3

3 Negara yang Gunakan Insinerator untuk Pengelolaan Sampah

Tidak dapat dipungkiri bahwa timbulan sampah akan terus hadir berdampingan dengan padatnya populasi masyarakat dunia. Oleh karena itu penanganannya pun perlu dilakukan dengan metode yang tepat. Di seluruh dunia, ada beragam metode yang bisa dilakukan untuk mengolah sampah. Contohnya seperti metode pengomposan dan daur ulang sampah. Selain itu, penggunaan insinerator juga menjadi salah satu metode yang ternyata banyak diterapkan di negara-negara maju. Menggunakan metode waste-to-energy, beberapa negara mulai menjadikan sampah sumber energi yang konsisten di masa mendatang. Berikut ini adalah 3 negara di dunia yang diketahui memiliki teknologi insinerator untuk mengolah sampah. Baca juga artikel lainnya : Pro Kontra Metode Insinerasi sebagai Solusi Pengelolaan Sampah 1. Jepang Negeri Sakura Jepang dikenal sebagai salah satu negara yang sangat peduli akan kebersihan lingkungan sehingga penanganan sampah di sana pun juga dilakukan dengan metode yang tepat. Jepang diketahui mengembangkan berbagai teknologi pengelolaan dan daur ulang sampah yang memungkinkan sampah ditangani dengan cara yang efektif. Selain konsisten melakukan daur ulang sampah untuk menjadikan suatu material kembali berharga, pemerintah Jepang juga menggunakan teknologi insinerator dalam hal mengolah sampah. Dikutip dari Kumparan, setidaknya terdapat 15 daerah persebaran pabrik insinerator di Jepang. Tersebar di daerah mulai dari Shibuya, Toshima, Itabashi, Suginami, Shinagawa, Meguro, Kita, Adachi, Katsushika, Sumida, Edogawa, Nerima, Setagaya, Ota, hingga Chuo. Penggunaan insinerator sebagai salah satu metode pengolahan sampah di Jepang telah dimulai sejak tahun 1960 lalu. Metode ini digunakan bertujuan untuk menghindari masalah sanitasi, mencegah timbulnya penyakit, serta memperpanjang masa pakai tempat pembuangan akhir. Untuk menghindari timbulnya masalah lain akibat abu sisa kegiatan insinerasi, dilengkapi juga penyaring gas buang untuk menyerap partikel berbahaya. Insinerator biasanya akan terus beroperasi setiap hari tanpa istirahat. 2. Swedia Negara Skandinavia Swedia menjadi negara berikutnya yang diketahui menggunakan teknologi insinerator dalam mengolah sampah. Hadirnya program Waste-to-Energy (WTE) menjadi salah satu alasan digunakannya insinerator untuk membantu mengubah sampah menjadi energi panas dan listrik. Panas yang dihasilkan dari pengolahan sampah di insinerator akan dialirkan melalui pipa ke wilayah perumahan dan gedung komersial. Setidaknya lebih dari 800 ribu ton sampah per tahun diolah di dalam insinerator. Selain metode tersebut, Swedia juga turut mengutamakan upaya daur ulang sampah untuk menangani sampah-sampah perkotaan. Menjadikannya salah satu negara dengan manajemen sampah terbaik di dunia. 3. Singapura Singapura juga memiliki teknologi insinerator untuk mengolah sampah rumah tangga dan industri. The Tuas South Incineration Plant, menjadi fasilitas insinerasi terbesar di Singapura yang telah beroperasi sejak tahun 2000. Fasilitas ini mampu mengolah sekitar 3.000 ton sampah setiap harinya, menghasilkan sekitar 150 MWh listrik yang berguna untuk mendukung kebutuhan pasokan listrik di seluruh negeri. Tidak hanya satu, terdapat empat fasilitas insinerasi di Singapura yang diperbantukan untuk mengolah sampah dari masyarakat setiap hari. Dengan hanya ada satu tempat pembuangan akhir sampah di Singapura, insinerator membantu mengurangi 90 persen sampah masuk ke TPA. Penggunaan insinerator dalam mengolah sampah dapat mengurangi sampah dalam jumlah besar. Meski begitu, tetap diperlukan upaya pengurangan sampah dari sumber dan daur ulang sampah untuk membantu menghemat sumber daya serta menjadikan lingkungan tetap lestari. Di tengah meningkatnya jumlah sampah dan padatnya populasi global, penting untuk memilih metode pengelolaan yang efektif dan berkelanjutan. Satuplatform hadir sebagai penyedia platform dan konsultasi all in one dalam carbon & ESG management, membantu Anda memanfaatkan teknologi terkini untuk menghitung dan mengurangi emisi karbon, serta menerapkan prinsip berkelanjutan yang sudah terbukti di negara-negara maju seperti Jepang, Swedia, dan Singapura. Mulailah perjalanan bisnis berkelanjutan Anda bersama Satuplatform, dan dapatkan FREE DEMO sekarang juga!  Similar Article Waste to Energy (WTE) : Negara Swedia Lakukan Impor Sampah Di tengah kondisi bumi yang semakin ‘overwhelmed’ dengan limbah di lingkungan, impor sampah menjadi suatu mekanisme yang kini mulai semakin diperhitungkan. Impor sampah merujuk pada praktik suatu negara menerima limbah dari negara lain untuk diolah, didaur ulang, atau digunakan sebagai sumber energi.  Beberapa negara-negara di dunia melakukan impor sampah, termasuk Swedia. Dalam artikel ini akan dibahas bagaimana Swedia mengimpor sampah dan apa dampaknya secara lingkungan maupun secara ekonomi.  Baca juga artikel lainnya : Waste to Energy : Kelebihan dan Kekurangan Waste-to-energy (WTE) Swedia telah lama menjadi pelopor dalam pengelolaan limbah yang efisien dan berkelanjutan. Negara ini dikenal dengan sistem waste-to-energy… Bagaimana Kerjasama Sister-City untuk Dukung Fasilitas Kota yang Ramah Lingkungan? Dalam menghadapi tantangan lingkungan perkotaan, banyak kota di dunia menjalin hubungan sister-city guna bertukar pengalaman dan teknologi dalam membangun fasilitas yang lebih ramah lingkungan. Konsep sister-city tidak hanya bertujuan mempererat hubungan diplomatik, tetapi juga menjadi platform untuk berbagi solusi inovatif dalam mengatasi permasalahan perkotaan seperti polusi udara, pengelolaan limbah, dan efisiensi energi.  Artikel ini akan membahas lima aspek utama dari kerjasama sister-city dalam mendukung pembangunan kota yang berkelanjutan. 1. Implementasi Teknologi Hijau dalam Infrastruktur Perkotaan untuk Kota Ramah Lingkungan Melalui kerjasama sister-city, banyak kota mengadopsi teknologi hijau untuk meningkatkan kualitas lingkungan. Misalnya, Jakarta yang bermitra dengan Rotterdam dalam pengelolaan air… Gen Z’s Initiatives Towards A Better Environment As environmental concerns continue to escalate, Generation Z (Gen Z) has emerged as a driving force in the movement toward sustainability. Characterized by their digital savviness, social consciousness, and commitment to change, Gen Z is leveraging innovation, activism, and business strategies to foster a more sustainable future.  Read other articles : Carbon Market: A New Way for Sustainable Future Gen Z initiatives span from personal lifestyle changes to large-scale advocacy and corporate engagement. This article explores five key areas where Gen Z is making an impactful difference. Sustainable and Ethical Spending Gen Z is reshaping consumer behavior by prioritizing sustainability… Kerjasama Bilateral Indonesia untuk Dukung Keberlanjutan Lingkungan Dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan degradasi lingkungan, Indonesia telah menjalin berbagai kerjasama bilateral dengan negara-negara mitra guna mempercepat transisi menuju pembangunan berkelanjutan. Kerjasama ini mencakup berbagai aspek, mulai dari pengelolaan hutan dan energi terbarukan hingga pengurangan emisi karbon serta pendanaan hijau. Artikel ini akan membahas berbagai bentuk kerjasama bilateral Indonesia dalam mendukung keberlanjutan lingkungan dengan data dan analisis terkini. Program REDD+ dengan Norwegia Indonesia dan Norwegia telah menjalin kerjasama bilateral dalam program REDD+ (Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation) sejak 2010. Melalui skema ini, Norwegia berkomitmen memberikan insentif keuangan kepada Indonesia berdasarkan pencapaian dalam pengurangan deforestasi. Seperti pada… 5 Perusahaan Ini Sukses Melakukan …

