Ruang Terbuka Hijau di Indonesia

Ruang Terbuka Hijau di Indonesia

Ketersediaan ruang terbuka hijau (RTH) menjadi salah satu hal yang penting yang perlu diperhatikan dalam membangun suatu wilayah lingkungan tertentu. Ruang terbuka hijau yang baik dapat menghasilkan banyak manfaat, utamanya bagi keseimbangan ekologi juga kesejahteraan masyarakat. Di Indonesia sendiri, aturan terkait ruang terbuka hijau telah diatur pemerintah dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional RI Nomor 14 Tahun 2022 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau. Dalam peraturan dijelaskan bahwa suatu wilayah perkotaan perlu memiliki proporsi ruang terbuka hijau setidaknya minimal 30% dari luas wilayah total yang terdiri dari 20% RTH Publik dan 10% RTH Privat. Baca Juga: Mari Berkunjung ke 5 Ruang Terbuka Hijau di Bandung Ini! Namun, apa sebenarnya manfaat dari adanya RTH? Lalu, bagaimana penerapan aturan ini dalam kondisi sebenarnya di Indonesia? Seberapa tercukupinya jumlah ruang terbuka hijau di Indonesia untuk membantu menciptakan kondisi alam yang asri? Berbagai Manfaat Ruang Terbuka Hijau Penetapan ketersediaan ruang terbuka hijau untuk suatu wilayah tertentu tentunya memiliki tujuan dan manfaat yang baik bagi banyak hal. Dilihat secara aspek ekologis, RTH berperan penting dalam membantu menyerap emisi gas rumah kaca di udara. Vegetasi yang tumbuh subur dan baik sangat bermanfaat untuk membantu menjernihkan kualitas udara, menghasilkan oksigen yang dibutuhkan manusia, menurunkan suhu lingkungan melalui efek pendinginan alami, serta dapat berperan dalam menyerap air hujan, mengurangi limpasan permukaan dan membantu mencegah banjir. Hal ini juga sesuai dengan salah satu target capaian SDGs PBB untuk menurunkan suhu bumi, di mana pepohonan dan hamparan hijau yang tumbuh diyakini dapat membantu mengurangi masalah urban heat island, dengan menurunnya suhu lingkungan. Selain itu, dalam aspek sosial RTH merupakan sarana rekreasi dan ruang aktivitas fisik yang bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental masyarakat. Ruang terbuka hijau juga dapat meningkatkan interaksi sosial karena keberadaannya penting sebagai tempat berkumpul, serta jika dirancang dengan baik dapat menambah keindahan estetis lingkungan. RTH juga dapat berdampak secara ekonomi karena kehadirannya dapat menarik wisatawan untuk berkunjung yang secara langsung memberikan kontribusi ekonomi melalui pariwisata.  Oleh karena manfaatnya yang melimpah, sudah sepatutnya RTH dijadikan sebuah unsur penting dalam konteks pembangunan berkelanjutan.  Kondisi Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau di Indonesia Meskipun aturan terkait proporsi minimum RTH di Indonesia telah ditetapkan, sepertinya belum banyak kota yang patuh terhadap kondisi ini. Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), per tahun 2019 baru sekitar 13 dari 174 kota di Indonesia yang mengikuti Program Kota Hijau dan memiliki porsi ruang terbuka hijau (RTH) 30 persen atau lebih. Hal ini menjadi lebih sulit sebab mayoritas pembangunan perkotaan belum memperhitungkan kondisi lingkungan. Di DKI Jakarta contohnya, mengutip dari Katadata, Pemprov DKI Jakarta menyebut bahwa luas RTH yang tersedia di sini baru mencapai 5,2% atau sekitar 33,34 juta meter persegi dari total luas wilayah provinsi.  Dilihat berdasarkan luas per kota administrasinya, Jakarta Timur menjadi kota dengan RTH terluas, 26,2 persen. Sedangkan Jakarta Barat menjadi yang paling sedikit dengan 8,64 persen.  Hal yang sama juga terjadi di Kota Tangerang. Ketersediaan ruang terbuka hijau di sini juga masih sangat minim yakni baru sekitar 11 persen saja. Padahal, pemerintah setempat meyakini bahwa RTH merupakan area resapan air yang penting yang dapat membantu mencegah terjadinya banjir. Melihat hal ini, sudah selayaknya pemerintah memikirkan aturan yang lebih ketat terkait pentingnya penyediaan ruang terbuka hijau di suatu area. Kementerian PUPR juga mendorong perkotaan untuk mulai memikirkan pembangunan kota yang ramah lingkungan. Diharapkan, pengelolaan dan pengembangan ruang terbuka hijau yang baik dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih sehat, nyaman, dan berkelanjutan bagi semua. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Pencemaran Laut: Penyebab Hingga Dampaknya Bagi Banyak Hal Pencemaran atau polusi dapat menyerang berbagai hal di dunia, termasuk utamanya lingkungan dan salah satunya ialah perairan sehingga disebut juga pencemaran laut. Pencemaran dapat terjadi apabila terdapat kebocoran, masuknya, atau dimasukkannya zat, komponen, makhluk hidup, dan energi yang bersifat polutan (bahan pencemar) ke dalam lingkungan. Akibatnya, berubah kondisi lingkungan tersebut ke arah tidak sehat sehingga sulit untuk berfungsi dan dimanfaatkan kembali sebagaimana mestinya. Pengertian Pencemaran Laut Sebagaimana penjelasan di atas, pencemaran laut merupakan fenomena tercemarnya lautan (atau badan air lainnya termasuk sungai, danau, dan air tanah) oleh bahan berbahaya seperti bahan kimia, limbah, dan mikroorganisme yang dapat menurunkan kualitas air… Bagaimana Perubahan Iklim Berdampak Pada Kondisi Perekonomian? Perubahan iklim nyatanya tidak hanya dapat menimbulkan pengaruh terhadap aspek sosial dan lingkungan, namun juga berpotensi memberikan dampak yang signifikan pada kondisi perekonomian global dan nasional.  Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN, ditemukan bahwa perubahan iklim berpotensi menghilangkan nilai ekonomi komoditas beras dan kopi yang merupakan sub sektor tanaman pangan dan perkebunan utama bagi Indonesia. BRIN menyebut bahwa Indonesia bisa kehilangan hingga lebih dari US$2,8 miliar dan US$262 juta per tahun pada produksi beras dan kopi akibat memburuknya kondisi iklim. Data Badan Pusat Statistik juga mencatat adanya fluktuasi pada produksi beras di Indonesia… Melihat Kondisi Operasional Pembangkit Listrik Hijau di Indonesia Indonesia diketahui terus menggencarkan pengembangan dan pembangunan infrastruktur hijau sebagai salah satu langkah mendukung target Net Zero Emission (NZE) 2060. Salah satunya ialah mengembangkan teknologi pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT) atau disebut juga pembangkit listrik hijau. Listrik hijau atau listrik ramah lingkungan merupakan listrik yang dihasilkan dari sumber daya seperti tenaga surya, angin, panas bumi, biomassa, dan fasilitas pembangkit listrik tenaga air berdampak rendah. Listrik hijau sebagai salah satu bentuk pemanfaatan energi terbarukan, diyakini punya potensi yang besar di Indonesia sehingga pembangunannya gencar dilaksanakan saat ini. Pembangkit Listrik Hijau di Indonesia Masih seperti kebanyakan negara lainnya, Indonesia saat ini… Ruang Terbuka Hijau di Indonesia Ketersediaan ruang terbuka hijau (RTH) menjadi salah satu hal yang penting yang perlu diperhatikan dalam membangun suatu wilayah lingkungan tertentu. Ruang terbuka hijau yang baik dapat menghasilkan banyak manfaat, utamanya bagi keseimbangan ekologi juga kesejahteraan masyarakat. Di Indonesia sendiri, aturan terkait ruang terbuka hijau telah diatur pemerintah dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional RI Nomor 14 Tahun 2022 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau. Dalam peraturan dijelaskan bahwa suatu wilayah perkotaan perlu memiliki proporsi ruang terbuka hijau setidaknya minimal 30% dari luas wilayah …

Mari Berkunjung ke 5 Ruang Terbuka Hijau di Bandung Ini!

Mari Berkunjung ke 5 Ruang Terbuka Hijau di Bandung Ini!

