Pilkada Serentak 2024: 3 Masalah Lingkungan Jakarta yang Perlu Penyelesaian Segera

Dekarbonisasi Industri Untuk Kejar Target Net Zero Emission Indonesia

Indonesia terus berupaya mengejar target pengurangan emisi dan mewujudkan komitmen Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Dekarbonisasi industri menjadi salah satu cara yang diupayakan demi mencapai ambisi ini. Sektor industri sampai saat ini masih menjadi penyumbang emisi karbon terbesar untuk Indonesia. Sekitar 70 persen dari total emisi gas rumah kaca tahunan berasal dari bidang industri seperti besi dan baja, semen, kimia, dan petrokimia. Jumlah emisi GRK di sepanjang 2022 berada di angka 887,23 ton CO2e. Dilansir dari World Resources Institute (WRI) Indonesia, emisi sektor industri Indonesia diproyeksikan dapat melonjak dua kali lipat pada 2030. Oleh karena itu, keterlibatan sektor ini dalam mencapai pengurangan emisi diyakini dapat menciptakan perubahan yang signifikan.  Pendekatan dalam Pengelolaan Emisi Karbon Industri Mewujudkan dekarbonisasi industri, berarti mendorong perusahaan menjalankan konsep bisnis yang berkelanjutan yang menghasilkan seminimal mungkin emisi karbon. Baca juga artikel lainnya : Peran Carbon Accounting dalam Mencapai Target Net Zero Emissions Salah satu yang dapat dilakukan oleh industri dalam menjalankan langkah dekarbonisasi ialah seperti mulai meningkatkan efisiensi energi di fasilitas industri. Ini termasuk penggunaan teknologi hemat energi, sistem manajemen energi, dan optimalisasi proses produksi agar lebih efisien.  Perusahaan juga mungkin perlu beralih dari bahan bakar fosil ke sumber energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, atau biomassa. Ini bertujuan mengurangi ketergantungan pada energi karbon-intensif, yang pada akhirnya mengurangi emisi karbon. Kemudian melalui strategi elektrifikasi yang mendorong peralihan penggunaan bahan bakar fosil ke listrik untuk mendukung transisi energi bersih. Bidang manufaktur dan pengolahan, dapat beralih dari mesin yang menggunakan bahan bakar fosil ke peralatan berbasis listrik yang didukung dengan sumber terbarukan seperti angin dan matahari. Perusahaan juga dapat memanfaatkan teknologi CCS menangkap karbon dioksida (CO₂) dari proses industri sebelum mencapai atmosfer dan kemudian menyimpannya di bawah tanah. Langkah ini yang juga diterapkan oleh Badan Iklim Eropa dalam meningkatkan pengelolaan emisi karbon industri yang optimal serta untuk mencapai target dekarbonisasi Uni Eropa Tantangan dalam Mewujudkan Dekarbonisasi Industri Dekarbonisasi industri terdengar seperti cara yang legit dalam menyelesaikan masalah emisi gas rumah kaca. Dibalik solusinya yang besar, tantangan dalam mengimplementasikan dekarbonisasi industri menjadi fokus yang perlu mendapat perhatian. Menurut artikel terbitan Kumparan terkait pembahasan ini, diperlukan adanya inovasi dan teknologi yang berkelanjutan yang dapat mendukung perusahaan menjalankan dekarbonisasi. Green Hydrogen adalah salah satu yang sedang dikembangkan. Green Hydrogen hadir sebagai bahan bakar ramah lingkungan yang berguna bagi sektor transportais dan pembangkit listrik. Inovasi ini dapat diproduksi melalui proses elektrolisis air menggunakan energi terbarukan, sehingga tidak menghasilkan emisi karbon. Akan tetapi, dibutuhkan biaya produksi yang tinggi untuk memproduksinya dan keterbatasan infrastruktur menjadi kendala lain yang perlu dikendalikan.  Selain itu, implementasi dekarbonisasi industri perlu melibatkan seluruh rantai nilai perusahaan yang turut melibatkan emisi karbon dari operasi, pemasok, dan pelanggan. Pencatatan yang menyeluruh dan kolaborasi menjadi kunci untuk mewujudkan dekarbonisasi industri yang optimal.    Implementasi Dekarbonisasi Industri Pada Perusahaan Langkah dekarbonisasi industri sudah mulai dijalankan oleh banyak perusahaan di seluruh Indonesia.  Salah satunya seperti yang dilakukan oleh PT Perkebunan Nusantara (PTPN) Group. Dikutip dari Kumparan, PTPN telah menginisiasi beberapa proyek berkelanjutan dan berhasil menurunkan emisi CO2 sebesar 2,32 juta ton CO2e pada 2021.  Selain perusahaan milik negara, sektor swasta diharapkan juga semakin berminat untuk terlibat dalam upaya ini. Sektor swasta diyakini punya peranan penting dalam membantu Indonesia mencapai target pengurangan emisi karbon mendatang. Mulai Hitung Data Emisi Bisnis Anda Pelaku usaha, bisnis, dan perusahaan juga dapat turut serta dalam keberlanjutan dengan melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik. Aktivitas ini dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform mulai dari Carbon & ESG Management, Supplier Sustainability Management, Carbon Economy Service, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. Similar Article Emisi Karbon Jet Pribadi: Dampaknya Terhadap Kondisi Iklim Pesawat jet pribadi seringkali menjadi pilihan moda transportasi yang dianggap efisien dan cepat bagi beberapa orang untuk memudahkan perjalanan. Dibalik kemudahannya, jet pribadi ternyata punya dampak terhadap iklim yang sangat buruk, memperburuk emisi sektor penerbangan. Menurut data dari situs Our World in Data, emisi karbon global dari sektor penerbangan telah meningkat empat kali sejak tahun 1960-an. Menyumbang sekitar 2,5 persen emisi CO2 dari pembakaran bahan bakar fosil dan penggunaan lahan. Penggunaan jet pribadi dianggap memiliki dampak yang tidak proporsional terhadap lingkungan. Laporan dari T&E menjumpai bahwa jet pribadi atau private jet punya dampak polusi sekitar 5 hingga 14 kali lebih… Hari Bebas Kendaraan Bermotor: 5 Fakta Terkait Emisi Sektor Transportasi Tanggal 22 September kemarin diperingati sebagai Hari Bebas Kendaraan Bermotor Sedunia atau World Car Free Day. Di Indonesia sendiri, car free day sudah menjadi bagian dari rutinitas masyarakat, salah satunya di Jakarta pada tiap akhir pekan. Tujuan dari penyelenggaraan ini guna mendorong seluruh masyarakat dunia untuk turut serta meninggalkan kendaraan bermotor pribadi mereka selama sehari penuh dan beralih ke transportasi publik atau berjalan kaki. Acara ini menyoroti berbagai manfaat yang bisa tercipta dari “berkegiatan tanpa mobil” bagi masyarakat. Salah satu yang diharapkan dari terselenggaranya Car Free Day atau CFD adalah untuk dapat mencapai kualitas udara yang lebih baik yang tidak… Dekarbonisasi Industri Untuk Kejar Target Net Zero Emission Indonesia Indonesia terus berupaya mengejar target pengurangan emisi dan mewujudkan komitmen Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Dekarbonisasi industri menjadi salah satu cara yang diupayakan demi mencapai ambisi ini. Sektor industri sampai saat ini masih menjadi penyumbang emisi karbon terbesar untuk Indonesia. Sekitar 70 persen dari total emisi gas rumah kaca tahunan berasal dari bidang industri seperti besi dan baja, semen, kimia, dan petrokimia. Jumlah emisi GRK di sepanjang 2022 berada di angka 887,23 ton CO2e. Dilansir dari World Resources Institute (WRI) Indonesia, emisi …

Pilkada Serentak 2024: 3 Masalah Lingkungan Jakarta yang Perlu Penyelesaian Segera

Kebakaran TPA Sampah di Indonesia Sering Terjadi, Apa Penyebab dan Solusinya?