7

Ancaman Polusi Udara dalam Ruangan yang Sering Diabaikan

Seringkali kita mendengar terjadinya pencemaran atau polusi udara di ruang terbuka, namun pernahkah kamu menyadari bahwa polusi juga dapat mencemari udara di dalam ruangan? Kebanyakan dari kita belum begitu familiar dengan istilah polusi udara dalam ruangan. Selain beraktivitas di luar ruangan, manusia umumnya juga berkegiatan di suatu ruangan baik itu rumah, gedung perkantoran, gudang, pabrik, dsb. Baca juga artikel lainnya : Benarkah Polusi Udara Berdampak terhadap Tingkat Depresi? Tersedianya udara bersih menjadi salah satu hal yang dibutuhkan manusia untuk menjalani kehidupan di bumi ini. Tetapi, apa jadinya jika kita menghirup udara yang terkontaminasi setiap hari? Apa Itu Polusi Udara Dalam Ruangan? Istilah polusi udara dalam ruangan mengacu pada terjadinya kontaminasi polutan dan zat partikel tertentu pada udara di dalam ruangan sehingga tidak lagi sehat untuk dihirup. Tercemarnya udara di dalam ruang bisa terjadi karena adanya polutan atau zat seperti karbon monoksida (CO), nitrogen dioksida (NO2), formaldehida, senyawa organik (VOC), jamur, radon, silica, chlorofluorocarbon (CFC), hingga partikulat PM2,5, di dalam udara ruangan. Sumber-sumber polutan tersebut dapat berasal dari berbagai hal yang masuk ke dalam ruangan seperti perabotan rumah tangga, asap rokok, kondisi bangunan tua dan lembab, aerosol dan cairan pembersih dengan kandungan kimia tertentu, sampah, juga asap knalpot kendaraan. Ventilasi udara yang tidak memadai juga dapat memperburuk kondisi udara di dalam ruang. Kondisi ini membuat proses pertukaran udara menjadi lebih sulit terjadi. Seberapa Bahaya Polusi Udara Dalam Ruangan? Meskipun terlihat sepele, namun Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA) mengkategorikan polusi udara dalam ruangan sebagai salah satu dari 5 isu lingkungan di dunia yang berbahaya. Udara dalam ruangan bisa menjadi 100 kali lebih berbahaya jika dibandingkan udara luar ruangan dan merupakan risiko yang buruk bagi manusia. Dilansir dari Earthorg, setiap tahunnya ada hampir empat juta kematian terjadi akibat polusi udara dalam ruangan yang tercatat di seluruh dunia. Lebih tinggi dibandingkan ancaman yang disebabkan polusi udara di ruang terbuka.  Kemudian, polusi udara dalam ruangan menyebabkan lebih banyak manusia menderita penyakit yang umumnya terkait dengan infeksi pernapasan.  Gangguan kesehatan tersebut di antaranya adalah sakit kepala, batuk, mual, iritasi mata, eksim, asma, penyakit jantung, dan kanker yang menandai kondisi semakin buruk. Hal-hal di atas mungkin terjadi karena 90 persen waktu manusia dihabiskan di dalam ruang yang jika udaranya tercemar dapat membahayakan kondisi kesehatan dalam jangka waktu yang lama. Bagaimana Menghindari Ancaman Polusi Udara Dalam Ruangan? Baca juga artikel lainnya : Bahaya! Polusi Udara Bisa Kurangi Harapan Hidup Masyarakat Indonesia Melihat berbagai sumber polusi yang sudah disebutkan sebelumnya, beberapa hal ini mungkin dapat dipertimbangkan untuk dilakukan demi mengurangi ancaman polusi udara dalam ruang. 1. Menciptakan Sirkulasi Udara yang Baik Ventilasi yang memadai dapat mendukung terciptanya pertukaran udara yang baik di dalam ruangan. Oleh karena itu, perlu tersedianya jendela, lubang udara, atau exhaust fan (sistem ventilasi mekanis) untuk sirkulasi udara. 2. Menggunakan Alat Pemurni Udara Air purifier dengan fitur HEPA filter dapat membantu menyaring partikel halus dan alergen yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan. 3. Mengurangi Penggunaan Produk Berbahan Kimia Berbahaya Memilih pembersih berbahan alami dan menghindari produk dengan kandungan VOC tinggi. 4. Mengontrol Kelembapan Menjaga kelembapan di bawah 50% untuk mencegah pertumbuhan jamur dan tungau debu. 5. Menggunakan Bahan Bangunan Ramah Lingkungan Memilih cat rendah VOC dan perabotan tanpa bahan kimia berbahaya. 6. Memelihara Tanaman dalam Ruangan Tanaman dapat membantu menyegarkan udara dengan menyerap karbon dioksida sehingga udara cenderung lebih adem. Tanaman seperti lidah mertua, tanaman laba-laba, dan peace lily dapat membantu menyerap polutan udara. Berbeda dengan polusi udara luar, polusi dalam ruangan seringkali kurang diperhatikan meskipun dampaknya bisa lebih berbahaya. Namun, polusi udara dalam ruangan bisa dicegah dengan kesadaran akan sumber pencemar dan tindakan proaktif untuk menjaga kualitas udara tetap bersih dan sehat. Similar Article 5 Keuntungan Perusahaan yang Bergabung di Investasi Karbon Investasi karbon kini menjadi strategi penting dalam upaya global mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dan menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin ekstrim. Dalam kondisi ini, mulai banyak perusahaan yang bergabung dalam investasi karbon. Hal ini disadari bahwa memang  investasi karbon tidak hanya berkontribusi terhadap keberlanjutan lingkungan, tetapi juga memiliki keuntungan dari segi bisnis.  Menurut laporan World Bank 2023, pasar karbon global telah menghasilkan lebih dari $95 miliar dalam pendapatan, menunjukkan potensi ekonominya. Artikel ini akan membahas lima keuntungan utama bagi perusahaan yang terlibat dalam investasi karbon, mari simak! Baca juga artikel lainnya : Optimalkan Pengelolaan Karbon: Solusi Cerdas untuk… Carbon Credits: Indonesia’s Path to a Greener Future Indonesia, an archipelago rich in biodiversity and natural resources, faces a significant challenge in balancing economic growth with environmental sustainability. As one of the world’s top greenhouse gas emitters, Indonesia’s efforts to reduce emissions are crucial for global climate goals.  Carbon credits have emerged as a promising mechanism, allowing the country to monetize its vast forests and renewable energy potential while advancing its green agenda. According to Indonesia’s Ministry of Environment and Forestry, the country aims to reduce its greenhouse gas emissions by 31.89% independently and 43.20% with international assistance by 2030. Carbon credits can be a critical tool in… Aksi Cinta Alam dari Para Pendaki Gunung Aktivitas mendaki gunung merupakan salah satu kegiatan alam yang menyenangkan sekaligus memacu adrenaline. Namun terkadang, sering kali ditemui sampah yang ditinggalkan dari para pendaki gunung dan menjadi beban bagi lingkungan. Dari kondisi ini, mulai bermunculan aksi peduli lingkungan dari para pendaki gunung untuk menjaga kelestarian alam. Mari simak beberapa aksi cinta alam dari para pendaki gunung yang menginspirasi, berikut ini! 7 Jurnalis Palu di Gunung Nokilalaki Aksi cinta alam yang dilakukan para pendaki gunung menjadi salah satu bentuk nyata kepedulian dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Tidak dapat dipungkiri, alam yang lestari memang perlu dijaga sampai ke generasi mendatang. Hal inilah yang… Bahaya! Polusi Udara Bisa Kurangi Harapan Hidup Masyarakat Indonesia Memiliki kehidupan layak yang didukung dengan jiwa raga serta lingkungan yang sehat tentu merupakan hidup yang didambakan setiap orang. Baca juga artikel lainnya : Ancaman Polusi Udara dalam Ruangan yang Sering Diabaikan Namun, apa jadinya jika kita hidup dengan menghirup udara bercampur polusi setiap hari? Tentu sangat berbahaya dan dapat berdampak bagi kesehatan baik dalam jangka pendek maupun panjang. Aktivitas luar ruangan menjadi suatu hal yang tidak dapat dihindari …