Warga Bandung… sudahkah kamu mengunjungi ruang terbuka hijau yang ada di daerah tempat tinggalmu? Apakah tempatnya sejuk dan nyaman untuk beraktivitas maupun bersantai?  Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan sebuah area terbuka di wilayah perkotaan yang diisi dengan vegetasi seperti taman, kebun, hutan kota, dan jalur hijau. Baca Juga: 5 Ruang Terbuka Hijau di Jakarta RTH punya peran yang penting dalam menciptakan kota yang sehat, seimbang, dan berkelanjutan. Tidak hanya bermanfaat sebagai sarana sosial dan rekreasi, ruang terbuka hijau juga berperan mengendalikan polusi udara, meningkatkan kualitas udara, menurunkan suhu udara sehingga lingkungan lebih nyaman, mengelola air hujan, serta melestarikan keanekaragaman hayati yang ada di perkotaan. Pada tahun 2023, ruang terbuka hijau di Kota Bandung baru tersedia sebanyak 12,25% saja dari total luas wilayah kota. Padahal, idealnya Kota Bandung perlu memiliki kurang lebih 16.729,65 hektare ruang terbuka hijau, sesuai dengan Permen ATR/BPN Nomor 14 Tahun 2022 yakni minimal 30%. Sambil menunggu Pemerintah Kota Bandung terus memperluas ruang hijau di banyak tempat bagi masyarakat, yuk kita berkunjung ke beberapa ruang terbuka hijau yang saat ini sudah tersedia! 1. Ruang Terbuka Hijau: Teras Cikapundung Salah satu taman kota bernama Teras Cikapundung ini terletak di Jalan Siliwangi, Bandung, dan hadir dengan tema urban dan ekologi. Berdiri dan diresmikan sejak tahun 2016 lalu. Teras Cikapundung hadir sebagai ruang publik yang dapat dimanfaatkan secara gratis oleh masyarakat luas baik untuk berolahraga, berkesenian, berwisata, atau sekedar bersantai bersama keluarga dan teman. Taman kota ini juga hadir dengan fasilitas berupa amphiteater yang seringkali menyajikan pertunjukkan musik dan kesenian lokal, serta air mancur unik yang menambah keasrian alam. 2. Ruang Terbuka Hijau: Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda Sebuah destinasi wisata populer di Bandung ini terkenal karena keasrian hutannya. Tempat ini telah berdiri sejak jaman pemerintahan Hindia-Belanda yang pada awalnya dijadikan sebagai kawasan hutan lindung. Tahura Juanda merupakan kawasan konservasi yang terpadu antara alam sekunder dengan hutan tanaman, terletak di sebelah utara Kota Bandung. Kawasan ini menjadi tempat pemeliharaan berbagai flora seperti pohon pinus, damar, mahoni, beringin, cemara, hingga bunga bangkai, serta fauna seperti kera ekor panjang, kupu-kupu, burung raja udang biru, dan tupai. Di sini, pengunjung dapat melakukan berbagai aktivitas seperti trekking, berwisata ke air terjun serta Goa Jepang dan Belanda, juga menikmati pemandangan alam dan rindangnya pepohonan yang ada. Tempat yang menarik untuk dikunjungi. 3.Ruang Terbuka Hijau: Taman Film Bandung Unik dari yang lainnya, sesuai namanya Taman Film Bandung hadir sebagai kawasan seni pertunjukkan film yang dilengkapi fasilitas layar videotron lebar yang biasa digunakan sebagai media untuk memutar film. Pengunjung dapat bersantai duduk-duduk di rumput sintetis yang tersedia sambil menonton film yang tersedia setiap hari. Jadwal pemutaran film di Taman Film Bandung yakni hari Senin-Jumat pukul 18.30 WIB-21.00 WIB serta Sabtu dan Minggu pukul 17.00 WIB-22.00 WIB. Selain menonton film, anak-anak juga dapat bermain di sini. Tersedia juga koneksi wifi gratis yang bisa dimanfaatkan serta food court untuk menjadikan kegiatan menonton film semakin seru. 4. Ruang Terbuka Hijau: Taman Lansia Taman Lansia merupakan salah satu taman kota yang berada di Citarum, Kota Bandung, Jawa Barat yang terletak di sebelah kanan Gedung Sate. Tidak hanya lansia yang berkunjung kemari, warga berbagai kalangan pun turut meramaikan tempat ini. Terdapat berbagai fasilitas menarik yang dapat dimanfaatkan bersama-sama. Pengunjung dapat beraktivitas seperti membaca buku, bermain, atau sekadar duduk santai. Di sekitar area taman juga terdapat banyak lokasi wisata kuliner dan café. Selain sebagai tempat rekreasi bagi masyarakat, taman ini juga dibangun sebagai area pengendali banjir di daerah Cileuncang dan penampung air hujan agar tidak langsung menyebar ke jalan, sehingga dapat mengurangi terjadinya banjir. Oleh karena itu, terdapat danau-danau buatan untuk mendukung fungsinya. 5. Ruang Terbuka Hijau: Kebun Binatang Bandung Tempat ini merupakan salah satu objek wisata alam flora dan fauna di Kota Bandung dan terletak secara berdampingan dengan kampus Institut Teknologi Bandung dan Sungai Cikapundung. Kebun binatang ini dihuni oleh koleksi satwa beragam jenis mencapai sekitar 213 jenis. Terdiri dari 79 jenis satwa yang dilindungi dan 134 jenis satwa yang tidak dilindungi yang berasal dari dalam maupun luar negeri.  Tanaman yang tumbuh di kawasan ini selain berfungsi sebagai pelindung bagi satwa dari sengatan sinar matahari dan angin, juga melindungi tanah dari air hujan serta menjadi daerah yang berfungsi sebagai paru-paru kota Bandung. Masyarakat dapat berkunjung kesini untuk sekedar berwisata alam juga jalan-jalan sambil belajar dan menambah ilmu pengetahuan. Tertarik berkunjung? Atur jadwalmu sekarang! Yuk bersama-sama kita lestarikan dan rawat ruang hijau di sekitar kita. Keseimbangan wilayah perkotaan adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang layak huni, sehat, dan berkelanjutan. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Mari Berkunjung ke 5 Ruang Terbuka Hijau di Bandung Ini! Warga Bandung… sudahkah kamu mengunjungi ruang terbuka hijau yang ada di daerah tempat tinggalmu? Apakah tempatnya sejuk dan nyaman untuk beraktivitas maupun bersantai?  Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan sebuah area terbuka di wilayah perkotaan yang diisi dengan vegetasi seperti taman, kebun, hutan kota, dan jalur hijau.  RTH punya peran yang penting dalam menciptakan kota yang sehat, seimbang, dan berkelanjutan. Tidak hanya bermanfaat sebagai sarana sosial dan rekreasi, ruang terbuka hijau juga berperan mengendalikan polusi udara, meningkatkan kualitas udara, menurunkan suhu udara sehingga lingkungan lebih nyaman, mengelola air hujan, serta melestarikan keanekaragaman hayati yang ada di perkotaan. Pada tahun 2023, ruang… Mampukah Kegiatan Menanam Pohon Membantu Melawan Pemanasan Global? Kegiatan menanam pohon secara massal atau disebut juga penghijauan telah banyak dilakukan sebab diyakini dapat berdampak baik bagi alam. Menanam pohon juga disebut merupakan salah satu upaya yang efektif dalam melawan pemanasan global. Benarkah demikian? Baca Juga: Melihat Upaya Singapura Jadi Salah Satu Kota Terhijau di Dunia Berbagai Manfaat Pohon Sejak lama, kita memahami bahwa pohon memainkan peran penting bagi kelestarian lingkungan.  Pohon memberikan banyak manfaat, seperti memberikan keteduhan, kesejukan, mencegah erosi dan degradasi tanah, meningkatkan kualitas tanah, memperbaiki siklus air, menyediakan habitat bagi satwa dan keanekaragaman hayati, menyediakan sumber daya yang melimpah, memberikan ruang hijau yang bermanfaat bagi manusia,… Pembukaan Lahan: Pengertian, Syarat, Metode, Hingga Dampaknya bagi Lingkungan Seiring dengan meningkatnya populasi penduduk dunia juga sebagai upaya memenuhi kebutuhan ekonomi dan pembangunan, aktivitas pembukaan lahan merupakan suatu hal …

Pembukaan Lahan: Pengertian, Syarat, Metode, Hingga Dampaknya bagi Lingkungan

Pembukaan Lahan: Pengertian, Syarat, Metode, Hingga Dampaknya bagi Lingkungan

Seiring dengan meningkatnya populasi penduduk dunia juga sebagai upaya memenuhi kebutuhan ekonomi dan pembangunan, aktivitas pembukaan lahan merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari. Baca Juga: Mampukah Kegiatan Menanam Pohon Membantu Melawan Pemanasan Global? Dalam proyek konstruksi, pepohonan, tumbuhan, bebatuan, dan berbagai vegetasi yang ada di suatu lahan, perlu ditebangi dan lahan mutlak untuk disterilkan sebelum pembangunan dapat dimulai. Tanpa pembangunan lahan, tidak mungkin seseorang dapat membangun struktur yang stabil dan sesuai dengan desain aslinya. Namun, apakah pembukaan lahan dapat mengancam kelestarian lingkungan? Apakah dampak dari kegiatan ini bagi lingkungan? Pengertian Pembukaan Lahan Sesuai penjelasan di atas, pembukaan lahan atau land clearing adalah sebuah proses pembersihan hingga penyiapan suatu lahan untuk dapat digunakan sesuai keperluan lain. Umumnya untuk kegiatan seperti pertanian, pembangunan infrastruktur, atau pengembangan perkotaan. Pembukaan lahan dapat terjadi dalam skala kecil atau besar, tergantung pada kebutuhan proyek. Serta dapat menyasar berbagai jenis wilayah, tergantung tujuan penggunaan lahan setelah pembersihan vegetasi. Jenis wilayah tersebut di antaranya: Pada masing-masing jenis wilayah di atas umumnya memiliki metode pengelolaan lahan yang berbeda-beda. Begitupun dengan dampak yang bisa dihasilkan dari kegiatan pembukaan lahan. Oleh karena itu, aktivitas pembukaan lahan biasanya harus dibarengi dengan syarat-syarat tertentu yang perlu dipatuhi serta strategi pengelolaan land clearing yang tepat. Baca Juga: Agroforestri: Solusi Pemanfaatan Lahan yang Menggabungkan Pertanian dan Kehutanan Syarat-Syarat Melakukan Pembukaan Lahan Melakukan aktivitas land clearing atau pembukaan lahan tidak bisa dilakukan secara asal. Terdapat syarat-syarat yang perlu dipatuhi oleh perusahaan atau pihak yang berkaitan untuk dapat melakukan kegiatan ini.  Dikutip dari Agin Court Resources, syarat tersebut di antaranya ialah: /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Mampukah Kegiatan Menanam Pohon Membantu Melawan Pemanasan Global? Kegiatan menanam pohon secara massal atau disebut juga penghijauan telah banyak dilakukan sebab diyakini dapat berdampak baik bagi alam. Menanam pohon juga disebut merupakan salah satu upaya yang efektif dalam melawan pemanasan global. Benarkah demikian? Baca Juga: Melihat Upaya Singapura Jadi Salah Satu Kota Terhijau di Dunia Berbagai Manfaat Pohon Sejak lama, kita memahami bahwa pohon memainkan peran penting bagi kelestarian lingkungan.  Pohon memberikan banyak manfaat, seperti memberikan keteduhan, kesejukan, mencegah erosi dan degradasi tanah, meningkatkan kualitas tanah, memperbaiki siklus air, menyediakan habitat bagi satwa dan keanekaragaman hayati, menyediakan sumber daya yang melimpah, memberikan ruang hijau yang bermanfaat bagi manusia,… Pembukaan Lahan: Pengertian, Syarat, Metode, Hingga Dampaknya bagi Lingkungan Seiring dengan meningkatnya populasi penduduk dunia juga sebagai upaya memenuhi kebutuhan ekonomi dan pembangunan, aktivitas pembukaan lahan merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari.    Dalam proyek konstruksi, pepohonan, tumbuhan, bebatuan, dan berbagai vegetasi yang ada di suatu lahan, perlu ditebangi dan lahan mutlak untuk disterilkan sebelum pembangunan dapat dimulai. Tanpa pembangunan lahan, tidak mungkin seseorang dapat membangun struktur yang stabil dan sesuai dengan desain aslinya. Namun, apakah pembukaan lahan dapat mengancam kelestarian lingkungan? Apakah dampak dari kegiatan ini bagi lingkungan? Pengertian Pembukaan Lahan Sesuai penjelasan di atas, pembukaan lahan atau land clearing adalah sebuah proses pembersihan hingga penyiapan suatu lahan… Laporan IQAir Sebut Hanya 5% Negara yang Punya Kualitas Udara Berstandar WHO, Bagaimana dengan Indonesia? Belum lama ini, IQAir baru saja mengungkapkan temuan penting tentang negara dan wilayah yang memiliki kualitas udara bersih berstandar WHO per 2023, begitu juga sebaliknya. Temuan tersebut diungkapkan dalam The 6th Annual World Air Quality Report atau Laporan Kualitas Udara Dunia ke-6 yang diluncurkan Maret lalu. Baca Juga: Ancaman Polusi Udara dari Asap Industri Berdasarkan laporan tersebut, terungkap bahwa hanya lima persen atau setara dengan tujuh negara saja, di antara 134 negara yang dipantau, yang kualitas udaranya memenuhi pedoman PM2.5 tahunan WHO (rata-rata tahunan sebesar 5 µg/m3 atau kurang). Negara tersebut yakni Australia, Estonia, Finlandia, Grenada, Islandia, Mauritius, dan Selandia… Daftar Profesi dan Pekerja yang Terdampak Krisis Iklim Isu perubahan iklim belakangan ini sudah semakin mengkhawatirkan. Tidak hanya dapat mengganggu lingkungan, sejumlah profesi serta pekerja di berbagai sektor berpotensi terdampak krisis iklim. Memberikan tantangan yang signifikan terhadap pembangunan juga kondisi ekonomi global. Baca Juga: Sejauh Mana Upaya Indonesia Melawan Krisis Perubahan Iklim? Menurut laporan International Labour Organization (ILO), sebanyak 3,8 persen dari total jam kerja di seluruh dunia dapat hilang akibat suhu tinggi yang disebabkan krisis iklim. Diperkirakan akan terjadi dalam tujuh tahun mendatang dan mendatangkan kerugian ekonomi yang cukup besar. Perubahan iklim mempengaruhi berbagai profesi di banyak sektor, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,… Peran Konsultan Karbon dalam Mendukung Keberlanjutan dan Manajemen ESG Tidak semua orang kenal dengan istilah konsultan karbon (carbon consultant), hanya segelintir orang saja yang pernah mendengar istilah ini. Seperti yang kita tahu, dalam dunia bisnis yang semakin mengerti akan pentingnya keberlanjutan, perusahaan perlu memastikan bahwa mereka tidak hanya mematuhi regulasi lingkungan tetapi juga berkontribusi positif terhadap masyarakat dan memiliki tata kelola yang baik. SatuPlatform hadir sebagai solusi lengkap untuk membantu perusahaan dalam manajemen ESG (Environmental, Social, Governance) dan akuntansi karbon. Peran konsultan karbon menjadi semakin penting dalam membantu perusahaan mencapai tujuan keberlanjutan mereka. Apa itu Konsultan Karbon? Konsultan karbon adalah seorang profesional atau grup atau perusahaan yang membantu perusahaan… 5 Buku Climate Change Tingkatkan Pemahaman Lingkungan Untuk dapat memahami suatu kondisi, kita perlu banyak belajar dan punya minat mengetahui yang baik. Sama halnya dengan perlunya kita membaca buku tentang climate change atau perubahan iklim untuk dapat memahami soal kondisi iklim yang tengah terjadi. Baca Juga: Daftar Sistem atau Software yang Mendukung Keberlanjutan Lingkungan Semakin hari kondisi iklim dapat dikatakan semakin ekstrem. Ilmuwan menyatakan bahwa tahun 2023 menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat. Ancaman nyata yang ditimbulkan oleh perubahan iklim atau climate change dan kerusakan ekologis pun juga semakin nampak. Lalu bagaimana kita bisa berkontribusi mengatasi masalah ini? Buku adalah salah satu alat terbaik untuk mengungkap informasi…

