Jarang Disadari, Bahaya Gelombang Panas Ekstrem Terhadap Lingkungan dan Kesehatan

Jarang Disadari, Bahaya Gelombang Panas Ekstrem Terhadap Lingkungan dan Kesehatan

Bahaya gelombang panas merupakan suatu hal yang nyatanya kurang banyak disadari oleh masyarakat. Terdapat berbagai dampak yang bisa muncul dari terpapar panas ekstrem yang tidak normal, meskipun tidak selalu langsung terlihat. Baca Juga: 3 Tragedi Akibat Gelombang Panas Ekstrem Belakangan ini, fenomena gelombang panas terus melanda banyak wilayah di seluruh dunia. Pada April sampai dengan Mei lalu terjadi peningkatan suhu melebihi 40 derajat Celcius di sebagian besar wilayah Asia, termasuk Thailand, India, China, Filipina, Vietnam, juga Palestina. Kondisi tersebut juga dirasakan di benua lainnya. Al Jazeera melaporkan bahwa panas mematikan baru-baru ini turut menyelimuti wilayah Amerika Serikat, Meksiko, dan Amerika Tengah. Tepatnya terjadi pada bulan Mei dan Juni. Menurut para ahli, gelombang panas yang terjadi di berbagai wilayah diperkirakan akan semakin sering terjadi akibat pemanasan global. Sebuah studi yang dilakukan pada 2021 lalu menemukan bahwa paparan panas ekstrem di atas 30 derajat Celcius terus tumbuh hingga tiga kali lipat antara tahun 1983 dan 2016. Meningkatkan dampak yang sudah signifikan bagi kondisi di bumi. Baca Juga: Asia Disebut Paling Terdampak oleh Gelombang Panas Ekstrem Bahaya Gelombang Panas Terhadap Kesehatan Kondisi gelombang panas yang menyebabkan suhu semakin tinggi memiliki bahaya yang besar bagi kesehatan masyarakat, khususnya mereka yang terpapar secara langsung terus menerus. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut bahwa gelombang panas menjadi salah satu bencana alam yang paling berbahaya, tetapi jarang disadari sebab efeknya tidak selalu terlihat dalam waktu yang singkat. Akan tetapi, konsisten terpapar dapat mengancam kesehatan sampai menimbulkan kematian. Dampak langsung yang berpotensi dirasakan manusia akibat terpapar suhu yang tinggi ialah kelelahan hebat, pusing, mual, keram hingga sakit kepala. Terjadi akibat tubuh kehilangan air dan garam melalui keringat berlebih. Kemudian, apabila tubuh mengalami kesusahan dalam mengatur suhu internalnya dan naik dengan cepat, dapat terjadi heatstroke berupa kulit panas, kebingungan, kejang, dan kehilangan kesadaran. Gelombang panas juga umumnya akan menyebabkan cairan tubuh berkurang lebih cepat. Jika lebih parah, kondisi ini dapat memperburuk kondisi jantung dan meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.  Dikutip dari Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), diperkirakan saat ini terdapat lebih dari 200 juta orang terpapar gelombang panas. Kondisi ini menjadi lebih berbahaya terutama bagi kelompok rentan termasuk orang tua, penderita penyakit kronis, wanita hamil, anak-anak, pekerja luar ruangan, juga orang dengan akses ke fasilitas perlindungan yang terbatas. Bersumber dari WHO, berdasarkan sebuah jurnal penelitian yang dirilis tahun 2021, dari tahun 2000 sampai dengan 2019, terjadi sekitar 489.000 kematian akibat panas setiap tahunnya. Oleh karena itu, dibutuhkan langkah-langkah pencegahan dan edukasi yang dilakukan masyarakat agar risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh gelombang panas dapat diminimalkan. Bahaya Gelombang Panas Terhadap Lingkungan Tidak hanya berdampak pada kesehatan manusia, bahaya gelombang panas juga menyasar dan membawa konsekuensi serius bagi lingkungan. Mengakibatkan masalah ekologis yang patut diwaspadai. Cuaca panas yang terjadi dapat mengancam keberlangsungan flora dan fauna yang ada di alam liar. Perubahan suhu ekstrem memaksa hewan untuk beradaptasi, seperti bermigrasi ke daerah yang lebih sejuk dan mendorong mereka menemukan air dan makanan yang cukup. Pola tumbuh tanaman juga bisa jadi terganggu akibat kondisi cuaca ekstrem, sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem Suhu tinggi juga dapat meningkatkan konsentrasi polutan di udara, memburuk efek pulau panas perkotaan, merusak infrastruktur, menyebabkan kekeringan di berbagai daerah khususnya pertanian, dan menghilangkan kesuburan yang berdampak pada degradasi tanah dan gagal panen,  Kebakaran hutan merupakan salah satu yang sering dikhawatirkan apabila cuaca sangat panas dan kondisi kering. Kebakaran hutan bisa berdampak pada hilangnya keanekaragaman hayati, memusnahkan spesies endemik di suatu vegetasi. Untuk mengurangi dampak negatif ini, diperlukan tindakan kolektif untuk memitigasi perubahan iklim, mengadopsi praktik pertanian berkelanjutan, meningkatkan manajemen air, dan memperkuat kebijakan perlindungan lingkungan.  /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Gas Metana dari Sampah Organik: Ancaman Tersembunyi Lapisan Ozon Sampah organik, seperti sisa makanan dan limbah pertanian, sering kali dianggap sebagai masalah lingkungan yang perlu dikelola dengan baik untuk menghindari pencemaran. Namun, ancaman yang ditimbulkan oleh sampah organik tidak hanya terbatas pada pencemaran tanah dan air. Salah satu bahaya yang kurang diperhatikan adalah emisi gas metana yang dihasilkan dari dekomposisi sampah organik, yang memiliki dampak serius terhadap lapisan ozon dan perubahan iklim global. Baca Juga: 5 Organisasi Atasi Masalah Sampah di Indonesia Gas Metana (CH4) adalah gas rumah kaca yang sangat kuat dengan potensi pemanasan global yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan karbon dioksida (CO2). Meski metana hanya bertahan… Sektor Perekonomian Dunia Terancam Merugi Akibat Gelombang Panas Gelombang panas nampaknya tidak hanya menjadi dampak dari pemanasan global yang turut ‘menghangatkan’ makhluk hidup di berbagai belahan dunia, tetapi juga menimbulkan panas yang mengkhawatirkan perekonomian global.  Berdasarkan studi yang dilakukan Dartmouth terkait kondisi ini, ditemukan fakta bahwa gelombang panas akibat pemanasan global telah menimbulkan kerugian bagi ekonomi dunia hingga triliunan dolar sejak awal tahun 1990-an. Negara di wilayah tropis yang cenderung memiliki pendapatan per kapita lebih rendah disebut-sebut sebagai yang paling rentan dan menderita akibat peningkatan suhu yang tidak normal.  Bagaimana Gelombang Panas Mengancam Perekonomian? Selama paruh pertama 2024, gelombang panas telah melanda banyak wilayah di seluruh dunia. Dampaknya… Jarang Disadari, Bahaya Gelombang Panas Ekstrem Terhadap Lingkungan dan Kesehatan Bahaya gelombang panas merupakan suatu hal yang nyatanya kurang banyak disadari oleh masyarakat. Terdapat berbagai dampak yang bisa muncul dari terpapar panas ekstrem yang tidak normal, meskipun tidak selalu langsung terlihat. Belakangan ini, fenomena gelombang panas terus melanda banyak wilayah di seluruh dunia. Pada April sampai dengan Mei lalu terjadi peningkatan suhu melebihi 40 derajat Celcius di sebagian besar wilayah Asia, termasuk Thailand, India, China, Filipina, Vietnam, juga Palestina. Kondisi tersebut juga dirasakan di benua lainnya. Al Jazeera melaporkan bahwa panas mematikan baru-baru ini turut menyelimuti wilayah Amerika Serikat, Meksiko, dan Amerika Tengah. Tepatnya terjadi pada bulan Mei dan Juni.… 3 Tragedi Akibat Gelombang Panas Ekstrem Gelombang panas telah menjadi fenomena cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi akibat perubahan iklim. Para ilmuwan menyebut bahwa peluang terjadinya peristiwa semacam ini dalam satu tahun tertentu bisa meningkat sekitar 10% di berbagai daerah. Baca Juga: Asia Disebut Paling Terdampak oleh Gelombang Panas Ekstrem Suhu yang semakin tinggi sekarang ini berdampak signifikan terhadap kegiatan sehari-hari manusia. Salah satunya berpengaruh pada penyelenggaraan beberapa acara berikut ini. Apa saja itu? 1. …

