Pemanasan Global dan Suhu Dingin Ekstrem: Memahami Keterkaitannya

Suhu Dingin Ekstrem dan Pemanasan Global

Pernahkah terpikir dalam benakmu tentang bagaimana suatu wilayah dilanda suhu dingin yang ekstrem di saat bumi sedang mengalami peningkatan suhu atau pemanasan global?

Sering kali kita dengar bahwa suhu rata-rata bumi kian meningkat dan menimbulkan sengatan panas yang sangat tinggi. Kondisinya cukup mengganggu manusia dalam beraktivitas, terutama bagi mereka di wilayah tertentu seperti negara tropis.

Sementara itu, suhu dingin ekstrem belakangan ini juga terus melanda kota-kota di banyak negara. Beberapa di antaranya bahkan hampir mencapai minus 30 derajat Celcius yang disertai dengan waktu siang hari yang lebih pendek dibandingkan malam. Sebagaimana musim dingin dengan suhu dingin ekstrem yang melanda Swedia, Finlandia, juga wilayah di Amerika Utara.

Ada beberapa alasan mengapa bumi menghangat tetapi musim dingin di beberapa wilayah menjadi semakin dingin. Perubahan iklim tidak hanya mencakup pemanasan global, tetapi juga mencakup berbagai perubahan lain yang terjadi di iklim bumi. Salah satunya pendinginan di beberapa area meskipun bumi secara keseluruhan mengalami pemanasan.

Fenomena ini dikenal sebagai “paradoks musim dingin” dan terjadi karena kompleksitas perubahan iklim global. Mari kita ketahui lebih lanjut.

Apa Itu Paradoks Musim Dingin atau Musim Dingin Ekstrem?

Paradoks musim dingin mengacu pada fenomena yang tampaknya bertentangan dengan pemahaman umum tentang pemanasan global dan perubahan iklim. Salah satu yang ramai adalah tentang bagaimana musim dingin menjadi lebih dingin di tengah pemanasan global.

Baca juga artikel lainnya : Mampukah Kegiatan Menanam Pohon Membantu Melawan Pemanasan Global?

Sebab, menurut Copernicus Climate Change Services, bulan Februari 2024 disebut merupakan Februari terhangat yang pernah tercatat secara global. Namun, Amerika Utara, Asia, dan sebagian Eropa justru mengalami suhu dingin yang memecahkan rekor bahkan mengancam jiwa. Kondisi yang menimbulkan pertanyaan.

Berdasarkan sumber referensi berjudul “Paradox of Extreme Cold Events in A Warming World” di situs Science Daily, situasi paradoks ini digambarkan oleh fenomena Warm Arctic-Cold Continent (WACC) atau Arktik Hangat-Benua Dingin, di mana suhu Arktik yang hangat dapat menyebabkan menurunnya es laut dan hembusan angin di sejumlah wilayah lintang tengah tertentu.

Bagaimana Suatu Wilayah Mengalami Suhu Dingin Ekstrem?

Mengutip penjelasan dari artikel terbitan The Conversation, suhu dingin ekstrem dapat terjadi saat Jet stream kutub turun jauh ke selatan, membawa udara dingin Arktik ke wilayah yang jarang mengalaminya. Kondisi ini turut disebabkan oleh gangguan dalam pola cuaca global, seperti pelemahan Polar Vortex dan Jet Stream, yang dapat menyebabkan udara dingin dari Kutub Utara menyebar luas.

Dalam kondisi normal, polar vortex harusnya tetap terkurung di sekitar kutub oleh arus udara yang dikenal sebagai jet stream – aliran udara cepat di atmosfer yang memisahkan massa udara hangat dan dingin. Jet stream ini mengelilingi polar vortex dan menjaga udara dingin tetap terkonsentrasi di daerah kutub.

Perlu diketahui bahwa Polar Vortex yang berarti “Pusaran Kutub” adalah aliran udara bertekanan rendah yang sangat dingin yang biasanya terkonsentrasi di sekitar kutub. Pusaran ini selalu ada di dekat kutub, namun dapat melemah dan menguat tergantung pada musim yang terjadi. 

Baca Juga: 5 Fakta Gas Metana Sebagai Kontributor Pemanasan Global

Apa Faktor Pendukung Suhu Dingin Ekstrem?

The Conversation menjelaskan bahwa peristiwa ini sering terjadi bersamaan dengan perubahan aliran udara lain yang bahkan lebih tinggi di atas aliran jet, yaitu stratospheric polar vortex atau pusaran stratosfer. 

Jika pusaran stratosfer ini terganggu atau meregang , ia dapat pula mendistorsi aliran jet, mendorongnya ke selatan di beberapa area dan menyebabkan hembusan udara dingin.

Selain itu, La Niña dan El Nino, dua fenomena iklim di Samudra Pasifik, juga dapat mempengaruhi pola cuaca global. La Niña, misalnya, dapat menyebabkan musim dingin yang lebih dingin di beberapa bagian Amerika Utara.

Meskipun Bumi sedang mengalami pemanasan global, dinamika cuaca dan iklim yang kompleks dapat menyebabkan fenomena seperti musim dingin yang lebih ekstrem di beberapa wilayah.

Similar Article