Laporan IQAir Sebut Hanya 5% Negara yang Punya Kualitas Udara Berstandar WHO, Bagaimana dengan Indonesia?

Laporan IQAir Sebut Hanya 5% Negara yang Punya Kualitas Udara Berstandar WHO, Bagaimana dengan Indonesia?

Belum lama ini, IQAir baru saja mengungkapkan temuan penting tentang negara dan wilayah yang memiliki kualitas udara bersih berstandar WHO per 2023, begitu juga sebaliknya. Temuan tersebut diungkapkan dalam The 6th Annual World Air Quality Report atau Laporan Kualitas Udara Dunia ke-6 yang diluncurkan Maret lalu. Baca Juga: Ancaman Polusi Udara dari Asap Industri Berdasarkan laporan tersebut, terungkap bahwa hanya lima persen atau setara dengan tujuh negara saja, di antara 134 negara yang dipantau, yang kualitas udaranya memenuhi pedoman PM2.5 tahunan WHO (rata-rata tahunan sebesar 5 µg/m3 atau kurang). Negara tersebut yakni Australia, Estonia, Finlandia, Grenada, Islandia, Mauritius, dan Selandia Baru. Apa Itu Pedoman PM2.5 WHO? Pedoman tahunan WHO untuk PM2.5 merupakan rekomendasi yang dikeluarkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk membantu negara-negara mengelola dan mengurangi polusi udara di wilayah mereka.  Tujuan dari pedoman ini utamanya adalah untuk melindungi kesehatan masyarakat. Sebab, PM2.5 yang memiliki wujud partikel halus dengan diameter kurang dari 2.5 mikrometer, apabila secara kontinuitas terhirup ke dalam paru-paru dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius. Di antara penyakit yang dapat timbul ialah penyakit pernapasan, kardiovaskular, dan peningkatan risiko kematian prematur.  Oleh karena itu, WHO merekomendasikan agar konsentrasi tahunan rata-rata PM2.5 di suatu negara tidak melebihi 5 µg/m3 (mikrogram per meter kubik udara). Pemantauan terus menerus terhadap kualitas udara perlu dilakukan untuk mengidentifikasi sumber polusi dan tren perubahan. Apa Temuan IQAir Selanjutnya? Selain pembahasan di atas, Laporan Kualitas Udara Dunia tahun 2023 juga menemukan bahwa Bangladesh, Pakistan, India, Tajikistan, dan Burkina Faso sebagai negara dengan kualitas udara terburuk di dunia. Konsentrasi PM2.5 di negara-negara tersebut 9-15 kali lebih tinggi dari standar pedoman WHO. Kemudian, dijumpai juga sekitar 92,5 persen atau setara dengan 124 negara dan wilayah yang kualitas udaranya melampaui nilai pedoman PM2.5 tahunan WHO. Meskipun tidak sebesar lima negara sebelumnya. Temuan lainnya ialah sebagai berikut: Informasi selengkapnya terkait isi dari Laporan Kualitas Udara Dunia 2023 oleh IQAir dapat dibaca dengan mengunjungi https://www.iqair.com/us/world-air-quality-report-press-kit. Bagaimana dengan Kualitas Udara di Indonesia? Berdasarkan laporan yang sama, Indonesia masih menempati posisi pertama sebagai negara paling berpolusi di Asia Tenggara. Wilayah Tangerang Selatan menjadi kota dengan udara terburuk di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara dengan konsentrasi tahunan PM2.5 mencapai 71,7 µg/m3. Sementara itu, Kota Jakarta yang sejak beberapa waktu ke belakang banyak dibicarakan karena polusi udaranya tidak terkendali, menempati peringkat ketujuh untuk kota paling berpolusi di dunia. Berdasarkan analisa IQAir, angka PM2.5 di Jakarta adalah sebesar 43,8 µg/m3, 8 kali lebih tinggi dari standar WHO. Data dalam Laporan Kualitas Udara Dunia IQAir tahun 2023 diperoleh dari 30.000 lebih stasiun pemantauan kualitas udara di 7.812 lokasi di 134 negara dan wilayah. Baca Juga: Ilmuwan Sebut Manusia Berkontribusi dalam Pemanasan Global Your All-in-One Sustainability Platform Satuplatform hadir untuk mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku. Satuplatform adalah platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang! Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Mampukah Kegiatan Menanam Pohon Membantu Melawan Pemanasan Global? Kegiatan menanam pohon secara massal atau disebut juga penghijauan telah banyak dilakukan sebab diyakini dapat berdampak baik bagi alam. Menanam pohon juga disebut merupakan salah satu upaya yang efektif dalam melawan pemanasan global. Benarkah demikian? Baca Juga: Melihat Upaya Singapura Jadi Salah Satu Kota Terhijau di Dunia Berbagai Manfaat Pohon Sejak lama, kita memahami bahwa pohon memainkan peran penting bagi kelestarian lingkungan.  Pohon memberikan banyak manfaat, seperti memberikan keteduhan, kesejukan, mencegah erosi dan degradasi tanah, meningkatkan kualitas tanah, memperbaiki siklus air, menyediakan habitat bagi satwa dan keanekaragaman hayati, menyediakan sumber daya yang melimpah, memberikan ruang hijau yang bermanfaat bagi manusia,… Pembukaan Lahan: Pengertian, Syarat, Metode, Hingga Dampaknya bagi Lingkungan Seiring dengan meningkatnya populasi penduduk dunia juga sebagai upaya memenuhi kebutuhan ekonomi dan pembangunan, aktivitas pembukaan lahan merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari.    Dalam proyek konstruksi, pepohonan, tumbuhan, bebatuan, dan berbagai vegetasi yang ada di suatu lahan, perlu ditebangi dan lahan mutlak untuk disterilkan sebelum pembangunan dapat dimulai. Tanpa pembangunan lahan, tidak mungkin seseorang dapat membangun struktur yang stabil dan sesuai dengan desain aslinya. Namun, apakah pembukaan lahan dapat mengancam kelestarian lingkungan? Apakah dampak dari kegiatan ini bagi lingkungan? Pengertian Pembukaan Lahan Sesuai penjelasan di atas, pembukaan lahan atau land clearing adalah sebuah proses pembersihan hingga penyiapan suatu lahan… Laporan IQAir Sebut Hanya 5% Negara yang Punya Kualitas Udara Berstandar WHO, Bagaimana dengan Indonesia? Belum lama ini, IQAir baru saja mengungkapkan temuan penting tentang negara dan wilayah yang memiliki kualitas udara bersih berstandar WHO per 2023, begitu juga sebaliknya. Temuan tersebut diungkapkan dalam The 6th Annual World Air Quality Report atau Laporan Kualitas Udara Dunia ke-6 yang diluncurkan Maret lalu. Berdasarkan laporan tersebut, terungkap bahwa hanya lima persen atau setara dengan tujuh negara saja, di antara 134 negara yang dipantau, yang kualitas udaranya memenuhi pedoman PM2.5 tahunan WHO (rata-rata tahunan sebesar 5 µg/m3 atau kurang). Negara tersebut yakni Australia, Estonia, Finlandia, Grenada, Islandia, Mauritius, dan Selandia Baru. Apa Itu Pedoman PM2.5 WHO? Pedoman tahunan… Daftar Profesi dan Pekerja yang Terdampak Krisis Iklim Isu perubahan iklim belakangan ini sudah semakin mengkhawatirkan. Tidak hanya dapat mengganggu lingkungan, sejumlah profesi serta pekerja di berbagai sektor berpotensi terdampak krisis iklim. Memberikan tantangan yang signifikan terhadap pembangunan juga kondisi ekonomi global. Baca Juga: Sejauh Mana Upaya Indonesia Melawan Krisis Perubahan Iklim? Menurut laporan International Labour Organization (ILO), sebanyak 3,8 persen dari total jam kerja di seluruh dunia dapat hilang akibat suhu tinggi yang disebabkan krisis iklim. Diperkirakan akan terjadi dalam tujuh tahun mendatang dan mendatangkan kerugian ekonomi yang cukup besar. Perubahan iklim mempengaruhi berbagai profesi di banyak sektor, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,… Peran Konsultan Karbon dalam Mendukung Keberlanjutan dan Manajemen ESG Tidak semua orang kenal dengan istilah konsultan karbon (carbon consultant), hanya segelintir orang saja yang pernah mendengar …