Kebakaran TPA di Indonesia Pada tahun 2023 lalu, Indonesia mengalami cukup banyak kebakaran TPA atau tempat pemrosesan akhir sampah di berbagai wilayah. Tercatat sebanyak 35 TPA sampah di seluruh Indonesia terbakar dan kondisinya tampak memprihatinkan. Salah satunya yang terjadi pada TPA Sarimukti yang berlokasi di Kabupaten Bandung Barat dan menjadi titik penumpukan sampah bagi empat kota kabupaten di Jawa Barat. Dilansir dari BBC Indonesia, pada saat itu, seluruh area TPA sampah Sarimukti dari mulai zona 1, 2, 3, dan 4 sudah terbakar mencapai luas 90 persen. Berlangsung selama hampir satu pekan sebelum akhirnya berhasil dikendalikan. Selain TPA Sarimukti, beberapa TPA sampah juga mengalami kebakaran serupa dengan luas yang berbeda-beda. Terjadinya kebakaran TPA ini tentu menimbulkan banyak kerugian. TPA sampah yang terbakar dapat menimbulkan zat beracun yang membahayakan lingkungan juga kesehatan.  Melihat kondisi yang ada, kira-kira apa penyebab dari masih maraknya kebakaran di TPA sampah? Solusi apa yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan hal ini? Faktor Penyebab Kebakaran TPA Sampah Banyak hal dapat melatarbelakangi terjadinya kebakaran pada TPA Sampah, mencakup faktor alam dan campur tangan manusia. Dikutip dari CNN Indonesia, menurut Dini Trisyanti, Direktur Sustainable Waste Indonesia, cuaca memungkinkan untuk punya andil dalam kasus kebakaran TPA di sejumlah wilayah. Cuaca panas terik dapat lebih rentan menimbulkan percikan api. Sampah organik yang menghasilkan gas metan pun berpotensi memantik kebakaran dalam kondisi ini. Meski begitu, menurut Dini, kesalahan pengelolaan dalam operasional TPA menjadi faktor utama dari terjadinya kebakaran. Dibanding menyalahkan cuaca, sistem operasional yang kurang tepat justru yang membuat api sulit dipadamkan, sehingga cuaca hanyalah faktor kecil dari masalah ini. Sistem pengelolaan sampah yang salah dapat menyebabkan berbagai masalah dan membawa dampak buruk bagi lingkungan, kesehatan, dan sosial. Melihat Sistem Pengelolaan Sampah di Indonesia dan Hubungannya dengan Kebakaran TPA Sistem pengelolaan sampah di Indonesia masih identik dengan metode “kumpul-angkut-buang” yang minim pemilahan dari sumber. Dinilai sangat tidak efektif yang menyebabkan penanganan setelahnya menjadi lebih sulit. Baca juga artikel lainnya : Mengenal Tingkatan Pengelolaan Sampah yang Tepat Kondisi pengelolaan sampah yang tidak mendorong pemisahan sampah di tingkat rumah tangga atau industri ini, membuat segala jenis sampah saling bercampur satu sama lain. Ini membuat daur ulang menjadi terkendala, sehingga sampah yang bisa didaur ulang atau dikompos menjadi terbuang percuma bersama dengan sampah lainnya. Belum lagi dengan TPA sampah yang tidak dikelola dengan baik yang sering kali hanya menumpuk sampah tanpa ada pemrosesan lebih lanjut. Tumpukan sampah organik dapat melepaskan gas metana yang berkontribusi terhadap pemanasan global dan pencemaran lingkungan melalui lindi (air limbah yang tercampur dengan bahan berbahaya). Penegakan hukum dan kebijakan yang lemah serta minimnya investasi pada infrastruktur pengelolaan sampah dapat menjadi kendala yang menimbulkan kekacauan. Tanpa edukasi dan program yang efektif, masyarakat cenderung tidak memisahkan atau membuang sampah mereka dengan benar. Pengelolaan Sampah Bertanggung Jawab untuk Mengurangi Emisi TPA Sampah Pengelolaan sampah yang bertanggung jawab dapat mendorong terciptanya lingkungan yang sehat dan layak.  Sebaliknya, kebakaran di TPA merupakan masalah serius yang berkontribusi pada peningkatan emisi gas rumah kaca dan pencemaran udara. Kebakaran di TPA melepaskan berbagai polutan berbahaya seperti dioksin, karbon monoksida, dan partikel halus (PM2.5), yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan peningkatan dan perbaikan di berbagai lini pengelolaan sampah. Hal ini bisa mencakup pengurangan produksi sampah, pemisahan di sumber, daur ulang, komposting, teknologi pengolahan yang ramah lingkungan, serta edukasi masyarakat. Seluruh upayanya demi mencapai keberlanjutan lingkungan. Similar Article 5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim Isu terkait perubahan iklim semakin menjadi pembahasan yang ramai diperbincangkan saat ini. Di seluruh dunia, masyarakat lintas generasi mulai menunjukkan ketertarikannya akan informasi tentang perubahan iklim. Hasil survei People’s Climate Vote 2024 menunjukkan bahwa sekitar 87 persen populasi dunia telah menaruh perhatian mereka pada isu ini. Sementara itu, 63 persen pengisi survei sudah mulai mempertimbangkan dampak perubahan iklim terhadap keputusan yang mereka buat. Melalui kondisi ini, bisa digambarkan bahwa perubahan iklim semakin memberikan pengaruhnya terhadap orang-orang di berbagai belahan dunia. Mengganggu mereka dengan beragam cara. Perubahan iklim tidak lagi sebatas konteks khusus bagi beberapa kalangan. Istilah ini perlu diumumkan lebih… Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini Jejak karbon merupakan sejumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang lepas ke atmosfer dan bersumber dari berbagai kegiatan tertentu. Konsentrasi emisi karbon antropogenik atau yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sumber yang paling dominan dalam menimbulkan dampak bagi lingkungan. Salah satunya berasal dari sektor industri yang disebut sebagai kontributor utama emisi karbon global.  Menurut laporan emisi CO2 tahun 2022 oleh IEA, emisi karbon dioksida global dari pembakaran energi dan proses industri telah mencapai level tertinggi sepanjang masa, yakni sebesar 36,8 Gt pada 2022. Meskipun produksi emisi karbon dari industri sempat menyusut 5 persen pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19, akan… Pengertian Industri Hijau: Tujuan, Manfaat, dan Contohnya Penerapan industri hijau di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim selayaknya angin segar yang memberikan kesejukan dalam upaya keberlanjutan. Sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global seringkali didorong untuk dapat berkontribusi dalam langkah pengurangan emisi karbon atau dekarbonisasi. Maka dari itu, industri hijau sebagai bagian dari bisnis berkelanjutan dapat menjadi opsi yang bisa dipilih perusahaan dan entitas komersial lainnya dalam mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan keberlanjutan. Namun, apa itu industri hijau beserta tujuan, keuntungan, dan contohnya? Apa Itu Industri Hijau? Dilansir dari Tirto ID, menurut Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin RI), pengertian industri hijau adalah… Bagaimana Cara Tepat Memilih Carbon Accounting Software untuk Industri? Carbon Accounting – Seiring dengan meningkatnya sustainability awareness di berbagai kalangan, banyak pihak mulai turut serta menerapkan praktik-praktik kebelanjutan melalui berbagai cara.  Peningkatan dampak perubahan iklim seakan menjadi ‘alarm’ yang mendorong masyarakat untuk bergabung dalam upaya mitigasi iklim. Utamanya dari sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global. Kegiatan industri diketahui menyumbang paling banyak emisi karbon ke atmosfer. Di Indonesia saja, sekitar 70 persen penyumbang emisi karbon adalah industri, sehingga sektor ini diharapkan mampu terlibat untuk mengurangi emisi karbon dan membantu mencapai Net Zero Emission yang direncanakan. Oleh karena itu, untuk dapat berkontribusi dalam upaya… Memahami Istilah Global Stocktake dalam Aksi Iklim Internasional Di berbagai belahan dunia, negara-negara …

Pilkada Serentak 2024: 3 Masalah Lingkungan Jakarta yang Perlu Penyelesaian Segera

Apa yang Sebabkan Buruknya Kualitas Udara di Jakarta?

Isu terkait buruknya kualitas udara di Jakarta selalu menjadi pembahasan yang sengit untuk diperbincangkan. Pasalnya, kota ini seringkali berada di peringkat 10 besar kota dengan indeks kualitas udara paling tidak sehat di dunia. Baca Juga: Langit Biru di Jakarta, Apakah Tanda Polusi Membaik? Dilansir dari Antara News, pada September 2024 saja, Air Quality Index atau AQI atau kualitas udara di Jakarta berada pada angka 122, masuk kategori tidak sehat. Sedangkan, angka konsentrasi partikel halus PM2.5 berada di angka 42 mikrogram per meter kubik, 8.4 kali lebih tinggi dari yang ditentukan WHO. Kondisi ini pun menempatkan Jakarta sebagai kota dengan kualitas udara terburuk nomor enam dunia.  Dampaknya, udara di Jakarta pun disebut cukup rentan dan tidak sehat untuk dihirup, terutama bagi mereka kelompok sensitif. Dampak pencemaran udara dapat berbahaya bagi kesehatan yang memicu gangguan pada pernapasan, meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, mempengaruhi fungsi otak dan kognitif, sampai dengan mengganggu sistem kekebalan tubuh. Namun, apa yang menyebabkan polusi udara di Jakarta selalu terjadi?  1. Jakarta Kelimpahan Emisi Knalpot Kendaraan  Tidak bisa dipungkiri bahwa asap kendaraan bermotor punya andil yang besar dalam menyebabkan udara di Kota Jakarta sangat buruk.  Bagaimana tidak, data Korlantas Polri menyebut ada lebih dari 23 juta unit kendaraan bermotor di wilayah hukum Polda Metro Jaya per Agustus 2023. Didominasi oleh sepeda motor dan mobil pribadi, diikuti oleh angkutan barang dan kendaraan khusus. Angka ini mewakili sekitar 15 persen bagian dari total kendaraan secara nasional.  Dampaknya, total emisi karbon yang dihasilkan dari sektor transportasi di Jakarta pun menjadi sangat tinggi. Nilainya mencapai 81, 17 juta kg CO2e per September 2023, berdasarkan data dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef).  Jumlah emisi asap knalpot kendaraan yang ‘melimpah’ ini perlu dikurangi untuk dapat mencapai kondisi udara yang layak konsumsi. Pemerintah serta masyarakat bisa bekerja sama dalam hal pemanfaatan angkutan umum untuk mengurangi ketergantungan terhadap kendaraan pribadi. 2. Jakarta Ramai Pembangkit Listrik  Operasional pembangkit listrik adalah salah satu isu utama yang berkontribusi menyumbang emisi buruk ke udara di Jakarta, dilansir dari Greenpeace, berdasarkan studi Vital Strategies. Penelusuran Tempo menemukan bahwa terdapat 14 PLTU dalam radius 100 kilometer dari pusat Jakarta yang beroperasi dan menyebarkan paparan konsentrasi partikel-partikel halus PM2.5. PLTU tersebut tersebar di berbagai titik kota penyangga Jakarta dengan kapasitas operasional yang beragam.  Namun, pembakaran batu bara tidak hanya dilakukan oleh kegiatan pembangkit listrik. Fasilitas industri juga turut berkontribusi, di mana setidaknya 118 di antaranya mengelilingi wilayah Jakarta. Pembakaran batu bara dari pembangkit listrik dan industri dapat menghasilkan sejumlah partikel berbahaya seperti CO2, CO, NOx, SO2, polutan arsenik, residu, senyawa organik, dan lainnya yang membahayakan kesehatan. 3. Suhu Panas di Musim Kemarau  Baca juga artikel lainnya : Ancaman Polusi Udara dari Asap Industri Perubahan cuaca ekstrem seperti kemarau panjang juga berpotensi dalam menyebabkan kualitas udara yang buruk di Jakarta.  Dilansir dari The Conversation, kondisi panas dapat meningkatkan kejadian kebakaran hutan dan pembakaran biomassa. Berkurangnya curah hujan juga meningktkan kekeruhan tanah, meningkatkan kecepatan angin permukaan yang memungkinkan terjadinya peningkatan aktivitas partikulat di udara.  Kualitas udara yang buruk dapat berdampak langsung pada kesehatan manusia dan lingkungan. Untuk itu, kita perlu turut serta menjalankan kebiasaan yang dapat mendukung berkurangnya pencemaran udara dengan menerapkan gaya hidup ramah lingkungan serta jangan lupa untuk senantiasa memantau kualitas udara sebelum beraktivitas di luar ruang. Similar Article