Asia Disebut Paling Terdampak oleh Gelombang Panas Ekstrem

Asia Disebut Paling Terdampak oleh Gelombang Panas Ekstrem

Gelombang panas ekstrem melanda benua Asia pada April lalu. Banyak masyarakat di berbagai negara, khususnya Asia Tenggara dan Asia Selatan, menghadapi kondisi yang sulit akibat suhu tinggi yang bahkan memecahkan rekor tertinggi sepanjang sejarah. Dikutip dari laman Reuters, berbagai wilayah di Bangladesh, Thailand, Myanmar, Filipina, China, juga India dilanda suhu melebihi 40 derajat Celcius dalam beberapa minggu. Ilmuwan menyebut, hal ini salah satunya terjadi sebagai akibat dari perubahan iklim yang disebabkan manusia. Baca Juga: 4 Negara di Asia dengan Suhu Tertinggi Akibat Gelombang Panas Faktor Di Balik Meningkatnya Gelombang Panas Kondisi memanasnya suhu rata-rata bumi sejatinya telah dimulai sejak beberapa dekade lalu. Aktivitas manusia dan segala perkembangannya diyakini turut serta dalam menyebabkan hal ini.  Semua kehidupan di berbagai belahan dunia akan terdampak oleh terjadinya global warming atau pemanasan global. Akan tetapi, Asia disebut-sebut terus memanas dan prosesnya berjalan lebih cepat daripada rata-rata global, tren pemanasannya terjadi hampir dua kali lipat sejak 1961-1990.  Penelitian oleh World Weather Attribution (WWA) baru-baru ini menemukan bahwa, gelombang panas yang terjadi April lalu di beberapa negara Asia disebabkan utamanya oleh perubahan iklim, sehingga meningkatkan terjadinya panas ekstrem sekitar 30-45 kali lebih sering dari biasanya. Hal tersebut juga meningkatkan suhu 0,85-1 derajat Celcius lebih panas dari rata-rata.  Masih berdasarkan laporan WWA, dalam iklim sekarang, peristiwa panas ekstrem tidak akan lagi menjadi sebuah hal yang langka. Padahal, ilmuwan menyatakan gelombang panas April lalu adalah peristiwa yang kemungkinan terjadi sekali dalam 200 tahun. Namun, jika melihat dari suhu rata-rata bumi yang konsisten naik hampir 1 derajat Celcius setiap tahunnya, maka peluang terjadinya peristiwa panas ekstrem dapat turut meningkat.  Baca Juga: 5 Fakta Gas Metana Sebagai Kontributor Pemanasan Global Dampak dari Peristiwa Gelombang Panas yang Melanda Asia Terjadinya gelombang panas ekstrem pada April lalu tentu memiliki dampak besar bagi masyarakat.  Di Filipina misalnya, panas ekstrem menyebabkan pemerintah setempat harus menutup sementara sekitar 47 ribu sekolah untuk pembelajaran tatap muka. Para siswa diminta belajar secara daring di rumah masing-masing demi menghindari potensi terjadinya gangguan kesehatan akibat sengatan matahari. Kemudian, cuaca panas yang juga melanda Thailand menyebabkan setidaknya 30 orang meninggal dunia. Bangladesh dan Laos yang mengalami suhu melebihi 40 derajat Celcius, dihadapkan pada kerusakan infrastruktur, kekurangan listrik, sampai dengan lonjakan kasus sengatan panas akibat kondisi ekstrem yang terjadi. Selain itu, gelombang panas juga memperburuk kondisi para pengungsi di daerah kamp pengungsian dan zona konflik Asia Barat. Di Gaza, panas ekstrem memperburuk kondisi kehidupan sekitar 1,7 juta orang di sana. Menimbulkan berbagai tekanan tambahan salah satunya beradaptasi di bawah terik matahari yang ekstrem. Gelombang panas ini juga dapat berdampak pada hal lainnya seperti pekerja konstruksi, pengemudi angkutan, petani, nelayan, dan masih banyak lagi. Hal ini dapat berpengaruh terhadap mata pencaharian, jumlah pendapatan, juga mengakibatkan risiko bagi kesehatan. Dikutip dari CNN, menurut Chaya Vaddhanaphuti, salah satu penulis laporan WWA dan dosen di departemen geografi Universitas Chang Mai Thailand, terjadinya gelombang panas akan paling banyak berdampak pada masyarakat miskin dan rentan. Mereka yang tidak memiliki akses memadai ke layanan kesehatan dan sistem pendingin, serta pekerja lapangan yang terpapar langsung sinar matahari, adalah yang paling berisiko mengalami tekanan panas. Adaptasi dan Mitigasi Menghadapi Gelombang Panas Gelombang panas merupakan fenomena cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi akibat perubahan iklim. Adaptasi dan mitigasi perlu dilakukan untuk mengurangi kerentanan terhadap dampak negatif serta intensitas gelombang panas yang terjadi. Berkomitmen dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dari berbagai sektor, menerapkan praktik pertanian berkelanjutan, melakukan restorasi ekosistem, mengoptimalkan ventilasi alami pada bangunan, sampai dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya gelombang panas dan cara-cara untuk melindungi diri, seperti minum air yang cukup, dan lain sebagainya adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menghadapi kondisi ini. Pelaku usaha, bisnis, perusahaan juga dapat turut serta dalam melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik untuk dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. Similar Article 5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim Isu terkait perubahan iklim semakin menjadi pembahasan yang ramai diperbincangkan saat ini. Di seluruh dunia, masyarakat lintas generasi mulai menunjukkan ketertarikannya akan informasi tentang perubahan iklim. Hasil survei People’s Climate Vote 2024 menunjukkan bahwa sekitar 87 persen populasi dunia telah menaruh perhatian mereka pada isu ini. Sementara itu, 63 persen pengisi survei sudah mulai mempertimbangkan dampak perubahan iklim terhadap keputusan yang mereka buat. Melalui kondisi ini, bisa digambarkan bahwa perubahan iklim semakin memberikan pengaruhnya terhadap orang-orang di berbagai belahan dunia. Mengganggu mereka dengan beragam cara. Perubahan iklim tidak lagi sebatas konteks khusus bagi beberapa kalangan. Istilah ini perlu diumumkan lebih… Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini Jejak karbon merupakan sejumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang lepas ke atmosfer dan bersumber dari berbagai kegiatan tertentu. Konsentrasi emisi karbon antropogenik atau yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sumber yang paling dominan dalam menimbulkan dampak bagi lingkungan. Salah satunya berasal dari sektor industri yang disebut sebagai kontributor utama emisi karbon global.  Menurut laporan emisi CO2 tahun 2022 oleh IEA, emisi karbon dioksida global dari pembakaran energi dan proses industri telah mencapai level tertinggi sepanjang masa, yakni sebesar 36,8 Gt pada 2022. Meskipun produksi emisi karbon dari industri sempat menyusut 5 persen pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19, akan… Pengertian Industri Hijau: Tujuan, Manfaat, dan Contohnya Penerapan industri hijau di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim selayaknya angin segar yang memberikan kesejukan dalam upaya keberlanjutan. Sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global seringkali didorong untuk dapat berkontribusi dalam langkah pengurangan emisi karbon …

Capai Gaya Hidup Ramah Lingkungan Lewat Gadget, Ini Caranya!

Capai Gaya Hidup Ramah Lingkungan Lewat Gadget, Ini Caranya!

Gaya Hidup Ramah Lingkungan – Di era digital seperti saat ini, penggunaan gadget telah menjadi bagian esensial di kehidupan sehari-hari. Kini, hampir setiap aktivitas melibatkan penggunaan gadget. Dengan kondisi ketergantungan hidup terhadap gadget, ternyata ada potensi emisi jejak karbon yang dihasilkan. Oleh karena itu, penting untuk kita semua menjadi lebih bijak dalam menggunakan gadget. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai bagaimana dampak lingkungan yang dihasilkan dari penggunaan gadget, serta apa cara yang dapat ditempuh untuk menggunakan gadget dengan lebih ramah lingkungan.  Baca Juga: Panduan Memulai Kebiasaan Ramah Lingkungan dalam Keseharian Gadget Sumber Emisi Karbon Penelitian berjudul ‘Journal of Cleaner Production’, menguak bahwa terdapat kontribusi dari ICT (Information and Communication Technology) dalam bentuk produk PC, laptop, smarthphone atau tablet terhadap total jejak karbon yang ada di dunia. Dari penelitian tersebut juga diketahui bahwa jejak karbon yang dihasilkan dari gadget diperkirakan akan tumbuh mencapai 14% pada tahun 2040.  Bagian terbesar dari jejak karbon yang dihasilkan oleh gadget adalah berasal dari proses produksinya. Dalam membuat gadget, suatu industri akan memerlukan banyak energi manufaktur seperti untuk penambangan material yttrium, lanthanium, atau material emas pada beberapa gadget tertentu. Sehingga, penggunaan energi untuk memproduksi gadget tersebutlah yang menimbulkan jejak karbon dalam jumlah yang signifikan. Belum lagi, desain dan fungsi ponsel dewasa ini memang dirancang untuk cepat diperbaharui setidaknya 2 tahun sekali, maka masyarakat akan terdorong untuk membeli ponsel baru dan proses produksi yang menghabiskan banyak energi akan lebih sering dilakukan.  Permasalahan Lingkungan dari Gadget Kebanyakan diskursus lingkungan saat ini baru berfokus pada produk generik seperti produk-produk rumah tangga maupun kemasan makanan agar limbah tidak dibuang ke sungai atau menumpuk di landfill. Namun sebetulnya perhatian terhadap produk-produk gadget juga sangat penting karena era digital saat ini sudah terjadi secara masif.  Adapun permasalahan lingkungan yang ditimbulkan dari kemunculan benda modern berupa gadget selain dari jejak karbon yang dihasilkan, adalah dari segi limbah gadget itu sendiri. Belum lagi material penyusun gadget yang beragam dan membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun untuk dapat terurai. Bijak Membeli Gadget Menyadari bahwa gadget juga memiliki dampak terhadap lingkungan, maka sebagai pengguna (user) kita dapat berusaha membangun gaya hidup ramah lingkungan melalui produk gadget tersebut. Cara yang dapat dilakukan salah satunya adalah dengan bijak dalam membeli gadget. Akan lebih baik juga apabila gadget yang dibeli adalah berasal dari brand yang sudah menggunakan material ramah lingkungan. Selain itu, pastikan bahwa nilai guna adalah pertimbangan utama untuk meng-upgrade gadget terbaru. Sebab, setiap habit membeli gadget terlalu sering dapat mendorong laju produksi gadget secara lebih cepat sementara limbah gadget pun belum seluruhnya masuk ke mekanisme daur ulang yang tepat. Optimalisasi Fungsi Perangkat Selain memilih produk gadget dari bahan ramah lingkungan dan mempertimbangkan nilai guna saat hendak meng-upgrade ke gadget yang baru, mengoptimalkan fungsi perangkat juga perlu untuk dipertimbangkan. Bahwasanya, tidak semua brand dan jenis gadget dibekali dengan charger saat baru dibeli, atau aksesoris lainnya seperti wired-earphone atau pun earbuds. Dalam hal ini, tidak perlu memberi perangkat aksesoris baru setiap memiliki gadget baru, jika memang aksesoris tersebut belum terlalu dibutuhkan atau dapat menggunakan aksesoris dari gadget yang lama. Sebab hal tersebut dapat memicu lebih banyak lagi limbah elektronik yang menumpuk di lingkungan.  Daur Ulang Gadget Berikutnya, gaya hidup ramah lingkungan juga dapat diterapkan pada gadget yaitu dengan melakukan daur ulang gadget atau smartphone. Proses pendaur ulangan gadget bisanya dilakukan oleh badan amal ataupun vendor smartphone. Limbah-limbah gadget tersebut pada saat didaur ulang akan dipisahkan sparepart-nya lalu dihancurkan dengan mesin ataupun dileburkan.  Pada akhirnya, untuk menciptakan gaya hidup ramah lingkungan dapat dilakukan melalui banyak cara seperti melalui gadget yang dimiliki. Di samping itu, tidak dapat dipungkiri bahwa para perusahaan gadget juga perlu untuk mengkonsiderasikan pemilihan material yang ramah lingkungan agar tidak menambah gas emisi yang dihasilkan. Untuk perusahaan yang ingin mengkalkulasi emisi untuk dapat memproyeksikan rencana produk ramah lingkungan, saat ini telah hadir Satuplatform sebagai all-in-one solution, coba FREE DEMO nya sekarang! Similar Article CollaborAction Satuplatform dalam Langkah Membumi Festival Satuplatform, platform yang mendukung inisiatif keberlanjutan khususnya pada Carbon & ESG Management, dengan bangga mengumumkan keterlibatannya sebagai Ecopreneur Partner dalam acara Langkah Membumi Festival, yang diselenggarakan oleh Ecoxyztem dan Blibli Tiket Action pada 2-3 November 2024 di Senayan Park, Jakarta. Acara ini bertujuan untuk memperkuat kesadaran akan pentingnya keberlanjutan lingkungan dan menginspirasi tindakan positif untuk bumi melalui berbagai kegiatan, diskusi, dan aksi nyata. Dalam festival yang penuh semangat ini, untuk itu Satuplatform berkomitmen dalam memperkenalkan dan mendukung berbagai produk serta inisiatif ramah lingkungan yang berfokus pada perhitungan reduksi emisi karbon dan arah keberlanjutan. Tak hanya itu, Satuplatform juga mengkampanyekan aksi… 5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim Isu terkait perubahan iklim semakin menjadi pembahasan yang ramai diperbincangkan saat ini. Di seluruh dunia, masyarakat lintas generasi mulai menunjukkan ketertarikannya akan informasi tentang perubahan iklim. Hasil survei People’s Climate Vote 2024 menunjukkan bahwa sekitar 87 persen populasi dunia telah menaruh perhatian mereka pada isu ini. Sementara itu, 63 persen pengisi survei sudah mulai mempertimbangkan dampak perubahan iklim terhadap keputusan yang mereka buat. Melalui kondisi ini, bisa digambarkan bahwa perubahan iklim semakin memberikan pengaruhnya terhadap orang-orang di berbagai belahan dunia. Mengganggu mereka dengan beragam cara. Perubahan iklim tidak lagi sebatas konteks khusus bagi beberapa kalangan. Istilah ini perlu diumumkan lebih… Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini Jejak karbon merupakan sejumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang lepas ke atmosfer dan bersumber dari berbagai kegiatan tertentu. Konsentrasi emisi karbon antropogenik atau yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sumber yang paling dominan dalam menimbulkan dampak bagi lingkungan. Salah satunya berasal dari sektor industri yang disebut sebagai kontributor utama emisi karbon global.  Menurut laporan emisi CO2 tahun 2022 oleh IEA, emisi karbon dioksida global dari pembakaran energi dan proses industri telah mencapai level tertinggi sepanjang masa, yakni sebesar 36,8 Gt pada 2022. Meskipun produksi emisi karbon dari industri sempat menyusut 5 persen pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19, akan… Pengertian Industri Hijau: Tujuan, Manfaat, dan Contohnya Penerapan industri hijau di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim selayaknya angin segar yang memberikan kesejukan dalam upaya keberlanjutan. Sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global seringkali …

