Keberadaan Gas Metana bagi Lingkungan
Keberadaannya gas metana sebagai komponen utama gas alam memiliki implikasi penting terhadap perubahan iklim
Selamat datang di blog Satuplatform! Di sini, kami menyajikan artikel-artikel terkini mengenai keberlanjutan, manajemen karbon, dan standar ESG (Environmental, Social, and Governance) untuk bisnis di Indonesia dan global. Tujuan kami adalah membantu perusahaan mencapai dampak lingkungan yang positif sambil memenuhi kepatuhan regulasi.
Topik Populer
Mengapa Satuplatform? Satuplatform adalah mitra bisnis Anda dalam perjalanan menuju keberlanjutan. Kami menawarkan platform digital yang mendukung pengelolaan ESG, laporan keberlanjutan, dan akuntansi karbon dengan mudah dan efisien.
Keberadaannya gas metana sebagai komponen utama gas alam memiliki implikasi penting terhadap perubahan iklim
Studi menemukan bahwa jet pribadi mengeluarkan setidaknya 10 kali lebih banyak polutan per penumpang dibandingkan dengan pesawat komersial.
Banyak perusahaan saat ini telah berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon sebagai bagian dari strategi berkelanjutan mereka. Baca Juga: Mengenal Perdagangan Karbon dan Implementasinya di Indonesia Komitmen terhadap keberlanjutan ini menunjukkan kepedulian perusahaan untuk mengurangi dampak perubahan iklim, mematuhi regulasi lingkungan yang semakin ketat, dan meningkatkan efisiensi operasional. Tidak hanya itu, dengan mengambil langkah-langkah ini dan terlibat secara aktif dalam pelestarian lingkungan, diharapkan dapat terbentuk citra yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan dan mendorong upaya kolaboratif dari berbagai sektor untuk mengatasi tantangan lingkungan dan membangun masa depan yang lebih berkelanjutan bagi generasi mendatang. Berikut ini adalah perusahaan-perusahaan dunia yang berkomitmen mengurangi jejak emisi karbon dan menghadirkan solusi inovatif dalam mengatasi dampak perubahan iklim. Baca Juga: Pajak Karbon: Pengertian, Manfaat, hingga Contoh Penerapannya 1. Coca-Cola: Pengurangan Emisi Karbon Melalui Sampah Sebagai salah satu produsen minuman ringan terkemuka di dunia, Coca-Cola berinisiatif menciptakan masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan. Dikutip dari laman resminya, Coca-Cola telah sejak 2015 lalu menetapkan target pengurangan jejak karbon mereka sebesar 25% pada 2030. Target ini akan dicapai melalui berbagai cara, seperti berdedikasi pada pertanian berkelanjutan, menyediakan produk berkualitas yang bersumber dari bahan yang dihasilkan secara etis, memaksimalkan gerakan konservasi air, hingga berfokus pada dunia tanpa sampah. World Without Waste oleh Coca-Cola merupakan gerakan yang bertujuan untuk mengumpulkan kembali botol atau kaleng kemasan produk mereka untuk nantinya dapat didaur ulang secara maksimal. Coca-Cola juga menghadirkan kemasan daur ulang sebagai bagian dari upaya mengurangi produksi botol plastik. 2. General Motors: Bahan Bakar Alternatif Untuk Kurangi Emisi Karbon Dikenal juga sebagai GM, salah satu produsen mobil global asal Amerika Serikat ini diketahui sangat berambisius dalam upaya mitigasi perubahan iklim dan pengurangan emisi. GM pada beberapa waktu lalu mengumumkan komitmennya untuk dapat memimpin masa depan tanpa emisi. GM juga telah berkomitmen lebih dari $35 miliar untuk kendaraan listrik dan bahan bakar alternatif serta menargetkan untuk hanya menjual kendaraan tanpa emisi pada tahun 2035. Mulai dari teknologi baterai dan daur ulang, pelatihan tenaga kerja dan insentif pemasok, penggunaan air dan energi yang bertanggung jawab, hingga investasi pada infrastruktur pengisian daya, GM melakukan segala upaya untuk menjaga komitmennya untuk hanya memproduksi kendaraan listrik dan AV pada tahun 2035. Dalam laman resminya, GM menyampaikan visi mereka untuk dapat memajukan masa depan tanpa emisi dan serba listrik. Upaya mereka dalam memerangi perubahan iklim adalah dengan berencana menjadikan produk dan operasi global kami netral karbon pada tahun 2040. Lalu menghilangkan emisi knalpot dari kendaraan ringan baru kami di AS pada tahun 2035. 3. ANA Holdings: Inovasi Teknologi Untuk Menangani Emisi Karbon ANA Holdings dalam sustainable report nya mengungkapkan komitmen mereka untuk mengatasi empat isu penting yang ada di dunia, salah satunya adalah lingkungan hidup. Inisiatif ANA Group untuk mengurangi emisi CO2 dari pesawat dilakukan dengan menggabungkan beberapa pendekatan strategi, termasuk peningkatan operasional dan inovasi teknologi pesawat terbang, penggunaan Sustainable Aviation Fuel (SAF) sebagai pilihan bahan bakar rendah karbon, perdagangan emisi, dan teknolgi emisi negatif. Hal tersebut dilakukan sebagai langkah untuk pengurangan emisi CO2 sebesar 10% pada penerbangan internasional dan domestik pada 2030 dan mencapai target netralitas karbon pada tahun 2050. Dinobatkan sebagai maskapai penerbangan paling ramah lingkungan di dunia, ANA juga merupakan maskapai penerbangan global pertama yang menerbitkan Obligasi Ramah Lingkungan (Green Bonds) untuk mengimbangi emisi karbon dan mengumpulkan dana untuk program ramah lingkungan. 4. Patagonia Lebih dari sekadar perusahaan pakaian yang ramah lingkungan, Patagonia menerapkan keberlanjutan dalam banyak hal yang mereka lakukan. Dimulai sejak tahun 1996, Patagonia telah beralih ke penggunaan kapas yang ditanam secara organik sebagai material utama produk mereka. 