Daftar Profesi dan Pekerja yang Terdampak Krisis Iklim

Daftar Profesi dan Pekerja yang Terdampak Krisis Iklim

Isu perubahan iklim belakangan ini sudah semakin mengkhawatirkan. Tidak hanya dapat mengganggu lingkungan, sejumlah profesi serta pekerja di berbagai sektor berpotensi terdampak krisis iklim. Memberikan tantangan yang signifikan terhadap pembangunan juga kondisi ekonomi global. Baca Juga: Sejauh Mana Upaya Indonesia Melawan Krisis Perubahan Iklim? Menurut laporan International Labour Organization (ILO), sebanyak 3,8 persen dari total jam kerja di seluruh dunia dapat hilang akibat suhu tinggi yang disebabkan krisis iklim. Diperkirakan akan terjadi dalam tujuh tahun mendatang dan mendatangkan kerugian ekonomi yang cukup besar. Perubahan iklim mempengaruhi berbagai profesi di banyak sektor, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, adaptasi terhadap perubahan ini, melalui pendidikan, pelatihan ulang, dan peralihan ke pekerjaan yang lebih berkelanjutan, dapat menjadi kunci untuk mengurangi dampak negatif pada mata pencaharian dan ekonomi global. Lalu, apa saja profesi dan pekerja yang berpotensi terdampak terjadinya krisis iklim? Petani Terdampak Krisis Iklim Hal ini benar adanya dan disampaikan juga oleh Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisikan (BMKG), Dwikorita Karnawati, bahwa pertanian merupakan profesi yang terdampak paling serius akibat krisis iklim. Perubahan iklim berperan menimbulkan perubahan pola curah hujan dan kenaikan suhu udara, sehingga menyebabkan produksi pertanian menurun secara signifikan. Akibatnya, lebih banyak tanaman rusak dan hasil panen pun menjadi berkurang atau bahkan gagal. Selain itu, kondisi krisis iklim juga menyebabkan peningkatan frekuensi bencana alam seperti kekeringan, banjir, serta badai. Alhasil lahan pertanian hancur dan mempengaruhi mata pencaharian para petani.  “Melihat dampak perubahan iklim yang semakin signifikan, kami mendorong adanya upaya antisipasi masalah yang sama di kemudian hari melalui strategi mitigasi dan adaptasi,” ungkap Dwikorita, sebagaimana dikutip dari situs BMKG. Oleh karena itu, BMKG mengharapkan petani mulai mempelajari informasi terkait iklim. Melalui Sekolah Lapang Iklim , BMKG membekali para petani dengan ilmu pengetahuan untuk dapat memahami fenomena cuaca dan iklim beserta perubahannya. “Dengan mengetahui lebih dini, petani dapat melakukan perencanaan pertanian, mulai dari penyesuaian waktu tanam, penggunaan varietas unggul tahan kekeringan, pengelolaan air, dan proses lain yang diperlukan,” jelas Dwikorita. Krisis Iklim Mempengaruhi Nelayan Masyarakat pesisir dan nelayan menjadi salah satu kelompok yang termasuk ke dalam orang-orang dengan profesi terdampak krisis iklim. Berdasarkan data Statistik Sumber Daya Laut dan Pesisir tahun 2021, krisis iklim yang meningkat selama satu dekade terakhir telah menyebabkan jumlah nelayan di Indonesia terus mengalami penurunan. Statistik mencatat bahwa dari sebanyak 2.16 juta nelayan per tahun 2010, pada tahun 2019 jumlahnya turun mencapai 1.83 juta orang saja. Terdapat penurunan sebanyak lebih dari 300 ribu orang sepanjang tahun 2010-2019. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia atau WALHI menyebut bahwa hanya ada dua kemungkinan yang dapat menyebabkan orang berhenti menjadi nelayan. Dua kemungkinan tersebut disebabkan oleh ekspansi industri kreatif dan ancaman perubahan iklim. Peningkatan suhu laut dapat menyebabkan ikan dan makhluk hidup lautan bermigrasi ke daerah yang lebih dingin. Selain itu, penurunan pH laut akibat penyerapan CO2 mempengaruhi ekosistem laut dan populasi ikan. Oleh sebab itu, jumlah tangkapan pun menjadi berkurang dari sebelumnya. Meski begitu, laporan terbaru Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) memperkirakan bahwa krisis iklim masih akan terus meningkat dan berpotensi memperburuk kehidupan nelayan di masa yang akan datang. Peningkatan suhu yang terjadi memaksa ikan berpindah dari wilayah tropis serta akan mengurangi pendapatan Indonesia dari penangkapan ikan sebesar 24 persen. Untuk mengatasi hal ini, WALHI sejak beberapa tahun lalu mengharapkan pemerintah untuk dapat membantu menyusun skema perlindungan dan pemberdayaan, khususnya kepada nelayan skala kecil dan atau nelayan tradisional dari ancaman krisis iklim. Dilakukan dengan menyusun aturan turunan dari UU No. 7 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya Ikan, dan Petambak Garam. Baca Juga: Upaya Indonesia Atasi Krisis Iklim Ancaman Krisis Iklim terhadap Pariwisata Sektor pariwisata dan para pekerjanya menjadi profesi selanjutnya yang sangat rentan terdampak krisis iklim.  Meningkatnya suhu udara, cuaca ekstrem, kekeringan, dan frekuensi bencana alam dapat merusak infrastruktur pariwisata dan mengurangi jumlah wisatawan. Kerusakan ekosistem pada destinasi wisata alam seperti terumbu karang, pantai, dan hutan tropis yang terancam perubahan iklim, juga dapat mengurangi daya tarik wisata. Akan tetapi, hal tersebut bisa dibilang turut disebabkan juga oleh kegiatan pariwisata itu sendiri. Sebab sektor pariwisata nyatanya ikut menyumbang emisi gas rumah kaca (GRK) yang menyebabkan pemanasan global. Menurut penelitian oleh Nature Climate Change tentang jejak karbon pariwisata global, sektor pariwisata disebut menyumbang sekitar 8% emisi terhadap emisi global. Hal ini juga diperparah dengan pembangunan berlebihan yang tidak ramah lingkungan dan degradasi kawasan alam. Oleh karena itu, sektor pariwisata diharapkan dapat berkontribusi mencegah hal buruk lainnya serta turut serta meningkatkan kesadaran terhadap permasalahan lingkungan, seperti pemutihan terumbu karang atau spesies hewan yang terancam punah, dan menyediakan dana untuk upaya konservasi. Industri dan entitas penghasil emisi juga dapat berkontribusi dalam upaya mencapai keberlanjutan melakukan pengukuran emisi dan pencatatan laporan ESG perusahaan Anda. Miliki pencatatan dan pelacakan yang layak dan komprehensif dengan memanfaatkan platform all-in-one dari Satuplatform. Dapatkan DEMO GRATIS nya di sini! /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Mampukah Kegiatan Menanam Pohon Membantu Melawan Pemanasan Global? Kegiatan menanam pohon secara massal atau disebut juga penghijauan telah banyak dilakukan sebab diyakini dapat berdampak baik bagi alam. Menanam pohon juga disebut merupakan salah satu upaya yang efektif dalam melawan pemanasan global. Benarkah demikian? Baca Juga: Melihat Upaya Singapura Jadi Salah Satu Kota Terhijau di Dunia Berbagai Manfaat Pohon Sejak lama, kita memahami bahwa pohon memainkan peran penting bagi kelestarian lingkungan.  Pohon memberikan banyak manfaat, seperti memberikan keteduhan, kesejukan, mencegah erosi dan degradasi tanah, meningkatkan kualitas tanah, memperbaiki siklus air, menyediakan habitat bagi satwa dan keanekaragaman hayati, menyediakan sumber daya yang melimpah, memberikan ruang hijau yang bermanfaat bagi manusia,… Pembukaan Lahan: Pengertian, Syarat, Metode, Hingga Dampaknya bagi Lingkungan Seiring dengan meningkatnya populasi penduduk dunia juga sebagai upaya memenuhi kebutuhan ekonomi dan pembangunan, aktivitas pembukaan lahan merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari.    Dalam proyek konstruksi, pepohonan, tumbuhan, bebatuan, dan berbagai vegetasi yang ada di suatu lahan, perlu ditebangi dan lahan mutlak untuk disterilkan sebelum pembangunan dapat dimulai. Tanpa pembangunan lahan, tidak mungkin seseorang dapat membangun struktur yang stabil dan sesuai dengan desain aslinya. Namun, apakah pembukaan lahan dapat mengancam kelestarian lingkungan? Apakah dampak dari kegiatan ini bagi lingkungan? Pengertian Pembukaan Lahan Sesuai penjelasan di …