Pilkada Serentak 2024: 3 Masalah Lingkungan Jakarta yang Perlu Penyelesaian Segera

Langit Biru di Jakarta, Apakah Tanda Polusi Membaik?

Langit Biru Jakarta Beberapa waktu lalu, pemandangan cerah tergambar pada langit di Jakarta di siang hari. Hamparan langit biru dengan taburan awan terlihat sangat bersih, arak pandang di udara pun nampak begitu luas. Kondisi ini terjadi tepatnya pada bulan Maret 2024 lalu. Salah satu foto tangkapan detikcom memperlihatkan birunya kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Pemandangan ini bisa dibilang cukup jarang terjadi dalam beberapa waktu ke belakang. Terlebih karena kabut dari polusi udara seringkali menutupi langit Jakarta dan menjadikannya berwarna abu-abu. Lantas, apakah ini pertanda polusi udara di Jakarta sudah membaik? Penyebab Langit Biru Jakarta Menurut Ahli Dilansir dari sumber, berdasarkan pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG, langit cerah dan biru di sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk Jakarta dan kota lainnya, terjadi karena adanya aktivitas Osilasi Madden-Julian atau Madden Julian Oscillation (MJO) yang saat itu telah bergeser ke area Pasifik Barat. BMKG mengartikan MJO sebagai pergerakan aktivitas konveksi yang bergerak ke arah timur dari Samudera Hindia ke Samudera Pasifik. Aktivitas intra seasonal ini terjadi di wilayah tropis, melibatkan pergerakan awan, curah hujan, angin, dan tekanan ke arah timur yang mengelilingi ekuator setiap 30 sampai 40 hari. MJO merupakan fenomena atmosfer berskala besar yang berperan penting dalam memodulasi pola cuaca secara global melalui dua fase utama, konvektif dan tertahan. Ketika MJO berada dalam fase konvektif di wilayah tertentu, hal itu menyebabkan peningkatan pembentukan awan, badai petir, dan hujan lebat. Kondisi yang mempengaruhi aktivitas hujan ini memungkinkan terjadinya kondisi langit yang lebih stabil dan cerah setelahnya. Cuaca dan langit yang cerah dapat terjadi karena peningkatan kecepatan angin yang menghambat pertumbuhan awan hujan. Disebabkan oleh tertariknya massa udara akibat siklon tropis 91S dan Ex TC Megan. Cuaca dan Langit Biru Jakarta, Tanda Polusi Membaik? Beruntungnya, cuaca cerah di langit Jakarta pada Maret lalu, turut diiringi dengan kondisi kualitas udara yang baik. Baca juga artikel lainnya : Apa yang Sebabkan Buruknya Kualitas Udara di Jakarta? Dikutip dari Kumparan, berdasarkan data Nafas, platform pemantau kualitas udara, hasil pengukuran PM2.5 di hampir seluruh wilayah Jakarta menunjukkan kualitas yang cukup baik alias hijau. Nilai AQI yang muncul berkisar antara 5 hingga 20-an. Hanya beberapa area yang masuk kategori moderat dengan skor 50-an. Akan tetapi, setiap kondisi langit biru tidak selalu mewakili kualitas udara yang baik menurut Nafas. Hilangnya kabut asap dan langit yang keruh bukan berarti polusi udara hilang. Hal ini juga pernah terjadi di wilayah Tangerang Selatan pada tahun lalu, di mana langit cerah di sana dibarengi dengan jumlah PM2.5 mencapai 54 µg/m3. Hampir 11 kali lipat lebih tinggi dari ambang batas WHO.    Langit Biru Cerah dan Polusi Udara yang Terjadi di Jakarta Pada hari-hari dengan langit cerah, kecepatan angin sering kali lebih rendah, yang mengurangi penyebaran polutan secara alami. Tanpa angin, emisi dari kendaraan, pabrik, dan sumber lainnya tetap terkonsentrasi di daerah perkotaan, yang menyebabkan kualitas udara buruk dan kabut asap yang terlihat. Namun, langit yang cerah dapat memberikan ilusi udara bersih, tetapi tidak selalu menjamin kualitas udara yang baik. Nafas menjelaskan bahwa langit biru bukanlah parameter yang tepat untuk mengukur kualitas udara. Untuk memastikannya, kita dapat melihat jauh ke depan.  Menurut banyak penelitian, partikel-partikel kecil biasanya dapat mempengaruhi jarak pandang dan menjadikannya terbatas. Polutan udara masih dapat bertahan, khususnya ozon di permukaan tanah dan partikel, yang umum di daerah perkotaan dengan lalu lintas dan aktivitas industri. Similar Article CollaborAction Satuplatform dalam Langkah Membumi Festival Satuplatform, platform yang mendukung inisiatif keberlanjutan khususnya pada Carbon & ESG Management, dengan bangga mengumumkan keterlibatannya sebagai Ecopreneur Partner dalam acara Langkah Membumi Festival, yang diselenggarakan oleh Ecoxyztem dan Blibli Tiket Action pada 2-3 November 2024 di Senayan Park, Jakarta. Acara ini bertujuan untuk memperkuat kesadaran akan pentingnya keberlanjutan lingkungan dan menginspirasi tindakan positif untuk bumi melalui berbagai kegiatan, diskusi, dan aksi nyata. Dalam festival yang penuh semangat ini, untuk itu Satuplatform berkomitmen dalam memperkenalkan dan mendukung berbagai produk serta inisiatif ramah lingkungan yang berfokus pada perhitungan reduksi emisi karbon dan arah keberlanjutan. Tak hanya itu, Satuplatform juga mengkampanyekan aksi… 5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim Isu terkait perubahan iklim semakin menjadi pembahasan yang ramai diperbincangkan saat ini. Di seluruh dunia, masyarakat lintas generasi mulai menunjukkan ketertarikannya akan informasi tentang perubahan iklim. Hasil survei People’s Climate Vote 2024 menunjukkan bahwa sekitar 87 persen populasi dunia telah menaruh perhatian mereka pada isu ini. Sementara itu, 63 persen pengisi survei sudah mulai mempertimbangkan dampak perubahan iklim terhadap keputusan yang mereka buat. Melalui kondisi ini, bisa digambarkan bahwa perubahan iklim semakin memberikan pengaruhnya terhadap orang-orang di berbagai belahan dunia. Mengganggu mereka dengan beragam cara. Perubahan iklim tidak lagi sebatas konteks khusus bagi beberapa kalangan. Istilah ini perlu diumumkan lebih… Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini Jejak karbon merupakan sejumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang lepas ke atmosfer dan bersumber dari berbagai kegiatan tertentu. Konsentrasi emisi karbon antropogenik atau yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sumber yang paling dominan dalam menimbulkan dampak bagi lingkungan. Salah satunya berasal dari sektor industri yang disebut sebagai kontributor utama emisi karbon global.  Menurut laporan emisi CO2 tahun 2022 oleh IEA, emisi karbon dioksida global dari pembakaran energi dan proses industri telah mencapai level tertinggi sepanjang masa, yakni sebesar 36,8 Gt pada 2022. Meskipun produksi emisi karbon dari industri sempat menyusut 5 persen pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19, akan… Pengertian Industri Hijau: Tujuan, Manfaat, dan Contohnya Penerapan industri hijau di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim selayaknya angin segar yang memberikan kesejukan dalam upaya keberlanjutan. Sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global seringkali didorong untuk dapat berkontribusi dalam langkah pengurangan emisi karbon atau dekarbonisasi. Maka dari itu, industri hijau sebagai bagian dari bisnis berkelanjutan dapat menjadi opsi yang bisa dipilih perusahaan dan entitas komersial lainnya dalam mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan keberlanjutan. Namun, apa itu industri hijau beserta tujuan, keuntungan, dan contohnya? Apa Itu Industri Hijau? Dilansir dari Tirto ID, menurut Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin RI), pengertian industri hijau adalah… Bagaimana Cara Tepat Memilih Carbon Accounting Software untuk Industri? Carbon Accounting – Seiring dengan meningkatnya sustainability awareness di berbagai kalangan, banyak pihak …

Pilkada Serentak 2024: 3 Masalah Lingkungan Jakarta yang Perlu Penyelesaian Segera

Apa yang Terjadi Jika Lapisan Ozon Hilang Sepenuhnya?