1

Yuk, Kenali Jenis-Jenis Hutan yang Ada di Indonesia 

Indonesia adalah salah satu negara yang dikenal memiliki kekayaan hutan terbesar di dunia. Hutan-hutan di Indonesia tersebar di berbagai daerah di nusantara. Keberadaan hutan ini memiliki peran tersendiri baik bagi ekosistem maupun bagi manusia.  Bagi lingkungan, hutan dapat menjaga keseimbangan ekosistem dengan menyediakan rumah bagi berbagai jenis flora dan fauna. Selain itu, pepohonan yang ada di hutan juga dapat membantu menyerap karbon dan mencegah longsor. Sementara bagi manusia, hutan dapat menopang kehidupan sehari-hari masyarakat sekitar seperti untuk menopang ketersediaan air bersih, sumber pangan, obat-obatan alami, serta bahan baku untuk berbagai keperluan seperti dari kayu dan rotan.  Mari simak artikel ini untuk mengetahui berbagai jenis hutan di Indonesia. Hutan Hujan Tropis Salah satu jenis hutan yang paling terkenal di Indonesia adalah hutan hujan tropis. Jenis hutan ini memiliki ciri dari keanekaragaman hayatinya yang sangat beragam (diverse), tingkat kelembapan yang tinggi, curah hujan yang melimpah, dan keberadaan pohon-pohon besar dengan kanopi yang rapat.  Di Indonesia, hutan hujan tropis tersebar di beberapa wilayah, seperti Sumatra, Kalimantan, dan Papua. Salah satu hutan hujan tropis yang terkenal adalah Hutan Taman Nasional Gunung Leuser yang terletak di Sumatra. Taman Nasional ini diketahui menjadi rumah bagi spesies  orangutan Sumatera. Di samping itu, di Kalimantan terdapat Hutan Taman Nasional Betung Kerihun yang juga menjadi kawasan konservasi orangutan. Hutan Mangrove Jenis hutan berikutnya yang terdapat di Indonesia adalah hutan mangrove. Kebanyakan hutan mangrove ditemukan di sepanjang pesisir pantai. Ada berbagai vegetasi khas yang dapat ditemukan di hutan mangrove, seperti pohon bakau (Rhizophora spp.), api-api (Avicennia spp.), dan nipah (Nypa fruticans). Beberapa contoh hutan mangrove yang terkenal di Indonesia adalah Hutan Mangrove Muara Angke yang berlokasi di Jakarta, dan Hutan Mangrove yang berlokasi di Pantai Timur Surabaya. Keberadaan hutan mangrove sendiri sangat penting bagi lingkungan. Hutan mangrove dapat mencegah terjadinya abrasi, menyerap limbah dari daratan, serta seringkali menjadi habitat bagi ikan-ikan kecil dan kepiting.  Baca juga artikel lainnya : Hutan Konservasi: Pengertian, Manfaat, hingga Contohnya Hutan Rawa Selain hutan mangrove yang ditemui di daerah perairan, terdapat pula hutan rawa yang merupakan ekosistem hutan yang tumbuh di daerah berair. Umumnya hutan rawa adalah berupa rawa gambut dan rawa air tawar. Contohnya adalah Hutan Rawa Gambut di Kalimantan dan di Sumatra. Adapun vegetasi khas di hutan rawa adalah seperti ramin (Gonystylus bancanus) dan meranti rawa (Shorea spp.). Hutan rawa memiliki fungsi secara ekologis yang cukup penting, sebab jenis hutan ini dapat menyimpan cadangan karbon yang tinggi. Selain itu, hutan rawa berperan dalam menjaga keseimbangan hidrologis dengan menyerap dan menyimpan air, sehingga dapat mencegah banjir saat musim hujan dan menjaga ketersediaan air saat musim kemarau. Hutan Pegunungan Jenis hutan berikutnya yang bisa ditemukan di Indonesia adalah hutan pegunungan. Sebutan hutan pegunungan sendiri dikarenakan hutan ini berada di dataran tinggi atau pegunungan yang umumnya memiliki ketinggian lebih dari 1.000 meter di atas permukaan laut. Karakteristik dari hutan pegunungan adalah meliputi suhunya yang lebih dingin jika dibandingkan dengan hutan-hutan lain di dataran rendah. Secara vegetasi, hutan pegunungan memiliki vegetasi yang cukup beragam. Mulai dari lumut, pakis, hingga sejumlah pohon besar seperti pohon cemara. Hutan pegunungan memiliki fungsi yang esensial, yaitu sebagai daerah resapan air yang sangat penting bagi kehidupan di hilir. Beberapa contoh hutan pegunungan adalah hutan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat, dan Hutan Pegunungan di Taman Nasional Lorentz, Papua.  Hutan Sabana Jenis hutan berikutnya yang juga dapat ditemui di Indonesia adalah hutan sabana. Secara karakteristik, hutan sabana didominasi oleh padang rumput dan memiliki sedikit pohon. Contoh hutan sabana adalah Sabana di Taman Nasional Baluran, Jawa Timur, dan Sabana di Sumba, Nusa Tenggara Timur.  Secara fungsi, hutan sabana sering digunakan sebagai padang tempat penggembalaan hewan oleh masyarakat setempat. Meskipun hutan ini terlihat kering, namun hutan sabana memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan menyediakan makanan bagi satwa liar seperti banteng dan rusa. Peran Hutan dalam Bisnis dan Ekonomi Berbagai jenis hutan yang ada di Indonesia memiliki perannya tersendiri bagi lingkungan, dan sebetulnya di samping itu pun hutan memiliki nilai ekonomi.  Banyak sektor bisnis yang bergantung pada hutan, seperti industri kayu, kertas, pariwisata ekowisata, hingga farmasi. Oleh sebab itu, sudah seharusnya industri dan masyarakat secara umum dapat menjaga ekosistem hutan dengan lebih bertanggungjawab.  Terutama untuk pelaku bisnis dan industri, saat ini, telah hadir Satuplatform.com yang dapat membantu inisiatif lingkungan perusahaan. Sebagai all-in-one solution, Satuplatform.com menyediakan berbagai layanan dan konsultasi bagi perusahaan dari berbagai sektor industri. Mari coba FREE DEMO nya sekarang!n Similar Article Yuk, Kenali Jenis-Jenis Hutan yang Ada di Indonesia  Indonesia adalah salah satu negara yang dikenal memiliki kekayaan hutan terbesar di dunia. Hutan-hutan di Indonesia tersebar di berbagai daerah di nusantara. Keberadaan hutan ini memiliki peran tersendiri baik bagi ekosistem maupun bagi manusia.  Bagi lingkungan, hutan dapat menjaga keseimbangan ekosistem dengan menyediakan rumah bagi berbagai jenis flora dan fauna. Selain itu, pepohonan yang ada di hutan juga dapat membantu menyerap karbon dan mencegah longsor. Sementara bagi manusia, hutan dapat menopang kehidupan sehari-hari masyarakat sekitar seperti untuk menopang ketersediaan air bersih, sumber pangan, obat-obatan alami, serta bahan baku untuk berbagai keperluan seperti dari kayu dan rotan.  Mari simak artikel ini… Encouraging Sustainable Growth: Satuplatform Present at Indonesia Economic Summit 2025 Satuplatform, a leading force in sustainability initiatives, focus on Carbon & ESG Management, proudly participated in the prestigious Indonesia Economic Summit (IES) 2025, held at the Shangri-La Hotel in Jakarta from February 18-19, 2025. This prominent event, organized by the Indonesian Business Council (IBC), serves as a high-level economic forum bringing together influential business leaders, policymakers, global thinkers, and industry experts to shape and understand the future of Indonesia’s economic landscape. Also read other articles : MENGAPA SUPPLIER SUSTAINABILITY REPORT MANAGEMENT PENTING BAGI KEBERLANJUTAN BISNIS? The IES 2025 highlighted a broad spectrum of crucial topics, including industrialization, fiscal and monetary… Pengunjung ISPE 2025, Menarik Banyak Pengunjung ke Booth Satuplatform  Jakarta, 12 Februari 2025 – Satuplatform, perusahaan yang berfokus pada pengelolaan karbon dan ESG (Environmental, Social, and Governance), berhasil menarik perhatian banyak pengunjung di Indonesia Sustainable Procurement Expo (ISPE) 2025 yang berlangsung pada tanggal 11-12 Februari 2025 di Jakarta. Pameran ini mengangkat tema “Mendorong Pengadaan Berkelanjutan Melalui Transformasi Digital,” yang bertujuan …

greenwashing

Greenwashing atau Nyata, Mengenal Perusahaan yang Benar-Benar Ramah Lingkungan

Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak perusahaan yang mengklaim diri sebagai entitas ramah lingkungan. Label “hijau”, “sustainable”, dan “eco-friendly” menjadi bagian dari strategi pemasaran yang menarik perhatian konsumen yang semakin peduli terhadap keberlanjutan.  Namun, di balik janji-janji tersebut, muncul fenomena yang dikenal sebagai greenwashing, yakni praktik perusahaan yang memberikan kesan peduli lingkungan tanpa benar-benar berkomitmen terhadap upaya keberlanjutan. Baca Juga: Memahami Greenwashing: Taktik dan Dampaknya Greenwashing pertama kali didefinisikan pada tahun 1986 oleh seorang pegiat lingkungan, Jay Westerveld, yang mengamati bagaimana industri hotel mengajak tamu untuk menggunakan kembali handuk sebagai langkah “ramah lingkungan”, padahal motivasi utamanya adalah untuk menghemat biaya operasional.  Sejak itu, istilah ini berkembang menjadi deskripsi bagi berbagai strategi pemasaran menyesatkan yang bertujuan untuk membentuk citra hijau tanpa langkah konkret dalam praktik bisnis. Fenomena ini terjadi di berbagai sektor, mulai dari industri mode yang mengklaim menggunakan bahan daur ulang, hingga perusahaan energi yang mengaku mengurangi emisi karbon padahal tetap berinvestasi dalam bahan bakar fosil. Berdasarkan laporan dari TerraChoice, sekitar 98% dari produk yang diklaim sebagai “ramah lingkungan” ternyata memiliki unsur greenwashing. Indikator Greenwashing dalam Praktik Bisnis Ada beberapa tanda yang dapat digunakan untuk mengenali apakah sebuah perusahaan benar-benar berkomitmen pada keberlanjutan atau sekadar melakukan greenwashing: Klaim Tanpa Bukti KonkretBanyak perusahaan menggunakan istilah yang terdengar ramah lingkungan seperti “alami”, “hijau”, atau “berkelanjutan” tanpa memberikan data pendukung. Misalnya, sebuah merek fashion cepat saji (fast fashion) yang mengklaim menggunakan kain ramah lingkungan tetapi tidak mengungkapkan secara transparan proses produksinya. Fokus pada Satu Aspek, Mengabaikan yang LainPerusahaan bisa saja menggunakan bahan ramah lingkungan tetapi tetap mempraktikkan kebijakan lain yang tidak mendukung keberlanjutan, seperti eksploitasi tenaga kerja atau produksi yang tetap menghasilkan limbah berlebihan. Sertifikasi yang Tidak KredibelBanyak perusahaan menggunakan label sertifikasi yang tidak diakui secara luas atau dibuat oleh pihak internal. Perusahaan yang benar-benar memiliki komitmen akan mendapatkan sertifikasi dari lembaga independen yang terpercaya seperti FSC (Forest Stewardship Council) atau LEED (Leadership in Energy and Environmental Design). Kampanye yang Tidak Sejalan dengan Praktik NyataBeberapa perusahaan meluncurkan kampanye pemasaran “hijau” dengan menanam pohon atau mengurangi plastik sekali pakai, tetapi tetap menjadi penyumbang utama emisi karbon atau limbah industri. Bagaimana Cara Membedakan Perusahaan yang Benar-Benar Ramah Lingkungan? Untuk mengidentifikasi perusahaan yang memiliki komitmen nyata terhadap keberlanjutan, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan: Periksa Laporan KeberlanjutanPerusahaan yang serius dalam menerapkan kebijakan lingkungan biasanya menerbitkan laporan keberlanjutan tahunan yang mengungkapkan data emisi karbon, penggunaan sumber daya, serta dampak sosialnya. Beberapa perusahaan besar sudah mulai mengadopsi standar Global Reporting Initiative (GRI) atau Sustainability Accounting Standards Board (SASB) dalam pelaporan mereka. Analisis Kebijakan dan Praktik PerusahaanSelain laporan, kebijakan perusahaan dalam pengelolaan sumber daya, limbah, dan dampak sosial perlu diteliti lebih dalam. Contoh perusahaan yang benar-benar menerapkan keberlanjutan adalah Patagonia, yang secara aktif mengurangi limbah tekstil, menggunakan bahan daur ulang, dan berinvestasi dalam ekonomi sirkular. Cek Reputasi di Media IndependenSumber berita dan organisasi independen sering kali mengungkap praktik bisnis perusahaan yang tidak sesuai dengan klaim keberlanjutannya. Greenpeace, CDP (Carbon Disclosure Project), dan Ethical Consumer adalah beberapa organisasi yang kerap menilai transparansi perusahaan dalam aspek keberlanjutan. Lihat Komitmen dalam Jangka PanjangPerusahaan yang benar-benar peduli terhadap lingkungan tidak hanya menjalankan program keberlanjutan sesaat atau kampanye temporer. Mereka memiliki rencana jangka panjang untuk mengurangi dampak lingkungan, meningkatkan efisiensi energi, dan berinvestasi dalam inovasi hijau. Dampak Positif Membedakan Greenwashing dan Perusahaan Asli Ramah Lingkungan Masyarakat dan konsumen yang semakin cerdas dalam memilih produk dapat mendorong lebih banyak perusahaan untuk berkomitmen pada keberlanjutan dengan tindakan nyata. Selain itu, regulasi yang semakin ketat dari pemerintah di berbagai negara, seperti kebijakan European Green Deal, memaksa perusahaan untuk lebih transparan dalam operasionalnya. Dengan meningkatnya kesadaran akan praktik greenwashing, konsumen dapat mengalihkan preferensi mereka ke perusahaan yang benar-benar memiliki kepedulian terhadap lingkungan.  Transparansi dan akuntabilitas menjadi kunci dalam memastikan bahwa inisiatif hijau yang dilakukan bukan sekadar strategi pemasaran, tetapi langkah konkret menuju dunia yang lebih berkelanjutan. Greenwashing telah menjadi tantangan besar dalam era pemasaran berbasis keberlanjutan. Untuk menghindari jebakan strategi hijau yang menyesatkan, konsumen perlu lebih kritis dalam menilai klaim perusahaan dengan melihat bukti konkret, laporan keberlanjutan, serta transparansi kebijakan mereka.  Dengan demikian, transformasi menuju bisnis yang benar-benar ramah lingkungan dapat lebih cepat terwujud, bukan hanya sebagai sekadar janji, tetapi sebagai perubahan nyata. Tentang Satuplatform Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG management, carbon accounting, dan sustainability reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien Melacak emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform.  Similar Article Optimalkan Pengelolaan Karbon: Solusi Cerdas untuk Mengurangi Emisi Scope 1, 2, dan 3 Dalam menghadapi krisis iklim global, pengelolaan karbon menjadi isu yang semakin mendesak bagi berbagai sektor industri. Dengan meningkatnya regulasi lingkungan dan tekanan dari pemangku kepentingan, perusahaan harus mampu mengelola dan mengurangi emisi karbon mereka secara efektif.  Emisi karbon dikategorikan ke dalam tiga kelompok utama: Scope 1, Scope 2, dan Scope 3. Pemahaman mendalam tentang masing-masing kategori ini serta penerapan strategi yang tepat sangat penting untuk mencapai target keberlanjutan. Baca Juga: Emisi Gas Rumah Kaca Scope 1, 2 dan 3 Kategori Emisi Karbon Emisi Scope 1 mencakup semua emisi langsung dari sumber yang dimiliki atau dikendalikan oleh perusahaan, seperti pembakaran bahan… Greenwashing atau Nyata, Mengenal Perusahaan yang Benar-Benar Ramah Lingkungan Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak perusahaan yang mengklaim diri sebagai entitas ramah lingkungan. Label “hijau”, “sustainable”, dan “eco-friendly” menjadi bagian dari strategi pemasaran yang menarik perhatian konsumen yang semakin peduli terhadap keberlanjutan.  Namun, di balik janji-janji tersebut, muncul fenomena yang dikenal sebagai greenwashing, yakni praktik perusahaan yang memberikan kesan peduli lingkungan tanpa benar-benar berkomitmen terhadap upaya keberlanjutan. Baca Juga: Memahami Greenwashing: Taktik dan Dampaknya Greenwashing pertama kali didefinisikan pada tahun 1986 oleh seorang pegiat lingkungan, Jay Westerveld, yang mengamati bagaimana industri hotel mengajak tamu …