3 Titik Paru-Paru Dunia yang Berperan Menyerap Emisi Gas Rumah Kaca

3 Titik Paru-Paru Dunia yang Berperan Menyerap Emisi Gas Rumah Kaca

Hutan sering disebut sebagai “paru-paru dunia” karena peran vital mereka dalam menghasilkan oksigen dan menyerap karbon dioksida (CO2) dari atmosfer.  Baca Juga: 5 Buku Climate Change Tingkatkan Pemahaman Lingkungan Hutan hujan salah satunya, mendukung keanekaragaman terbesar spesies tumbuhan dan hewan. Wilayah ini juga menjadi rumah bagi beragam suku dan kelompok masyarakat adat. Hutan berperan penting dalam membantu mengatur iklim lokal dan melawan pemanasan global. Berikut ini adalah 3 hutan hujan di dunia yang punya peran menyerap emisi gas rumah kaca di atmosfer. 1. Hutan Hujan Amazon sebagai Paru-paru Dunia Amazon merupakan hutan hujan tropis terbesar dan paling terkenal di dunia dengan luas mencapai 526 juta hektar. Lokasinya terletak di Amerika Selatan dan mencakup wilayah yang luas di beberapa negara termasuk Brasil, Peru, Kolombia, Venezuela, Ekuador, Bolivia, Guyana, Suriname, dan Guyana Prancis. Hutan Hujan Amazon adalah hutan hujan terbesar di dunia dan salah satu wilayah dengan keanekaragaman hayati tertinggi di bumi. Hutan ini menyediakan habitat bagi jutaan spesies flora dan fauna, banyak di antaranya tidak ditemukan di tempat lain. Beberapa spesies dan tanaman di antaranya jaguar, tapir, kapibara, serta mahoni, kapur, dan bunga langka rafflesia. Berkat luasnya, Amazon mencakup sepertiga tutupan pohon di seluruh wilayah tropis, memainkan peran penting dalam ekosistem global. Amazon memiliki kemampuan menyerap sejumlah besar karbon dioksida dari atmosfer, diperkirakan sekitar 13,9 miliar ton karbon per tahun, berdasarkan hasil studi INKRA. Akan tetapi, banyak wilayah Amazon yang kini terdampak deforestasi. Eath.org menyebut bahwa antara tahun 2002 dan 2019, lebih dari 30 juta hektar hutan primer ditebangi di wilayah ini, atau sekitar setengah dari total hilangnya hutan primer tropis dunia pada periode tersebut. Berdampak pada lebih banyak karbon dihasilkan daripada yang mampu diserap.  Baca Juga: 5 Hewan yang Paling Terdampak dan Terancam Punah Akibat Perubahan Iklim 2. Hutan Hujan Kongo sebagai Paru-paru Dunia Hutan hujan tropis terbesar kedua di dunia ialah Hutan Hujan Kongo yang berada di Republik Demokratik Kongo. Hutan ini memiliki luas 168 juta hektar hutan primer, yang mencakup 60 persen tutupan hutan dataran rendah di Afrika Tengah. Hutan Hujan Kongo adalah salah satu hutan hujan terbesar dan terkaya akan keanekaragaman hayati di dunia. Berbagai spesies, vegetasi, dan tanaman hidup di sini, termasuk pohon okoumé, mahoni, epifit, liana, hewan gorila, gajah hutan, okapi, 1.000 spesies burung, kadal, ular, sampai dengan jutaan spesies serangga. Berdasarkan data World Resources Institute (WRI), hutan hujan tropis Kongo berperan menyerap 600 juta metrik ton karbon dioksida per tahunnya. Angka yang setara dengan sepertiga emisi CO2 dari seluruh transportasi di Amerika Serikat.  Sama seperti Amazon, hutan hujan tropis Kongo juga mengalami isu deforestasi yang menyebabkan sekitar lebih dari 6 juta hektar hutan primer dan 13,5 juta hektar tutupan pohon hilang antara tahun 2022 dan 2019. Meski begitu, WRI menyebut kondisi tersebut belum menurunkan kemampuan hutan ini sebagai penyerap karbon yang kuat. 3. Hutan Hujan Indonesia sebagai Paru-paru Dunia Hutan hujan Indonesia mencakup wilayah Kalimantan, Sumatra, dan Jawa, sedikit ke bagian semenanjung Malaysia. Hutan ini memiliki luas 103 juta hektar, termasuk 51 juta hektar kilometer persegi adalah hutan primer pada 2020. Terdapat berbagai flora dan fauna yang tinggal di hutan ini. Ribuan spesies pohon, termasuk Dipterocarpaceae, Rafflesia arnoldii, dan hewan seperti orang utan Sumatra, orang utan Kalimantan, Gajah dan Harimau Sumatra, 1.600 spesies burung, hingga buaya air tawar dapat ditemukan di sini. Hutan Indonesia memainkan peran penting dalam penyimpanan karbon dan regulasi iklim global. Berdasarkan data Katadata, hutan hujan tropis Indonesia memiliki kemampuan menyerap sebanyak 25,18 miliar ton karbon.  Masih sama seperti hutan lainnya, aksi deforestasi juga terjadi di sini. Antara tahun 2002 dan 2019, Kalimantan kehilangan 5,8 juta hektar hutan primer dan Sumatera 3,8 juta hektar.  Meskipun keberadaannya sangat bermanfaat, hutan masih sering kali dihadapkan oleh ancaman deforestasi. Upaya konservasi, restorasi, dan pengelolaan berkelanjutan sangat penting untuk melindungi hutan dan memastikan mereka terus berfungsi sebagai paru-paru dunia. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Berbagai Keanekaragaman Hayati di Balik Ancaman Pembabatan Hutan Papua “All Eyes On Papua” dan Keanekaragaman Hayati Munculnya tagar “All Eyes On Papua” sebagai upaya penolakan atas isu pembabatan hutan adat Papua yang memiliki beragam keanekaragaman hayati, memunculkan beragam respon dari berbagai pihak. Ramai masyarakat dengan suaranya mendesak pemerintah untuk mulai memikirkan ulang rencana, sebab dikhawatirkan akan banyak dampak yang bisa terjadi dari dijalankannya proyek tersebut. Isu bermula dari rencana pembabatan hutan Papua, tepatnya di Boven Digeol, yang akan dilakukan untuk membangun perkebunan kelapa sawit oleh PT Indo Asiana Lestari. Rencana tersebut kemudian mendapat penolakan keras dari masyarakat adat suku Awyu dari Boven Digoel dan Suku Moi dari Sorong. Baca… 3 Titik Paru-Paru Dunia yang Berperan Menyerap Emisi Gas Rumah Kaca Hutan sering disebut sebagai “paru-paru dunia” karena peran vital mereka dalam menghasilkan oksigen dan menyerap karbon dioksida (CO2) dari atmosfer.  Hutan hujan salah satunya, mendukung keanekaragaman terbesar spesies tumbuhan dan hewan. Wilayah ini juga menjadi rumah bagi beragam suku dan kelompok masyarakat adat. Hutan berperan penting dalam membantu mengatur iklim lokal dan melawan pemanasan global. Berikut ini adalah 3 hutan hujan di dunia yang punya peran menyerap emisi gas rumah kaca di atmosfer. 1. Hutan Hujan Amazon Amazon merupakan hutan hujan tropis terbesar dan paling terkenal di dunia dengan luas mencapai 526 juta hektar. Lokasinya terletak di Amerika Selatan dan… Bangunan Gedung Hijau: 3 Inspirasinya di Seluruh Dunia Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup di tengah lingkungan yang asri, mendorong berbagai inisiatif dan langkah berkelanjutan dari berbagai pihak demi mendukung terciptanya kondisi tersebut. Bangunan gedung hijau pun menjadi salah satu pilihan yang menawarkan berbagai manfaat ekonomi, lingkungan, dan kesehatan. Baca Juga: Bangunan Gedung Hijau: Pengertian, Kriteria, hingga Manfaatnya Bangunan dengan konsep hijau, umumnya dibangun dan dioperasikan dengan tujuan yang tidak hanya baik bagi penghuni, namun juga aman bagi alam sekitar. Didukung fitur-fitur yang mendukung efisiensi energi dan sumber daya, terciptanya kualitas udara yang baik, pengelolaan limbah yang efektif, sampai dengan fasilitas untuk gaya hidup ramah lingkungan. Sebab,… Implementasi Bangunan Gedung Hijau di Wilayah DKI Jakarta Bangunan gedung hijau, atau dikenal juga sebagai bangunan ramah lingkungan, hadir dengan konsep struktur yang dirancang, dibangun, dan dioperasikan untuk mengurangi dampak negatif …