Daftar Bahan Perusak Ozon dan Penggunaannya

Daftar Bahan Perusak Ozon dan Penggunaannya

Beberapa dari kita mungkin sering mendengar bahwa Klorofluorokarbon (CFC) atau freon adalah sebuah zat yang dianggap sebagai Bahan Perusak Ozon (BPO). Akan tetapi, bahan perusak ozon tidak hanya CFC saja. Bahan perusak ozon adalah senyawa kimia yang menyebabkan penipisan lapisan ozon di stratosfer. Lapisan ozon berfungsi melindungi kehidupan di Bumi dengan menyerap 97% hingga 99% radiasi ultraviolet (UV) berbahaya yang berasal dari matahari. Awal Mula Terjadinya Penipisan Ozon Penipisan lapisan ozon terjadi apabila konsentrasi ozon di stratosfer berkurang secara signifikan. Sayangnya, para ilmuwan menemukan bahwa lapisan ozon terus menerus menipis dan rusak sejak akhir tahun 1970an. Senyawa kimia dari aktivitas manusia disebut sebagai penyebab utama terjadinya hal ini. Pengamatan yang dilakukan menjumpai adanya fenomena baru berupa lubang ozon di Antartika yang belum pernah terjadi sebelumnya. Penelitian ilmiah, termasuk pengukuran langsung dari stratosfer, telah mengkonfirmasi keberadaan konsentrasi tinggi klorin dan bromin di daerah yang mengalami penipisan ozon. Dikutip dari US EPA, ketika atom klor dan brom bersentuhan dengan ozon di stratosfer, mereka menghancurkan molekul ozon. Satu atom klor dapat menghancurkan lebih dari 100.000 molekul ozon sebelum hilang dari stratosfer. Ozon pun dapat rusak lebih cepat dibandingkan dengan produksi alaminya. Penemuan bahwa klorin dan bromin dari ODS bertanggung jawab atas penipisan ozon telah mendorong tindakan internasional untuk mengurangi dan menghapus penggunaan bahan kimia ini. Protokol Montreal (1987) adalah kesepakatan internasional yang bertujuan untuk mengurangi produksi dan konsumsi ODS secara bertahap. Protokol Montreal Temuan ini mendorong tindakan global untuk mengurangi penggunaan bahan perusak ozon melalui Protokol Montreal.  Protokol Montreal (1987) adalah kesepakatan internasional yang bertujuan untuk mengurangi produksi dan konsumsi bahan perusak ozon secara bertahap. Untuk dapat mengurangi potensi penipisan ozon di wilayah lainnya, dilakukan mekanisme pemantauan dan penegakan yang kuat untuk memastikan kepatuhan terhadap protokol.  Negara-negara yang tergabung dalam perjanjian internasional ini kemudian sepakat untuk mengurangi dan akhirnya menghapus penggunaan bahan perusak ozon. Kemudian, dilakukan penggantian bahan perusak ozon dengan alternatif yang lebih aman seperti hidrofluorokarbon (HFCs) yang tidak merusak ozon. Daftar Bahan Perusak Ozon Protokol Montreal yang merupakan sebuah perjanjian global untuk melindungi lapisan ozon stratosfer, telah mengatur tentang zat kimia apa saja yang dianggap sebagai bahan perusak ozon.  Setidaknya ada hampir 100 bahan kimia buatan yang diteliti dan disebut-sebut dapat merusak ozon. Namun, Protokol Montreal telah memasukkan beberapa senyawa ke dalam Ozone Depleting Substances (ODS) atau Bahan Perusak Ozon (BPO) yang perlu dihindari penggunaannya. 1. Bahan Perusak Ozon: Klorofluorokarbon (CFCs) Deskripsi: CFCs adalah senyawa yang mengandung karbon, klorin, dan fluor. Mereka sangat stabil di atmosfer bawah tetapi melepaskan klorin di stratosfer yang merusak ozon. Penggunaan: Sebagai refrigeran dalam pendingin udara dan lemari es, propelan dalam aerosol, dan bahan peniup busa plastik. Contoh: CFC-11, CFC-12. 2. Bahan Perusak Ozon: Hidroklorofluorokarbon (HCFCs) Deskripsi: HCFCs adalah senyawa yang mengandung hidrogen, karbon, klorin, dan fluor. Mereka kurang merusak ozon dibandingkan CFCs tetapi masih berkontribusi pada penipisan ozon. Penggunaan: Sebagai refrigeran dan bahan peniup busa plastik sebagai pengganti sementara untuk CFCs. Contoh: HCFC-22, HCFC-141b. 3. Bahan Perusak Ozon: Halons Deskripsi: Halons adalah senyawa yang mengandung bromin, fluorin, dan karbon. Bromin lebih efektif dalam merusak ozon dibandingkan klorin. Penggunaan: Sebagai agen pemadam kebakaran karena kemampuannya memadamkan api tanpa menyebabkan kerusakan pada peralatan elektronik. Contoh: Halon-1211, Halon-1301. 4. Bahan Perusak Ozon: Karbon Tetraklorida (CCl4) Deskripsi: Karbon tetraklorida adalah senyawa yang mengandung karbon dan klorin. Ini merupakan bahan kimia industri yang stabil dan larut dalam lemak. Penggunaan: Sebagai pelarut industri, dalam produksi bahan kimia lain, dan sebelumnya sebagai cairan pembersih dan pemadam api. Dampak: Melepaskan klorin ketika terurai di stratosfer, merusak lapisan ozon. 5. Metil Klorofom (CH3CCl3) Deskripsi: Metil kloroform adalah senyawa organik yang mengandung karbon, klorin, dan hidrogen. Ini adalah pelarut industri yang kuat. Penggunaan: Sebagai pelarut dalam pembersihan logam, pelarut perekat, dan dalam beberapa proses kimia. Dampak: Berkontribusi pada penipisan ozon ketika terurai di stratosfer. 6. Metil Bromida (CH3Br) Deskripsi: Metil bromida adalah senyawa yang mengandung karbon, hidrogen, dan bromin. Bromin yang dilepaskan lebih merusak ozon dibandingkan klorin. Penggunaan: Sebagai fumigan dalam pertanian untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman. Dampak: Sangat merusak ozon ketika dilepaskan ke atmosfer. Penipisan lapisan ozon merupakan salah satu fenomena dan isu lingkungan hidup yang juga tidak kalah mengkhawatirkan. Upaya yang masif dapat membantu mengurangi potensi kerusakan yang lebih besar. Akan tetapi, pemantauan dan pengembangan alternatif yang berkelanjutan tetap penting untuk memastikan perlindungan lapisan ozon dan keselamatan lingkungan. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Mampukah Kegiatan Menanam Pohon Membantu Melawan Pemanasan Global? Kegiatan menanam pohon secara massal atau disebut juga penghijauan telah banyak dilakukan sebab diyakini dapat berdampak baik bagi alam. Menanam pohon juga disebut merupakan salah satu upaya yang efektif dalam melawan pemanasan global. Benarkah demikian? Berbagai Manfaat Pohon Sejak lama, kita memahami bahwa pohon memainkan peran penting bagi kelestarian lingkungan.  Pohon memberikan banyak manfaat, seperti memberikan keteduhan, kesejukkan, mencegah erosi dan degradasi tanah, meningkatkan kualitas tanah, memperbaiki siklus air, menyediakan habitat bagi satwa dan keanekaragaman hayati, menyediakan sumber daya yang melimpah, memberikan ruang hijau yang bermanfaat bagi manusia, serta menciptakan lapangan kerja dalam sektor kehutanan dan pertanian. Pohon juga dapat… 5 Buku tentang Climate Change Untuk Tingkatkan Pemahaman Soal Lingkungan Untuk dapat memahami suatu kondisi, kita perlu banyak belajar dan punya minat mengetahui yang baik. Sama halnya dengan perlunya kita membaca buku tentang climate change atau perubahan iklim untuk dapat memahami soal kondisi iklim yang tengah terjadi. Semakin hari kondisi iklim dapat dikatakan semakin ekstrem. Ilmuwan menyatakan bahwa tahun 2023 menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat. Ancaman nyata yang ditimbulkan oleh perubahan iklim dan kerusakan ekologis pun juga semakin nampak. Lalu bagaimana kita bisa berkontribusi mengatasi masalah ini? Buku adalah salah satu alat terbaik untuk mengungkap informasi sulit ini dan membuat ilmu pengetahuan iklim dapat diakses oleh semua orang. Berikut… Mengenal Listrik Hijau, Energi Terbarukan yang Gencar Diperbanyak di Indonesia Sejak beberapa tahun lalu, pemerintah tengah menggencarkan pembangunan dan pengoperasian pembangkit listrik hijau untuk menambah pasokan listrik serta sebagai upaya transformasi menuju energi terbarukan. Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN menyampaikan, “saat ini semua industri bergerak pada energi berbasis ramah lingkungan. Melalui Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) hijau yang dicanangkan pada tahun 2021, PLN …