87% produk Patagonia terbuat dari bahan daur ulang, seperti poliester dari kaleng soda, spandek, katun, wol, dan kasmir dari bahan sisa pabrik, dan pada tahun 2025, Patagonia menargetkan untuk dapat menggunakan 100% poliester daur ulang dalam produknya. Patagonia juga senantiasa memastikan prinsip keberlanjutan berlangsung di setiap proses produksi mereka. Hal ini dibuktikan dengan adanya peringkat transparansi yang menunjukkan bahwa Patagonia menjadi merek mode berperingkat baik dalam hal transparansi informasi keberlanjutan, yakni sebesar 51-60%. Lebih tinggi dari mayoritas perusahaan mode dunia. 5. Microsoft Pada tahun 2020, Microsoft mengumumkan komitmennya untuk menjadi perusahaan dengan karbon negatif, positif air, dan nol limbah pada tahun 2030.Sekaligus juga melindungi ekosistem dan membangun Planetary Computer. Perusahaan ini memiliki tujuan untuk mengurangi jejak karbon sebesar 75% pada tahun 2030 dan memiliki biaya karbon internal yang dibebankan kepada departemen atas emisi karbon guna mendorong mereka menjadi lebih ramah lingkungan. Dalam upaya mencapai pengurangan karbon, Microsoft memiliki misi membangun kapasitas penghilangan karbon dioksida (CDR) yang dibutuhkan dunia untuk membantu mencegah dampak terburuk perubahan iklim. Juga menerapkan pendekatan sirkular dalam pengelolaan material. Untuk memastikan pendekatan Microsoft terhadap keberlanjutan berjalan optimal, mereka menetapkan komitmen, mengembangkan strategi, dan membangun peta jalan operasional—sambil mengukur kemajuan dan memastikan akuntabilitas. Sekarang waktunya giliran Anda bergabung dan menjadikan perusahaan Anda salah satu dari inisiator keberlanjutan dalam upaya mengatasi produksi emisi karbon. Melalui pelacakan dan pendataan emisi karbon yang tepat, Anda dapat memaksimalkan terwujudnya target keberlanjutan yang diharapkan. Satuplatform hadir untuk mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku. Satuplatform adalah platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien Melacak emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang! Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article 5 Perusahaan yang Berkomitmen Kurangi Emisi Karbon Banyak perusahaan saat ini telah berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon sebagai bagian dari strategi berkelanjutan mereka. Komitmen terhadap keberlanjutan ini menunjukkan kepedulian perusahaan untuk mengurangi dampak perubahan iklim, mematuhi regulasi lingkungan yang semakin ketat, dan meningkatkan efisiensi operasional. Tidak hanya itu, dengan mengambil langkah-langkah ini dan terlibat secara aktif dalam pelestarian lingkungan, diharapkan dapat terbentuk citra yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan dan …
Read more “5 Perusahaan yang Berkomitmen Kurangi Emisi Karbon”
Global warming atau pemanasan global adalah fenomena peningkatan suhu rata-rata atmosfer bumi dan lautan. Pemanasan global telah berlangsung selama beberapa dekade terakhir dan terus meningkat secara bertahap. Baca Juga: Upaya Uni Eropa Melawan Perubahan Iklim Belakangan ini, terpantau bahwa pemanasan global, untuk pertama kalinya dalam sejarah, menembus ambang batas 1,5 derajat Celcius pada periode Februari 2023 hingga Januari 2024. Data dari Copernicus Climate Change Service Uni Eropa menunjukkan bahwa suhu global terus meningkat sejak era pra-industri. Hal ini kian mengkhawatirkan. Sejarah Global Warming Istilah global warming pertama kali diperkenalkan oleh ilmuwan bernama Wallace Smith Broecker pada tahun 1975 dalam sebuah makalah ilmiah. Makalah tersebut berjudul “Climate Change: Are We on the Brink of a Pronounced Global Warming?” dan diterbitkan ke situs bernama Science. Makalah oleh Broecker tersebut mengangkat isu-isu penting terkait perubahan iklim dan mencoba memprediksi dampak dari peningkatan suhu global yang diakibatkan oleh aktivitas manusia. Makalah ini menjadi salah satu kontribusi awal dalam pemahaman ilmiah tentang perubahan iklim dan pemanasan global dan telah menjadi dasar bagi banyak penelitian dan kebijakan lingkungan yang dilakukan sejak saat itu. Peningkatan suhu awalnya sudah dimulai sejak terjadinya Revolusi Industri pertama pada 1712, di mana diperkenalkan pemanfaatan bahan bakar fosil dalam skala industri dan mulai digunakan secara masif. Emisi karbon dari pembakaran bahan bakar fosil dan industri pun mencapai satu miliar ton per tahun pada 1927. Namun, pemahaman ilmiah tentang fenomena ini masih terbatas dan belum sebelumnya dipahami Kemudian pada awal abad ke-20, pemahaman tentang peran gas-gas rumah kaca dalam mempengaruhi suhu atmosfer semakin berkembang. Ilmuwan seperti Svante Arrhenius dari Swedia memperkirakan bahwa peningkatan konsentrasi CO2 dapat menyebabkan pemanasan global. Pada dekade 1950-an dan 1960-an, pemahaman tentang perubahan iklim dan pemanasan global mulai menjadi perhatian utama ilmuwan dan komunitas ilmiah. Beberapa studi ilmiah mengkonfirmasi adanya peningkatan suhu global yang terkait dengan aktivitas manusia. Digunakanlah istilah “global warming” oleh Broecker sebagai kekhawatiran mereka terhadap perubahan iklim. Lalu, mulai berkembang berbagai teknologi pengamatan dan pemodelan iklim yang semakin memperkuat bukti-bukti pemanasan global. IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) dibentuk pada tahun 1988 untuk menyelidiki dampak perubahan iklim. Dengan dibentuknya IPCC, semakin banyak laporan-laporan yang menyoroti kontribusi manusia terhadap pemanasan global dan risiko-risiko yang terkait, termasuk peningkatan permukaan air laut, kekeringan, dan perubahan pola cuaca ekstrem. Hingga saat ini, berbagai kesepakatan dan aturan pun terus dibuat sebagai upaya mengurangi emisi gas rumah kaca dan memitigasi dampak perubahan iklim. Ilmuwan terus memantau perubahan suhu global dan dampaknya melalui pengamatan satelit dan stasiun pengukuran di seluruh dunia. Istilah krisis iklim atau darurat iklim pun diperkenalkan untuk membicarakan perubahan iklim dan