Ruang Terbuka Hijau di Indonesia

3 Negara dengan Kebijakan Iklim Paling Maju

Kebijakan Iklim Peningkatan dampak perubahan iklim telah banyak terlihat di berbagai belahan bumi dalam satu dekade terakhir. Berdasarkan hal ini, organisasi internasional terus mendorong negara-negara untuk meningkatkan upaya pencegahan serta menciptakan kebijakan iklim sebagai langkah adaptasi terhadap kondisi. Baca Juga: 3 Perkembangan Teknologi terkait Iklim di Asia Kebijakan iklim penting bagi suatu negara sebab kehadirannya sangat penting dalam menghadapi tantangan global perubahan iklim yang berdampak luas pada lingkungan, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan iklim umumnya akan mencakup upaya-upaya mengurangi emisi gas rumah kaca yang merupakan penyebab utama pemanasan global, rencana adaptasi iklim, transisi energi terbarukan, dan lainnya. Lalu, negara mana saja yang kebijakan iklimnya paling terdepan dan memiliki kinerja terbaik di dunia? Dikutip dari laman Statista, berdasarkan Indeks Kinerja Perubahan Iklim oleh LSM Germanwatch, NewClimate Institute, dan Climate Action Network terhadap 59 negara dan Uni Eropa, dijumpai bahwa Denmark, Swedia, dan Chile merupakan negara-negara dengan kinerja iklim terbaik saat ini. Berikut penjelasannya. 1. Kebijakan Iklim di Denmark Sebagai upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di negara mereka, Pemerintahan Denmark mengembangkan strategi bernama “Global Action Climate Strategy: A Green and Sustainable World” yang sekaligus merupakan kerangka kerja dalam membatasi pemanasan global di bawah 1,5 C sesuai Perjanjian Paris. Strategi ini menguraikan lima tujuan di antaranya: Denmark juga telah menetapkan target untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 70% pada tahun 2030 dibandingkan dengan level tahun 1990. Ini adalah salah satu target pengurangan emisi paling ambisius di dunia. Denmark juga berkomitmen untuk mencapai net-zero emissions pada tahun 2050. Denmark telah berhasil menurunkan emisi gas rumah kaca secara signifikan sambil mempertahankan pertumbuhan ekonomi. Teknologi dan kebijakan inovatif dalam sektor energi terbarukan menjadi kunci keberhasilan mereka. 2. Kebijakan Iklim di Swedia Di tahun 2017, Kementerian Iklim dan Perusahaan Swedia mengembangkan kerangka kebijakan iklim yang berisi tujuan iklim, tindakan iklim, dan dewan kebijakan iklim. Dikutip dari laman Earth.org, berikut adalah penjelasan kerangka tersebut. Kemudian, Swedia memiliki kebijakan yang mendukung pengembangan energi terbarukan, seperti tenaga angin, air, dan biomassa. Pada tahun 2020, sekitar 54% dari total energi yang digunakan di Swedia berasal dari sumber terbarukan. Swedia berkomitmen untuk membuat sektor transportasinya bebas dari bahan bakar fosil pada tahun 2030. Negara ini mendukung penggunaan kendaraan listrik dan telah berinvestasi dalam infrastruktur pengisian daya. 3. Kebijakan Iklim di Chile Akibat dari besarnya dampak perubahan iklim yang dirasakan, Chile telah menjadi salah satu negara yang proaktif dalam mengembangkan kebijakan iklim untuk menghadapi tantangan perubahan iklim.  Melalui Kementerian Lingkungan Hidup negaranya, Chile memperkuat kerangka hukum dan kebijakannya untuk mendukung tindakan iklim dengan mengesahkan Undang Undang tentang Perubahan Iklim yang menetapkan komitmen untuk mencapai net-zero emissions pada tahun 2050 dan menciptakan mekanisme untuk pemantauan dan pelaporan kemajuan. Pada tahun 2019, Chile menetapkan target untuk mencapai 70% energi terbarukan dalam campuran energinya pada tahun 2030. Ini merupakan target ambisius untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan meningkatkan penggunaan energi terbarukan. Chile berkomitmen untuk mencapai net-zero emissions pada tahun 2050. Negara ini telah mengembangkan Rencana Dekarbonisasi Nasional yang mencakup langkah-langkah untuk mengurangi emisi di berbagai sektor, termasuk transportasi, industri, dan energi. Chile juga aktif dalam kerja sama internasional untuk perubahan iklim, termasuk berpartisipasi dalam perjanjian dan konferensi iklim global seperti Perjanjian Paris. Chile juga sering berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan negara lain, terutama dalam hal energi terbarukan dan kebijakan iklim. Baca Juga: Upaya Indonesia Atasi Krisis Iklim Kebijakan terkait iklim adalah kombinasi dari tindakan regulatif, insentif ekonomi, dan program pendidikan yang dirancang untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan meningkatkan keberlanjutan. Kerja sama antar pihak diyakini dapat menciptakan masa depan yang hijau bagi kehidupan. Similar Article 5 Titik Paru-Paru Dunia yang Berperan Menyerap Emisi Gas Rumah Kaca Hutan sering disebut sebagai “paru-paru dunia” karena peran vital mereka dalam menghasilkan oksigen dan menyerap karbon dioksida (CO2) dari atmosfer.  Hutan hujan salah satunya, mendukung keanekaragaman terbesar spesies tumbuhan dan hewan. Wilayah ini juga menjadi rumah bagi beragam suku dan kelompok masyarakat adat. Hutan berperan penting dalam membantu mengatur iklim lokal dan melawan pemanasan global. Berikut ini adalah 3 hutan hujan di dunia yang punya peran menyerap emisi gas rumah kaca di atmosfer. 1. Hutan Hujan Amazon Amazon merupakan hutan hujan tropis terbesar dan paling terkenal di dunia dengan luas mencapai 526 juta hektar. Lokasinya terletak di Amerika Selatan dan… 3 Inspirasi Desain Bangunan Gedung Hijau dari Seluruh Dunia Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup di tengah lingkungan yang asri, mendorong berbagai inisiatif dan langkah berkelanjutan dari berbagai pihak demi mendukung terciptanya kondisi tersebut. Bangunan gedung hijau pun menjadi salah satu pilihan yang menawarkan berbagai manfaat ekonomi, lingkungan, dan kesehatan. Bangunan dengan konsep hijau, umumnya dibangun dan dioperasikan dengan tujuan yang tidak hanya baik bagi penghuni, namun juga aman bagi alam sekitar. Didukung fitur-fitur yang mendukung efisiensi energi dan sumber daya, terciptanya kualitas udara yang baik, pengelolaan limbah yang efektif, sampai dengan fasilitas untuk gaya hidup ramah lingkungan. Sebab, menurut UN Environment Programme (UNEP), sektor bangunan dan konstruksi… Implementasi Bangunan Gedung Hijau di Wilayah DKI Jakarta Bangunan gedung hijau, atau dikenal juga sebagai bangunan ramah lingkungan, hadir dengan konsep struktur yang dirancang, dibangun, dan dioperasikan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup penghuninya.  Bangunan dengan konsep ini umumnya berdiri dengan pendekatan konstruksi yang mencakup seluruh siklus hidup bangunan. Hal ini termasuk di antaranya penentuan lokasi, desain konstruksi, pengoperasian, pemeliharaan, renovasi, sampai dengan pembongkaran. Sebuah bangunan tidak dapat disebut sebagai bangunan hijau atau gedung hijau begitu saja sebelum dapat memastikan kriterianya terpenuhi. Green Building Council Indonesia (GBCI) yang merupakan lembaga yang berwenang menyelenggarakan sertifikasi bangunan hijau di Indonesia, telah merilis beberapa kriteria untuk menentukan… Bangunan Gedung Hijau: Pengertian, Kriteria, hingga Manfaatnya Di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim dan pemanasan global, manusia didorong untuk dapat beraktivitas dengan cara yang paling aman bagi alam. Termasuk dalam konteks pembangunan melalui implementasi bangunan gedung hijau sebagai salah satu upaya berkelanjutan. Bangunan gedung hijau atau green building diyakini memiliki berbagai manfaat secara ekonomi, lingkungan, dan kesehatan. Dengan desain yang bijak dan penggunaan teknologi ramah lingkungan, bangunan hijau membantu menciptakan lingkungan yang lebih sustainable, sehingga akan meningkatkan kualitas hidup penghuninya. Namun, bagaimana konsep bangunan gedung hijau sebenarnya? …