Mengenal Lapisan Ozon Masihkah kita beraktivitas dengan aman di luar ruang, tepatnya di bawah sinar matahari cerah, apabila lapisan ozon bumi hilang sepenuhnya? Lapisan ozon seringkali disebut sebagai perisai bumi, a shield for life on Earth, sebab keberadaannya berfungsi melindungi makhluk hidup dari radiasi matahari berbahaya. Layaknya busa, lapisan ozon di stratosfer membantu menyerap hingga 99 persen radiasi sinar UV dan menjadikannya lebih layak. Menghindari manusia dan makhluk hidup lainnya dari kerusakan. Sayangnya, ozon mulai terancam. Ilmuwan mendapati bahwa lapisan ozon mengalami penipisan yang lebih cepat dari yang seharusnya. Hal ini membawa potensi peningkatan radiasi UV akibat penipisan ozon. Penggunaan bahan kimia diyakini menjadi penyebab timbulnya lubang ozon.  Mengenal Lubang Ozon dalam Lapisan Ozon Baca juga artikel lainnya : Hari Ozon Sedunia: Memahami Fungsi Penting Lapisan Ozon Bagi Kehidupan Lubang ozon diartikan sebagai area di stratosfer dengan jumlah molekul gas ozon sangat rendah. Pertama kali terlihat ketika ilmuwan meneliti adanya perbedaan lapisan ozon di atas Antartika pada 1970-an. Meskipun ada perbedaan di setiap area lapisan ozon, namun, umumnya ozon akan lebih tipis di dekat khatulistiwa dan lebih tebal di dekat kutub.  Tingkat ozon telah turun dengan rata-rata di seluruh dunia sekitar 4 persen sejak akhir tahun 1970-an. Untuk sekitar 5 persen permukaan Bumi, di sekitar kutub utara dan selatan, penurunan musiman yang jauh lebih besar telah terlihat, digambarkan sebagai “lubang ozon”. Dampak dari Hilangnya Lapisan Ozon Bumi Melihat perannya yang begitu penting bagi kehidupan, tentu ada banyak hal yang bisa terjadi jika lapisan ozon hilang dari bumi. Hal yang utama terjadi ialah paparan radiasi sinar ultraviolet matahari yang semakin meningkat. Tanpa adanya penghalang, semua radiasi matahari akan mencapai bumi, membakar kulit, merusak tumbuhan dan hewan, serta memusnahkan makhluk hidup. Dilansir dari How Stuff Works, hilangnya lapisan ozon membuat manusia tidak akan bisa beraktivitas di bawah matahari secara langsung. Teriknya matahari akan langsung mengiritasi kulit dengan sangat menyakitkan, bahkan pakaian, topi, juga tabir surya pun tidak akan memberikan banyak perlindungan. Angka kanker kulit diperkirakan akan melonjak. Radiasi UV dapat merusak DNA dalam sel kulit yang jika terus menumpuk dari waktu ke waktu, menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak terkendali. Tidak butuh waktu lama sampai akhirnya kanke merenggut nyawa. Kemudian, banyak tanaman yang akan mati. Intensitas radiasi matahari yang tinggi dapat mengganggu fotosintesis pada tumbuhan, terutama fitoplankton di lautan. Dapat mengurangi kemampuan mereka dalam melakukan fotosintesis. Secara tidak langsung, rantai makanan yang terganggu membuat hewan-hewan kelaparan dan berpotensi memperluas kepunahan. Kondisi Lapisan Ozon Saat Ini Pemulihan lapisan ozon tengah gencar dilakukan saat ini. Pengurangan siginifikan dalam penggunaan zat perusak ozon (ODS) telah berhasil dicapai secara global sejak tahun 1986. Didorong oleh penandatanganan Protokol Montreal. Dikutip dari Badan Lingkungan Hidup Eropa, berdasarkan pengamatan dijumpai bahwa lubang ozon tahun 2023 lalu lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya. Luasnya mencapai 26 juta km2 pada tanggal 21 September, terbesar ke-12 sejak 1979. Ahli menyebut, jika produksi dan penggunaan zat perusak ozon tidak dipatuhi dapat menyebabkan kerusakan tambahan pada lapisan ozon. Memperpanjang proses pemulihannya. Turut Serta dalam Keberlanjutan Sambil terus berkomitmen untuk menghindari penggunaan zat perusak ozon dalam kehidupan sehari, perlu diingat bahwa masalah terkait emisi karbon adalah salah satu isu yang perlu mendapat perhatian. Pelaku usaha, bisnis, dan perusahaan juga dapat turut serta dalam keberlanjutan dengan melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik. Aktivitas ini juga dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform mulai dari Carbon & ESG Management, Supplier Sustainability Management, Carbon Economy Service, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. Similar Article Emisi Karbon Jet Pribadi: Dampaknya Terhadap Kondisi Iklim Pesawat jet pribadi seringkali menjadi pilihan moda transportasi yang dianggap efisien dan cepat bagi beberapa orang untuk memudahkan perjalanan. Dibalik kemudahannya, jet pribadi ternyata punya dampak terhadap iklim yang sangat buruk, memperburuk emisi sektor penerbangan. Menurut data dari situs Our World in Data, emisi karbon global dari sektor penerbangan telah meningkat empat kali sejak tahun 1960-an. Menyumbang sekitar 2,5 persen emisi CO2 dari pembakaran bahan bakar fosil dan penggunaan lahan. Penggunaan jet pribadi dianggap memiliki dampak yang tidak proporsional terhadap lingkungan. Laporan dari T&E menjumpai bahwa jet pribadi atau private jet punya dampak polusi sekitar 5 hingga 14 kali lebih… Hari Bebas Kendaraan Bermotor: 5 Fakta Terkait Emisi Sektor Transportasi Tanggal 22 September kemarin diperingati sebagai Hari Bebas Kendaraan Bermotor Sedunia atau World Car Free Day. Di Indonesia sendiri, car free day sudah menjadi bagian dari rutinitas masyarakat, salah satunya di Jakarta pada tiap akhir pekan. Tujuan dari penyelenggaraan ini guna mendorong seluruh masyarakat dunia untuk turut serta meninggalkan kendaraan bermotor pribadi mereka selama sehari penuh dan beralih ke transportasi publik atau berjalan kaki. Acara ini menyoroti berbagai manfaat yang bisa tercipta dari “berkegiatan tanpa mobil” bagi masyarakat. Salah satu yang diharapkan dari terselenggaranya Car Free Day atau CFD adalah untuk dapat mencapai kualitas udara yang lebih baik yang tidak… Dekarbonisasi Industri Untuk Kejar Target Net Zero Emission Indonesia Indonesia terus berupaya mengejar target pengurangan emisi dan mewujudkan komitmen Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Dekarbonisasi industri menjadi salah satu cara yang diupayakan demi mencapai ambisi ini. Sektor industri sampai saat ini masih menjadi penyumbang emisi karbon terbesar untuk Indonesia. Sekitar 70 persen dari total emisi gas rumah kaca tahunan berasal dari bidang industri seperti besi dan baja, semen, kimia, dan petrokimia. Jumlah emisi GRK di sepanjang 2022 berada di angka 887,23 ton CO2e. Dilansir dari World Resources Institute (WRI) Indonesia, emisi sektor industri Indonesia diproyeksikan dapat melonjak dua kali lipat pada 2030. Oleh karena itu, keterlibatan sektor ini… Kebakaran TPA …

Pilkada Serentak 2024: 3 Masalah Lingkungan Jakarta yang Perlu Penyelesaian Segera

