rehabilitasi Mangrove, Mengapa Penting dan Cerita dari Kampung Laut Cilacap Rehabilitasi mangrove sangat penting untuk melindungi ekosistem pesisir dan mengurangi dampak perubahan iklim. Mangrove berperan dalam mencegah abrasi pantai dan menyerap karbon, membantu menekan emisi. Di Kampung Laut Cilacap, upaya rehabilitasi mangrove berhasil membawa perubahan positif, berkat partisipasi aktif masyarakat setempat dalam menjaga kelestarian lingkungan. Baca Juga: Lautan Sebagai Penyerap Karbon Alami Pentingnya Rehabilitasi Hutan Mangrove Rehabilitasi mangrove memiliki peran strategis, baik dalam mendukung program pemerintah maupun dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Dari sudut pandang ekologis, mangrove berfungsi sebagai pelindung alami pantai dari abrasi, rumah bagi berbagai spesies laut, serta pencegahan intrusi air asin ke daratan. Selain itu, ekosistem mangrove juga… Mewujudkan Program CSR Perusahaan yang Berkelanjutan dan Berdampak Program CSR perusahaan kini tidak bisa lagi hanya sebatas memberi atau sesuatu yang sifatnya charity. Namun, …

How Business Contribute to SDG 13: Climate Action

How Business Contribute to SDG 13: Climate Action

Climate Action – The awareness of maintaining the environment has spread rapidly even to business. Environment became an important agenda especially with the emergence of a concept called Sustainable Development Goals (SDGs) which captures 17 global goals by the United Nations in 2015 as part of the 2030 Agenda for Sustainable Development. One of the important agenda is SDGs 13, which is climate action. Sustainable Development Goal 13 (SDG 13) calls for urgent action to combat climate change and its impacts. Businesses play a critical role in achieving this goal by aligning their operations, strategies, and innovations to reduce greenhouse gas emissions, enhance energy efficiency, and support sustainable practices. Here are several ways businesses contribute to SDG 13: 1. Reducing Carbon Footprint Read Other Articles : Reducing Carbon Footprint: A Comprehensive Guide for Companies to Begin Many companies are taking steps to lower their carbon emissions by adopting renewable energy sources (such as solar or wind power) and improving energy efficiency. By switching to green energy and reducing dependence on fossil fuels, businesses can drastically cut their carbon emissions. 2. Sustainable Supply Chain Management Businesses are increasingly implementing sustainable practices across their supply chains, ensuring that their suppliers also meet environmental standards. This includes optimizing transportation routes, reducing packaging waste, and sourcing raw materials responsibly. 3. Innovative Technologies Businesses are investing in innovative technologies that reduce emissions, such as carbon capture and storage (CCS) and energy-efficient machinery. Innovations in green technology not only reduce emissions but can also lead to cost savings and increased competitiveness. 4. Climate Risk Management and Adaptation Many businesses are recognizing the risks posed by climate change and are incorporating climate resilience into their risk management strategies. This includes assessing the potential impacts of climate change on their operations and investing in adaptation measures. 5. Corporate Sustainability Goals and Reporting Increasingly, businesses are setting ambitious sustainability goals that align with the Paris Agreement and SDG 13 targets. Transparent reporting on climate actions, using frameworks like the Task Force on Climate-Related Financial Disclosures (TCFD), helps stakeholders track a company’s progress in reducing its carbon footprint. 6. Engaging in Carbon Markets Businesses can participate in carbon markets, which allows them to buy and sell carbon credits to offset their emissions. This helps create a financial incentive for reducing emissions and funding environmental projects that absorb or reduce CO2. 