Environmental Performance Monitoring untuk Pantau Dampak Lingkungan Perusahaan

Environmental Performance Monitoring untuk Pantau Dampak Lingkungan Perusahaan

Environmental Performance Monitoring – Aspek lingkungan merupakan salah satu aspek yang sangat diperhitungkan dalam menunjang bisnis yang berkelanjutan. Kesadaran mengenai dampak lingkungan tersebut perlu untuk dijunjung oleh berbagai pihak di dalam perusahaan. Para pihak tersebut secara berkesinambungan harus mampu bekerja sama untuk memastikan perusahaan beroperasi secara bertanggung jawab dan berkelanjutan.  Dalam hal ini, aktivitas memantau dampak lingkungan perusahaan perlu dilakukan agar segala dampak yang dihasilkan oleh perusahaan dapat diketahui lebih dini. Hal tersebut juga perlu diupayakan agar menghindari terkenanya denda atas dugaan penyelewengan terhadap tata tertib lingkungan.  Baca Juga: Tepatkah Bergantung pada Carbon Capture & Storage untuk Kurangi Emisi Karbon? Kini, perusahaan dapat memantau dampak lingkungan melalui mekanisme Environmental Performance Monitoring. Simak pembahasan berikut ini!  Environmental Performance Monitoring Dalam mengukur kinerja lingkungan, saat ini dikenal konsep Environmental Performance Monitoring untuk diterapkan oleh perusahaan. Environmental Performance Monitoring sendiri merupakan seperangkat kerangka atau alat yang digunakan untuk menilai kondisi lingkungan hidup, mendukung pengembangan kebijakan dan implementasinya, serta mengembangkan informasi untuk pelaporan kepada pembuat kebijakan nasional, forum internasional, dan masyarakat. Penerapan Environmental Performance Monitoring juga telah mendapat dukungan dari United Nations Economic Commission for Europe (UNECE). Kerangka ini telah diterapkan oleh perusahaan-perusahaan di negara-negara Eropa dan Asia Tengah.  Baca Juga: Upaya Mengurangi Emisi Karbon di Wilayah Perkotaan Aspek dalam Monitoring Performance Lingkungan Dalam penerapan Environmental Performance Monitoring, terdapat berbagai aspek yang perlu diperhatikan. Berikut beberapa aspek tersebut: Pertimbangan mengenai emisi gas rumah kaca adalah salah satu aspek dari monitoring lingkungan. Perusahaan perlu untuk mengukur emisi gas rumah kaca dari seluruh kegiatan operasional termasuk proses produksi, distribusi/transportasi, dan aktivitas rantai pasokan lainnya.  Penggunaan air, energi, listrik, maupun sumber daya lainnya juga menjadi aspek penting yang perlu diperhatikan dalam monitoring lingkungan oleh perusahaan. Dengan memonitor aspek ini, perusahaan dapat lebih meningkatkan efisiensi energi, sehingga dapat menurunkan biaya operasional dan meminimalkan dampak lingkungan. Aspek berikutnya yang juga penting terkait dengan monitoring performance lingkungan adalah mengenai manajemen pengelolaan limbah. Dalam hal ini, perusahaan perlu untuk mengetahui jenis limbah yang dihasilkan dan bagaimana cara untuk mengurangi atau bahkan mendaur ulang limbah tersebut. Sehingga dengan demikian, dampak lingkungan yang dihasilkan juga dapat ditekan.  Manfaat Environmental Performance Monitoring bagi Perusahaan Dengan dijalankannya proses pemantauan kinerja lingkungan yang baik dan benar, setidaknya perusahaan telah mendapatkan beberapa manfaat sebagai berikut: Pemantauan performance lingkungan dapat membantu perusahaan untuk lebih ‘aware’ terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan. Sehingga perusahaan dapat lebih berhati-hati terhadap limbah produksi maupun emisi yang dihasilkannya. Dengan demikian, risiko kerugian finansial akibat denda maupun sanksi dapat dihindari. Di era digital yang semakin masif saat ini, pembentukan citra perusahaan yang mengindahkan kaidah lingkungan adalah daya tarik yang khas. Sehingga, jika perusahaan sangat baik dalam memantau dampak lingkungannya, citra perusahaan juga akan menjadi baik. Melalui pemantauan kinerja lingkungan, ini berarti perusahaan dengan sadar telah menaruh serangkaian strategi dan usaha untuk melakukan operasional bisnis yang ramah lingkungan. Dengan demikian, perusahaan juga ikut berkontribusi untuk menciptakan kondisi bumi yang lebih baik. Langkah Menerapkan Environmental Performance Monitoring Untuk perusahaan yang ingin mulai menerapkan Environmental Performance Monitoring, setidaknya perlu melakukan garis besar langkah-langkah berikut: #1 Tentukan objektif dari monitoring Hal ini biasanya menyangkut apa saja indikator yang dimonitor dan bagaimana perhitungan atau bobot dari indikator tersebut. Kerangka SMART (specific, measurable, achievable, relevant, and time-bound), atau standar internasional seperti ISO 1400, SDGs, ataupun GRI juga dapat sangat membantu dalam menentukan objektif. #2 Lakukan Assessment  Setelah menentukan apa saja indikator yang akan dimonitoring, langkah berikutnya yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan mengukur data terkait dengan indikator lingkungan dengan menggunakan alat seperti audit lingkungan, penilaian siklus hidup, jejak karbon, dan label ramah lingkungan atau lainnya.  #3 Monitoring dan Evaluasi Langkah berikutnya, perusahaan dapat melakukan monitoring terhadap hasil assessment secara berkala. Setelah itu, evaluasi hasil assessment tersebut lalu rencanakan dan terapkan tindakan perbaikan yang paling efektif.  Environmental Performance Monitoring dukung Inisiatif Keberlanjutan Degan menerapkan environmental performance monitoring, perusahaan telah mengambil andil yang besar terhadap inisiatif berkelanjutan. Sebagaimana yang diketahui, bahwa aktifitas industri merupakan salah satu sumber emisi terbesar di dunia. Maka setiap ‘effort’ perusahaan untuk menjaga lingkungan akan sangat berarti. Seiring dengan hal tersebut, kini perusahaan dapat menggunakan layanan All-In-One Solution dari Satuplatform untuk tinjau perhitungan emisi. Coba FREE DEMO ini sekarang juga! /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article 5 Organisasi Atasi Masalah Sampah di Indonesia Organisasi Sampah – Masalah sampah di Indonesia semakin mendesak untuk diatasi. Data yang dilansir dari Kata Data, volume timbulan sampah nasional 2022 naik drastis sebesar 21,7% dibandingkan 2021.  Volume sampah terbesar disumbangkan dari Jawa Tengah sebanyak 15,39% dari total timbulan sampah nasional. Dari total timbulan sampah nasional pada 2022, sebanyak 62,63% di antaranya sudah terkelola dan sisanya masih belum terkelola. Dari semakin daruratnya masalah sampah di Indonesia, kini mulai banyak organisasi-organisasi dengan visi bantu pulihkan kondisi lingkungan melalui pengelolaan sampah bertanggung jawab yang mulai bermunculan. Baca Juga: 5 Cara Sederhana Mengurangi Jejak Karbon Berbagai organisasi telah berdiri dan berperan aktif… Ketahanan Pangan: Pengertian dan Tantangannya Ketahanan pangan merupakan salah satu elemen penting yang wajib diperhatikan sebab berhubungan langsung dengan kesehatan, kesejahteraan, dan stabilitas sosial-ekonomi suatu negara.  Di Indonesia sendiri, pemenuhan akan pangan merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin UUD 1945. Negara berkewajiban mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan, dan pemenuhan konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang. Kondisi pangan yang kritis dapat membahayakan stabilitas ekonomi dan stabilitas nasional. Akan tetapi, mengutip dari Earth.org, dengan terjadinya berbagai kondisi saat ini, salah satunya adalah perubahan iklim, dunia disebut berada di ambang krisis pangan global. Berbagai negara terancam menghadapi kelaparan dan kerawanan pangan. Menyebabkan kekhawatiran bagi banyak… Bagaimana Perubahan Iklim Berdampak Pada Ketahanan Pangan Global? Sejak beberapa tahun ke belakang, peningkatan dampak perubahan iklim telah banyak terlihat di berbagai wilayah di seluruh dunia. Perubahan iklim memberi dampak yang signifikan bagi banyak hal, termasuk dalam hal ini adalah ketahanan pangan.   Dikutip dari Laporan Climate Change And Food Security: Risks And Responses oleh FAO UN, menurut laporan penilaian terbaru yang diterbitkan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), perubahan iklim terbukti telah menambah dan meningkatkan risiko terhadap ketahanan pangan bagi negara-negara dan populasi yang paling rentan.  IPCC menemukan …