limbah baterai

Ancaman Limbah Batu Baterai: Masalah yang Belum Terselesaikan di Indonesia

Penggunaan baterai terus meningkat seiring dengan berkembangnya teknologi dan meningkatnya permintaan terhadap perangkat elektronik serta kendaraan listrik. Namun, di balik manfaatnya, limbah baterai menjadi ancaman lingkungan yang serius, terutama di Indonesia, yang masih belum memiliki sistem pengelolaan limbah baterai yang efektif.  Limbah ini mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) yang dapat mencemari tanah, air, dan udara jika tidak ditangani dengan baik. Baterai, terutama jenis baterai isi ulang seperti lithium-ion dan nikel-kadmium, mengandung berbagai logam berat seperti merkuri, timbal, kadmium, dan litium.  Logam berat ini berpotensi mencemari lingkungan dan berdampak buruk pada kesehatan manusia. Menurut Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA), paparan merkuri dapat menyebabkan gangguan saraf, sementara timbal dapat merusak sistem saraf dan menyebabkan gangguan perkembangan pada anak-anak. Baca Juga: Pengelolaan Limbah Industri: Upaya Mengurangi Emisi Karbon Laporan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan bahwa Indonesia menghasilkan sekitar 10.000 ton limbah baterai setiap tahunnya, dengan sebagian besar berasal dari rumah tangga, industri, dan kendaraan bermotor. Sayangnya, hanya sebagian kecil yang berhasil didaur ulang dengan metode yang aman, sementara sisanya berakhir di tempat pembuangan sampah tanpa perlakuan khusus. Ketika baterai dibuang sembarangan, logam berat dan bahan kimia yang terkandung di dalamnya dapat meresap ke dalam tanah dan mencemari sumber air tanah. Studi dari Journal of Hazardous Materials menunjukkan bahwa cemaran logam berat dari baterai yang terbuang dapat bertahan di lingkungan selama puluhan tahun, menyebabkan akumulasi toksik di rantai makanan. Di Indonesia, kasus pencemaran akibat limbah baterai bukanlah hal baru. Beberapa penelitian menemukan tingginya kadar timbal di daerah sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang menerima limbah elektronik dan baterai.  Paparan timbal dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan organ vital seperti ginjal, hati, dan otak. Selain itu, pembakaran baterai di lingkungan terbuka, yang sering dilakukan oleh pemulung untuk mengambil logam berharga, menghasilkan gas beracun yang mencemari udara. Tantangan dalam Pengelolaan Limbah Baterai di Indonesia Kurangnya Infrastruktur Daur UlangSaat ini, Indonesia hanya memiliki beberapa fasilitas daur ulang yang mampu menangani limbah baterai dengan standar yang aman. Banyak baterai bekas masih berakhir di tempat pembuangan sampah tanpa melalui proses pengolahan yang sesuai. Minimnya Kesadaran MasyarakatSebagian besar masyarakat masih membuang baterai bekas bersama dengan sampah rumah tangga biasa, tanpa menyadari bahaya yang ditimbulkannya. Kampanye edukasi mengenai pengelolaan limbah B3 masih terbatas. Regulasi yang Belum EfektifMeskipun pemerintah telah menerbitkan peraturan terkait limbah B3, implementasinya masih lemah. Pengawasan terhadap industri yang memproduksi dan mendaur ulang baterai masih perlu diperketat untuk memastikan kepatuhan terhadap standar lingkungan. Solusi untuk Mengatasi Limbah Batu Baterai Beberapa langkah dapat diambil untuk mengurangi dampak negatif limbah baterai di Indonesia: Peningkatan Infrastruktur Daur UlangInvestasi dalam fasilitas daur ulang baterai yang lebih modern dan aman sangat diperlukan. Pemerintah dapat bekerja sama dengan sektor swasta untuk mengembangkan sistem pengolahan limbah baterai yang lebih efisien. Program Pengumpulan Baterai BekasPembuatan sistem pengumpulan baterai bekas di tempat-tempat strategis seperti pusat perbelanjaan, sekolah, dan kantor dapat membantu masyarakat untuk membuang baterai dengan cara yang benar. Edukasi dan Kesadaran PublikKampanye edukasi tentang bahaya limbah baterai dan cara membuangnya dengan benar perlu ditingkatkan. Sekolah dan komunitas dapat menjadi agen perubahan dalam menciptakan kebiasaan yang lebih ramah lingkungan. Penerapan Regulasi yang KetatPemerintah harus memperketat regulasi terkait produksi, penggunaan, dan daur ulang baterai. Produsen baterai juga perlu diwajibkan untuk bertanggung jawab atas limbah yang mereka hasilkan melalui skema Extended Producer Responsibility (EPR). Dengan langkah-langkah ini, diharapkan pengelolaan limbah baterai di Indonesia dapat ditingkatkan, sehingga ancaman pencemaran lingkungan dan dampak buruk bagi kesehatan masyarakat dapat diminimalkan. Tentang Satuplatform Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG management, carbon accounting, dan sustainability reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien Melacak emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform.  Similar Article Ancaman Limbah Batu Baterai: Masalah yang Belum Terselesaikan di Indonesia Penggunaan baterai terus meningkat seiring dengan berkembangnya teknologi dan meningkatnya permintaan terhadap perangkat elektronik serta kendaraan listrik. Namun, di balik manfaatnya, limbah baterai menjadi ancaman lingkungan yang serius, terutama di Indonesia, yang masih belum memiliki sistem pengelolaan limbah baterai yang efektif.  Limbah ini mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) yang dapat mencemari tanah, air, dan udara jika tidak ditangani dengan baik. Baterai, terutama jenis baterai isi ulang seperti lithium-ion dan nikel-kadmium, mengandung berbagai logam berat seperti merkuri, timbal, kadmium, dan litium.  Logam berat ini berpotensi mencemari lingkungan dan berdampak buruk pada kesehatan manusia. Menurut Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA),… Satuplatform, Masuk Top 10 NextDev Academy Mewujudkan Keberlanjutan melalui Teknologi Telkomsel, melalui program CSR-nya yang dikenal sebagai NextDev, telah memainkan peran penting dalam mendukung perkembangan startup digital di Indonesia. Tahun ini, pada NextDev 10th Anniversary, Satuplatform menjadi salah satu startup yang berhasil mencuri perhatian, sehingga terpilih sebagai salah satu dari 10 besar pada kategori Emerging Technology, berkat solusi inovatif dan kecanggihan dalam penggunaan AI (Artificial Intelligence) dan machine learning dalam bidang keberlanjutan dan manajemen ESG (Environmental, Social, and Governance). Ikut Serta dalam Mewujudkan Inovasi Startup Digital Indonesia Sejak pertama kali diluncurkan, NextDev telah menjadi platform yang sangat mendukung bagi startup digital di Indonesia. Program ini bertujuan untuk mencari startup terbaik… 3 Ragam Standar Kerangka Sustainability Report Kehadiran Sustainability Report atau Laporan Keberlanjutan semakin penting bagi suatu organisasi atau perusahaan. Sustainability report merupakan sebuah praktik yang dilakukan untuk mengukur, mengungkap, serta menunjukkan upaya akuntabilitas kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Laporan keberlanjutan memuat segala hal dalam aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola atau ESG di dalam kegiatan organisasi. Disebut juga sebagai bukti atas kontribusi mereka dalam mengelola dampak operasional demi mendukung pembangunan berkelanjutan. Sustainability report tidak lagi hanya sekedar dokumen tambahan, melainkan menjadi suatu kewajiban yang didukung dengan strategi organisasi dalam mewujudkan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Saat ini, terdapat beberapa contoh standar kerangka… Tips Mengelola Sampah Secara …