Hari Ozon Sedunia: Memahami Fungsi Penting Lapisan Ozon Bagi Kehidupan

Majelis Umum PBB menetapkan 16 September sebagai Hari Internasional untuk Pelestarian Lapisan Ozon atau disebut juga Hari Ozon sebagai upaya mencegah kerusakan lapisan ozon yang lebih jauh. Penetapan tersebut dibuat sejak lama, bersamaan dengan ditandatanganinya Protokol Montreal yang mengatur pelarangan penggunaan sejumlah zat. Beberapa zat kimia yang digunakan dalam kegiatan industri diyakini berkontribusi dalam penipisan lapisan ozon. Perjanjian internasional ini diratifikasi oleh 197 negara di dunia. PBB setiap tahunnya menetapkan tema khusus untuk memperingati perayaan “The International Day for the Preservation of the Ozone Layer”, dengan berfokus pada beragam aspek penting. Pada Hari Ozon Internasional tahun ini, tema yang diangkat yaitu Montreal Protocol: Advancing Climate Action.  Baca juga artikel lainnya : Apa yang Terjadi Jika Lapisan Ozon Hilang Sepenuhnya? Lapisan Ozon dan Tema Hari Ozon Sedunia 2024 Tema yang dipilih oleh Program Lingkungan PBB untuk memperingati Hari Ozon tahun ini adalah Protokol Montreal: Memajukan Aksi Iklim.  Dilansir dari situs resmi UNEP, pemilihan tema ini dimaksudkan untuk menyoroti dampak ganda Protokol Montreal, yang tidak hanya dapat melindungi lapisan ozon tetapi juga berkontribusi signifikan dalam memerangi perubahan iklim. Pilar-pilar dalam Protokol Montreal dianggap semakin relevan dalam konteks aksi iklim. Pada awalnya, Protokol Montreal dirancang untuk menghapus bahan perusak ozon (ODS). Seiring berjalannya waktu, perjanjian ini ternyata juga memungkinkan menurunkan emisi gas rumah kaca yang kuat, memainkan peran penting dalam mitigasi perubahan iklim. Oleh karena itu, penerapan Protokol Montreal menjadi semakin penting dalam konteks aksi iklim, karena membantu menjaga keseimbangan lingkungan sekaligus menghadapi tantangan iklim yang semakin mendesak. Pentingnya Lapisan Ozon Bagi Kehidupan Lapisan ozon berada di wilayah stratosfer bumi, sekitar 15 sampai 35 kilometer dengan ketebalan yang bervariasi. Material ini layaknya cangkang yang berfungsi melindungi apapun yang ada di dalam dari paparan objek di luar. Secara lebih terperinci, lapisan ozon melindungi seluruh makhluk hidup dari radiasi sinar ultraviolet matahari yang berbahaya dan berpotensi merusak. Melalui penyerapan sebagian radiasi sinar UV, manusia dan makhluk hidup lainnya dapat beraktivitas di luar ruang dengan lebih aman.  Beberapa efek berbahaya yang dikaitkan dengan paparan sinar UV termasuk kanker kulit, katarak, sampai dengan kerusakan pada tanaman dan kehidupan laut. Penipisan Lapisan Ozon dan Pemulihannya  Terjadinya penipisan lapisan ozon sudah mulai diamati sejak beberapa dekade lalu. Meskipun dapat mengalami penipisan secara alami, namun, mulai tahun 1970-an, bukti ilmiah menunjukkan bahwa lapisan ozon terus terkuras jauh melampaui perhitungan. Dilansir dari Program Perlindungan Lingkungan AS, dampak zat perusak ozon (ODS) diyakini berkontribusi terhadap penipisan ozon. Berdasarkan penelitian, ODS melepaskan klorin dan bromin saat terpapar sinar UV yang kuat, meliputi senyawa seperti CFC, HCFC, CCl4, metil kloroform, halon, dan metil bromida. Senyawa-senyawa tersebut, pada saat itu, menjadi salah satu material dalam produk yang berkaitan dengan pendinginan, pencegah kebakaran, insulasi busa, dan aplikasi lainnya. ODS sangat stabil dan tidak larut dalam hujan, sehingga tidak ada proses alami yang akan bisa menghilangkan ODS dari atmosfer. Setelah berbagai penelitian dan upaya, pada tahun 1980-an dunia melakukan perubahan besar. Melalui pengesahan Protokol Montreal, negara-negara sepakat untuk menghapuskan penggunaan zat perusak ozon dalam produk apapun serta menjalankan pemulihan ozon.  Ilmuwan secara rutin memantau keadaan lapisan ozon, terutama di wilayah kutub, untuk melacak pemulihannya. Mereka juga terus melakukan penelitian untuk menemukan solusi inovatif yang dapat mempercepat pemulihan. Agar kegiatan pengukuran dan pemantau emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Solusi Penipisan Lapisan Ozon Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform mulai dari Carbon & ESG Management, Supplier Sustainability Management, Carbon Economy Service, Anda dapat: Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien Melacak emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. Similar Article 5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim Isu terkait perubahan iklim semakin menjadi pembahasan yang ramai diperbincangkan saat ini. Di seluruh dunia, masyarakat lintas generasi mulai menunjukkan ketertarikannya akan informasi tentang perubahan iklim. Hasil survei People’s Climate Vote 2024 menunjukkan bahwa sekitar 87 persen populasi dunia telah menaruh perhatian mereka pada isu ini. Sementara itu, 63 persen pengisi survei sudah mulai mempertimbangkan dampak perubahan iklim terhadap keputusan yang mereka buat. Melalui kondisi ini, bisa digambarkan bahwa perubahan iklim semakin memberikan pengaruhnya terhadap orang-orang di berbagai belahan dunia. Mengganggu mereka dengan beragam cara. Perubahan iklim tidak lagi sebatas konteks khusus bagi beberapa kalangan. Istilah ini perlu diumumkan lebih… Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini Jejak karbon merupakan sejumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang lepas ke atmosfer dan bersumber dari berbagai kegiatan tertentu. Konsentrasi emisi karbon antropogenik atau yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sumber yang paling dominan dalam menimbulkan dampak bagi lingkungan. Salah satunya berasal dari sektor industri yang disebut sebagai kontributor utama emisi karbon global.  Menurut laporan emisi CO2 tahun 2022 oleh IEA, emisi karbon dioksida global dari pembakaran energi dan proses industri telah mencapai level tertinggi sepanjang masa, yakni sebesar 36,8 Gt pada 2022. Meskipun produksi emisi karbon dari industri sempat menyusut 5 persen pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19, akan… Pengertian Industri Hijau: Tujuan, Manfaat, dan Contohnya Penerapan industri hijau di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim selayaknya angin segar yang memberikan kesejukan dalam upaya keberlanjutan. Sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global seringkali didorong untuk dapat berkontribusi dalam langkah pengurangan emisi karbon atau dekarbonisasi. Maka dari itu, industri hijau sebagai bagian dari bisnis berkelanjutan dapat menjadi opsi yang bisa dipilih perusahaan dan entitas komersial lainnya dalam mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan keberlanjutan. Namun, apa itu industri hijau beserta tujuan, keuntungan, dan contohnya? Apa Itu Industri Hijau? Dilansir dari Tirto ID, menurut Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin RI), pengertian industri hijau adalah… Bagaimana Cara Tepat Memilih Carbon Accounting Software untuk Industri? Carbon Accounting – …

Pilkada Serentak 2024: 3 Masalah Lingkungan Jakarta yang Perlu Penyelesaian Segera