Lautan Sebagai Penyerap Karbon Alami

Lautan Sebagai Penyerap Karbon Alami

Laut telah menjadi salah satu ekosistem penting di bumi yang memiliki berbagai manfaat bagi kehidupan. Lebih dari itu, lautan yang komposisinya menempati lebih dari 70 persen permukaan bumi ini juga berperan penting sebagai penyerap karbon dari atmosfer. Lautan diketahui menyimpan karbon 60 kali lebih banyak dibandingkan atmosfer dan menyerap hampir 30 persen emisi karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan manusia. Dikutip dari Media Indonesia, saat ini diperkirakan ada sekitar 39.000 Gigaton CO2 yang tersimpan di lautan. Baca Juga: Dekarbonisasi untuk Energi Bersih Melihat fungsinya, lautan berperan penting dalam menyerap karbon secara alami. Penyerap karbon terbesar kedua di bumi setelah lapisan batuan. Mengurangi dampak perubahan iklim dan menstabilkan sistem iklim bumi. Akan tetapi, jika melihat kondisi lautan saat ini, apakah kemampuannya masih dapat diandalkan? Proses Penyerapan Karbon Dioksida (CO2) oleh Lautan Dikutip dari CSIRO, sekitar 10 miliar ton emisi karbon dilepaskan ke atmosfer setiap tahunnya. Berkat perannya, lautan kemudian menyerap sekitar 3 miliar ton emisi tersebut dan melarutkannya untuk membantu menjadikan iklim lebih sejuk. Proses penyerapan karbon oleh lautan terjadi di permukaan laut, karbon dioksida diserap langsung dari atmosfer melalui proses difusi dan terlarut ke dalam air laut dengan melibatkan suhu air, salinitas, angin, gelombang dan arus laut.  Kemudian terjadi proses pompa biologis oleh fitoplankton dan pompa fisik oleh yang menyerap CO2 dari permukaan laut ke kedalaman laut. Karbon dioksida atau CO2 tersebut tenggelam ke dasar laut ketika fitoplankton mati atau dimakan oleh organisme lain. Lalu tersimpan dalam sedimen laut. Pada saat yang sama, angin dan gelombang juga turut mencampurkan air permukaan untuk menyeimbangkan konsentrasi karbon dioksida di lapisan atas air. Arus laut menjaga massa air tetap bergerak, memastikan bahwa pengangkatan air laut dari kedalaman ke permukaan (proses upwelling) dan penurunan air permukaan ke kedalaman (proses downwelling), yakni memindahkan air yang kaya CO2 dari permukaan ke kedalaman laut, terus terjadi. Karbon tersimpan dalam sedimen laut ketika organisme seperti karang, moluska, dan beberapa jenis plankton mati. Organisme tersebut menggunakan ion kalsium dan karbonat dari air laut untuk membentuk cangkang dan kerangka untuk membantu menyiapkan tempat bagi karbon. Sebagai reservoir karbon, lautan dan atmosfer berada dalam kondisi pertukaran karbon yang konstan. Lebih dari 150 miliar ton karbon dalam bentuk gas rumah kaca CO2 berpindah bolak-balik antara laut dan atmosfer setiap tahunnya. Pertukaran gas alami antara air laut dan atmosfer dilakukan untuk mencapai keseimbangan tekanan-tekanan parsial di laut dan atmosfer. Akan tetapi, menurut Aksi Iklim PBB, peningkatan emisi gas rumah kaca mempunyai konsekuensi bagi lautan. Kondisi tersebut berdampak pada penurunan kesehatan laut berupa pemanasan dan pengasaman air laut yang merugikan kehidupan bawah air serta mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon. Dampak Peningkatan Emisi GRK Terhadap Lautan Pengasaman laut menjadi salah satu dampak utama yang terjadi dari meningkatnya emisi gas rumah kaca. Diikuti juga dengan peningkatan suhu air laut, perubahan pola sirkulasi laut yang dapat menciptakan kondisi yang lebih sulit bagi banyak organisme lautan. Dikutip dari National Oceanographic, emisi CO2 yang diserap oleh lautan akan bereaksi untuk membentuk asam karbonat. Jika terjadi secara kontinu, akumulasi jumlah asam ini akan meningkatkan kadar asam serta menurunkan nilai pH air laut. Menyebabkan terjadinya asidifikasi. Terjadinya asidifikasi atau penurunan pH air laut dapat mengganggu keseimbangan kimia laut. Hal ini mempengaruhi organisme laut yang bergantung pada kalsium karbonat untuk membuat cangkang dan tulang pada kerang, terumbu karang, dan beberapa plankton. Degradasi terumbu karang dapat mengurangi habitat penting bagi banyak spesies ikan, mengganggu rantai makanan laut, dan menurunkan keanekaragaman hayati.  Meningkatnya emisi gas rumah kaca yang berdampak pada kondisi iklim juga dapat meningkatkan suhu global dan air laut. Efeknya terumbu karang mengalami pemutihan jika suhu air terlalu tinggi dan spesies laut yang sensitif terhadap suhu pun perlu bermigrasi ke perairan yang lebih dingin, mengganggu ekosistem lokal. Pemanasan global turut mempengaruhi pola arus laut yang dapat mengganggu alur distribusi nutrisi dan rantai makanan laut. Juga menyebabkan ekspansi termal air laut dan menyebabkan cairnya gletser dan lapisan es. Meningkatkan permukaan air laut. Kesimpulan Lautan berperan penting dalam menyerap karbon secara alami, membantu mengurangi dampak perubahan iklim dan menstabilkan sistem iklim bumi.  Namun, tantangan seperti asidifikasi laut dan perubahan ekosistem laut menuntut perhatian dan tindakan konservasi yang lebih besar. Bertujuan untuk memastikan lautan tetap sehat dan mampu menjalankan perannya sebagai penyerap karbon. Upaya global untuk mengurangi emisi CO2 dan melindungi ekosistem laut sangat penting dalam mencapai keberlanjutan lingkungan jangka panjang. Pelaku usaha, bisnis, perusahaan juga dapat turut serta dalam melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik untuk dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Lautan Sebagai Penyerap Karbon Alami Laut telah menjadi salah satu ekosistem penting di bumi yang memiliki berbagai manfaat bagi kehidupan. Lebih dari itu, lautan yang komposisinya menempati lebih dari 70 persen permukaan bumi ini juga berperan penting sebagai penyerap karbon dari atmosfer. Lautan diketahui menyimpan karbon 60 kali lebih banyak dibandingkan atmosfer dan menyerap hampir 30 persen emisi karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan manusia. Dikutip dari Media Indonesia, saat ini diperkirakan ada sekitar 39.000 Gigaton CO2 yang tersimpan di lautan. Melihat fungsinya, lautan berperan penting dalam menyerap karbon secara alami. Penyerap karbon terbesar kedua di bumi setelah lapisan batuan. Mengurangi dampak perubahan iklim dan menstabilkan… 5 Smartphone yang Berinovasi untuk Lebih Ramah Lingkungan Di tengah perkembangan dunia digital yang semakin masif, kepedulian terhadap lingkungan juga tetap perlu diperhatikan. Hal ini tidak lain adalah untuk mendukung tujuan berkelanjutan untuk bumi yang lebih lestari. Di era …