3

Tips Mengelola Sampah Secara Bertanggung Jawab di Lingkungan Pedesaan

Indonesia sampai saat ini masih terus berupaya menyelesaikan masalah persampahan dari hulu ke hilir dengan berbagai metode dan teknologi dengan cara mengelola nya. Tidak dapat dipungkiri bahwa produksi sampah masih mungkin terus terjadi di tengah ramainya kehidupan masyarakat, terlebih bagi daerah dengan populasi penduduk yang tinggi salah satunya di wilayah pedesaan. Masalah sampah yang umum terjadi di lingkungan pedesaan bisa berupa keterbatasan infrastruktur pengelolaan sampah, kurangnya dukungan pemerintah, sampai dengan minimnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah secara bertanggung jawab. Jika kita melihat banyaknya inovasi teknologi persampahan di lingkup perkotaan, hal ini tidak serupa terjadi di wilayah desa atau pelosok terpencil. Akibatnya, sampah berpotensi besar mencemari lingkungan desa dan merusak kualitas hidup masyarakat setempat. Lalu, bagaimana seharusnya masyarakat pedesaan menangani sampah mereka dengan cara yang tepat? Baca Juga: Mengenal Prinsip Hirarki Pengelolaan Sampah Bertanggung Jawab Berikut adalah tips mengelola sampah secara bertanggung jawab di lingkungan pedesaan. 1. Mengelola dengan Melakukan Pemilahan Sampah dari Sumber Baik masyarakat desa maupun kota, melakukan pemilahan sampah dari sumber sangatlah penting untuk dapat mempermudah proses pengolahan sampah dan mengurangi pencemaran. Memilah sampah dapat dibagi ke dalam kategori di antaranya: Sampah Organik, yang terdiri dari sampah sisa makanan, kebun, dedaunan, sisa panen, sayur, dan buah. Sampah Anorganik, yang terdiri dari sampah plastik, kresek, besi, kaca, botol/kaleng, kertas, dan logam Sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), yang terdiri dari barang elektronik bekas, baterai, produk mengandung kimia, aerosol, dsb. Dengan memilah sampah, kita membantu memperpanjang umur barang bekas yang masih bisa didaur ulang sekaligus menjadikannya lebih bernilai. 2. Mengelola dengan Cara Pengolahan Sampah Organik Terdapat beragam metode pengolahan sampah organik yang dapat membantu masyarakat desa menangani sampah yang mereka hasilkan. Sampah organik dapat diolah menjadi kompos sehingga dapat digunakan sebagai pupuk alami untuk kegiatan pertanian. Pembuatan kompos umumnya menggunakan metode lubang biopori dan komposter di dalam ember. Selain itu, sampah organik juga bisa diolah menjadi eco enzyme di mana cairannya dapat digunakan secara efektif sebagai pembersih serta pestisida alami. Eco enzyme merupakan cairan hasil fermentasi limbah organik, seperti sisa buah dan sayur. Cara pembuatan eco enzyme cukup mudah yakni dengan merendah sisa-sisa buah dan sayuran dengan air gula, kemudian tempatkan di dalam wadah bertutup rapat. Tunggu sampai proses fermentasi selesai sekitar 3 bulan, jangan lupa untuk membuka tutup wadah selama 1 minggu pertama untuk merilis gas yang ada. Terdapat juga metode biogas untuk mengolah sampah kotoran ternak secara lebih aman. Biogas dapat dimanfaatkan sebagai sumber energu untuk memasak atau peneranagan. 3. Mengelola Dengan Mengandalkan Daur Ulang dan Bank Sampah Bank sampah menjadi sebuah inovasi yang cocok hadir di wilayah pedesaan untuk mendukung warga mengelola sampah secara bertanggung jawab. Hadirnya bank sampah akan memaksimalkan upaya daur ulang dengan mengumpulkan dan menjual sampah anorganik. Selain dapat mengurangi pencemaran lingkungan, bank sampah bisa menjadi solusi alternatif untuk menambah penghasilan. Bank sampah umumnya mengumpulkan jenis-jenis sampah seperti sampah plastik, kertas, dan kaca untuk kemudian diolah kembali menjadi produk baru atau dijual ke fasilitas daur ulang yang lebih besar. Seluruh upaya di atas tidak dapat terjadi tanpa adanya pengetahuan dan kesadaran dari masyarakat untuk menangani sampah dengan cara yang berkelanjutan.  Oleh karena itu, penting untuk mendorong kebiasaan mengelola sampah secara tepat serta mengadakan pelatihan pengelolaan sampah yang baik untuk mendukung terciptanya budaya mengolah sampah bertanggung jawab. Similar Article 3 Ragam Standar Kerangka Sustainability Report Kehadiran Sustainability Report atau Laporan Keberlanjutan semakin penting bagi suatu organisasi atau perusahaan. Sustainability report merupakan sebuah praktik yang dilakukan untuk mengukur, mengungkap, serta menunjukkan upaya akuntabilitas kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Laporan keberlanjutan memuat segala hal dalam aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola atau ESG di dalam kegiatan organisasi. Disebut juga sebagai bukti atas kontribusi mereka dalam mengelola dampak operasional demi mendukung pembangunan berkelanjutan. Sustainability report tidak lagi hanya sekedar dokumen tambahan, melainkan menjadi suatu kewajiban yang didukung dengan strategi organisasi dalam mewujudkan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Saat ini, terdapat beberapa contoh standar kerangka… Tips Mengelola Sampah Secara Bertanggung Jawab di Lingkungan Pedesaan Indonesia sampai saat ini masih terus berupaya menyelesaikan masalah persampahan dari hulu ke hilir dengan berbagai metode dan teknologi dengan cara mengelola nya. Tidak dapat dipungkiri bahwa produksi sampah masih mungkin terus terjadi di tengah ramainya kehidupan masyarakat, terlebih bagi daerah dengan populasi penduduk yang tinggi salah satunya di wilayah pedesaan. Masalah sampah yang umum terjadi di lingkungan pedesaan bisa berupa keterbatasan infrastruktur pengelolaan sampah, kurangnya dukungan pemerintah, sampai dengan minimnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah secara bertanggung jawab. Jika kita melihat banyaknya inovasi teknologi persampahan di lingkup perkotaan, hal ini tidak serupa terjadi di wilayah desa atau… Contoh Inovasi Pengelolaan Sampah di Indonesia Inovasi pengolahan sampah menjadi sebuah hal yang dibutuhkan untuk dapat mengatasi masalah terkait persampahan di Indonesia. Seiring dengan berkembangnya teknologi dan kesadaran masyarakat akan kelestarian lingkungan, pengelolaan sampah memerlukan penanganan yang lebih maju dari sebelumnya.  Baca Juga: Mengenal Prinsip Hirarki Pengelolaan Sampah Bertanggung Jawab Dalam beberapa tahun ke belakang, terhitung telah banyak ide dan inovasi yang dihasilkan anak bangsa untuk mengolah sampah-sampah yang setiap hari dihasilkan masyarakat. Ketahui 5 contoh inovasi pengelolaan sampah di Indonesia selengkapnya dalam paparan di bawah ini. 1. Pengolahan Sampah Organik Guna Biofertilizer oleh Fakultas Biologi UGM Mahasiswa di Fakultas Biologi Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta,… Mengenal Prinsip Hirarki Pengelolaan Sampah Bertanggung Jawab Prinsip hirarki atau tingkatan pengelolaan sampah menjadi salah satu pengetahuan yang penting kita ketahui untuk dapat menangani sampah dengan cara yang bertanggung jawab. Pengelolaan sampah bertanggung jawab memiliki banyak manfaat. Tujuan utamanya adalah untuk mencegah potensi pencemaran akibat kandungan dari limbah yang mungkin dapat mengkontaminasi dan membahayakan kesehatan. Baca Juga: Contoh Inovasi Pengelolaan Sampah di Indonesia Pada artikel ini, kita akan mengenal lebih dalam mengenai prinsip hirarki pengelolaan sampah bertanggung jawab sehingga dapat dipraktikkan dalam kehidupan nyata. Apa Itu Prinsip Hirarki Pengelolaan Sampah? Menurut wastemission.com, hirarki atau tingkatan pengelolaan sampah merupakan panduan praktis untuk mengelola sampah dengan cara yang paling… Pro Kontra Metode Insinerasi sebagai Solusi Pengelolaan Sampah Insinerasi atau pembakaran sampah merupakan salah satu metode pengolahan limbah yang memanfaatkan proses termal pada suhu tinggi untuk menghancurkan limbah. Metode ini seringkali digunakan untuk menangani timbulan …