Pengertian Ruang Terbuka Hijau, Fungsi hingga Manfaatnya

Pengertian Ruang Terbuka Hijau, Fungsi hingga Manfaatnya

Keseimbangan suatu wilayah perkotaan umumnya ditentukan oleh tersedianya fasilitas dari berbagai aspek seperti lingkungan, sosial, ekonomi, dan infrastruktur. Selain bangunan, fasilitas lain yang perlu ada ialah ruang terbuka hijau (RTH). Ruang terbuka hijau sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang layak huni, sehat, dan berkelanjutan. Ada banyak manfaat dan fungsi dari hadirnya RTH di tengah kepadatan suatu wilayah. Simak lebih lanjut pembahasan terkait pengertian RTH sampai dengan manfaatnya di bawah ini. Pengertian Ruang Terbuka Hijau Ruang terbuka hijau merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan area terbuka di dalam kota yang diisi dengan vegetasi seperti taman, kebun, hutan kota, dan jalur hijau. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertahanan Nasional RI Nomor 14 Tahun 2022 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau mendefinisikan ruang terbuka hijau sebagai area memanjang/jalur dan/atau mengelompok yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam, dengan mempertimbangkan aspek fungsi ekologis, resapan air, ekonomi, sosial budaya, dan estetika. Kehadiran ruang terbuka hijau menjadi sebuah hal yang penting sebab dapat berperan meningkatkan kualitas hidup di lingkungan tersebut. Komponen yang sangat penting, salah satunya di wilayah perkotaan, untuk dapat mendukung terjaganya keseimbangan kota yang sehat, lestari, dan menyenangkan untuk ditinggali. Baca Juga: Green Building: Pengertian, Konsep, Kriteria, dan Manfaat Tujuan dan Manfaat Ruang Terbuka Hijau Tujuan dari RTH adalah utamanya untuk dapat membantu menciptakan lingkungan yang harmonis dan berkelanjutan. RTH memiliki beberapa manfaat yang sangat penting dan berperan mendukung urbanisasi dan pembangunan kota yang sehat. Beberapa manfaatnya ialah: 1. Manfaat Lingkungan 2. Manfaat Sosial 3. Manfaat Ekonomi 4. Manfaat Estetika dan Kualitas Hidup 5. Pengaturan Tata Ruang Kota Klasifikasi dan Contoh Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan peraturan kementerian, ruang terbuka hijau diklasifikasikan ke dalam dua jenis yakni RTH Publik dan RTH Privat. RTH Publik dimiliki dan dikelola oleh Pemerintah Daerah melalu kerja sama dengan pemerintah dan/atau masyarakat serta dapat digunakan untuk kepentingan umum. Sementara RTH Privat dimiliki oleh institusi tertentu atau orang perseorangan yang pemanfaatannya bersifat terbatas untuk pihak tertentu saja.  Pembagian RTH pada wilayah perkotaan juga telah diatur oleh di dalam peraturan kementerian. Proporsi RTH di sebuah kota harus terselenggara setidaknya minimal sebesar 30% dari luas wilayah kota atau kawasan perkotaan. Terdiri dari 20% untuk publik dan 10% untuk privat. RTH dapat hadir dalam berbagai vegetasi, mulai dari hutan kota, taman-taman, kebun raya, kawasan pemakaman, jalur hijau, dll. Beberapa ruang terbuka hijau yang terkenal misalnya ialah taman kota di Jakarta, Kebun Raya Bogor di Kota Bogor, dan Hyde Park di London. Anda juga dapat berkontribusi dalam upaya mitigasi ancaman lingkungan dan perubahan iklim! Anda dapat melakukan pengukuran emisi yang dihasilkan dan menciptakan solusi dari data-data tersebut dengan memiliki pencatatan dan pelacakan yang layak dan komprehensif dengan memanfaatkan platform all-in-one dari Satuplatform. Dapatkan DEMO GRATIS nya di sini!  Similar Article 5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim Isu terkait perubahan iklim semakin menjadi pembahasan yang ramai diperbincangkan saat ini. Di seluruh dunia, masyarakat lintas generasi mulai menunjukkan ketertarikannya akan informasi tentang perubahan iklim. Hasil survei People’s Climate Vote 2024 menunjukkan bahwa sekitar 87 persen populasi dunia telah menaruh perhatian mereka pada isu ini. Sementara itu, 63 persen pengisi survei sudah mulai mempertimbangkan dampak perubahan iklim terhadap keputusan yang mereka buat. Melalui kondisi ini, bisa digambarkan bahwa perubahan iklim semakin memberikan pengaruhnya terhadap orang-orang di berbagai belahan dunia. Mengganggu mereka dengan beragam cara. Perubahan iklim tidak lagi sebatas konteks khusus bagi beberapa kalangan. Istilah ini perlu diumumkan lebih… Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini Jejak karbon merupakan sejumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang lepas ke atmosfer dan bersumber dari berbagai kegiatan tertentu. Konsentrasi emisi karbon antropogenik atau yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sumber yang paling dominan dalam menimbulkan dampak bagi lingkungan. Salah satunya berasal dari sektor industri yang disebut sebagai kontributor utama emisi karbon global.  Menurut laporan emisi CO2 tahun 2022 oleh IEA, emisi karbon dioksida global dari pembakaran energi dan proses industri telah mencapai level tertinggi sepanjang masa, yakni sebesar 36,8 Gt pada 2022. Meskipun produksi emisi karbon dari industri sempat menyusut 5 persen pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19, akan… Pengertian Industri Hijau: Tujuan, Manfaat, dan Contohnya Penerapan industri hijau di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim selayaknya angin segar yang memberikan kesejukan dalam upaya keberlanjutan. Sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global seringkali didorong untuk dapat berkontribusi dalam langkah pengurangan emisi karbon atau dekarbonisasi. Maka dari itu, industri hijau sebagai bagian dari bisnis berkelanjutan dapat menjadi opsi yang bisa dipilih perusahaan dan entitas komersial lainnya dalam mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan keberlanjutan. Namun, apa itu industri hijau beserta tujuan, keuntungan, dan contohnya? Apa Itu Industri Hijau? Dilansir dari Tirto ID, menurut Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin RI), pengertian industri hijau adalah… Bagaimana Cara Tepat Memilih Carbon Accounting Software untuk Industri? Carbon Accounting – Seiring dengan meningkatnya sustainability awareness di berbagai kalangan, banyak pihak mulai turut serta menerapkan praktik-praktik kebelanjutan melalui berbagai cara.  Peningkatan dampak perubahan iklim seakan menjadi ‘alarm’ yang mendorong masyarakat untuk bergabung dalam upaya mitigasi iklim. Utamanya dari sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global. Kegiatan industri diketahui menyumbang paling banyak emisi karbon ke atmosfer. Di Indonesia saja, sekitar 70 persen penyumbang emisi karbon adalah industri, sehingga sektor ini diharapkan mampu terlibat untuk mengurangi emisi karbon dan membantu mencapai Net Zero Emission yang direncanakan. Oleh karena itu, untuk dapat berkontribusi dalam upaya… Memahami Istilah Global Stocktake dalam Aksi Iklim Internasional Di berbagai belahan dunia, negara-negara terus berlomba mencapai ambisi iklim sebagai respons terhadap peningkatan dampak perubahan iklim sekaligus komitmen sesuai kesepakatan Paris. Perjanjian Paris menjadi poin penting dalam kebijakan iklim internasional yang mendorong banyak pemerintahan berkontribusi memitigasi kondisi iklim melalui masing-masing rencana aksi iklim. Untuk dapat memastikan setiap rencana dan target terpenuhi sesuai yang disepakati, perlu adanya evaluasi dan pencatatan yang disebut juga sebagai Global Stocktake dalam Perjanjian Paris. Menurut Grantham Research Institute on Climate Change, istilah Global Stocktake (GST) dalam Perjanjian Paris mengacu pada kegiatan memantau dan mengevaluasi secara komprehensif kemajuan dunia dalam upaya mengatasi perubahan iklim. …