Kebakaran TPA: Dampak Lingkungan dan Kesehatan yang Tak Terhindarkan

Kebakaran TPA sampah menjadi sebuah isu lingkungan yang masih selalu terjadi dari tahun ke tahun. Jumlah kejadiannya bahkan meningkat pada tahun 2023 lalu, dan sepertinya belum tertangani dengan baik sampai saat ini. Belum lama ini, kasus terbakarnya TPA sampah kembali terulang di salah satu wilayah di Indonesia. Tepatnya di Kota Cilegon, Banten, tragedi kebakaran melanda TPSA Bagendung, pada Senin malam (16/9/2024), yang merupakan kali kedua tempat ini mengalami hal serupa. Pernah terjadi pada tahun 2019 lalu. Kebakaran TPA merupakan kejadian yang sangat merugikan dari segala sisi. Kondisi ini dapat menimbulkan masalah serius dengan dampak yang luas bagi lingkungan, kesehatan masyarakat, juga ekonomi. Bahkan, dikutip dari Jurnal Ilmu Lingkungan di situs Science Direct, kebakaran tempat pembuangan sampah juga memiliki pengaruh terhadap kualitas udara. Berikut adalah penjelasannya. Apa Dampak dari Terbakarnya TPA Sampah? Baca juga artikel lainnya : Kebakaran TPA Sampah di Indonesia Sering Terjadi, Apa Penyebab dan Solusinya? Berkaca dari apa yang terjadi, terbakarnya tumpukan sampah di areal TPA akan menimbulkan kabut asap yang seiring waktu bertambah pekat. Bau bakar yang menusuk juga semakin kuat, terlebih dalam jarak yang dekat. Ketika TPA Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat terbakar tahun lalu, masyarakat sekitar terpaksa harus diungsikan karena kondisi lingkungan yang tercemar parah. Banyak orang mengalami sesak napas dan batuk, terkena Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), pandangan menjadi lebih buram, hingga mual.  Akibat dari asap kebakaran yang terus menebal, terbakarnya sampah bisa melepaskan bahan kimia beracun yang berpotensi menyebabkan kanker dan gangguan reproduksi. Terutama terjadi ketika bahan plastik atau kimia berbahaya ikut terbakar. Kebakaran TPA juga dapat menghasilkan abu dan residu yang memungkinnya mencemari air tanah dan sumber air di sekitar. Mempengaruhi ekosistem lokal dan mengancam keberlangsungan makhluk hidup. Kebakaran TPA juga berdampak signifikan terhadap ekonomi, terlebih dalam memadamkan kebakaran. Memadamkan kebakaran di TPA memerlukan waktu, tenaga, dan sumber daya yang besar. Hal ini juga yang terjadi saat TPA Sarimukti terbakar, sekitar Rp 5,8 miliar dana dialokasikan untuk menangani kebakaran di sana. Bagaimana Kebakaran TPA Berkontribusi Terhadap Emisi Gas Rumah Kaca?   Pengelolaan sampah yang buruk, termasuk kebakaran TPA, juga berkontribusi signifikan terhadap emisi gas rumah kaca.  Selain metana, kebakaran juga melepaskan karbon dioksida (CO2), yang memperparah pemanasan global. Kebakaran TPA melepaskan berbagai polutan berbahaya seperti dioksin, furan, karbon monoksida (CO), serta partikel halus (PM2.5 dan PM10). Dilansir dari jurnal berjudul “Air quality impacts of landfill fires: A case study from the Brahmapuram Municipal Solid Waste Treatment Plant in Kochi, India”, kebakaran TPA di sana menghasilkan gas rumah kaca dengan potensi pemanasan global sebesar 147,88 Gg CO2-e. Perlu mendapat perhatian kritis sebab dapat turut melepaskan berbagai macam polutan udara berbahaya. Emisi PM 2,5 dari pembakaran limbah disebut bertanggung jawab atas 10 persen dari total kematian PM 2,5 ambien global. Selain dampak kesehatan yang sudah disebutkan sebelumnya, kanker paru-paru hingga penyakit paru obstruktif kronik dan penyakit jantung iskemik menjadi yang terparah terkait dengan peningkatan paparan PM 2,5. Bagaimana Cara Bertanggung Jawab Mengelola Sampah?  Pengelolaan sampah bertanggung jawab dapat menjadi sebuah langkah awal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kebakaran TPA sampah. Dengan menerapkan metode pengelolaan sampah yang sistematis dan tepat, risiko sampah terbakar akibat cuaca panas, penumpukan gas metana, atau human error dapat lebih diminimalisir. Hal ini mencakup pemilahan sampah di sumber, daur ulang, dan pengomposan sampah organik. Pengelolaan sampah yang tepat juga tidak hanya akan mengurangi emisi gas rumah kaca, tetapi juga meminimalkan risiko kebakaran TPA dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat.  Turut Serta dalam Keberlanjutan Siapapun dapat turut serta ciptakan perubahan. Salah satunya ialah dengan melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik. Aktivitas ini juga dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform mulai dari Carbon & ESG Management, Supplier Sustainability Management, Carbon Economy Service, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. Similar Article 5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim Isu terkait perubahan iklim semakin menjadi pembahasan yang ramai diperbincangkan saat ini. Di seluruh dunia, masyarakat lintas generasi mulai menunjukkan ketertarikannya akan informasi tentang perubahan iklim. Hasil survei People’s Climate Vote 2024 menunjukkan bahwa sekitar 87 persen populasi dunia telah menaruh perhatian mereka pada isu ini. Sementara itu, 63 persen pengisi survei sudah mulai mempertimbangkan dampak perubahan iklim terhadap keputusan yang mereka buat. Melalui kondisi ini, bisa digambarkan bahwa perubahan iklim semakin memberikan pengaruhnya terhadap orang-orang di berbagai belahan dunia. Mengganggu mereka dengan beragam cara. Perubahan iklim tidak lagi sebatas konteks khusus bagi beberapa kalangan. Istilah ini perlu diumumkan lebih… Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini Jejak karbon merupakan sejumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang lepas ke atmosfer dan bersumber dari berbagai kegiatan tertentu. Konsentrasi emisi karbon antropogenik atau yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sumber yang paling dominan dalam menimbulkan dampak bagi lingkungan. Salah satunya berasal dari sektor industri yang disebut sebagai kontributor utama emisi karbon global.  Menurut laporan emisi CO2 tahun 2022 oleh IEA, emisi karbon dioksida global dari pembakaran energi dan proses industri telah mencapai level tertinggi sepanjang masa, yakni sebesar 36,8 Gt pada 2022. Meskipun produksi emisi karbon dari industri sempat menyusut 5 persen pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19, akan… Pengertian Industri Hijau: Tujuan, Manfaat, dan Contohnya Penerapan industri hijau di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim selayaknya angin segar yang memberikan kesejukan dalam upaya keberlanjutan. Sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global seringkali didorong untuk dapat berkontribusi dalam langkah pengurangan emisi karbon atau dekarbonisasi. Maka dari itu, industri hijau sebagai bagian dari bisnis berkelanjutan dapat menjadi opsi yang bisa dipilih …

5 Kota dengan Kualitas Udara Terburuk di Indonesia

Indonesia menjadi salah satu negara di dunia yang punya kualitas udara paling tidak sehat. Dibuktikan dengan laporan Indeks Kualitas Udara Kehidupan (AQLI) yang menyebut Indonesia sebagai satu dari enam negara yang paling berkontribusi terhadap polusi udara global. BBC melaporkan bahwa bersamaan dengan China, India, Pakistan, Bangladesh, dan Nigeria, Indonesia menyumbang 75 persen dari total beban polusi udara global. Hal ini disebabkan oleh dua faktor, yakni karena tingkat polusi udara yang tinggi serta jumlah populasi masyarakatnya yang besar. Baca Juga: Ancaman Polusi Udara dari Asap Industri Polusi udara yang terjadi membuat langit Indonesia diselimuti penampakan kabut asap tebal yang dapat terlihat jelas ketika berada di ketinggian. Kabut pencemar udara ini tidak hanya membuat langit menjadi kelabu, tapi juga dapat memengaruhi jarang pandang, serta yang paling penting mengandung zat kimia dan partikel berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan. Dengan kondisi yang ada, beberapa kota di Indonesia pasti menjadi salah satu yang menyumbang kualitas udara terburuk. Berdasarkan laporan World Air Quality Report 2023 dari IQAir, berikut adalah lima kota dengan kualitas udara terburuk atau paling berpolusi berdasarkan konsentrasi PM2.5 di Indonesia. 1. Kualitas Udara Tangerang Selatan: 71,1 µg/m3 Tangerang Selatan atau Tangsel di Provinsi Banten, menjadi kota dengan polusi udara terburuk, bahkan lebih buruk dari Jakarta. Berada di posisi ke 41 kota paling berpolusi secara global. Berdasarkan pengukuran yang dilakukan, kadar PM2.5 di kota ini berada di angka 71,1 mikrogram per meter kubik. Angka ini hampir lima kali lipat ambang batas aman paparan PM2.5 yang ditetapkan WHO. Menurut berbagai sumber, polusi udara di sini dapat disebabkan dari emisi knalpot kendaraan bermotor, aktivitas industri, PLTU, dan pembakaran bahan bakar fosil lainnya. Sebagai daerah penyangga Jakarta, kota ini hadir dengan berbagai fasilitas dan kegiatannya yang memungkinkan untuk menyumbang polusi. Baca Juga: Laporan IQAir Sebut Hanya 5% Negara yang Punya Kualitas Udara Berstandar WHO, Bagaimana dengan Indonesia? 2. Kualitas Udara Tangerang: 54,1 µg/m3 Lagi-lagi kota di Provinsi Banten, Tangerang, menempati posisi kedua sebagai kota dengan kualitas udara paling buruk di Indonesia.  Menurut pemantauan yang dilakukan, serta telah dianalisis secara resmi oleh para ilmuwan, kadar PM2.5 di Tangerang rata-rata mencapai 54,1 mikrogram per meter kubik. Angka ini tiga kali lipat lebih tinggi dari yang ditetapkan WHO. Selain karena faktor pembakaran bahan bakar fosil, buruknya kualitas udara di Tangerang maupun Tangsel disebut karena meningkatnya aktivitas pembangunan di sini. Menurut pantauan CNBC Indonesia, wilayah Gading Serpong, BSD, dan Cisauk tengah banyak kegiatan pembangunan yang membuat banyak truk berlalu-lalang. Belum lagi dengan minimnya ruang terbuka hijau yang tersedia. 3. Kualitas Udara Bekasi: 49,4 µg/m3 Bekasi menjadi kota di Indonesia selanjutnya yang memiliki polusi udara terburuk. Terpantau bahwa kadar PM2.5 yang ada di sini mencapai 49,9 mikrogram per meter kubik, tiga kali lipat lebih tinggi dari ambang batas PM2.5 yang ditetapkan WHO, yaitu sebesar 15 mikrogram per meter kubik. Secara global, peringkatnya berada di angka 133. Menurut studi oleh NAFAS, penyebabnya dapat berasal dari aktivitas industri, pembakaran sampah, serta karena polusi lintas batas dari daerah-daerah di sekitar. Pada jam tertentu, risiko terpapar polusi udara sangat tinggi juga bisa terjadi dan menjadikan udara berada di kategori Tidak Sehat untuk kelompok sensitif.   4. Kualitas Udara Jakarta: 43,8 µg/m3 Kota Jakarta berada di posisi empat di tahun 2023 sebagai kota dengan kondisi udara terburuk di Indonesia. Permasalahan terkait buruknya udara di Jakarta telah banyak diperbincangkan. Faktor penyebabnya ialah dapat berasal dari emisi knalpot kendaraan, kegiatan industri, PLTU sekitar, dan lainnya.  Kadar PM2.5 di sini tercatat di angka 43,8 mikrogram per meter kubik yang cukup tinggi dan masuk kategori Tidak Sehat dan berisiko bagi kelompok sensitif.  5. Kualitas Udara Bandung: 39,6 µg/m3 Meskipun dikenal dengan wilayahnya yang sejuk di beberapa tempat, berdasarkan pemantauan, Bandung menempati urutan kelima sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di Indonesia. Jumlah PM2.5 yang tercatat mencapai 39,6 mikrogram per meter kubik. Tumpukan sampah, tingginya mobilitas kendaraan, serta dengan banyak aktivitas industri dan PLTU yang dijalankan dapat memperparah polusi udara di sini.  Turut Serta dalam Keberlanjutan Kota yang memiliki tingkat partikulat halus (PM2.5) yang tinggi, merupakan indikator utama kualitas udara yang buruk. Kualitas udara yang buruk dapat berdampak signifikan pada kesehatan masyarakat, terutama pada kelompok rentan.  Saatnya pelaku usaha, bisnis, dan perusahaan juga dapat turut serta dalam keberlanjutan! Bantu ciptakan perubahan salah satunya dengan melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik. Aktivitas ini juga dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform mulai dari Carbon & ESG Management, Supplier Sustainability Management, Carbon Economy Service, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. Similar Article Emisi Karbon Jet Pribadi: Dampaknya Terhadap Kondisi Iklim Pesawat jet pribadi seringkali menjadi pilihan moda transportasi yang dianggap efisien dan cepat bagi beberapa orang untuk memudahkan perjalanan. Dibalik kemudahannya, jet pribadi ternyata punya dampak terhadap iklim yang sangat buruk, memperburuk emisi sektor penerbangan. Menurut data dari situs Our World in Data, emisi karbon global dari sektor penerbangan telah meningkat empat kali sejak tahun 1960-an. Menyumbang sekitar 2,5 persen emisi CO2 dari pembakaran bahan bakar fosil dan penggunaan lahan. Penggunaan jet pribadi dianggap memiliki dampak yang tidak proporsional terhadap lingkungan. Laporan dari T&E menjumpai bahwa jet pribadi atau private jet punya dampak polusi sekitar 5 hingga 14 kali lebih… Hari Bebas Kendaraan Bermotor: 5 Fakta Terkait Emisi Sektor Transportasi Tanggal 22 September kemarin diperingati sebagai Hari Bebas Kendaraan Bermotor Sedunia atau World Car Free Day. Di Indonesia sendiri, car free day sudah menjadi bagian dari rutinitas masyarakat, salah satunya di Jakarta pada tiap akhir pekan. Tujuan dari penyelenggaraan ini guna mendorong seluruh masyarakat dunia untuk turut serta …

