Pertanian Regeneratif – Sektor pertanian telah menjadi salah satu di antara berbagai sumber penghasil emisi gas rumah kaca (GRK) dengan konsentrasi besar ke atmosfer. Berbagai aktivitas dalam sektor ini, seperti produksi tanaman, peternakan, dan penggunaan lahan, menghasilkan emisi yang signifikan.
Tidak hanya karbon dioksida, aktivitas pertanian turut melepaskan emisi ke udara yang di antaranya merupakan metana (CH4) dan nitrogen dioksida (N2O). Sebuah data menyebut bahwa secara global sektor pertanian bertanggung jawab atas 23 persen emisi GRK antropogenik. Jumlah yang setara dengan 12 GtCO2/tahun.

Melihat kondisi ini, diperlukan solusi yang dapat menjadikan kegiatan pertanian berjalan secara lebih ramah lingkungan dan minim dampak, terlebih dalam hal emisi yang diproduksi. Peralihan ke praktik pertanian regeneratif diyakini menjadi salah satu langkah yang dapat membantu mengurangi jejak karbon sektor ini.
Baca Juga: 5 Tantangan Besar Sektor Pertanian
Table of Contents
ToggleApa Itu Pertanian Regeneratif?
Dilihat dari metodenya, pertanian regeneratif adalah pendekatan yang menekankan peningkatan kesehatan dan produktivitas lahan secara berkelanjutan.
Berbeda dengan metode pertanian konvensional, pertanian regeneratif bertujuan memperbaiki dan memulihkan ekosistem pertanian. Hal ini mencakup upaya terhadap peningkatan keanekaragaman hayati, regenerasi lapisan tanah atas, perbaikan siklus air, peningkatan layanan ekosistem, hingga peningkatan ketahanan terhadap perubahan iklim.
Di awal penerapannya, teknik pertanian regeneratif berfokus pada penanganan khusus terhadap kondisi tanah yang rusak dan kegiatan pengomposan. Kini, penerapannya pun semakin luas dan diharapkan mampu berkontribusi dalam memitigasi dampak perubahan iklim.
Prinsip Pertanian Regeneratif
Terdapat beberapa prinsip dalam mengimplementasikan pertanian regeneratif. Dilansir dari laman Natural Resources Defense Council (NRDC), berikut adalah empat prinsip yang digunakan untuk mencapai tujuan dari pertanian regeneratif.
1. Menciptakan Hubungan Lintas Ekosistem yang Baik
Tujuan yang diharapkan dari penerapan pertanian regeneratif ialah menciptakan kesejahteraan bagi ekosistem dan makhluknya. Contohnya seperti melindungi hubungan—antara manusia, tanah, badan air, ternak, satwa liar, dan bahkan kehidupan mikroba di dalam tanah.
2. Memprioritaskan Kesehatan Tanah
Memulihkan lahan yang telah rusak atau terdegradasi untuk mengembalikan fungsinya sebagai ekosistem produktif. Dengan melakukan penggiliran tanaman dan menanam berbagai jenis tanaman, dapat membantu meningkatkan kesehatan tanah, mengurangi risiko hama dan penyakit, serta meningkatkan keanekaragaman hayati.
3. Mengurangi Ketergantungan pada Material Sintetis
Menggunakan pupuk kompos dan kotoran ternak daripada pupuk kimia untuk meningkatkan kesehatan tanah dan mengurangi polusi. Lebih sedikit bahan kimia beracun, artinya berkurang juga risiko kesehatan manusia yang disebabkan bahan kimia. Termasuk dalam hal peningkatan kemandirian finansial karena terhindar dari biaya materi sintetis yang berulang.
Selain itu, Organisasi The Carbon Underground menciptakan seperangkat prinsip untuk memandu upaya pertanian regeneratif. Prinsip-prinsip yang dimaksud meliputi hal-hal seperti membangun kesehatan dan kesuburan tanah, meningkatkan perkolasi dan retensi air, meningkatkan keanekaragaman hayati dan kesehatan ekosistem, dan mengurangi emisi karbon dan tingkat CO2 atmosfer.
Manfaat Teknik Pertanian Regeneratif
Pertanian regeneratif adalah inovasi yang berkelanjutan dalam sektor pertanian untuk beralih dari cara lama yang kurang mementingkan kehidupan tanah.
Melalui implementasi yang tepat, teknik pertanian regeneratif dapat membantu meningkatkan kesuburan dan struktur tanah, yang mendukung pertumbuhan tanaman yang lebih sehat dan produktif, serta meningkatkan keanekaragaman hayati di lahan pertanian, yang dapat meningkatkan stabilitas ekosistem dan produktivitas.
Metode ini juga memperkuat ketahanan pangan dengan memperbaiki kesehatan tanah dan meningkatkan hasil pertanian secara berkelanjutan. Menyerap karbon dari atmosfer dan menyimpannya dalam tanah, membantu mitigasi perubahan iklim.
Similar Article
Pemanfaatan AI dalam Upaya Pelestarian Lingkungan
Tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi kecerdasan buatan atau Artficial Intelligence (AI) telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dan menjadi bagian…
Mengenal Agbogbloshie ‘Tempat Penampungan’ Sampah Elektronik Dunia
Pernahkah kamu mendengar tentang tempat pembuangan sampah Agbogbloshie? Tempat ini pernah menjadi salah satu tempat pembuangan sampah terbesar di dunia…
Air Minum Kemasan Plastik Dilarang di Bali, Apa yang Terjadi?
Pemerintah Provinsi Bali baru saja melakukan langkah yang besar dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan, yakni dengan melakukan pelarangan penjualan air…
Masa Depan Bisnis Adalah Bertanggung Jawab, Benarkah?
Sustainability atau Keberlanjutan bukan hanya sekadar tren musiman di era sekarang ini, melainkan telah menjadi suatu kewajiban yang dapat mendorong…
Berbagai Inovasi dalam Pengelolaan Sampah yang Bisa Dimanfaatkan
Indonesia bisa dibilang masih sangat memerlukan berbagai inovasi dan kemajuan dalam kegiatan pengelolaan sampah untuk membantu sampah ditangani dengan cara…
Indonesia Siap Pensiunkan Dini PLTU Batu Bara
Pemerintah Indonesia bersiap untuk melakukan langkah besar dalam upaya mencapai netralitas karbon atau Carbon Neutral pada 2060 dengan menerapkan pensiun…