7. Advocacy and Partnerships Many businesses are advocating for stronger climate policies and partnering with governments, NGOs, and other corporations to push forward climate action. By engaging in public policy discussions, businesses can influence regulations and frameworks that support the transition to a low-carbon economy. By taking these actions, businesses not only contribute to mitigating climate change but also create long-term value for themselves and society. Climate action is increasingly viewed as both a business imperative and an opportunity for innovation, competitiveness, and resilience. For companies that aim to contribute to the sustainable development goals 13, the advanced technology has allowed companies to explore ESG and carbon consulting on Satuplatform provide all-in-one solutions to. Try the FREE DEMO now! Similar Article How Business Contribute to SDG 13: Climate Action The awareness of maintaining the environment has spread rapidly even to business. Environment became an important agenda especially with the emergence of a concept called Sustainable Development Goals (SDGs) which captures 17 global goals by the United Nations in 2015 as part of the 2030 Agenda for Sustainable Development. One of the important agenda is SDGs 13, which is climate action. Sustainable Development Goal 13 (SDG 13) calls for urgent action to combat climate change and its impacts. Businesses play a critical role in achieving this goal by aligning their operations, strategies, and innovations to reduce greenhouse gas emissions, enhance… Dampak Nyata Perubahan Iklim, Cerita dari Kawasan Pesisir Perubahan iklim kini menjadi ancaman nyata bagi kawasan pesisir. Naiknya permukaan laut, abrasi, dan banjir rob makin sering terjadi, merusak lingkungan dan kehidupan masyarakat. Dari pesisir Jawa hingga Kepulauan Seribu. Dampak perubahan iklim memaksa penduduk untuk beradaptasi dengan realitas yang kian sulit. Simak cerita selengkapnya tentang bagaimana kondisi di lapangan! Kampung Tenggelam Desa Bedono Demak Sejak awal tahun 2000, Dusun Rejosari Senik di pesisir utara Pulau Jawa mulai mengalami fenomena rob, yakni banjir air laut yang terjadi akibat naiknya permukaan laut dan abrasi yang menggerus daratan. Ancaman abrasi ini makin mengkhawatirkan, memaksa warga setempat untuk mempertimbangkan masa depan mereka di… Program Rehabilitasi Mangrove, Mengapa Penting dan Cerita dari Kampung Laut Cilacap Rehabilitasi mangrove sangat penting untuk melindungi ekosistem pesisir dan mengurangi dampak perubahan iklim. Mangrove berperan dalam mencegah abrasi pantai dan menyerap karbon, membantu menekan emisi. Di Kampung Laut Cilacap, upaya rehabilitasi mangrove berhasil membawa perubahan positif, berkat partisipasi aktif masyarakat setempat dalam menjaga kelestarian lingkungan. Baca Juga: Lautan Sebagai Penyerap Karbon Alami Pentingnya Rehabilitasi Hutan Mangrove Rehabilitasi mangrove memiliki peran strategis, baik dalam mendukung program pemerintah maupun dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Dari sudut pandang ekologis, mangrove berfungsi sebagai pelindung alami pantai dari abrasi, rumah bagi berbagai spesies laut, serta pencegahan intrusi air asin ke daratan. Selain itu, ekosistem mangrove juga… Mewujudkan Program CSR Perusahaan yang Berkelanjutan dan Berdampak Program CSR perusahaan kini tidak bisa lagi hanya sebatas memberi atau sesuatu yang sifatnya charity. Namun, poin berdampak dan berkelanjutan dari after program-nya yang juga perlu diperhatikan.  Lantas, bagaimana cara mewujudkan CSR yang berdampak dan berkelanjutan? Simak ulasan selengkapnya! Baca Juga: Memitigasi Perubahan Iklim Melalui Program CSR (Corporate Social Responsibility) Apa itu Program CSR Perusahaan? Setiap perusahaan memiliki tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR) yang mencakup kewajiban terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas, dan lingkungan dalam berbagai aspek operasionalnya. Tanggung jawab ini umumnya berhubungan dengan dampak lingkungan, seperti polusi, limbah produksi, keamanan produk, dan kesejahteraan tenaga kerja. Jadi,… Melihat Potensi Blue Carbon Indonesia dari Kawasan Hutan Mangrove Blue carbon menjadi salah satu topik pembahasan menarik saat ini. Apalagi, Indonesia merupakan negara maritim dan kepulauan yang berkomtimen dalam mencapai target penurunan emisi dalam rangka mitigasi perubahan iklim. Tentu, potensi besar ekosistem blue carbon tidak bisa dibiarkan begitu saja. Sebelum lebih jauh, apa …