Pilkada Serentak 2024: 3 Masalah Lingkungan Jakarta yang Perlu Penyelesaian Segera

Teknologi Manufaktur Minim Emisi: Langkah Menuju Masa Depan Berkelanjutan

Industri manufaktur merupakan salah satu industri yang memiliki peran signifikan dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Di sisi lain, industri ini juga memberikan kontribusi terhadap berbagai masalah lingkungan, terutama dalam hal gas rumah kaca (GRK). Sektor manufaktur menghasilkan emisi 340,71 juta ton CO2e atau setara dengan 38% dari total emisi industri nasional. Seiring semakin meningkatnya perhatian terhadap isu lingkungan, maka menciptakan industri manufaktur yang lebih berkelanjutan juga perlu untuk diupayakan. Termasuk untuk mendorong teknologi produksi yang minim emisi. Secara operasional, teknologi manufaktur yang minim emisi juga dapat meningkatkan efisiensi energi agar mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam.  Artikel ini akan mengulas berbagai teknologi yang digunakan dalam proses manufaktur untuk mencapai produksi yang minim emisi dan peran pentingnya dalam mewujudkan masa depan yang berkelanjutan. Baca Juga: Dekarbonisasi Industri Untuk Kejar Target Net Zero Emission Indonesia 1. Otomatisasi Proses Produksi Dalam industri manufaktur, otomasi proses produksi dapat menjadi teknologi yang sangat membantu untuk menuju industri yang lebih berkelanjutan. Teknologi otomatisasi dan digitalisasi atau yang juga dikenal dengan istilah revolusi industri 5.0 memungkinkan pabrik-pabrik untuk meningkatkan efisiensi produksi sekaligus menurunkan emisi.  Baca juga artikel lainnya : Digital Transformation to Support Environmental Sustainability Teknologi ini pada umumnya akan melibatkan penggunaan sensor cerdas, Internet of Things (IoT), dan kecerdasan buatan (AI), atau juga machine learning yang dapat digunakan untuk memantau dan menganalisis pola konsumsi energi di lini produksi.  2. Manufaktur Adiktif (3D Printing) Manufaktur adiktif, atau yang lebih dikenal dengan istilah 3D printing merupakan suatu  teknologi revolusioner yang dapat mengurangi jejak karbon dalam industri manufaktur. Berbeda dengan metode produksi konvensional yang menggunakan bahan mentah dalam jumlah besar, 3D printing hanya menggunakan bahan yang diperlukan untuk mencetak komponen atau produk. Sehingga limbah yang dihasilkan juga lebih sedikit.  3. Teknologi Bioplastik Bioplastik adalah jenis plastik yang dibuat dari bahan-bahan biologis seperti pati jagung, tebu, minyak nabati, dan selulosa, bukan dari bahan bakar fosil seperti plastik konvensional. Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi bioplastik telah menarik minat besar, terutama karena masalah lingkungan yang terkait dengan plastik tradisional, seperti pencemaran laut dan ketergantungan pada sumber daya tak terbarukan. Termasuk di bidang industri manufaktur, bioplastik juga mulai banyak diterapkan. Seperti dalam kemasan produk makanan dan minuman. Beberapa botol, kantong, dan wadah pengemasan kini terbuat dari polilaktida (PLA), yang merupakan bioplastik berbasis pati jagung. Karena bahan baku bioplastik berasal dari bahan ramah lingkungan, maka teknologi ini juga dapat mendorong industri ke arah penurunan emisi secara gradual. 4. Teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) Teknologi berikutnya yang dapat diterapkan di industri manufaktur adalah Carbon Capture and Storage atau CCS. Teknologi ini mencakup metode yang digunakan untuk menangkap emisi CO2 yang dihasilkan selama proses produksi dan menyimpannya di bawah tanah sehingga tidak dilepaskan ke atmosfer.  Teknologi CCS ini dapat diterapkan pada berbagai sektor industri, termasuk industri semen, baja, dan kimia, yang terkenal sebagai penghasil emisi besar. Secara jangka panjang, penerapannya dapat memberikan solusi jangka panjang untuk mengurangi emisi dari proses produksi yang sulit digantikan dengan sumber energi terbarukan untuk mencapai target netralitas karbon global. 5. Sirkularitas Produksi Minim Emisi Upaya untuk masa depan manufaktur yang lebih berkelanjutan juga dapat dicapai dengan menerapkan sirkularitas produksi minim emisi. Sirkularitas dalam produksi mengacu pada pendekatan di mana bahan-bahan yang digunakan dalam proses manufaktur dapat didaur ulang dan digunakan kembali, sehingga mengurangi limbah dan emisi yang dihasilkan dari produksi baru.  Konsep sirkularitas produksi sangat terkait dengan ekonomi sirkular, di mana perusahaan berfokus pada siklus hidup produk yang lebih panjang, desain yang dapat diperbaiki, dan penggunaan kembali bahan.  Saat ini, pelaku industri dapat lebih mudah untuk merencanakan langkah menuju masa depan yang berkelanjutan dengan berkonsultasi bersama Satuplatform. Dengan tim ahli yang dapat memahami kebutuhan Anda dan menawarkan solusi yang tepat, Satuplatform hadir sebagai all-in-one solution untuk Anda. Dapatkan FREE DEMO sekarang! Similar Article Emisi Karbon Jet Pribadi: Dampaknya Terhadap Kondisi Iklim Pesawat jet pribadi seringkali menjadi pilihan moda transportasi yang dianggap efisien dan cepat bagi beberapa orang untuk memudahkan perjalanan. Dibalik kemudahannya, jet pribadi ternyata punya dampak terhadap iklim yang sangat buruk, memperburuk emisi sektor penerbangan. Menurut data dari situs Our World in Data, emisi karbon global dari sektor penerbangan telah meningkat empat kali sejak tahun 1960-an. Menyumbang sekitar 2,5 persen emisi CO2 dari pembakaran bahan bakar fosil dan penggunaan lahan. Penggunaan jet pribadi dianggap memiliki dampak yang tidak proporsional terhadap lingkungan. Laporan dari T&E menjumpai bahwa jet pribadi atau private jet punya dampak polusi sekitar 5 hingga 14 kali lebih… Hari Bebas Kendaraan Bermotor: 5 Fakta Terkait Emisi Sektor Transportasi Tanggal 22 September kemarin diperingati sebagai Hari Bebas Kendaraan Bermotor Sedunia atau World Car Free Day. Di Indonesia sendiri, car free day sudah menjadi bagian dari rutinitas masyarakat, salah satunya di Jakarta pada tiap akhir pekan. Tujuan dari penyelenggaraan ini guna mendorong seluruh masyarakat dunia untuk turut serta meninggalkan kendaraan bermotor pribadi mereka selama sehari penuh dan beralih ke transportasi publik atau berjalan kaki. Acara ini menyoroti berbagai manfaat yang bisa tercipta dari “berkegiatan tanpa mobil” bagi masyarakat. Salah satu yang diharapkan dari terselenggaranya Car Free Day atau CFD adalah untuk dapat mencapai kualitas udara yang lebih baik yang tidak… Dekarbonisasi Industri Untuk Kejar Target Net Zero Emission Indonesia Indonesia terus berupaya mengejar target pengurangan emisi dan mewujudkan komitmen Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Dekarbonisasi industri menjadi salah satu cara yang diupayakan demi mencapai ambisi ini. Sektor industri sampai saat ini masih menjadi penyumbang emisi karbon terbesar untuk Indonesia. Sekitar 70 persen dari total emisi gas rumah kaca tahunan berasal dari bidang industri seperti besi dan baja, semen, kimia, dan petrokimia. Jumlah emisi GRK di sepanjang 2022 berada di angka 887,23 ton CO2e. Dilansir dari World Resources Institute (WRI) Indonesia, emisi sektor industri Indonesia diproyeksikan dapat melonjak dua kali lipat pada 2030. Oleh karena itu, keterlibatan sektor ini… Kebakaran TPA Sampah di Indonesia Sering Terjadi, Apa Penyebab dan Solusinya? Pada tahun 2023 lalu, Indonesia mengalami cukup banyak kebakaran TPA atau tempat pemrosesan akhir sampah di berbagai wilayah. Tercatat sebanyak 35 TPA sampah di seluruh Indonesia terbakar dan kondisinya tampak memprihatinkan. Salah satunya yang terjadi pada TPA Sarimukti yang berlokasi di Kabupaten Bandung Barat dan menjadi titik penumpukan sampah bagi …