Ilmuwan Sebut Manusia Berkontribusi dalam Pemanasan Global

Ilmuwan Sebut Manusia Berkontribusi dalam Pemanasan Global

Pemanasan Global Ada banyak narasi yang mengatakan bahwa aktivitas manusia berkontribusi signifikan pada peningkatan panas bumi atau pemanasan global (global warming). Bagaimana kondisi sebenarnya saat ini? Berdasarkan IPCC’s Sixth Assessment report atau laporan Penilaian Keenam IPCC yang terbit pada 2021 lalu, ditemukan bahwa emisi gas yang memerangkap panas telah memanaskan iklim di bumi hampir 2 derajat Fahrenheit (1,1 derajat Celcius). Terjadi sejak tahun 1800-an atau masa dimulainya revolusi industri. Saat ini, suhu rata-rata global diperkirakan akan mencapai atau melampaui 1,5 derajat Celcius dalam beberapa dekade mendatang, batas yang seharusnya tidak dilewati untuk menjamin keseimbangan kondisi alam dan kehidupan. Sebab, perubahan tersebut akan mempengaruhi seluruh wilayah di bumi dan meningkatkan potensi bencana yang lebih ekstrem.  Bukti Manusia Berkontribusi pada Pemanasan Global Menurut laporan Union of Concerned Scientis USA, para ilmuwan sepakat bahwa pemanasan global utamanya disebabkan oleh aktivitas manusia. Secara khusus, banyak bukti menunjukkan bahwa gas-gas tertentu yang memerangkap panas, seperti karbon dioksida, menyebabkan panas bagi bumi.  [sumber gambar] atau https://www.ucsusa.org/resources/are-humans-major-cause-global-warming  Data menemukan bahwa konsentrasi CO2 di atmosfer bumi telah meningkat secara dramatis selama 150 tahun terakhir. Konsentrasi CO2 sekitar 280 parts per millions (ppm) di era pra-industri telah meningkat menjadi lebih dari 410 ppm saat ini. Ilmuwan menyebut konsentrasi CO2 kemungkinan tidak akan turun di bawah rata-rata tahunan dalam ratusan tahun ke depan. Selain itu, Dr Gavin Schmidt dari NASA menjelaskan, berdasarkan laporan IPCC, manusia bertanggung jawab atas sekitar 110% pemanasan yang diamati (berkisar antara 72% hingga 146%). Lebih besar dibandingkan pemanasan dari kebakaran hutan, gunung berapi, atau pelepasan gas dari laut. Meskipun CO2 juga dapat secara alami dihasilkan dari sumber lain, CO2 yang dihasilkan dari dari aktivitas manusia memiliki ciri khas yang membedakannya. Para ilmuwan menyebutnya δ 13 C (diucapkan “delta C tiga belas”) dan hanya dapat berasal dari emisi bahan bakar fosil. Berbagai analisis yang dilakukan menunjukkan dengan jelas bahwa tanpa emisi dari pembakaran batu bara dan minyak, sangat kecil kemungkinan bumi mengalami pemanasan yang signifikan. Bagaimana Manusia Berkontribusi pada Pemanasan Global? Aktivitas manusia mulai dari melakukan pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak dan gas alam, kegiatan pertanian, peternakan, pembuangan sampah di TPA, mobilisasi transportasi, kegiatan industri, hingga deforestasi, dan perubahan penggunaan lahan menghasilkan emisi gas rumah kaca yang kebanyakan akan terperangkap di atmosfer.  Menurut NOOA Climate, saat ini, manusia diperkirakan melepaskan 9,5 miliar metrik ton karbon ke atmosfer setiap tahunnya melalui pembakaran bahan bakar fosil. Juga 1,5 miliar metrik ton lainnya melalui penggundulan hutan dan perubahan tutupan lahan lainnya. Dari karbon yang dihasilkan manusia, hutan dan vegetasi lainnya hanya mampu menyerap sekitar 3,2 miliar metrik ton per tahun, sementara lautan menyerap sekitar 2,5 miliar metrik ton per tahun. Sementara 5 miliar metrik ton karbon sisanya tetap berada di atmosfer setiap tahunnya. Meningkatkan konsentrasi karbon dioksida rata-rata global sekitar 2,3 bagian per juta per tahun. Baca Juga: Bagaimana Cara CFC Merusak Lapisan Ozon? Upaya Mitigasi Pemanasan Global Peningkatan panas bumi atau pemanasan global adalah tantangan besar yang mempengaruhi seluruh aspek kehidupan di bumi. Tindakan kolektif dari pemerintah, industri, dan individu sangat penting untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengatasi dampak perubahan iklim. Kita dapat melakukan pengurangan emisi gas rumah kaca dengan mulai beralih dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan air. Juga melaksanakan efisiensi energi dengan mengadopsi teknologi dan praktik yang lebih efisien dalam penggunaan energi. Selain itu, dengan melakukan reboisasi dan meningkatkan area hijau, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pemanasan global dan jejak karbon, serta mengembangkan dan menerapkan teknologi baru yang dapat membantu mengurangi emisi dan memitigasi dampak pemanasan global.  Diharapkan, dengan upaya bersama, kita dapat membangun masa depan yang lebih berkelanjutan dan aman bagi generasi mendatang. Sekarang waktunya bagi industri Anda untuk turut berkontribusi dalam upaya mitigasi ancaman lingkungan dan perubahan iklim. Anda dapat melakukan pengukuran emisi yang dihasilkan dan menciptakan solusi dari data-data tersebut melalui tindakan yang tepat.  Miliki pencatatan dan pelacakan emisi karbon atau ESG yang layak dan komprehensif dengan memanfaatkan platform all-in-one dari Satuplatform. Dapatkan DEMO GRATIS nya di sini! Similar Article Ketahui Daftar Bahan Perusak Ozon dan Penggunaannya dalam Keseharian Beberapa dari kita mungkin sering mendengar bahwa Klorofluorokarbon (CFC) atau freon adalah sebuah zat yang dianggap sebagai Bahan Perusak Ozon (BPO). Akan tetapi, bahan perusak ozon tidak hanya CFC saja. Bahan perusak ozon adalah senyawa kimia yang menyebabkan penipisan lapisan ozon di stratosfer. Lapisan ozon berfungsi melindungi kehidupan di Bumi dengan menyerap 97% hingga 99% radiasi ultraviolet (UV) berbahaya yang berasal dari matahari. Awal Mula Terjadinya Penipisan Ozon Penipisan lapisan ozon terjadi apabila konsentrasi ozon di stratosfer berkurang secara signifikan. Sayangnya, para ilmuwan menemukan bahwa lapisan ozon terus menerus menipis dan rusak sejak akhir tahun 1970an. Senyawa kimia dari aktivitas… Mengenal Listrik Hijau, Energi Terbarukan yang Gencar Diperbanyak di Indonesia Sejak beberapa tahun lalu, pemerintah tengah menggencarkan pembangunan dan pengoperasian pembangkit listrik hijau untuk menambah pasokan listrik serta sebagai upaya transformasi menuju energi terbarukan. Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN menyampaikan, “saat ini semua industri bergerak pada energi berbasis ramah lingkungan. Melalui Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) hijau yang dicanangkan pada tahun 2021, PLN siap mendukung industri di Kawasan Industri Hijau melalui pembangkit EBT,” Saat ini, telah terpasang pembangkit listrik berbasis energi terbarukan (EBT) dengan kapasitas mencapai 9 gigawatt (GW). Kapasitas ini akan terus ditambah hingga 29 GW pada 2030. Namun, apa itu listri hijau? Apa perbedaan dengan listrik yang… Melihat Upaya Singapura Jadi Salah Satu Kota Terhijau di Dunia Tahukah kamu bahwa Singapura telah dikenal sebagai salah satu kota terhijau di dunia?  Ini fakta. Sebab, salah satu negara tetangga yang terdekat dengan Indonesia ini berhasil dinobatkan menjadi kota terhijau atau yang paling ramah lingkungan di dunia. Hal ini berdasarkan penilaian oleh Smart City Index oleh Institute for Management Development bekerja sama dengan Singapore University for Technology and Design (SUTD) yang menyatakan bahwa Singapura layak menduduki peringkat pertama dari 109 kota yang dianggap sebagai kota-kota paling ramah lingkungan. Pencapaian ini dapat diraih berkat komitmen dan kebijakan pemerintah Singapura yang progresif dalam menjaga dan meningkatkan ruang hijau serta keberlanjutan lingkungan. Sejak… Ketahui Daftar Bahan Perusak Ozon dan Penggunaannya dalam Keseharian Beberapa dari kita mungkin sering …

Bagaimana Kondisi Perkembangan Green Jobs di Indonesia?

Bagaimana Kondisi Perkembangan Green Jobs di Indonesia?

Data dari World Economic Forum menyebut bahwa lowongan green jobs yang tersedia di seluruh dunia terus meningkat hampir dua kali lipat, atau sekitar 22,4 persen, sampai dengan tahun 2023. Jenis pekerjaan ini semakin diminati karena dinilai mampu menanggulangi dampak buruk kerusakan lingkungan. Lantas, bagaimana ketersediaannya di Indonesia? Baca Juga: Green Jobs: Pengertian, Contoh, hingga Kondisinya Saat Ini  Perkembangan Green Jobs di Indonesia Green Jobs atau pekerjaan hijau adalah istilah yang mengacu pada pekerjaan yang berkontribusi pada pelestarian atau pemulihan lingkungan alam. Baca Juga: 6 Bidang Green Career yang Patut Dicoba Meningkatnya isu perubahan iklim dan degradasi lingkungan, menimbulkan respon yang beragam. Salah satunya kini telah banyak negara mulai mengadopsi kebijakan hijau yang mendorong pengembangan sektor-sektor ekonomi yang lebih ramah lingkungan. Menciptakan permintaan yang meningkat untuk pekerjaan hijau di berbagai industri seperti energi terbarukan, pertanian berkelanjutan, dan pengelolaan limbah. Di Indonesia sendiri, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional atau Bappenas menyebut, ekonomi hijau di Indonesia akan menciptakan 4,4 juta lapangan kerja baru di tahun 2030, dengan kualifikasi pekerjaan ramah lingkungan alias green jobs. Kajian IESR tentang Deep Decarbonization juga mengatakan bahwa akan ada sekitar 3,2 juta lapangan kerja baru yang berkaitan dengan green jobs yang mencakup berbagai sektor pekerjaan. Termasuk pekerjaan di sektor energi terbarukan, efisiensi energi, pengelolaan limbah, pertanian berkelanjutan, bangunan hijau, dan lain-lain. Kesiapan Talenta Bidang Green Jobs di Indonesia Meskipun ketersediaan lowongan pekerjaan di bidang pekerjaan ramah lingkungan atau green jobs semakin banyak dibuka, namun hal ini belum sebanding jumlahnya dengan sumber daya manusia yang siap untuk berkarir di bidang tersebut. Nampaknya, masih banyak masyarakat Indonesia belum mengenal pekerjaan ramah lingkungan. Sebagaimana dikutip dari VOA, berdasarkan hasil studi Yayasan Indonesia Cerah dan Suara Mahasiswa UI (SUMA UI) tahun 2023, sekitar 55 persen responden mahasiswa kurang dan belum familiar dengan konsep pekerjaan hijau. Generasi muda saat ini juga banyak yang belum dibekali dengan green skills atau keterampilan yang dibutuhkan dalam green jobs. Beberapa keahlian yang setidaknya perlu dikuasai ialah keahlian untuk mengambil keputusan berdasarkan data (data driven), memecahkan masalah secara efektif (design thinking), serta menerapkan prinsip keberlanjutan (sustainability). World Economic Forum juga menjelaskan, jumlah talenta yang memiliki keterampilan untuk membantu mengatasi krisis iklim hanya tumbuh sebesar 12,3 persen antara tahun 2022 dan 2023. Padahal, dibutuhkan lebih banyak jumlah talenta yang tersedia untuk dapat mengisi lowongan green jobs yang ada. Mengatasi Kesenjangan  Kemudian, untuk dapat mengatasi kesenjangan antara ketersediaan lapangan kerja dengan sumber daya manusia yang dibutuhkan, diperlukan partisipasi salah satunya dari perusahaan untuk dapat membuka peluang bagi generasi muda berkarir di sektor tersebut. Dikutip dari VOA, konsultan keberlanjutan dan perubahan iklim, Faiza Fauziah menjelaskan bahwa kalangan industri lah yang memegang peran penting untuk mengembangkan pekerjaan hijau. Sebab keterampilan mahasiswa dalam hal keberlanjutan biasanya akan mulai terbentuk apabila telah secara langsung terlibat dalam pekerjaannya. Selain itu, generasi muda juga diharapkan dapat secara mandiri belajar dan memahami keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan dalam pekerjaan ramah lingkungan. Sebab green jobs memerlukan berbagai keterampilan khusus yang mendukung upaya keberlanjutan dan pelestarian lingkungan. Beberapa keterampilan yang diharapkan di antaranya ialah pemahaman tentang teknologi energi terbarukan, efisiensi energi, pengelolaan limbah dan daur ulang, pertanian berkelanjutan dan lain-lain. Juga keterampilan analitis dan penelitian, manajerial, big data, dan lain sebagainya.  Mari mulai berkontribusi dalam upaya mitigasi ancaman lingkungan dan perubahan iklim, dengan melakukan pengukuran emisi yang dihasilkan oleh perusahaan atau industri Anda dan ciptakan solusi dari data-data tersebut. Miliki pencatatan dan pelacakan yang layak dan komprehensif dengan memanfaatkan platform all-in-one dari Satuplatform. Dapatkan DEMO GRATIS nya di sini! Similar Article 5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim Isu terkait perubahan iklim semakin menjadi pembahasan yang ramai diperbincangkan saat ini. Di seluruh dunia, masyarakat lintas generasi mulai menunjukkan ketertarikannya akan informasi tentang perubahan iklim. Hasil survei People’s Climate Vote 2024 menunjukkan bahwa sekitar 87 persen populasi dunia telah menaruh perhatian mereka pada isu ini. Sementara itu, 63 persen pengisi survei sudah mulai mempertimbangkan dampak perubahan iklim terhadap keputusan yang mereka buat. Melalui kondisi ini, bisa digambarkan bahwa perubahan iklim semakin memberikan pengaruhnya terhadap orang-orang di berbagai belahan dunia. Mengganggu mereka dengan beragam cara. Perubahan iklim tidak lagi sebatas konteks khusus bagi beberapa kalangan. Istilah ini perlu diumumkan lebih… Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini Jejak karbon merupakan sejumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang lepas ke atmosfer dan bersumber dari berbagai kegiatan tertentu. Konsentrasi emisi karbon antropogenik atau yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sumber yang paling dominan dalam menimbulkan dampak bagi lingkungan. Salah satunya berasal dari sektor industri yang disebut sebagai kontributor utama emisi karbon global.  Menurut laporan emisi CO2 tahun 2022 oleh IEA, emisi karbon dioksida global dari pembakaran energi dan proses industri telah mencapai level tertinggi sepanjang masa, yakni sebesar 36,8 Gt pada 2022. Meskipun produksi emisi karbon dari industri sempat menyusut 5 persen pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19, akan… Pengertian Industri Hijau: Tujuan, Manfaat, dan Contohnya Penerapan industri hijau di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim selayaknya angin segar yang memberikan kesejukan dalam upaya keberlanjutan. Sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global seringkali didorong untuk dapat berkontribusi dalam langkah pengurangan emisi karbon atau dekarbonisasi. Maka dari itu, industri hijau sebagai bagian dari bisnis berkelanjutan dapat menjadi opsi yang bisa dipilih perusahaan dan entitas komersial lainnya dalam mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan keberlanjutan. Namun, apa itu industri hijau beserta tujuan, keuntungan, dan contohnya? Apa Itu Industri Hijau? Dilansir dari Tirto ID, menurut Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin RI), pengertian industri hijau adalah… Bagaimana Cara Tepat Memilih Carbon Accounting Software untuk Industri? Carbon Accounting – Seiring dengan meningkatnya sustainability awareness di berbagai kalangan, banyak pihak mulai turut serta menerapkan praktik-praktik kebelanjutan melalui berbagai cara.  Peningkatan dampak perubahan iklim seakan menjadi ‘alarm’ yang mendorong masyarakat untuk bergabung dalam upaya mitigasi iklim. Utamanya dari sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global. Kegiatan industri diketahui menyumbang paling banyak emisi karbon ke atmosfer. Di Indonesia saja, sekitar 70 persen penyumbang emisi karbon adalah industri, sehingga sektor ini diharapkan mampu terlibat untuk mengurangi emisi karbon dan membantu mencapai Net Zero Emission yang direncanakan. Oleh karena itu, …