5 Smartphone yang Berinovasi untuk Lebih Ramah Lingkungan

5 Smartphone yang Berinovasi untuk Lebih Ramah Lingkungan

Di tengah perkembangan dunia digital yang semakin masif, kepedulian terhadap lingkungan juga tetap perlu diperhatikan. Hal ini tidak lain adalah untuk mendukung tujuan berkelanjutan untuk bumi yang lebih lestari. Di era digital saat ini inovasi untuk lebih ramah lingkungan juga ikut dilakukan oleh brand smartphone. Baca Juga: 5 Buku Climate Change Tingkatkan Pemahaman Lingkungan Dengan semakin meluasnya penggunaan perangkat digital berupa gadget maupun smartphone, maka upaya untuk menciptakan inovasi berkelanjutan bagi smartphone dapat memberikan impact yang signifikan terhadap upaya pencapaian lingkungan yang lestari.     Mari simak, 5 Smartphone yang berinovasi untuk lebih ramah lingkungan berikut ini: Samsung Galaxy Z Fold 3 5G Salah satu smartphone yang berinovasi untuk lebih ramah lingkungan adalah Samsung Galaxy Z Fold 3 5G. Smartphone ini merupakan yang pertama di dunia yang memiliki teknologi layar untuk Eco2 (Eco Square) Hemat Energi. Dengan teknologi yang dimiliki oleh smartphone Samsung Galaxy Z Fold 3 5G, penggunaan plastik ikut terkurangi. Hal ini secara tidak langsung menjadi terobosan besar bagi brand Samsung karena upaya mengurangi penggunaan material plastik merupakan concern yang besar di lingkungan. Samsung Galaxy S22 Series Smartphone Samsung lainnya yang juga merupakan produk yang ramah lingkungan adalah Samsung Galaxy 22 Series. Smartphone yang satu ini disusun dengan material ramah lingkungan dalam devicenya yang menggunakan 20 persen plastik daur ulang. Adapun plastik daur ulang ini diperoleh dari lingkungan laut berupa jaring ikan yang dibuang. Di samping itu, bahan daur ulang lainnya juga didapat dari bagian dalam tombol volume dan daya. Sementara untuk kemasannya sendiri, Samsung Galaxy S22 telah menggunakan 100 % kertas daur ulang. Realme GT 2 Pro Smartphone lainnya yang juga berkomitmen terhadap kelestarian lingkungan adalah Realme GT 2 Pro. Bahan baku dari body smartphone ini berbasis dari biopolimer yang terbuat dari daur ulang kertas.    Oleh Realme GT 2 Pro,  penggunaan bahan biopolimer diproduksi dengan Paper Tech Master Design yang sejalan dengan visi berkelanjutan. Di samping itu, untuk body smartphone tersebut, Realme juga bekerja sama dengan SABIC untuk bahan bersertifikasi ISCC. Sehingga dengan demikian emisi karbon yang dihasilkan adalah 35,5 persen lebih sedikit. Oppo Find X5 Tidak hanya Samsung dan Realme, brand Oppo juga ikut serta berinovasi untuk menciptakan lingkungan yang berkelanjutan. Dengan merefleksikan bisnis pada misi ‘Technology for Mankind, Kindness for The World’, Oppo terus berinvestasi pada inisiatif berkelanjutan.  Salah satu contoh smartphone Oppo yang dibuat dari bahan ramah lingkungan adalah Oppo Find X5. Bahan baku dari smarthphone ini sekitar 45% diperoleh dari serat daur ulang seperti kertas daur ulang, maupun sampah organik dari tebu dan bambu.  iPhone 14 Pro Smartphone berikutnya yang juga mengusung konsep ramah lingkungan adalah iPhone 14 Pro. Belum banyak diketahui ternyata smarthphone mewah ini memiliki model yang ramah lingkungan. Untuk kabel di kameranya, iPhone 14 Pro menggunakan emas daur ulang sampai 100%. Sementara  Di samping itu, komponen dari iPhone 14 pro juga menggunakan plastik daur ulang sampai sekitar 35%. Sementara jika dihitung dari jejak karbon yang dihasilkan dari proses produksinya, iPhone 14 Pro terbukti memiliki sekitar 6% jejak karbon yang lebih sedikit dari iPhone 13 Pro. Baca Juga: Panduan Memulai Kebiasaan Ramah Lingkungan dalam Keseharian Itulah beberapa Smartphone yang dapat mendukung lingkungan yang lebih berkelanjutan. Saat ini, memang untuk mencapai keberlanjutan lingkungan dapat dicapai melalui banyak cara. Salah satunya pula adalah dengan mengkonsultasikan rencana berkelanjutan perusahaan melalui Satuplatform. Coba FREE DEMOnya sekarang! /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Peran Lautan Sebagai Penyerap Karbon Alami Laut telah menjadi salah satu ekosistem penting di bumi yang memiliki berbagai manfaat bagi kehidupan. Lebih dari itu, lautan yang komposisinya menempati lebih dari 70 persen permukaan bumi ini juga berperan penting sebagai penyerap karbon dari atmosfer. Lautan diketahui menyimpan karbon 60 kali lebih banyak dibandingkan atmosfer dan menyerap hampir 30 persen emisi karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan manusia. Dikutip dari Media Indonesia, saat ini diperkirakan ada sekitar 39.000 Gigaton CO2 yang tersimpan di lautan. Melihat fungsinya, lautan berperan penting dalam menyerap karbon secara alami. Penyerap karbon terbesar kedua di bumi setelah lapisan batuan. Mengurangi dampak perubahan iklim dan menstabilkan… 5 Smartphone yang Berinovasi untuk Lebih Ramah Lingkungan Di tengah perkembangan dunia digital yang semakin masif, kepedulian terhadap lingkungan juga tetap perlu diperhatikan. Hal ini tidak lain adalah untuk mendukung tujuan berkelanjutan untuk bumi yang lebih lestari. Di era digital saat ini inovasi untuk lebih ramah lingkungan juga ikut dilakukan oleh brand smartphone. Dengan semakin meluasnya penggunaan perangkat digital berupa gadget maupun smartphone, maka upaya untuk menciptakan inovasi berkelanjutan bagi smartphone dapat memberikan impact yang signifikan terhadap upaya pencapaian lingkungan yang lestari.     Mari simak, 5 Smartphone yang berinovasi untuk lebih ramah lingkungan berikut ini: Samsung Galaxy Z Fold 3 5G Salah satu smartphone yang berinovasi untuk lebih ramah… Pencemaran Laut: Penyebab Hingga Dampaknya Bagi Banyak Hal Pencemaran atau polusi dapat menyerang berbagai hal di dunia, termasuk utamanya lingkungan dan salah satunya ialah perairan sehingga disebut juga pencemaran laut. Baca Juga: Ketahui Hukuman Bagi Perusahaan Pelaku Pencemaran Lingkungan Pencemaran dapat terjadi apabila terdapat kebocoran, masuknya, atau dimasukkannya zat, komponen, makhluk hidup, dan energi yang bersifat polutan (bahan pencemar) ke dalam lingkungan. Akibatnya, berubah kondisi lingkungan tersebut ke arah tidak sehat sehingga sulit untuk berfungsi dan dimanfaatkan kembali sebagaimana mestinya. Pengertian Pencemaran Laut Sebagaimana penjelasan di atas, pencemaran laut merupakan fenomena tercemarnya lautan (atau badan air lainnya termasuk sungai, danau, dan air tanah) oleh bahan berbahaya seperti bahan… Bagaimana Perubahan Iklim Berdampak Pada Kondisi Perekonomian? Perubahan iklim nyatanya tidak hanya dapat menimbulkan pengaruh terhadap aspek sosial dan lingkungan, namun juga berpotensi memberikan dampak yang signifikan pada kondisi perekonomian global dan nasional.  Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN, ditemukan bahwa perubahan iklim berpotensi menghilangkan nilai ekonomi komoditas beras dan kopi yang merupakan sub sektor tanaman pangan dan perkebunan utama bagi Indonesia. BRIN menyebut bahwa Indonesia bisa kehilangan hingga lebih dari US$2,8 miliar dan US$262 juta per tahun pada produksi beras dan kopi akibat memburuknya kondisi iklim. Data Badan Pusat Statistik juga mencatat adanya fluktuasi pada produksi beras di Indonesia… Melihat Kondisi Operasional Pembangkit Listrik Hijau di Indonesia Indonesia diketahui terus menggencarkan pengembangan dan pembangunan …

Bagaimana Perubahan Iklim Berdampak Pada Kondisi Perekonomian?

Bagaimana Perubahan Iklim Berdampak Pada Kondisi Perekonomian?

Perubahan iklim nyatanya tidak hanya dapat menimbulkan pengaruh terhadap aspek sosial dan lingkungan, namun juga berpotensi memberikan dampak yang signifikan pada kondisi perekonomian global dan nasional.  Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN, ditemukan bahwa perubahan iklim berpotensi menghilangkan nilai ekonomi komoditas beras dan kopi yang merupakan sub sektor tanaman pangan dan perkebunan utama bagi Indonesia. BRIN menyebut bahwa Indonesia bisa kehilangan hingga lebih dari US$2,8 miliar dan US$262 juta per tahun pada produksi beras dan kopi akibat memburuknya kondisi iklim. Data Badan Pusat Statistik juga mencatat adanya fluktuasi pada produksi beras di Indonesia antara tahun 2020–2022. Impor beras pun juga masih dilakukan pemerintah untuk dapat memenuhi permintaan pasar akibat dari kurangnya kemampuan dalam negeri. Tidak hanya di Indonesia, dikutip dari Columbia Climate School, akibat bencana iklim Amerika Utara telah mengalami kerugian sebesar US$415 miliar. Disebabkan oleh kebakaran hutan dan angin topan yang mengalami peningkatan. Membuktikan bahwa kerugian akibat perubahan iklim dapat berdampak pada banyak wilayah, bahkan seluruh dunia. Baca Juga: Sejauh Mana Upaya Indonesia Melawan Krisis Perubahan Iklim? Dampak perubahan iklim dapat dirasakan dalam berbagai sektor dan dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi, kesejahteraan masyarakat, dan kemampuan negara untuk berkembang. Lalu, apa saja cara perubahan iklim berdampak terhadap perekonomian? 1. Perubahan Iklim terhadap Kerugian Finansial dari Bencana Alam Kita mengetahui bahwa perubahan iklim mengacu pada perubahan suhu dan pola cuaca, salah satunya adalah peningkatan suhu global akibat emisi gas rumah kaca. Perubahan iklim terbukti belakangan ini telah berkontribusi meningkatkan frekuensi dan intensitas bencana alam. Badai, banjir, hingga kekeringan semakin sering terjadi akhir-akhir ini.  Akibat dari bencana alam tersebut, dapat timbul kerusakan infrastruktur, kehilangan properti yang menimbulkan kerugian ekonomi sehingga diperlukan biaya perbaikan yang tidak dapat diprediksi untuk memulihkannya.  2. Penurunan Produktivitas Pertanian Akibat Perubahan Iklim Perubahan iklim yang turut serta mempengaruhi perubahan suhu, pola curah hujan, dan kejadian cuaca ekstrem juga dapat berpengaruh pada hasil pertanian. Berdasarkan data Bappenas, perubahan iklim berpotensi menurunkan produksi padi Indonesia sebesar 1,13–1,89 juta ton dan menyebabkan 2.256 hektare sawah terancam kekeringan. Hal ini tentu dapat mengakibatkan ketidakstabilan pangan juga meningkatkan risiko kelaparan dan malnutrisi. 3. Perubahan Iklim Mengancam Ketersediaan Sumber Daya Air Perubahan pola curah hujan dan mencairnya gletser dapat mempengaruhi ketersediaan air. Kekurangan air pun berpotensi terjadi.  Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, ketahanan air merupakan salah satu hal yang penting. Jika ketahanan air melemah maka akan berdampak serius pada banyak hal, di antaranya ketahanan pangan dan energi. Jika terus berlanjut, maka akan memicu terjadinya konflik yang berimplikasi terhadap stabilitas ekonomi, politik, dan keamanan. 4. Kerugian di Sektor Pariwisata Karena Perubahan Iklim Perubahan iklim juga dapat mempengaruhi kondisi ekosistem, seperti pantai, kawasan pegunungan, hingga terumbu karang di lautan. Apabila hal ini terjadi, akan terjadi penurunan daya tarik wisata yang berdampak pada kehilangan pendapatan dari sektor pariwisata. 5. Perubahan Iklim Berdampak Pada Kesehatan Masyarakat Perubahan iklim juga dapat menyebabkan peningkatan penyakit. Contohnya seperti penyakit pernapasan akibat kondisi udara yang tidak sehat, malaria, dengue, dan lainnya. Akibatnya, dapat berpengaruh terhadap peningkatan biaya kesehatan serta risiko penurunan produktivitas tenaga kerja. 6. Penurunan Nilai Aset Infrastruktur Di daerah yang rawan, beberapa bangunan atau properti rentan terdampak penurunan nilai akibat adanya risiko banjir, erosi pantai, dan bencana alam lainnya.  Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan nilai aset, kesulitan dalam menjual atau mengasuransikan properti, hingga kerugian finansial bagi pemilik properti. Jika hal ini terus terjadi, akan ada lebih banyak infrastruktur yang terdampak di seluruh dunia. Melihat potensi-potensi di atas, penting bagi siapa pun untuk mulai turut serta mengatasi dampak ekonomi dari perubahan iklim. Melakukan langkah-langkah mitigasi dan adaptasi untuk menjadi lebih tahan terhadap perubahan iklim. Selain itu, pelaku usaha, bisnis, perusahaan juga dapat turut serta dalam melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik untuk dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. Similar Article 5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim Isu terkait perubahan iklim semakin menjadi pembahasan yang ramai diperbincangkan saat ini. Di seluruh dunia, masyarakat lintas generasi mulai menunjukkan ketertarikannya akan informasi tentang perubahan iklim. Hasil survei People’s Climate Vote 2024 menunjukkan bahwa sekitar 87 persen populasi dunia telah menaruh perhatian mereka pada isu ini. Sementara itu, 63 persen pengisi survei sudah mulai mempertimbangkan dampak perubahan iklim terhadap keputusan yang mereka buat. Melalui kondisi ini, bisa digambarkan bahwa perubahan iklim semakin memberikan pengaruhnya terhadap orang-orang di berbagai belahan dunia. Mengganggu mereka dengan beragam cara. Perubahan iklim tidak lagi sebatas konteks khusus bagi beberapa kalangan. Istilah ini perlu diumumkan lebih… Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini Jejak karbon merupakan sejumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang lepas ke atmosfer dan bersumber dari berbagai kegiatan tertentu. Konsentrasi emisi karbon antropogenik atau yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sumber yang paling dominan dalam menimbulkan dampak bagi lingkungan. Salah satunya berasal dari sektor industri yang disebut sebagai kontributor utama emisi karbon global.  Menurut laporan emisi CO2 tahun 2022 oleh IEA, emisi karbon dioksida global dari pembakaran energi dan proses industri telah mencapai level tertinggi sepanjang masa, yakni sebesar 36,8 Gt pada 2022. Meskipun produksi emisi karbon dari industri sempat menyusut 5 persen pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19, akan… Pengertian Industri Hijau: Tujuan, Manfaat, dan Contohnya Penerapan industri hijau di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim selayaknya angin segar yang memberikan kesejukan dalam upaya keberlanjutan. Sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global seringkali didorong untuk dapat berkontribusi dalam langkah pengurangan emisi karbon atau dekarbonisasi. …