5

Contoh Inovasi Pengelolaan Sampah di Indonesia

Inovasi pengolahan sampah menjadi sebuah hal yang dibutuhkan untuk dapat mengatasi masalah terkait persampahan di Indonesia. Seiring dengan berkembangnya teknologi dan kesadaran masyarakat akan kelestarian lingkungan, pengelolaan sampah memerlukan penanganan yang lebih maju dari sebelumnya.  Baca Juga: Mengenal Prinsip Hirarki Pengelolaan Sampah Bertanggung Jawab Dalam beberapa tahun ke belakang, terhitung telah banyak ide dan inovasi yang dihasilkan anak bangsa untuk mengolah sampah-sampah yang setiap hari dihasilkan masyarakat. Ketahui 5 contoh inovasi pengelolaan sampah di Indonesia selengkapnya dalam paparan di bawah ini. 1. Pengolahan Sampah Organik Guna Biofertilizer oleh Fakultas Biologi UGM Mahasiswa di Fakultas Biologi Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, pada tahun 2023 lalu memperkenalkan sejumlah teknologi untuk mengolah limbah organik rumah tangga. Salah satu temuannya ialah penggunaan biofertilizer dalam pengolahan sampah menjadi pupuk (kompos).   Dilansir dari siaran resmi UGM, penambahan biofertilizer dari urine ternak dapat menjadikan proses degradasi sampah berlangsung lebih cepat dibanding cara konvensional. Memanfaatkan sembilan spesies mikrobia. Temuan tersebut diharapkan dapat dengan mudah diaplikasikan masyarakat dalam mengolah sampah organik di rumah. Membantu mengurangi timbulan sampah organik rumah tangga di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). 2. Teknologi MASARO dari ITB Manajemen Sampah Zero (MASARO) menjadi sebuah teknologi di bidang pertanian, peternakan, dan perikanan yang diperkenalkan ITB dalam mengatasi permasalahan sampah. Dikutip dari situs resmi ITB, Masaro merupakan pengelolaan sampah yang menghasilkan zero waste. Teknologi tersebut mengubah paradigma sampah menjadi profit center, terdiri dari proses pilah-angkut-proses-jual. Tujuan utama dari teknologi ini adalah mengolah barang bekas menjadi produk baru yang lebih berguna. Sampah dijadikan bahan baku untuk berbagai bidang, mulai dari pertanian hingga penguat jalan aspal. 3. Teknologi TOSS Listrik Kerakyatan Inovasi yang satu ini merupakan hasil kerjasama Pemerintah Daerah Klungkung, Bali, dengan Indonesia Power dan STT PLN. TOSS (Tempat Olah Sampah Setempat) Listrik Kerakyatan hadir dengan konsep pembangunan pembangkit listrik skala kecil yang tenaganya berasal dari sampah organik masyarakat setempat. Dengan menggunakan teknologi ini, sampah dari masyarakat akan diolah untuk digunakan sebagai sumber listrik tambahan lingkungan sekitar. Jika konsepnya berjalan lancar, TOSS Listrik Kerakyatan dapat menjadi sumber ekonomi alternatif bagi warga. 4. Inovasi Waste to Energy Waste-to-Energy (WTE) menjadi salah satu inovasi yang membantu menangani sampah dalam jumlah signifikan untuk menghindari penumpukan sampah. Terdapat berbagai metode dalam WTE, di antaranya pirolisis, gasifikasi, anaerobic disgestion, hingga Refuse-Derived Fuel (RDF) sebagai bagian dari inovasi pengelolaan sampah menjadi sumber energi. 5. Start-Up Pengelolaan Sampah Selama 10 tahun belakangan, bermunculan banyak startup pengelolaan sampah di Indonesia yang punya ciri khas dan layanan persampahan yang beragam. Selain menyediakan layanan pengangkutan dan pengolahan sampah bertanggung jawab, terdapat juga startup yang khusus menyediakan layanan jual beli makanan sisa layak konsumsi, layanan daur ulang sampah, dan lain sebagainya. Melihat inovasi yang ada, sudah sepatutnya bagi kita untuk turut menyukseskan upaya pengelolaan sampah bertanggung jawab di Indonesia, salah satunya dengan mengurangi produksi sampah dan menggiatkan langkah daur ulang untuk meminimalkan sampah berakhir di TPA. Bagaimana denganmu, apakah kamu sudah mencoba salah satu inovasi di atas? Similar Article 3 Ragam Standar Kerangka Sustainability Report Kehadiran Sustainability Report atau Laporan Keberlanjutan semakin penting bagi suatu organisasi atau perusahaan. Sustainability report merupakan sebuah praktik yang dilakukan untuk mengukur, mengungkap, serta menunjukkan upaya akuntabilitas kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Laporan keberlanjutan memuat segala hal dalam aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola atau ESG di dalam kegiatan organisasi. Disebut juga sebagai bukti atas kontribusi mereka dalam mengelola dampak operasional demi mendukung pembangunan berkelanjutan. Sustainability report tidak lagi hanya sekedar dokumen tambahan, melainkan menjadi suatu kewajiban yang didukung dengan strategi organisasi dalam mewujudkan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Saat ini, terdapat beberapa contoh standar kerangka… Tips Mengelola Sampah Secara Bertanggung Jawab di Lingkungan Pedesaan Indonesia sampai saat ini masih terus berupaya menyelesaikan masalah persampahan dari hulu ke hilir dengan berbagai metode dan teknologi dengan cara mengelola nya. Tidak dapat dipungkiri bahwa produksi sampah masih mungkin terus terjadi di tengah ramainya kehidupan masyarakat, terlebih bagi daerah dengan populasi penduduk yang tinggi salah satunya di wilayah pedesaan. Masalah sampah yang umum terjadi di lingkungan pedesaan bisa berupa keterbatasan infrastruktur pengelolaan sampah, kurangnya dukungan pemerintah, sampai dengan minimnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah secara bertanggung jawab. Jika kita melihat banyaknya inovasi teknologi persampahan di lingkup perkotaan, hal ini tidak serupa terjadi di wilayah desa atau… Contoh Inovasi Pengelolaan Sampah di Indonesia Inovasi pengolahan sampah menjadi sebuah hal yang dibutuhkan untuk dapat mengatasi masalah terkait persampahan di Indonesia. Seiring dengan berkembangnya teknologi dan kesadaran masyarakat akan kelestarian lingkungan, pengelolaan sampah memerlukan penanganan yang lebih maju dari sebelumnya.  Baca Juga: Mengenal Prinsip Hirarki Pengelolaan Sampah Bertanggung Jawab Dalam beberapa tahun ke belakang, terhitung telah banyak ide dan inovasi yang dihasilkan anak bangsa untuk mengolah sampah-sampah yang setiap hari dihasilkan masyarakat. Ketahui 5 contoh inovasi pengelolaan sampah di Indonesia selengkapnya dalam paparan di bawah ini. 1. Pengolahan Sampah Organik Guna Biofertilizer oleh Fakultas Biologi UGM Mahasiswa di Fakultas Biologi Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta,… Mengenal Prinsip Hirarki Pengelolaan Sampah Bertanggung Jawab Prinsip hirarki atau tingkatan pengelolaan sampah menjadi salah satu pengetahuan yang penting kita ketahui untuk dapat menangani sampah dengan cara yang bertanggung jawab. Pengelolaan sampah bertanggung jawab memiliki banyak manfaat. Tujuan utamanya adalah untuk mencegah potensi pencemaran akibat kandungan dari limbah yang mungkin dapat mengkontaminasi dan membahayakan kesehatan. Baca Juga: Contoh Inovasi Pengelolaan Sampah di Indonesia Pada artikel ini, kita akan mengenal lebih dalam mengenai prinsip hirarki pengelolaan sampah bertanggung jawab sehingga dapat dipraktikkan dalam kehidupan nyata. Apa Itu Prinsip Hirarki Pengelolaan Sampah? Menurut wastemission.com, hirarki atau tingkatan pengelolaan sampah merupakan panduan praktis untuk mengelola sampah dengan cara yang paling… Pro Kontra Metode Insinerasi sebagai Solusi Pengelolaan Sampah Insinerasi atau pembakaran sampah merupakan salah satu metode pengolahan limbah yang memanfaatkan proses termal pada suhu tinggi untuk menghancurkan limbah. Metode ini seringkali digunakan untuk menangani timbulan sampah di wilayah perkotaan, sebab dapat mengurangi volume sampah sampai dengan 90 persen sehingga meminimalisir terjadinya penumpukan sampah. Meskipun insinerasi dianggap solusi praktis dan cepat dalam ‘menghilangkan’ sampah, metode ini juga masih menimbulkan perdebatan dan penolakan di kalangan ahli dan masyarakat. Pembakaran sampah dianggap tidak sepenuhnya menyelesaikan masalah, akan tetapi menambah masalah baru berupa pencemaran yang dapat berdampak …