pemanasan global, yang juga mencakup cuaca ekstrem dan bencana lainnya akibat krisis iklim. Baca Juga: Sejarah Penerapan Pajak Karbon Kondisi Iklim Saat Ini Pemanasan global diyakini semakin memperburuk kondisi bumi dan kian membahayakan makhluk hidup. Terjadinya cuaca ekstrem, serangan panas, kekeringan, dan banjir kini berdampak signifikan bagi banyak orang. Mencairnya gletser dan salju di titik-titik salju abadi, meningkatnya permukaan air laut, hancurnya hutan dan lahan pertanian, hingga rusaknya ekosistem kehidupan di lautan menjadi dampak dari krisis iklim yang semakin parah. Para ilmuwan juga menyebut bahwa krisis iklim berpotensi menyebabkan kematian lebih banyak orang lagi di dunia pada 2030 jika kondisinya tidak kunjung membaik. Salah satunya disebabkan oleh konsentrasi emisi di atmosfer yang kian memburuk. Diharapkan akan ada upaya kolaboratif dari seluruh dunia untuk memperlambat laju pemanasan global dan mengurangi dampaknya yang merusak lingkungan dan kehidupan manusia. Your All-in-One Sustainability Platform Satuplatform hadir untuk mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku. Satuplatform adalah platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang! Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article 5 Perusahaan Di Dunia yang Berkomitmen Kurangi Emisi KarbonKurangi Emisi Karbon Banyak perusahaan saat ini telah berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon sebagai bagian dari strategi berkelanjutan mereka. Komitmen terhadap keberlanjutan ini menunjukkan kepedulian perusahaan untuk mengurangi dampak perubahan iklim, mematuhi regulasi lingkungan yang semakin ketat, dan meningkatkan efisiensi operasional. Tidak hanya itu, dengan mengambil langkah-langkah ini dan terlibat secara aktif dalam pelestarian lingkungan, diharapkan dapat terbentuk citra yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan dan mendorong upaya kolaboratif dari berbagai sektor untuk mengatasi tantangan lingkungan dan membangun masa depan yang lebih berkelanjutan bagi generasi mendatang. Berikut ini adalah perusahaan-perusahaan dunia yang berkomitmen mengurangi jejak emisi karbon dan menghadirkan solusi inovatif dalam… Perjalanan Fenomena Global Warming Global warming atau pemanasan global adalah fenomena peningkatan suhu rata-rata atmosfer bumi dan lautan. Pemanasan global telah berlangsung selama beberapa dekade terakhir dan terus meningkat secara bertahap. Belakangan ini, terpantau bahwa pemanasan global, untuk pertama kalinya dalam sejarah, menembus ambang batas 1,5 derajat Celcius pada periode Februari 2023 hingga Januari 2024. Data dari Copernicus Climate Change Service Uni Eropa menunjukkan bahwa suhu global terus meningkat sejak era pra-industri. Hal ini kian mengkhawatirkan. Sejarah Global Warming Istilah global warming pertama kali diperkenalkan oleh ilmuwan bernama Wallace Smith Broecker pada tahun 1975 dalam sebuah makalah ilmiah. Makalah tersebut berjudul “Climate Change: Are… Memahami Green Computing Green computing atau komputasi hijau memiliki peran yang penting dalam mewujudkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang berkelanjutan. Baca Juga: Memahami Carbon Accounting dan Manfaatnya Meningkatnya tren “Go Green” di tengah masyarakat menjadikan green computing opsi terbaik dan efektif dalam memanfaatkan TIK. Sebab berdasarkan data dari IT Services Oxford University, TIK yang digunakan selama delapan jam dapat menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK) setara 70g CO2e yang timbul dari listrik yang dikonsumsi. Green computing pun dianggap menjadi langkah yang tepat untuk mengurangi dampak lingkungan dari penggunaan TIK. Baca Juga: Mengenal Green Accounting Pengertian dan Tujuan Green Computing Green computing… Mengenal Perdagangan Karbon dan Implementasinya di Indonesia Kondisi lingkungan merupakan tanggung jawab bersama yang harus dijaga oleh berbagai pihak. Upaya menjaga lingkungan dapat ditunjukkan pada berbagai …
Green computing atau komputasi hijau memiliki peran yang penting dalam mewujudkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang berkelanjutan. Baca Juga: Memahami Carbon Accounting dan Manfaatnya Meningkatnya tren “Go Green” di tengah masyarakat menjadikan green computing opsi terbaik dan efektif dalam memanfaatkan TIK. Sebab berdasarkan data dari IT Services Oxford University, TIK yang digunakan selama delapan jam dapat menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK) setara 70g CO2e yang timbul dari listrik yang dikonsumsi. Green computing pun dianggap menjadi langkah yang tepat untuk mengurangi dampak lingkungan dari penggunaan TIK. Baca Juga: Mengenal Green Accounting Pengertian dan Tujuan Green Computing Green computing adalah praktik yang menerapkan taktik ramah lingkungan dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), dalam hal ini adalah komputer, yang bertujuan mengurangi dampaknya bagi lingkungan. Komputasi hijau dilakukan untuk mengoptimalkan penggunaan komputer secara efisien. Tujuannya yakni untuk mengurangi konsumsi energi, emisi gas rumah kaca, hingga limbah elektronik yang berpotensi ditimbulkan dari produk bekas pakai. Selain itu, melalui penerapan green computing, diharapkan produsen dapat menghindari penggunaan bahan berbahaya sebagai komposisi material produk dan mengikutsertakan teknologi yang mendukung efisiensi energi selama umur produk. Tambahan penting lainnya, diharapkan penerapan green computing dapat mendorong produsen dan konsumen lebih bijak dalam menangani produk teknologi bekas melalui kegiatan daur ulang yang tepat. Aspek Penerapan Green Computing Green computing bukan hanya sekedar inisiatif, lebih dari itu terdapat beberapa aspek penting yang diharapkan dapat tercapai dari penerapan green computing, di antaranya: Manfaat Green Computing Green computing memiliki berbagai manfaat yang signifikan bagi lingkungan. Selain itu, juga berdampak dalam hal ekonomi, operasional, dan strategis bagi organisasi dan masyarakat secara keseluruhan. Your All-in-One Sustainability Platform Satuplatform hadir untuk mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku. Satuplatform adalah platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang! Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article 5 Perusahaan Di Dunia yang Berkomitmen Kurangi Emisi KarbonKurangi Emisi Karbon Banyak perusahaan saat ini telah berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon sebagai bagian dari strategi berkelanjutan mereka. Komitmen terhadap keberlanjutan ini menunjukkan kepedulian perusahaan untuk mengurangi dampak perubahan iklim, mematuhi regulasi lingkungan yang semakin ketat, dan meningkatkan efisiensi operasional. Tidak hanya itu, dengan mengambil langkah-langkah ini dan terlibat secara aktif dalam pelestarian lingkungan, diharapkan dapat terbentuk citra yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan dan mendorong upaya kolaboratif dari berbagai sektor untuk mengatasi tantangan lingkungan dan membangun masa depan yang lebih berkelanjutan bagi generasi mendatang. Berikut ini adalah perusahaan-perusahaan dunia yang berkomitmen mengurangi jejak emisi karbon dan menghadirkan solusi inovatif dalam… Perjalanan Panjang Fenomena Global Warming Global warming atau pemanasan global adalah fenomena peningkatan suhu rata-rata atmosfer bumi dan lautan. Pemanasan global telah berlangsung selama beberapa dekade terakhir dan terus meningkat secara bertahap. Belakangan ini, terpantau bahwa pemanasan global, untuk pertama kalinya dalam sejarah, menembus ambang batas 1,5 derajat Celcius pada periode Februari 2023 hingga Januari 2024. Data dari Copernicus Climate Change Service Uni Eropa menunjukkan bahwa suhu global terus meningkat sejak era pra-industri. Hal ini kian mengkhawatirkan. Sejarah Global Warming Istilah global warming pertama kali diperkenalkan oleh ilmuwan bernama Wallace Smith Broecker pada tahun 1975 dalam sebuah makalah ilmiah. Makalah tersebut berjudul “Climate Change: Are… Memahami Green Computing Green computing atau komputasi hijau memiliki peran yang penting dalam mewujudkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang berkelanjutan. Meningkatnya tren “Go Green” di tengah masyarakat menjadikan green computing opsi terbaik dan efektif dalam memanfaatkan TIK. Sebab berdasarkan data dari IT Services Oxford University, TIK yang digunakan selama delapan jam dapat menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK) setara 70g CO2e yang timbul dari listrik yang dikonsumsi. Green computing pun dianggap menjadi langkah yang tepat unutk mengurangi dampak lingkungan dari penggunaan TIK. Pengertian dan Tujuan Green Computing Green computing adalah praktik yang menerapkan taktik ramah lingkungan dalam penggunaan teknologi informasi dan… Mengenal Perdagangan Karbon dan Implementasinya di Indonesia Kondisi lingkungan merupakan tanggung jawab bersama yang harus dijaga oleh berbagai pihak. Upaya menjaga lingkungan dapat ditunjukkan pada berbagai sasaran, seperti contohnya yang menyasar pada pengurangan emisi gas rumah kaca. Dalam hal ini, salah satu pendekatan untuk mengurangi emisi yang dihasilkan adalah dengan menerapkan perdagangan karbon. Berbagai negara-negara di dunia telah menerapkan konsep perdagangan karbon, termasuk Indonesia. Baca Juga: Sejarah Penerapan Pajak Karbon Perdagangan Karbon Perdagangan Karbon Perdagangan karbon atau yang juga disebut sebagai carbon trading adalah suatu sistem ketika izin untuk menghasilkan emisi gas rumah kaca diperdagangkan di pasar terbuka. Salah satu mekanisme yang dikenal untuk perdagangan karbon adalah… Satuplatform Bersama DLH Jabar Gelar Webinar Perhitungan Emisi Karbon Jakarta, 14 Maret 2024 – Untuk dukung Implementasi menuju Net Zero Emission 2060, Satuplatform gandeng DLH Jawa Barat untuk bersama tingkatkan kesadaran pentingnya menghitung besaran produksi emisi karbon dengan memanfaatkan peran teknologi dalam perhitungan dan pengelolaan emisi industri. Pelaksanaan webinar bertemakan “Perhitungan Emisi Karbon Industri & Peran Teknologi dalam Era Pengelolaan Karbon” ini turut dihadiri oleh berbagai perusahaan di Jawa Barat dan sekitarnya dengan total peserta sebanyak 1.009. Pemaparan materi disampaikan oleh Carbon Expert, Randy Ismail dan CEO Satuplatform, Bobby Simon. Atas tujuan dukung implementasi Net Zero Emission 2060, webinar ini diharapkan mampu memberikan aksi nyata dari para pemegang keputusan… Carbon Capture and Storage For Mitigating the Climate Change Climate change continues to be such a pressing global issue. The effects of climate change are inevitable for every country. This includes the phenomenon of water scarcity, increasing risk of agricultural drought, massive heat waves, and so on. There have been several initiatives to tackle climate change, such as the Paris Agreement and the Agenda of Sustainable Development Goals (SDGs), which also concern zero-carbon initiatives. The United Nations Economic Commission for Europe (UNECE), as a multilateral platform that facilitates greater economic integration and promotes sustainable development, has set the target for its member countries to deploy …