Pilkada Serentak 2024: 3 Masalah Lingkungan Jakarta yang Perlu Penyelesaian Segera

Pilkada Serentak 2024: 3 Masalah Lingkungan Jakarta yang Perlu Penyelesaian Segera

Masalah Lingkungan – Indonesia sebentar lagi akan menyelenggarakan Pilkada serentak 2024 untuk memilih para pemimpin daerah, mulai dari Gubernur, Bupati, Walikota, beserta dengan wakilnya. Jakarta adalah salah satu di antaranya. Pemimpin baru nanti diharapkan dapat menjalankan tugas dan amanat yang diberikan untuk dapat memajukan daerah masing-masing. Menciptakan perubahan ke arah yang lebih baik, termasuk dalam menyelesaikan permasalahan lingkungan. Ada beragam masalah lingkungan yang terjadi di Indonesia dan sayangnya belum semua daerah memberikan fokus utama terhadap hal ini. Baca juga artikel lainnya : Dekarbonisasi Industri Untuk Kejar Target Net Zero Emission Indonesia Di Provinsi DKI Jakarta misalnya. Meskipun telah banyak kemajuan di berbagai bidang yang terjadi di sini, Jakarta masih dihadapkan pada segudang permasalahan lingkungan hidup. Daerah dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat ini, nyatanya belum dapat menemukan solusi tepat guna dalam memulihkan kondisi alam yang ada. WALHI Jakarta menyebut bahwa pembangunan di sini seringkali dilakukan tanpa memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Menjadikan Jakarta mengalami beban akumulatif pembangunan yang tidak berkelanjutan dari masa ke masa. Berdampak pada kondisi lingkungan yang turut merugikan masyarakat setempat. Oleh karena itu, pemimpin baru nantinya diharapkan dapat dengan tekad yang kuat memberikan perhatiannya serta berkomitmen menangani isu yang ada. Di antara beragam isu lingkungan di Jakarta, berikut adalah tiga masalah lingkungan di Jakarta yang perlu penyelesaian segera.  1. Masalah Lingkungan Polusi Udara Masalah polusi udara menjadi salah satu masalah lingkungan yang lekat dengan Jakarta. Hampir setiap hari, kota dengan lebih dari 11 juta jiwa ini dihadapkan pada kondisi kabut asap tebal yang menjadikan langit abu-abu. Jakarta seringkali berada di peringkat teratas sebagai kota dengan polusi udara terburuk sedunia. Hal ini disebabkan karena ada beragam sumber polusi yang mengepung Jakarta, di antaranya padatnya kendaraan bermotor, industri dan PLTU, dan lain sebagainya. Dilansir dari Tempo, setidaknya ada 14 PLTU dalam radius 100 km yang mengelilingi Kota Jakarta dan hampir setiap hari melakukan pembakaran bahan bakar fosil untuk memenuhi kebutuhan akan listrik masyarakat. Belum lagi kegiatan industri serta aktivitas kendaraan yang turut menyumbang emisi gas rumah kaca ke langit.  Sayangnya, kondisi ini berdampak pada masalah kualitas udara yang dapat merugikan masyarakatnya. Oleh karena itu, pemimpin baru diharapkan dapat mencari solusi mengatasi masalah ini dan membantu meminimalkan masalah polusi udara Jakarta.   2. Masalah Lingkungan Banjir dan Krisis Air Bersih Hampir di setiap musim hujan tiba, masalah banjir selalu menghampiri sebagian wilayah di Jakarta dan menciptakan kondisi yang menghambat aktivitas dan mobilitas. Sungai dan kali yang ada seringkali mengalami peluapan sebab tidak dapat menampung aliran air yang tinggi dari curah hujan yang ekstrem. Letak geografis Jakarta disebut merupakan faktor kunci terjadinya banjir dengan 13 sungai yang mengalir ke wilayah metropolitan.  Sayangnya, kondisi ini diperparah dengan tercemarnya sungai dan saluran air yang mengakibatkan air tersumbat dan sulit mengalir. Meskipun seringkali banjir, Jakarta juga mengalami krisis air bersih yang menyulitkan di Musim Kemarau. Menjadikan Kota Jakarta harus mengandalkan pasokan air baku dari luar Jakarta, sebagaimana dilansir dari Palyja. Oleh karena itu, pemimpin baru nantinya diharapkan dapat mengatasi masalah ini, meningkatkan pengelolaan air, perbaikan infrastruktur, dan upaya dalam mitigasi banjir untuk menciptakan perubahan yang baik di Kota Jakarta.  3. Masalah Lingkungan Perlindungan Area Pesisir WALHI Jakarta menyampaikan bahwa pembahasan terkait perlindungan area pesisir sangat jarang dilakukan, terlebih pada Pemilu 2024 lalu. Padahal, pesisir dan pulau kecil menjadi kawasan yang sangat terdampak krisis iklim. Mulai dari masalah pembangunan yang tidak berbasis alam, kegiatan reklamasi pulau, fenomena privatisasi pulau yang menimbulkan degradasi lingkungan, dan masalah lainnya mengancam kawasan pesisir dan menurunkan kualitas alam sekitar.  Kemudian, dilansir dari WALHI Jakarta, rencana pemerintah membangun tanggul laut raksasa (Giant Sea Wall) juga berpotensi menghilangkan keanekaragaman hayati dan identitas nelayan di kawasan pesisir. Pembangunannya dapat merusak mangrove, mereklamasi pantai, sampai menggusur ribuan nelayan di Jakarta yang merusak ekosistem. Masih banyak lagi masalah lingkungan di Jakarta yang perlu mendapat perhatian serta penanganan serius sebagai upaya menyelamatkan lingkungan dan mensejahterakan masyarakat. Pemimpin baru nantinya diharapkan dapat menjadikan penyelesaian masalah lingkungan sebagai salah satu fokus utama mereka. Turut Serta dalam Keberlanjutan untuk Mengatasi Masalah Lingkungan Pelaku usaha, bisnis, dan perusahaan juga dapat turut serta dalam keberlanjutan dengan melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik. Aktivitas ini juga dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform mulai dari Carbon & ESG Management, Supplier Sustainability Management, Carbon Economy Service, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. Similar Article CollaborAction Satuplatform dalam Langkah Membumi Festival Satuplatform, platform yang mendukung inisiatif keberlanjutan khususnya pada Carbon & ESG Management, dengan bangga mengumumkan keterlibatannya sebagai Ecopreneur Partner dalam acara Langkah Membumi Festival, yang diselenggarakan oleh Ecoxyztem dan Blibli Tiket Action pada 2-3 November 2024 di Senayan Park, Jakarta. Acara ini bertujuan untuk memperkuat kesadaran akan pentingnya keberlanjutan lingkungan dan menginspirasi tindakan positif untuk bumi melalui berbagai kegiatan, diskusi, dan aksi nyata. Dalam festival yang penuh semangat ini, untuk itu Satuplatform berkomitmen dalam memperkenalkan dan mendukung berbagai produk serta inisiatif ramah lingkungan yang berfokus pada perhitungan reduksi emisi karbon dan arah keberlanjutan. Tak hanya itu, Satuplatform juga mengkampanyekan aksi… 5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim Isu terkait perubahan iklim semakin menjadi pembahasan yang ramai diperbincangkan saat ini. Di seluruh dunia, masyarakat lintas generasi mulai menunjukkan ketertarikannya akan informasi tentang perubahan iklim. Hasil survei People’s Climate Vote 2024 menunjukkan bahwa sekitar 87 persen populasi dunia telah menaruh perhatian mereka pada isu ini. Sementara itu, 63 persen pengisi survei sudah mulai mempertimbangkan dampak perubahan iklim terhadap keputusan yang mereka buat. Melalui kondisi ini, bisa digambarkan bahwa perubahan iklim semakin memberikan pengaruhnya terhadap orang-orang …