Melihat Kondisi Operasional Pembangkit Listrik Hijau di Indonesia

Melihat Kondisi Operasional Pembangkit Listrik Hijau di Indonesia

Indonesia diketahui terus menggencarkan pengembangan dan pembangunan infrastruktur hijau sebagai salah satu langkah mendukung target Net Zero Emission (NZE) 2060. Salah satunya ialah mengembangkan teknologi pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT) atau disebut juga pembangkit listrik hijau. Listrik hijau atau listrik ramah lingkungan merupakan listrik yang dihasilkan dari sumber daya seperti tenaga surya, angin, panas bumi, biomassa, dan fasilitas pembangkit listrik tenaga air berdampak rendah. Listrik hijau sebagai salah satu bentuk pemanfaatan energi terbarukan, diyakini punya potensi yang besar di Indonesia sehingga pembangunannya gencar dilaksanakan saat ini. Pembangkit Listrik Hijau di Indonesia Masih seperti kebanyakan negara lainnya, Indonesia saat ini masih bergantung banyak pada sumber listrik yang berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Sampai dengan tahun 2020, diketahui kapasitas terpasang pembangkit listrik di Indonesia tercatat mencapai 63,3 GW, dengan PLTU memiliki porsi sebesar 31,952 GW atau 50 persen dari total kapasitas pembangkit yang ada. PLTU menyumbang sekitar 65,3 persen pasokan energi listrik di Indonesia Meski begitu, Indonesia juga memiliki pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) yang tersebar di berbagai daerah di nusantara. Potensinya bisa dikatakan besar dan perlu untuk dimanfaatkan sebagai langkah mengurangi ketergantungan terhadap sumber energi yang terbatas. 1. Pembangkit Listrik Tenaga Bayu atau Angin (PLTB) PLTB Sidrap di Sulawesi Selatan merupakan salah satu pembangkit hijau yang dikembangkan pemerintah untuk membantu memenuhi pasokan listrik yang dibutuhkan masyarakat. PLTB Sidrap memiliki kapasitas listrik mencapai 75 MW dengan didukung 30 wind turbin generator yang masing-masing menggerakkan turbin berkapasitas 2,5 MW. PLTB ini mampu menyediakan kebutuhan listrik untuk 70.000 masyarakat di Sulawesi Selatan. Diketahui bahwa terdapat 24 proyek PLTB lain di sejumlah daerah yang saat ini tengah dikembangkan pemerintah. 2. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Panas bumi juga menjadi sumber energi terbarukan yang diyakini punya potensi yang besar di Indonesia. Potensi panas bumi Indonesia disebut dapat mencapai 23.965 MW, terbesar kedua di dunia. Saat ini, pemanfaatan energi panas bumi atau geothermal sebagai pembangkit listrik telah dilakukan. Kementerian ESDM menyebut terdapat setidaknya 13 PLTP yang saat ini beroperasi untuk mendukung pasokan listrik di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah PLTP Sarulla di Sumatera Utara dan PLTP Darajat di Jawa Barat. 3. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Sebagai negara tropis, Indonesia tentu punya sinar matahari yang melimpah sepanjang tahunnya. Oleh karena itu, pemanfaatan tenaga surya dilakukan dengan menghadirkan pembangkit listrik tenaga surya di sejumlah daerah Tercatat hingga saat ini Indonesia memiliki 5 PLTS yang tersebar di seluruh nusantara. PLTS tersebut di antaranya adalah PLTS Oelpuah di Kupang, PLTS Likupang di Minahasa Utara, PLTS Coca Cola Amatil (CCA) di Cikarang Barat, PLTS Terapung Cirata di Bandung, dan PLTS Bunaken di Taman Nasional Bunaken. Meskipun potensi energi surya di Indonesia disebut dapat mencapai 207,8 GW, namun pemanfaatannya saat ini baru sekitar 0,23 persen saja.  4. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Selain matahari, perairan di Indonesia juga terkenal luas dan punya potensi besar untuk dimanfaatkan. PLTA menjadi penghasil listrik terbarukan terbesar di Indonesia setelah bahan bakar fosil.  Per tahun 2021, diketahui setidaknya terdapat 162 unit PLTA yang beroperasi di Indonesia. Beberapa di antaranya ialah PLTA Cirata di Jawa Barat yang menjadi PLTA terbesar di Indonesia dan kedua se-Asia Tenggara, PLTA Saguling yang punya total kapasitas listrik sebanyak 844,36 MW, PLTA Poso dengan kapasitas 515 MW, dan PLTA Batang Toru di Tapanuli Selatan yang berkapasitas 510 MW. Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik atau RUPTL 2021-2030, terdapat target pembangunan 20,9 GW pembangkit energi baru terbarukan (EBT) hingga tahun 2030 untuk mendukung terakomodirnya listrik hijau di Indonesia. Pembangkit ramah lingkungan tersebut terdiri dari pembangkit listrik tenaga air, surya, panas bumi, hingga bioenergi berbasis biomassa dan biogas.  Dikutip dari CNBC, Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana menjelaskan bahwa proses pembangunan pembangkit EBT tersebut sudah dimulai sejak 2021 lalu.  “Saat ini Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) punya potensi yang paling besar yaitu 10,3 GW. Kemudian juga dari PLTS kita kan negara tropis rencana pengembangannya 4,7 GW, juga PLTP kita mempunyai potensi terbesar kedua yakni pengembangannya 3,35 GW,” ungkap Dadan dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia. Selain itu, PT PLN juga berencana melakukan revisi terhadap RUPTL 2021-2030 untuk dapat mencapai target emisi puncak sektor listrik sebesar 290 juta metrik ton CO2 pada tahun 2030, mencapai bauran energi terbarukan sebesar 34% pada tahun 2030, dan membuat sektor listrik menjadi nol pada tahun 2050. Mengakomodiasi target kemitraan transisi energi yang adil (Just Energy Transition Partnership/JETP). “Perlu kami sampaikan saat ini sedang proses melakukan revisi atas RUPTL 2021-2030 di mana kami memang melihat adanya demand listrik dari industri-industri termasuk nikel di Sulawesi sudah masuk ke dalam perencanaan kami untuk merevisi RUPTL,” ungkap Executive Vice President Transisi Energi dan Keberlanjutan PT PLN, Kamia Handayani, sebagaimana dikutip dari Kontan. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Pencemaran Laut: Penyebab Hingga Dampaknya Bagi Banyak Hal Pencemaran atau polusi dapat menyerang berbagai hal di dunia, termasuk utamanya lingkungan dan salah satunya ialah perairan sehingga disebut juga pencemaran laut. Pencemaran dapat terjadi apabila terdapat kebocoran, masuknya, atau dimasukkannya zat, komponen, makhluk hidup, dan energi yang bersifat polutan (bahan pencemar) ke dalam lingkungan. Akibatnya, berubah kondisi lingkungan tersebut ke arah tidak sehat sehingga sulit untuk berfungsi dan dimanfaatkan kembali sebagaimana mestinya. Pengertian Pencemaran Laut Sebagaimana penjelasan di atas, pencemaran laut merupakan fenomena tercemarnya lautan (atau badan air lainnya termasuk sungai, danau, dan air tanah) oleh bahan berbahaya seperti bahan kimia, limbah, dan mikroorganisme yang dapat menurunkan kualitas air… Bagaimana Perubahan Iklim Berdampak Pada Kondisi Perekonomian? Perubahan iklim nyatanya tidak hanya dapat menimbulkan pengaruh terhadap aspek sosial dan lingkungan, namun juga berpotensi memberikan dampak yang signifikan pada kondisi perekonomian global dan nasional.  Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN, ditemukan bahwa perubahan iklim berpotensi menghilangkan nilai ekonomi komoditas beras dan kopi yang merupakan sub sektor tanaman pangan dan perkebunan utama bagi Indonesia. BRIN menyebut bahwa Indonesia bisa kehilangan hingga lebih dari US$2,8 miliar dan US$262 juta per tahun pada produksi beras dan kopi akibat memburuknya kondisi iklim. Data Badan Pusat Statistik juga mencatat adanya fluktuasi pada …