Kondisi lingkungan merupakan tanggung jawab bersama yang harus dijaga oleh berbagai pihak. Upaya menjaga lingkungan dapat ditunjukkan pada berbagai sasaran, seperti contohnya yang menyasar pada pengurangan emisi gas rumah kaca. Dalam hal ini, salah satu pendekatan untuk mengurangi emisi yang dihasilkan adalah dengan menerapkan perdagangan karbon. Berbagai negara-negara di dunia telah menerapkan konsep perdagangan karbon, termasuk Indonesia. Baca Juga: Sejarah Penerapan Pajak Karbon Perdagangan Karbon Perdagangan Karbon Perdagangan karbon atau yang juga disebut sebagai carbon trading adalah suatu sistem ketika izin untuk menghasilkan emisi gas rumah kaca diperdagangkan di pasar terbuka. Salah satu mekanisme yang dikenal untuk perdagangan karbon adalah carbon offset. Skema dalam carbon offset memungkinkan individu dan perusahaan untuk berinvestasi dalam proyek-proyek lingkungan yang berfokus untuk mengendalikan jumlah emisi karbon. Perusahaan yang berinvestasi dalam proyek lingkungan secara tidak langsung telah terlibat dalam aktivitas perdagangan karbon. Dalam perdagangan karbon, pemerintah mengeluarkan izin emisi karbon kepada perusahaan maupun entitas. Izin yang dikeluarkan oleh pemerintah mewakili jumlah yang diatur dalam batasan tertentu. Untuk perusahaan maupun entitas yang berhasil mengurangi emisinya lebih dari yang diizinkan dapat menjual kelebihan izin mereka kepada perusahaan lain. Mekanisme ini akan menciptakan insentif bagi perusahaan atau entitas yang berhasil mengurangi emisi tersebut. Melalui mekanisme ini pula secara gradual dapat mendorong inovasi teknologi yang lebih ramah lingkungan. Baca Juga: 5 Cara Mengurangi Jejak Karbon dari Aktivitas Kantor Implementasi Perdagangan Karbon di Indonesia Sebagai salah satu negara yang mengimplementasikan perdagangan karbon untuk mendukung pengurangan gas rumah kaca, Indonesia meregulasi perdagangan karbon melalui Permen LHK No. 7 Tahun 2023. Kemudian secara ekonomi, diregulasi oleh POJK Nomor 14 Tahun 2023 tentang Perdagangan Karbon melalui Bursa Karbon. Implementasi dari carbon offset sebagai mekanisme perdagangan karbon di Indonesia adalah suatu potensi untuk menyokong masa depan lingkungan yang berwawasan ekonomi berkelanjutan. Merujuk pada Indonesian Carbon Trade Association (IDCTA), potensi ekonomi karbon di Indonesia dapat mencapai sekitar Rp 8.488 triliun sehingga perdagangan karbon perlu untuk terus ditingkatkan. Ketika perdagangan karbon diterapkan di Indonesia, ini akan mendorong semangat dari berbagai sektor untuk menjunjung prinsip-prinsip taksonomi hijau, terutama kepada lembaga keuangan, investor, dan pemilik proyek. Meskipun demikian, memang tidak dapat dipungkiri bahwa pasar karbon di Indonesia masih tergolong baru sehingga penyebaran informasi kepada khalayak masih menjadi tantangan yang nyata. Di samping itu, pemantauan dan evaluasi berkala akan sangat diperlukan untuk menjaga agar perdagangan karbon di Indonesia berada di jalur yang benar. Sehingga, secara tidak langsung Indonesia dapat berkontribusi untuk menciptakan kondisi bumi yang lebih ramah lingkungan sebagai tempat tinggal makhluk hidup. Perusahaan maupun organisasi Anda juga dapat berupaya untuk berkontribusi dalam menciptakan masa depan lingkungan yang lebih baik. Upaya tersebut dapat dimulai dengan melakukan simulasi pengukuran emisi yang perusahaan Anda hasilkan dengan memanfaatkan platform all-in-one dari Satuplatform, dapatkan FREE DEMO di sini! /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article 5 Perusahaan Di Dunia yang Berkomitmen Kurangi Emisi KarbonKurangi Emisi Karbon Banyak perusahaan saat ini telah berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon sebagai bagian dari strategi berkelanjutan mereka. Komitmen terhadap keberlanjutan ini menunjukkan kepedulian perusahaan untuk mengurangi dampak perubahan iklim, mematuhi regulasi lingkungan yang semakin ketat, dan meningkatkan efisiensi operasional. Tidak hanya itu, dengan mengambil langkah-langkah ini dan terlibat secara aktif dalam pelestarian lingkungan, diharapkan dapat terbentuk citra yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan dan mendorong upaya kolaboratif dari berbagai sektor untuk mengatasi tantangan lingkungan dan membangun masa depan yang lebih berkelanjutan bagi generasi mendatang. Berikut ini adalah perusahaan-perusahaan dunia yang berkomitmen mengurangi jejak emisi karbon dan menghadirkan solusi inovatif dalam… Perjalanan Panjang Fenomena Global Warming Global warming atau pemanasan global adalah fenomena peningkatan suhu rata-rata atmosfer bumi dan lautan. Pemanasan global telah berlangsung selama beberapa dekade terakhir dan terus meningkat secara bertahap. Belakangan ini, terpantau bahwa pemanasan global, untuk pertama kalinya dalam sejarah, menembus ambang batas 1,5 derajat Celcius pada periode Februari 2023 hingga Januari 2024. Data dari Copernicus Climate Change Service Uni Eropa menunjukkan bahwa suhu global terus meningkat sejak era pra-industri. Hal ini kian mengkhawatirkan. Sejarah Global Warming Istilah global warming pertama kali diperkenalkan oleh ilmuwan bernama Wallace Smith Broecker pada tahun 1975 dalam sebuah makalah ilmiah. Makalah tersebut berjudul “Climate Change: Are… Memahami Green Computing Green computing atau komputasi hijau memiliki peran yang penting dalam mewujudkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang berkelanjutan. Meningkatnya tren “Go Green” di tengah masyarakat menjadikan green computing opsi terbaik dan efektif dalam memanfaatkan TIK. Sebab berdasarkan data dari IT Services Oxford University, TIK yang digunakan selama delapan jam dapat menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK) setara 70g CO2e yang timbul dari listrik yang dikonsumsi. Green computing pun dianggap menjadi langkah yang tepat unutk mengurangi dampak lingkungan dari penggunaan TIK. Pengertian dan Tujuan