7

Mengenal Prinsip Hirarki Pengelolaan Sampah Bertanggung Jawab

Prinsip hirarki atau tingkatan pengelolaan sampah menjadi salah satu pengetahuan yang penting kita ketahui untuk dapat menangani sampah dengan cara yang bertanggung jawab. Pengelolaan sampah bertanggung jawab memiliki banyak manfaat. Tujuan utamanya adalah untuk mencegah potensi pencemaran akibat kandungan dari limbah yang mungkin dapat mengkontaminasi dan membahayakan kesehatan. Baca Juga: Contoh Inovasi Pengelolaan Sampah di Indonesia Pada artikel ini, kita akan mengenal lebih dalam mengenai prinsip hirarki pengelolaan sampah bertanggung jawab sehingga dapat dipraktikkan dalam kehidupan nyata. Apa Itu Prinsip Hirarki Pengelolaan Sampah? Menurut wastemission.com, hirarki atau tingkatan pengelolaan sampah merupakan panduan praktis untuk mengelola sampah dengan cara yang paling berkelanjutan, dengan memprioritaskan metode yang paling direkomendasikan (pencegahan) sampai yang paling dihindari (pembuangan). Sesuai namanya, tingkatan ini dibayangkan seperti sebuah piramida dengan puncaknya memiliki peranan penting dalam mengurangi atau mencegah timbulnya sampah. Setiap langkah yang ditetapkan pada piramida tersebut menunjukkan prioritas berdasarkan keefisienan dan dampak lingkungan yang mungkin terjadi. Implementasi hirarki ini dapat memberikan beragam manfaat, utamanya meminimalisir terjadinya pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, masyarakat biasanya disarankan mengikuti langkah yang ada untuk meminimalkan dampak dari timbulan sampah yang dihasilkan. Apa Saja Langkah dalam Hirarki Pengelolaan Sampah? Terdapat berbagai langkah dalam prinsip hirarki pengelolaan sampah yang umumnya dibagi ke dalam konsep Reduce, Reuse, Recycle (3R). Konsep 3R juga dapat berkembang menjadi 5R, 7R, dan bahkan lebih tergantung pada aspek yang diperhitungkan, ketersediaan teknologi, serta pendekatan terhadap ekonomi sirkular. Konsep 3R: Reduce, Reuse, Recycle 3R menjadi konsep dasar yang paling dikenal dalam pengelolaan sampah bertanggung jawab. Dalam konsep 3R, terdapat upaya Reduce berupa mengurangi produksi sampah sejak awal, Reuse dengan memanfaatkan kembali barang dan material sisa sebelum menjadi sampah, dan Recycle atau daur ulang untuk mengolah kembali sampah menjadi bahan baku baru. Konsep 5R: Refuse, Reduce, Reuse, Recycle, Recover Konsep 5R berkembang dengan menambahkan pendekatan yang lebih proaktif demi menghindari konsumsi berlebih dan memaksimalkan pemanfaatan limbah. Terdapat upaya Refuse atau menolak dan menghindari produk atau barang sekali pakai yang berpotensi menjadi limbah. Kemudian ada Recover atau memanfaatkan kembali sampah untuk menjadikannya sumber energi, seperti waste-to-energy atau biogas dari limbah organik. Konsep 7R: Refuse, Reduce, Reuse, Repair, Recycle, Recover, Replant Lebih lanjut, konsep 7R hadir untuk semakin menekankan tanggung jawab individu dan industri dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Terdapat dua aspek tambah, yakni upaya Repair atau memperbaiki produk untuk memperpanjang usia pakainya serta Replant atau merestorasi ekosistem untuk mengembalikan keseimbangan alam. Apa Manfaat dari Mematuhi Hirarki Pengelolaan Sampah? Hirarki pengelolaan sampah adalah panduan yang baik untuk membantu kita menemukan langkah yang pas dalam mengolah sampah. Dengan mengikuti urutan yang ada, kita turut serta menghemat sumber daya,, mencegah terbuangnya bahan baku secara sia-sia, meminimalisir dampak dari penumpukan sampah yang tidak terkendali, serta menjaga kesehatan makhluk hidup. Seiring dengan meningkatnya kesadaran manusia akan pentingnya kelestarian lingkungan, strategi pengolahan sampah juga akan turut berkembang ke cara yang lebih sesuai dan komprehensif. Untuk saat ini, mari kita mematuhi panduan yang ada dan senantiasa mengelola sampah yang kita hasilkan dengan cara yang baik bagi alam. Similar Article 3 Ragam Standar Kerangka Sustainability Report Kehadiran Sustainability Report atau Laporan Keberlanjutan semakin penting bagi suatu organisasi atau perusahaan. Sustainability report merupakan sebuah praktik yang dilakukan untuk mengukur, mengungkap, serta menunjukkan upaya akuntabilitas kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Laporan keberlanjutan memuat segala hal dalam aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola atau ESG di dalam kegiatan organisasi. Disebut juga sebagai bukti atas kontribusi mereka dalam mengelola dampak operasional demi mendukung pembangunan berkelanjutan. Sustainability report tidak lagi hanya sekedar dokumen tambahan, melainkan menjadi suatu kewajiban yang didukung dengan strategi organisasi dalam mewujudkan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Saat ini, terdapat beberapa contoh standar kerangka… Tips Mengelola Sampah Secara Bertanggung Jawab di Lingkungan Pedesaan Indonesia sampai saat ini masih terus berupaya menyelesaikan masalah persampahan dari hulu ke hilir dengan berbagai metode dan teknologi dengan cara mengelola nya. Tidak dapat dipungkiri bahwa produksi sampah masih mungkin terus terjadi di tengah ramainya kehidupan masyarakat, terlebih bagi daerah dengan populasi penduduk yang tinggi salah satunya di wilayah pedesaan. Masalah sampah yang umum terjadi di lingkungan pedesaan bisa berupa keterbatasan infrastruktur pengelolaan sampah, kurangnya dukungan pemerintah, sampai dengan minimnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah secara bertanggung jawab. Jika kita melihat banyaknya inovasi teknologi persampahan di lingkup perkotaan, hal ini tidak serupa terjadi di wilayah desa atau… Contoh Inovasi Pengelolaan Sampah di Indonesia Inovasi pengolahan sampah menjadi sebuah hal yang dibutuhkan untuk dapat mengatasi masalah terkait persampahan di Indonesia. Seiring dengan berkembangnya teknologi dan kesadaran masyarakat akan kelestarian lingkungan, pengelolaan sampah memerlukan penanganan yang lebih maju dari sebelumnya.  Baca Juga: Mengenal Prinsip Hirarki Pengelolaan Sampah Bertanggung Jawab Dalam beberapa tahun ke belakang, terhitung telah banyak ide dan inovasi yang dihasilkan anak bangsa untuk mengolah sampah-sampah yang setiap hari dihasilkan masyarakat. Ketahui 5 contoh inovasi pengelolaan sampah di Indonesia selengkapnya dalam paparan di bawah ini. 1. Pengolahan Sampah Organik Guna Biofertilizer oleh Fakultas Biologi UGM Mahasiswa di Fakultas Biologi Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta,… Mengenal Prinsip Hirarki Pengelolaan Sampah Bertanggung Jawab Prinsip hirarki atau tingkatan pengelolaan sampah menjadi salah satu pengetahuan yang penting kita ketahui untuk dapat menangani sampah dengan cara yang bertanggung jawab. Pengelolaan sampah bertanggung jawab memiliki banyak manfaat. Tujuan utamanya adalah untuk mencegah potensi pencemaran akibat kandungan dari limbah yang mungkin dapat mengkontaminasi dan membahayakan kesehatan. Baca Juga: Contoh Inovasi Pengelolaan Sampah di Indonesia Pada artikel ini, kita akan mengenal lebih dalam mengenai prinsip hirarki pengelolaan sampah bertanggung jawab sehingga dapat dipraktikkan dalam kehidupan nyata. Apa Itu Prinsip Hirarki Pengelolaan Sampah? Menurut wastemission.com, hirarki atau tingkatan pengelolaan sampah merupakan panduan praktis untuk mengelola sampah dengan cara yang paling… Pro Kontra Metode Insinerasi sebagai Solusi Pengelolaan Sampah Insinerasi atau pembakaran sampah merupakan salah satu metode pengolahan limbah yang memanfaatkan proses termal pada suhu tinggi untuk menghancurkan limbah. Metode ini seringkali digunakan untuk menangani timbulan sampah di wilayah perkotaan, sebab dapat mengurangi volume sampah sampai dengan 90 persen sehingga meminimalisir terjadinya penumpukan sampah. Meskipun insinerasi dianggap solusi praktis dan cepat dalam ‘menghilangkan’ sampah, metode ini juga masih menimbulkan perdebatan dan penolakan di kalangan ahli dan masyarakat. Pembakaran sampah dianggap tidak sepenuhnya menyelesaikan masalah, …