Upaya Mengurangi Emisi Karbon di Wilayah Perkotaan

Upaya Mengurangi Emisi Karbon di Wilayah Perkotaan

Kota Jakarta pada beberapa kesempatan sering kali dinobatkan menjadi salah satu kota dengan polusi udara tertinggi se-Asia Tenggara. Tingkat emisi karbon di Jakarta banyak tercatat melebihi ambang batas AQI dan dianggap tidak sehat untuk dihirup. Baca Juga: Emisi Karbon dari Industri Fashion Dikutip dari Katadata, berdasarkan Laporan Inventarisasi Profil Emisi Gas Rumah Kaca DKI Jakarta oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi DKI Jakarta tahun 2019, terdapat beberapa sektor yang menjadi sumber penghasil emisi langsung atau direct emission gas rumah kaca di sana. Menurut laporan, sektor transportasi punya andil yang besar dengan menghasilkan emisi GRK dengan kisaran 7,5 juta ton sampai 13,3 juta ton ekuivalen karbon dioksida (CO2e) per tahun. Diikuti dengan sektor lainnya, yakni pembangkit listrik, industri manufaktur, limbah, rumah tangga, serta bangunan komersil. Dengan kondisi ini, diperlukan perubahan demi menciptakan wilayah perkotaan yang aman dan sehat untuk ditinggali warga. Tidak hanya itu, mengurangi emisi karbon di wilayah perkotaan juga menjadi langkah krusial dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan mengatasi perubahan iklim. Baca Juga: 5 Perusahaan yang Berkomitmen Kurangi Emisi Karbon Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menciptakan wilayah perkotaan yang minim emisi karbon: #1 Memaksimalkan Transportasi Umum Ramah Lingkungan dapat Mengurangi Emisi Karbon Banyak penelitian menyebut bahwa kendaraan bermotor merupakan penyebab utama dari terjadinya polusi udara di perkotaan dan wilayah lainnya. Gas buang kendaraan mengandung partikel-partikel berbahaya yang tidak hanya dapat berdampak pada manusia juga kondisi iklim. Oleh karena itu, cara kita bepergian mempunyai dampak besar terhadap emisi karbon. Maka, sangat penting bagi pemerintah di kota-kota di seluruh dunia untuk memperkenalkan transportasi umum yang ramah lingkungan. Mendorong penggunaan transportasi ramah lingkungan seperti transportasi umum, sepeda, dan berjalan kaki dapat mengurangi emisi karbon dari kendaraan bermotor. Investasi dalam infrastruktur transportasi yang ramah lingkungan merupakan cara yang efisien melawan peningkatan emisi GRK. #2 Mempromosikan Energi Bersih dan Berkelanjutan untuk Kurangi Emisi Karbon Perjuangan melawan pemanasan global terutama bergantung pada kemampuan kita untuk menggeneralisasi energi terbarukan.  Dengan upaya memperluas penggunaan energi bersih seperti listrik dari sumber terbarukan (surya, angin, hidro) untuk keperluan rumah tangga, komersial, dan industri diyakini dapat mengurangi emisi karbon dari sektor energi. #3 Melakukan Penghijauan Kota untuk Menyerap Emisi Karbon Ruang terbuka hijau, pepohonan, hingga taman kota faktanya sangat berperan dalam menciptakan kehidupan perkotaan yang sejahtera. Dikutip dari Forest Digest, penelitian oleh FAO menyatakan bahwa pohon-pohon di perkotaan punya kegunaan yang signifikan dalam memitigasi perubahan iklim. Sebab satu pohon dewasa bisa menyerap emisi 150 kilogram setara CO2 setahun.  Meningkatkan jumlah ruang hijau di kota-kota, seperti taman, taman kota, dan jalur hijau, tidak hanya memberikan manfaat lingkungan fisik (menyerap karbon, menyediakan habitat bagi flora dan fauna), tetapi juga memberikan manfaat psikologis dan kesehatan bagi penduduk. #4 Mengelola Limbah secara Berkelanjutan Menerapkan ekonomi sirkular dalam kegiatan pengelolaan limbah merupakan langkah krusial untuk dapat mengurangi produksi emisi karbon di perkotaan. Penumpukan sampah di TPA tanpa disadari berkontribusi memperparah kondisi iklim. Dengan menerapkan praktik-praktik pengelolaan limbah yang berkelanjutan, seperti daur ulang, kompos, dan pengurangan limbah, perkotaan dapat mengurangi emisi metana dari pembuangan sampah serta mengurangi kebutuhan untuk bahan mentah baru. #5 Membangun dengan Lebih Baik United Nations for Climate Change menyebut bahwa bangunan yang tidak hemat energi memberikan kontribusi besar terhadap perubahan iklim. Oleh karena itu penting bagi berbagai pihak untuk menjadikan bangunan kita lebih hemat karbon atau bahkan lebih baik lagi sampai ke tahap nihil karbon sama sekali.  Implementasi kebijakan dan regulasi yang mendukung pengurangan emisi karbon, seperti pajak karbon, insentif bagi teknologi hijau, dan standar efisiensi energi, juga sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung aksi perubahan menuju kota yang lebih hijau dan berkelanjutan. Kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil, dan lembaga akademis dalam mengadopsi langkah-langkah ini secara holistik akan menjadi kunci keberhasilan dalam mengurangi emisi karbon di wilayah perkotaan. Industri dan entitas penghasil emisi juga dapat berkontribusi dalam upaya mitigasi ancaman lingkungan dan perubahan iklim dengan melakukan pengukuran emisi yang dihasilkan dan menciptakan solusi dari data-data tersebut. Miliki pencatatan dan pelacakan yang layak dan komprehensif dengan memanfaatkan platform all-in-one dari Satuplatform. Dapatkan DEMO GRATIS nya di sini!. Similar Article 5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim Isu terkait perubahan iklim semakin menjadi pembahasan yang ramai diperbincangkan saat ini. Di seluruh dunia, masyarakat lintas generasi mulai menunjukkan ketertarikannya akan informasi tentang perubahan iklim. Hasil survei People’s Climate Vote 2024 menunjukkan bahwa sekitar 87 persen populasi dunia telah menaruh perhatian mereka pada isu ini. Sementara itu, 63 persen pengisi survei sudah mulai mempertimbangkan dampak perubahan iklim terhadap keputusan yang mereka buat. Melalui kondisi ini, bisa digambarkan bahwa perubahan iklim semakin memberikan pengaruhnya terhadap orang-orang di berbagai belahan dunia. Mengganggu mereka dengan beragam cara. Perubahan iklim tidak lagi sebatas konteks khusus bagi beberapa kalangan. Istilah ini perlu diumumkan lebih… Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini Jejak karbon merupakan sejumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang lepas ke atmosfer dan bersumber dari berbagai kegiatan tertentu. Konsentrasi emisi karbon antropogenik atau yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sumber yang paling dominan dalam menimbulkan dampak bagi lingkungan. Salah satunya berasal dari sektor industri yang disebut sebagai kontributor utama emisi karbon global.  Menurut laporan emisi CO2 tahun 2022 oleh IEA, emisi karbon dioksida global dari pembakaran energi dan proses industri telah mencapai level tertinggi sepanjang masa, yakni sebesar 36,8 Gt pada 2022. Meskipun produksi emisi karbon dari industri sempat menyusut 5 persen pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19, akan… Pengertian Industri Hijau: Tujuan, Manfaat, dan Contohnya Penerapan industri hijau di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim selayaknya angin segar yang memberikan kesejukan dalam upaya keberlanjutan. Sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global seringkali didorong untuk dapat berkontribusi dalam langkah pengurangan emisi karbon atau dekarbonisasi. Maka dari itu, industri hijau sebagai bagian dari bisnis berkelanjutan dapat menjadi opsi yang bisa dipilih perusahaan dan entitas komersial lainnya dalam mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan keberlanjutan. Namun, apa itu industri hijau beserta tujuan, keuntungan, dan contohnya? Apa Itu Industri Hijau? Dilansir dari Tirto ID, menurut Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin RI), pengertian industri hijau adalah… Bagaimana Cara Tepat Memilih Carbon Accounting Software untuk Industri? Carbon Accounting – …