Green Computing Green computing adalah praktik yang menerapkan taktik ramah lingkungan dalam penggunaan teknologi informasi dan… Mengenal Perdagangan Karbon dan Implementasinya di Indonesia Kondisi lingkungan merupakan tanggungjawab bersama yang harus dijaga oleh berbagai pihak. Upaya menjaga lingkungan dapat ditunjukkan pada berbagai sasaran, seperti contohnya yang menyasar pada pengurangan emisi gas rumah kaca. Dalam hal ini, salah satu pendekatan untuk mengurangi emisi yang dihasilkan adalah dengan menerapkan perdagangan karbon. Berbagai negara-negara di dunia telah menerapkan konsep perdagangan karbon, termasuk Indonesia. Perdagangan Karbon Perdagangan karbon atau yang juga disebut sebagai carbon trading adalah suatu sistem ketika izin untuk menghasilkan emisi gas rumah kaca diperdagangkan di pasar terbuka. Salah satu mekanisme yang dikenal untuk perdagangan karbon adalah carbon offset. Skema dalam carbon offset memungkinan individu dan… Satuplatform Bersama DLH Jabar Gelar Webinar Perhitungan Emisi Karbon Jakarta, 14 Maret 2024 – Untuk dukung Implementasi menuju Net Zero Emission 2060, Satuplatform gandeng DLH Jawa Barat untuk bersama tingkatkan kesadaran pentingnya menghitung besaran produksi emisi karbon dengan memanfaatkan peran teknologi dalam perhitungan dan pengelolaan emisi industri. Pelaksanaan webinar bertemakan “Perhitungan Emisi Karbon Industri & Peran Teknologi dalam Era Pengelolaan Karbon” ini turut dihadiri oleh berbagai perusahaan di Jawa Barat dan sekitarnya dengan total peserta sebanyak 1.009. Pemaparan materi disampaikan oleh Carbon Expert, Randy Ismail dan CEO Satuplatform, Bobby Simon. Atas tujuan dukung implementasi Net Zero Emission 2060, webinar ini diharapkan mampu memberikan aksi nyata dari para pemegang keputusan… Carbon Capture and …
Read more “Mengenal Perdagangan Karbon dan Implementasinya di Indonesia”
Jakarta, 14 Maret 2024 – Untuk dukung Implementasi menuju Net Zero Emission 2060, Satuplatform gandeng DLH Jawa Barat untuk bersama tingkatkan kesadaran pentingnya menghitung besaran produksi emisi karbon dengan memanfaatkan peran teknologi dalam perhitungan dan pengelolaan emisi industri. Pelaksanaan webinar bertemakan “Perhitungan Emisi Karbon Industri & Peran Teknologi dalam Era Pengelolaan Karbon” ini turut dihadiri oleh berbagai perusahaan di Jawa Barat dan sekitarnya dengan total peserta sebanyak 1.009. Pemaparan materi disampaikan oleh Carbon Expert, Randy Ismail dan CEO Satuplatform, Bobby Simon. Atas tujuan dukung implementasi Net Zero Emission 2060, webinar ini diharapkan mampu memberikan aksi nyata dari para pemegang keputusan mulai dari perusahaan yang tersebar di Jawa Barat untuk mulai menghitung produksi emisi karbon dari semua hasil aktivitas industri. Selain itu, melalui kemudahan teknologi, perhitungan karbon dapat dengan mudah dikalkulasikan dan menghasilkan laporan berupa Sustainability Report dan Greenhouse Gas Report yang sesuai dengan standar Internasional. “Kita harus mengidentifikasi kira-kira kegiatan apa saja yang mengemisikan Gas Rumah Kaca. Kebanyakan perusahaan sudah familiar, bahwa kalau kita menggunakan bahan bakar fosil maka akan ada Gas Rumah Kaca,” ujar Carbon Expert, Randy Ismail dalam pemaparannya. Baca Juga: Upaya Uni Eropa Melawan Perubahan Iklim Selanjutnya, Randy memaparkan terkait Greenhouse Gas Inventory dilanjutkan dengan pemaparannya yang menekankan agar perusahaan dapat mengidentifikasi aktivitas mana saja yang menghasilkan emisi karbon. Selanjutnya, Randy memberikan penjelasan terkait tata cara menghitung timbulan emisi karbon dengan mengkategorikan sesuai dengan concept of scope (scope 1, scope 2, dan scope 3). “Sebetulnya kenapa perusahaan-perusahaan melakukan inventarisasi gas rumah kaca, ternyata kalau dilihat di sini ada banyak faktor. Terutama, untuk perusahaan-perusahaan yang masuk kategori terbuka, maka Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Indonesia meminta perusahaan2 terbuka itu untuk melaporkan laporan keberlanjutan, dan di dalamnya ada item terkait Gas Rumah Kaca,” lanjut Randy. Baca Juga: Emisi Karbon dari Industri Fashion Peran Teknologi dalam Memudahkan Perhitungan Emisi Karbon Dalam pengelolaan dan perhitungan karbon, ada berbagai tantangan untuk dapat dikonversi menjadi Sustainability Report atau Greenhouse Gas Report, beberapa di antaranya: identifikasi sumber emisi, pengumpulan data, pengukuran & pemantauan, dan kekurangan SDM berpengalaman dalam pengelolaannya. Untuk memberikan solusi yang tepat untuk berbagai tantangan tersebut, CEO Satuplatform, Bobby Simon menjelaskan adanya platform yang mampu membantu perusahaan menghitung besaran emisi karbon yang dihasilkan sekaligus memberikan pelaporan berupa Sustainability Report atau Greenhouse Gas Report yang berstandar ISO 14064. “Kalau laporan pemerintah kan kita harus submit inventory juga, kita masukin ke dalam sign smart atau inventory pemerintahan (KLHK) itu nanti bisa kami sediakan layanan, jadi begitu isi data di platform kami, nanti kami bisa bantu input kan di sign smart juga, untuk laporan di KLHK,” Jelas CEO Satuplatform, Bobby Simon terkait laporan yang dihasilkan Satuplatform untuk bisa sampai ke pemerintah. Tentang Satuplatform Satuplatform membantu bisnis mengelola jejak karbon mereka & mencapai tujuan ESG perusahaan. Platform all-in-one untuk tujuan keberlanjutan perusahaan: Similar Article CollaborAction Satuplatform dalam Langkah Membumi Festival Satuplatform, platform yang mendukung inisiatif keberlanjutan khususnya pada Carbon & ESG Management, dengan bangga mengumumkan keterlibatannya sebagai Ecopreneur Partner dalam acara Langkah Membumi Festival, yang diselenggarakan oleh