8

Pro Kontra Metode Insinerasi sebagai Solusi Pengelolaan Sampah

Insinerasi atau pembakaran sampah merupakan salah satu metode pengolahan limbah yang memanfaatkan proses termal pada suhu tinggi untuk menghancurkan limbah. Metode ini seringkali digunakan untuk menangani timbulan sampah di wilayah perkotaan, sebab dapat mengurangi volume sampah sampai dengan 90 persen sehingga meminimalisir terjadinya penumpukan sampah. Meskipun insinerasi dianggap solusi praktis dan cepat dalam ‘menghilangkan’ sampah, metode ini juga masih menimbulkan perdebatan dan penolakan di kalangan ahli dan masyarakat. Pembakaran sampah dianggap tidak sepenuhnya menyelesaikan masalah, akan tetapi menambah masalah baru berupa pencemaran yang dapat berdampak bagi lingkungan dan kesehatan. Baca Juga: Insinerasi Sampah: Pengertian, Cara Kerja, Serta Dampaknya Ketahui tentang anggapan pro dan kontra terkait metode insinerasi sebagai solusi pengolahan sampah dalam penjelasan berikut ini. 1. #Pro – Insinerasi Mencegah Penumpukan Sampah  Penumpukan sampah sampai saat ini masih menjadi salah satu masalah yang merugikan lingkungan. Timbunan limbah bercampur aduk di TPA, menimbulkan kekhawatiran terkait bahaya yang terkandung di dalamnya.  Penggunaan teknologi insinerasi dalam pengolahan sampah diketahui mampu mengurangi volume sampah dalam jumlah besar, sehingga membantu mencegah penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Melalui insinerasi, kandungan air di dalam limbah akan diuapkan sehingga limbah bersifat kering untuk kemudian diubah menjadi abu, gas, dan panas. Metode ini secara signifikan membantu mengurangi jumlah sampah yang harus ditimbun. 2. #Pro – Insinerasi Mendukung Waste-to-Energy (WtE)  Insinerasi dalam Waste-to-Energy (WtE) merupakan proses pembakaran sampah pada suhu tinggi untuk menghasilkan energi dalam bentuk listrik atau pun panas. Metode ini memungkinkan untuk mengurangi volume sampah sekaligus menghasilkan energi yang dapat dimanfaatkan kembali. Pemanfaatan energi panas yang dihasilkan dari pembakaran sampah digunakan sebagai sumber listrik untuk mengoperasikan pembangkit listrik yang berguna bagi keperluan industri dan rumah tangga.  Beberapa negara di dunia, seperti Jepang dan Singapura, merupakan contoh sukses dalam menerapkan insinerasi WTE sebagai sumber energi baru juga mengatasi keterbatasan lahan TPA. 3. #Kontra – Insinerasi Menimbulkan Polutan Berbahaya  Dibalik solusi ‘kilat’ yang ditawarkan metode insinerasi dalam mengurangi volume sampah, ada banyak hal lain yang perlu diperhatikan terlebih terkait dampak buruk yang bisa dihasilkan dari insinerasi sampah. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebut bahwa proses pembakaran sampah menggunakan insinerator dapat menghasilkan ‘limbah’ baru yang sangat berbahaya yang dapat mencemari udara dan lingkungan. Senyawa beracun seperti dioksin, furan, nitrogen oksida, sulfur dioksida, karbon monoksida, hingga hidrogen klorida, dapat menimbulkan masalah terhadap kesehatan manusia jika terpapar. Belum lagi dengan partikulat halus yang sulit tersaring, serta abu dan sisa logam berat dari limbah-limbah berbahaya yang perlu diolah secara khusus sebelum dibuang. Seluruh polutan tersebut merupakan masalah yang timbul akibat pembakaran sampah dan diperlukan teknologi yang lebih baik untuk dapat mengendalikan emisi sesuai standar regulasi. 4. #Kontra – Insinerasi Memerlukan Sumber Daya yang Besar  Dilansir dari Aliansi Zero Waste Indonesia, teknologi insinerator juga membutuhkan sumber daya yang besar. Dalam hal tersebut, termasuk di antaranya adalah gas alam atau minyak untuk membakar seluruh sampah secara maksimal sampai pada suhu lebih dari 850 derajat Celcius. Pembangunan dan pengoperasian insinerator juga membutuhkan biaya besar. Dana yang seharusnya bisa dialokasikan untuk program daur ulang dan pengurangan sampah justru bisa terbuang untuk fasilitas pembakaran. Kegiatan ini cenderung kurang efisien jika melihat dampak yang dihasilkan. Emisi karbon dari pembakaran sampah pun lebih tinggi dibandingkan energi terbarukan lain yang lebih ramah lingkungan. 5. #Kontra – Insinerasi Merusak Upaya Pemulihan Limbah dan Daur Ulang  Dalam hirarki pengelolaan sampah bertanggung jawab, material sampah umumnya dapat melalui beragam proses untuk diolah menjadi bentuk baru. Diketahui terdapat 7 tingkatan dalam kegiatan pengolahan sampah, mencakup reduction atau pengurangan, reuse atau penggunaan kembali, recycle atau daur ulang, kompos,dan pembuangan hingga pada akhirnya material tersebut benar-benar rusak dan tidak lagi memiliki nilai. Melihat kondisi di atas, insinerasi dapat merusak hierarki pengelolaan sampah apabila menjadi solusi utama tanpa mendukung upaya pemulihan sampah dan daur ulang. Meskipun insinerasi dapat mengurangi volume sampah dan menghasilkan energi, penggunaannya perlu diposisikan pada urutan terakhir dalam hierarki pengelolaan sampah untuk mendukung solusi yang lebih ramah lingkungan. Similar Article Satuplatform, Masuk Top 10 NextDev Academy Mewujudkan Keberlanjutan melalui Teknologi Telkomsel, melalui program CSR-nya yang dikenal sebagai NextDev, telah memainkan peran penting dalam mendukung perkembangan startup digital di Indonesia. Tahun ini, pada NextDev 10th Anniversary, Satuplatform menjadi salah satu startup yang berhasil mencuri perhatian, sehingga terpilih sebagai salah satu dari 10 besar pada kategori Emerging Technology, berkat solusi inovatif dan kecanggihan dalam penggunaan AI (Artificial Intelligence) dan machine learning dalam bidang keberlanjutan dan manajemen ESG (Environmental, Social, and Governance). Ikut Serta dalam Mewujudkan Inovasi Startup Digital Indonesia Sejak pertama kali diluncurkan, NextDev telah menjadi platform yang sangat mendukung bagi startup digital di Indonesia. Program ini bertujuan untuk mencari startup terbaik… 3 Ragam Standar Kerangka Sustainability Report Kehadiran Sustainability Report atau Laporan Keberlanjutan semakin penting bagi suatu organisasi atau perusahaan. Sustainability report merupakan sebuah praktik yang dilakukan untuk mengukur, mengungkap, serta menunjukkan upaya akuntabilitas kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Laporan keberlanjutan memuat segala hal dalam aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola atau ESG di dalam kegiatan organisasi. Disebut juga sebagai bukti atas kontribusi mereka dalam mengelola dampak operasional demi mendukung pembangunan berkelanjutan. Sustainability report tidak lagi hanya sekedar dokumen tambahan, melainkan menjadi suatu kewajiban yang didukung dengan strategi organisasi dalam mewujudkan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Saat ini, terdapat beberapa contoh standar kerangka… Tips Mengelola Sampah Secara Bertanggung Jawab di Lingkungan Pedesaan Indonesia sampai saat ini masih terus berupaya menyelesaikan masalah persampahan dari hulu ke hilir dengan berbagai metode dan teknologi dengan cara mengelola nya. Tidak dapat dipungkiri bahwa produksi sampah masih mungkin terus terjadi di tengah ramainya kehidupan masyarakat, terlebih bagi daerah dengan populasi penduduk yang tinggi salah satunya di wilayah pedesaan. Masalah sampah yang umum terjadi di lingkungan pedesaan bisa berupa keterbatasan infrastruktur pengelolaan sampah, kurangnya dukungan pemerintah, sampai dengan minimnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah secara bertanggung jawab. Jika kita melihat banyaknya inovasi teknologi persampahan di lingkup perkotaan, hal ini tidak serupa terjadi di wilayah desa atau… Contoh Inovasi Pengelolaan Sampah di Indonesia Inovasi pengolahan sampah menjadi sebuah hal yang dibutuhkan untuk dapat mengatasi masalah terkait persampahan di Indonesia. Seiring dengan berkembangnya teknologi dan kesadaran masyarakat akan kelestarian lingkungan, pengelolaan sampah memerlukan penanganan yang …

1

Biochar: Turning Waste into Climate Solutions

Nowadays, the environment is facing big challenges due to waste production especially in the industrial countries. In the quest to mitigate waste production and create sustainable business opportunities, biochar has emerged as a compelling solution. Derived from organic waste, biochar represents a fusion of traditional practices and modern technology with far-reaching environmental and economic implications.  This article delves into what biochar is, and its role as a catalyst for environmental sustainability and innovative business models. You can also read other articles : Carbon Capture and Storage For Mitigating the Climate Change Understanding Biochar Biochar might not be a new term known in developed countries. For Indonesia, biochar gradually became well known along with the effort to mitigate the waste in landfill. Biochar itself is a form of charcoal created by pyrolysis—a process of heating organic material, such as agricultural or forestry waste, in an oxygen-limited environment.  Unlike conventional charcoal, that is known of its usage as fuel, biochar is engineered to enhance soil health and sequester carbon. Biochar porous structure enables it to retain water, nutrients, and microorganisms, making it an effective soil amendment.  From Waste to Resource One of the most striking aspects of biochar is its ability to turn waste streams into valuable resources in our lives. From agricultural residues, forest byproducts, to municipal green waste, all of them can be converted into biochar. Then it will surely reduce the burden on landfills and prevent methane emissions associated with organic decomposition.  For businesses, this creates an opportunity to address waste management challenges while producing a marketable product. Industries such as agriculture, forestry, and waste management stand to benefit significantly from biochar production. By integrating biochar into their operations, companies can achieve multiple objectives: reducing waste, enhancing soil fertility, and contributing to climate goals through carbon sequestration. Climate Mitigation and Carbon Sequestration After knowing what biochar is and how it is related to the effort of combating the waste problem, it is also important to us to know that Biochar has a role in climate mitigation. One of biochar’s most significant environmental benefits lies in its ability to sequester carbon. During the pyrolysis process, the carbon present in organic material is locked into a stable form that can remain in the soil for centuries. This effectively removes CO2 from the atmosphere, creating a long-term carbon sink. This has profound implications for businesses aiming to meet net-zero emissions targets. By incorporating biochar into their sustainability strategies, companies can offset their carbon footprint, enhance their corporate social responsibility (CSR) profile, and comply with evolving regulatory frameworks focused on climate action. Water Management and Pollution Control Beyond agriculture, biochar has applications in water management and pollution control. Its porous structure allows it to act as a filter, capturing heavy metals and other contaminants from water. This property has been utilized in wastewater treatment, stormwater management, and even in mitigating the effects of agricultural runoff on water bodies. For businesses in the environmental services sector, biochar presents a versatile tool for addressing water quality challenges. By incorporating biochar-based filtration systems, companies can enhance their service offerings while contributing to environmental restoration efforts. A Circular Economy Approach Another interesting fact about Biochar is its alignment with the initiative of circular economy. Biochar aligns seamlessly with the principles of the circular economy, which emphasizes resource efficiency and waste minimization. By converting organic waste into biochar, businesses can close the loop on resource use, creating value from materials that would otherwise be discarded. This circular approach also fosters innovation in business models. For instance, companies can establish partnerships with agricultural producers, municipalities, and forestry operations to source feedstock for biochar production. Additionally, the byproducts of pyrolysis, such as bio-oil and syngas, can be utilized as renewable energy sources, further enhancing the economic viability of biochar enterprises. After all, Biochar exemplifies the transformative power of aligning environmental and business objectives. By turning waste into a climate solution, it addresses some of the most pressing challenges of our time, from carbon sequestration to soil health and waste management.  Take lessons from Biochar, companies are surely possible to make their own environmental initiatives. Moreover, now we have Satuplatform.com as all-in-one solution who provides you with carbon consultancy. Try our FREE DEMO now! Similar Articles Biochar: Turning Waste into Climate Solutions Nowadays, the environment is facing big challenges due to waste production especially in the industrial countries. In the quest to mitigate waste production and create sustainable business opportunities, biochar has emerged as a compelling solution. Derived from organic waste, biochar represents a fusion of traditional practices and modern technology with far-reaching environmental and economic implications.  This article delves into what biochar is, and its role as a catalyst for environmental sustainability and innovative business models. Understanding Biochar Biochar might not be a new term known in developed countries. For Indonesia, biochar gradually became well known along with the effort to… Belajar Melestarikan Alam di Museum Kehutanan Ir. Djamaludin Suryohadikusumo Untuk meningkatkan kesadaran untuk menjaga alam, saat ini ada banyak cara yang dapat ditempuh. Mulai dari menonton film, membaca novel, sampai dengan berkunjung ke museum yang bertema lingkungan. Museum Kehutanan Ir. Djamaludin Suryohadikusumo adalah salah satu contoh destinasi yang menginspirasi kesadaran lingkungan yang dapat Anda kunjungi. Museum yang terletak di Jakarta ini menjadi pusat edukasi dan refleksi tentang peran manusia dalam melestarikan hutan sebagai paru-paru dunia.  Artikel ini akan membahas bagaimana museum Ir. Djamaludin Suryohadikusumo menjadi tempat belajar yang menarik, serta bagaimana nilai-nilai yang diajarkan di dalamnya dapat diterapkan dalam kehidupan dan bisnis. Sejarah dan Peran Museum Kehutanan Museum Kehutanan… 5 Brand Sepatu Ini Dukung Penurunan Emisi Karbon Di tengah pesatnya industri di seluruh dunia yang mulai memiliki kesadaran untuk menjaga lingkungan, industri fashion termasuk sepatu, kini juga mulai menunjukkan kepeduliannya terhadap isu lingkungan. Berbagai merek sepatu ternama kini ikut berkontribusi dalam upaya menekan emisi karbon. Mulai dari pemilihan bahan, hingga ke proses produksi, brand-brand sepatu mulai mempertimbangkan aspek yang lebih ramah lingkungan. Mari simak, berikut adalah lima contoh brand sepatu yang aktif mendukung penurunan emisi karbon melalui inovasi …