Ecoxyztem dan Blibli Tiket Action pada 2-3 November 2024 di Senayan Park, Jakarta. Acara ini bertujuan untuk memperkuat kesadaran akan pentingnya keberlanjutan lingkungan dan menginspirasi tindakan positif untuk bumi melalui berbagai kegiatan, diskusi, dan aksi nyata. Dalam festival yang penuh semangat ini, untuk itu Satuplatform berkomitmen dalam memperkenalkan dan mendukung berbagai produk serta inisiatif ramah lingkungan yang berfokus pada perhitungan reduksi emisi karbon dan arah keberlanjutan. Tak hanya itu, Satuplatform juga mengkampanyekan aksi… 5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim Isu terkait perubahan iklim semakin menjadi pembahasan yang ramai diperbincangkan saat ini. Di seluruh dunia, masyarakat lintas generasi mulai menunjukkan ketertarikannya akan informasi tentang perubahan iklim. Hasil survei People’s Climate Vote 2024 menunjukkan bahwa sekitar 87 persen populasi dunia telah menaruh perhatian mereka pada isu ini. Sementara itu, 63 persen pengisi survei sudah mulai mempertimbangkan dampak perubahan iklim terhadap keputusan yang mereka buat. Melalui kondisi ini, bisa digambarkan bahwa perubahan iklim semakin memberikan pengaruhnya terhadap orang-orang di berbagai belahan dunia. Mengganggu mereka dengan beragam cara. Perubahan iklim tidak lagi sebatas konteks khusus bagi beberapa kalangan. Istilah ini perlu diumumkan lebih… Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini Jejak karbon merupakan sejumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang lepas ke atmosfer dan bersumber dari berbagai kegiatan tertentu. Konsentrasi emisi karbon antropogenik atau yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sumber yang paling dominan dalam menimbulkan dampak bagi lingkungan. Salah satunya berasal dari sektor industri yang disebut sebagai kontributor utama emisi karbon global. Menurut laporan emisi CO2 tahun 2022 oleh IEA, emisi karbon dioksida global dari pembakaran energi dan proses industri telah mencapai level tertinggi sepanjang masa, yakni sebesar 36,8 Gt pada 2022. Meskipun produksi emisi karbon dari industri sempat menyusut 5 persen pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19, akan… Pengertian Industri Hijau: Tujuan, Manfaat, dan Contohnya Penerapan industri hijau di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim selayaknya angin segar yang memberikan kesejukan dalam upaya keberlanjutan. Sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global seringkali didorong untuk dapat berkontribusi dalam langkah pengurangan emisi karbon atau dekarbonisasi. Maka dari itu, industri hijau sebagai bagian dari bisnis berkelanjutan dapat menjadi opsi yang bisa dipilih perusahaan dan entitas komersial lainnya dalam mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan keberlanjutan. Namun, apa itu industri hijau beserta tujuan, keuntungan, dan contohnya? Apa Itu Industri Hijau? Dilansir dari Tirto ID, menurut Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin RI), pengertian industri hijau adalah… Bagaimana Cara Tepat Memilih Carbon Accounting Software untuk Industri? Carbon Accounting – Seiring dengan meningkatnya sustainability awareness di berbagai kalangan, banyak pihak mulai turut serta menerapkan praktik-praktik kebelanjutan melalui berbagai cara. Peningkatan dampak perubahan iklim seakan menjadi ‘alarm’ yang mendorong masyarakat untuk bergabung dalam upaya mitigasi iklim. Utamanya dari sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global. Kegiatan industri diketahui menyumbang paling banyak emisi karbon ke atmosfer. Di Indonesia saja, sekitar 70 persen penyumbang emisi karbon adalah industri, sehingga sektor ini diharapkan mampu terlibat untuk mengurangi emisi karbon dan membantu mencapai Net Zero Emission yang direncanakan. Oleh karena itu, untuk dapat berkontribusi dalam upaya… …
Read more “Satuplatform Bersama DLH Jabar Gelar Webinar Perhitungan Emisi Karbon “
Climate change continues to be such a pressing global issue. The effects of climate change are inevitable for every country. This includes the phenomenon of water scarcity, increasing risk of agricultural drought, massive heat waves, and so on. There have been several initiatives to tackle climate change, such as the Paris Agreement and the Agenda of Sustainable Development Goals (SDGs), which also concern zero-carbon initiatives. The United Nations Economic Commission for Europe (UNECE), as a multilateral platform that facilitates greater economic integration and promotes sustainable development, has set the target for its member countries to deploy zero-carbon and negative-carbon technologies to capture 90Gt of carbon (CO2) by 2050. Under this condition, the technology to mitigate climate change requires an effective approach to be implemented. One approach that is now widely known to mitigate this issue is the utilization of Carbon Capture and Storage. What Is CCS? Carbon capture and storage (CCS), also known as carbon capture, utilization, and storage (CCUS), refers to a suite of technologies designed to reduce carbon dioxide (CO2) emissions from industrial processes. This technology involves capturing CO2 emissions produced from burning fossil fuels or other industrial processes, transporting it to a storage site, and securely storing it underground or using it for other purposes. How Carbon Capture and Storage Works for Tackling the Climate Change The carbon capture and storage (CCS) works through several process in order to tackling the climate change, such as: This process involves capturing carbon dioxide (CO2) emissions from various sources such as power plants, industrial facilities, or even directly from the atmosphere. The methods to capture emissions can be made through different methods. The first method is pre-combustion capture, which occurs before the fuel is burned. In this process the carbon dioxide is separated from the fuel during the process of converting fossil fuels into a gas that can be burned. The second method is post-combustion capture, which happens after the fuel has been burned. In this process, the carbon dioxide is separated from the flue gases emitted. The third method is oxy-fuel combustion, it involves burning fossil fuels in oxygen instead of air, resulting in a flue gas that is mostly CO2 and water vapor, making it easier to capture the CO2. After being captured, CO2 is transported via pipelines, ships, or trucks to suitable storage sites. Transportation methods vary depending on the distance to the storage site and the volume of CO2 to be transported. In this method, CO2 is injected deep underground into geological formations for long-term storage. Suitable storage sites include depleted oil and gas reservoirs, deep saline aquifers, and unmineable coal seams. The injected CO2 is trapped underground by impermeable rock formations and held securely over geological timescales. Overall, the CSS gives benefits in many ways, such as reducing emissions, carbon neutrality, bridge to a Low-Carbon Future, potential for carbon removal, and other ways that contribute to reducing greenhouse gas emissions and mitigating climate change. Indonesia, with its capacity to store CO2 estimated between 400 to 600 gigatons in exhausted reservoirs and saline aquifers, is leading the way into the era of environmentally-friendly industry. This potential enables the country to store CO2 emissions for about 322 to 482 years, with an anticipated peak emission of 1.2 gigatons of CO2 equivalent by 2030. Your company or organization can surely play a role in creating a better environmental future. It is possible to start by simulating the emissions measurements that your company produces by utilizing the all-in-one platform from Satuplatform, get a FREE DEMO here! Similar Article 5 Perusahaan Di Dunia yang Berkomitmen Kurangi Emisi KarbonKurangi Emisi Karbon Banyak perusahaan saat ini telah berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon sebagai bagian dari strategi berkelanjutan mereka. Komitmen terhadap keberlanjutan ini menunjukkan kepedulian perusahaan untuk mengurangi dampak perubahan iklim, mematuhi regulasi lingkungan yang semakin ketat, dan meningkatkan efisiensi operasional. Tidak hanya itu, dengan mengambil langkah-langkah ini dan terlibat secara aktif dalam pelestarian lingkungan, diharapkan dapat terbentuk citra yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan dan mendorong upaya kolaboratif dari berbagai sektor untuk mengatasi tantangan lingkungan dan membangun masa depan yang lebih berkelanjutan bagi generasi mendatang. Berikut ini adalah perusahaan-perusahaan dunia yang berkomitmen mengurangi jejak emisi karbon dan menghadirkan solusi inovatif dalam… Perjalanan Panjang Fenomena Global Warming Global warming atau pemanasan global adalah fenomena peningkatan suhu rata-rata atmosfer bumi dan lautan. Pemanasan global telah berlangsung selama beberapa dekade terakhir dan terus meningkat secara bertahap. Belakangan ini, terpantau bahwa pemanasan global, untuk pertama kalinya dalam sejarah, menembus ambang batas 1,5 derajat Celcius pada periode Februari 2023 hingga Januari 2024. Data dari Copernicus Climate Change Service Uni Eropa menunjukkan bahwa suhu global terus meningkat sejak era pra-industri. Hal ini kian mengkhawatirkan. Sejarah Global Warming Istilah global warming pertama kali diperkenalkan oleh ilmuwan bernama Wallace Smith Broecker pada tahun 1975 dalam sebuah makalah ilmiah. Makalah tersebut berjudul “Climate Change: Are… Memahami Green Computing Green computing atau komputasi hijau memiliki peran yang penting dalam mewujudkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang berkelanjutan. Meningkatnya tren “Go Green” di tengah masyarakat menjadikan green computing opsi terbaik dan efektif dalam memanfaatkan TIK. Sebab berdasarkan data dari IT Services Oxford University, TIK yang digunakan selama delapan jam dapat menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK) setara 70g CO2e yang timbul dari listrik yang dikonsumsi. Green computing pun dianggap menjadi langkah yang tepat unutk mengurangi dampak lingkungan dari penggunaan TIK. Pengertian dan Tujuan Green Computing Green computing adalah praktik yang menerapkan taktik ramah lingkungan dalam penggunaan teknologi informasi dan… Mengenal Perdagangan Karbon dan Implementasinya di Indonesia Kondisi lingkungan merupakan tanggungjawab bersama yang harus dijaga oleh berbagai pihak. Upaya menjaga lingkungan dapat ditunjukkan pada berbagai sasaran, seperti contohnya yang menyasar pada pengurangan emisi gas rumah kaca. Dalam hal ini, salah satu pendekatan untuk mengurangi emisi yang dihasilkan adalah dengan menerapkan perdagangan karbon. Berbagai negara-negara di dunia telah menerapkan konsep perdagangan karbon, termasuk Indonesia. Perdagangan Karbon Perdagangan karbon atau yang juga disebut sebagai carbon trading adalah suatu sistem ketika izin untuk menghasilkan emisi gas rumah kaca diperdagangkan di pasar terbuka. Salah satu …
Read more “Carbon Capture and Storage For Mitigating the Climate Change”
Beberapa wilayah di Eropa sendiri disebut merupakan pusat dari berbagai risiko iklim
Mengurangi jejak karbon berarti mengubah cara Anda melakukan pendekatan dan berpartisipasi dalam aktivitas yang menghasilkan gas rumah kaca
Click one of our contacts below to chat on WhatsApp