Kenali Indikator Kinerja Lingkungan Berikut Ini!

Kenali Indikator Kinerja Lingkungan Berikut Ini!

Melakukan pengukuran terhadap kinerja lingkungan merupakan suatu aktivitas yang penting dalam membangun upaya keberlanjutan perusahaan. Kinerja lingkungan sendiri dapat diartikan sebagai performance dari organisasi atau perusahaan dalam kaitannya dengan menjaga dampak lingkungan yang dihasilkan.  Secara luas, kinerja lingkungan perusahaan juga akan berpengaruh terhadap produktivitas, tanggung jawab, dan keberlanjutan bisnis yang dijalankan. Untuk dapat melakukan pengukuran terhadap kinerja lingkungan, perusahaan perlu untuk memahami apa saja indikator kinerja lingkungan perusahaan. Baca Juga: Environmental Performance Monitoring untuk Pantau Dampak Lingkungan Perusahaan Berikut adalah komponen-komponen dalam pemantauan kinerja lingkungan perusahaan yang setidaknya perlu dimuat dalam indikator pengukuran:  Pengelolaan Limbah Produksi Salah satu komponen yang tidak boleh dilewatkan dalam indikator kinerja lingkungan perusahaan adalah terkait pengelolaan limbah produksi. Tidak dapat dipungkiri, telah banyak terjadi kasus di mana perusahaan mengabaikan limbah yang dihasilkannya sehingga menimbulkan banyak gugatan dari masyarakat sekitar dan berujung pada pengenaan denda dari regulator. Terkait dengan pengelolaan limbah produksi, perusahaan setidaknya perlu memperhatikan; total limbah yang dihasilkan, persentase limbah yang didaur ulang atau dipulihkan, serta pengelolaan jenis limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3). Baca Juga: Dampak Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Penggunaan Senyawa Kimia Penggunaan senyawa kimia di perusahaan dapat memiliki berbagai dampak terhadap lingkungan jika tidak dikelola dengan benar. Beberapa potensi dampak yang dihasilkan dari penggunaan senyawa kimia adalah pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah, hingga perubahan iklim. Oleh karena itu, perusahaan perlu mempertimbangkan komponen penggunaan senyawa kimia ke dalam indikator pemantauan kinerja lingkungan perusahaan. Seiring dengan hal tersebut, perusahaan dapat memilih bahan kimia yang lebih aman dan ramah lingkungan serta menggunakan bahan kimia dalam jumlah yang minimal sesuai kebutuhan. Penggunaan Energi Komponen berikutnya yang juga penting dalam pemantauan kinerja lingkungan adalah perihal penggunaan energi oleh perusahaan. Mengingat bahwa saat ini penggunaan bahan fosil dan bahan bakar tidak terbarukan masih menjadi konsumsi utama bagi industri, sementara ketersediaan bahan bakar fosil semakin menipis di dunia, maka perusahaan perlu lebih bijak dalam menggunakan energi secara efisien. Di samping tersebut, perusahaan juga dapat bergerak dan beralih ke energi terbarukan dan energi bersih. Sehingga dampak yang dihasilkan kepada lingkungan dapat diminimalisir. Dalam hal penggunaan energi sebagai indikator kinerja lingkungan, maka perusahaan perlu memperhatikan total konsumsi energi, intensitas energi (energi per unit produk), serta persentase energi yang berasal dari sumber terbarukan. Komunikasi dan Transparansi Lingkungan Komunikasi dan transparansi lingkungan adalah kunci untuk memastikan bahwa perusahaan beroperasi secara bertanggung jawab dan berkelanjutan. Ini melibatkan keterbukaan mengenai dampak lingkungan dari kegiatan perusahaan, serta langkah-langkah yang diambil untuk mengelola dan mengurangi dampak tersebut.  Untuk mendukung komponen ini, perusahaan perlu untuk menyusun pelaporan kinerja lingkungan secara transparan. Kemudian laporan kinerja lingkungan tersebut dapat dikomunikasikan dalam berbagai kepentingan, seperti contohnya kepada investor. Dalam hal ini, investor dapat memahami bahwa perusahaan telah melakukan pemantauan kinerja lingkungan secara baik dan komprehensif.  Kepatuhan terhadap Regulasi Lingkungan Komponen berikutnya yang tidak kalah penting dalam kaitannya dengan pemantauan indikator kinerja lingkungan adalah tentang memahami regulasi yang berlaku. Perusahaan perlu melakukan kajian mendalam mengenai regulasi lingkungan yang berlaku di daerah operasional perusahaan, termasuk undang-undang nasional, peraturan daerah, dan standar internasional. Hal ini penting untuk mengantisipasi jumlah pelanggaran regulasi lingkungan atau bahkan denda dan sanksi yang diterima terkait pelanggaran lingkungan. Untuk tercapainya pemantauan kinerja perusahaan terhadap lingkungan,  kini Satuplatform hadir sebagai all-in-one solution bagi para perusahaan yang berfokus pada aspek ESG sebagai upaya keberlanjutan. Coba FREE DEMO-nya sekarang.  /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article How Online Shopping Impacts Carbon Emission In the era of digitalization, almost everything experiences the shifting of online platforms. One of the things that is becoming hype online is shopping. There are many online shopping platforms that are available on the internet for everyone to use. In the shifting of shopping methods becoming online, there are several impacts to the environment and carbon emission it produces. This article we go through the e-commerce as online shopping phenomena today, and the impacts of it. E-commerce Today Over the last few decades, shopping habits have transformed significantly. People once purchased items from traditional shops, high streets, or department… Energy Consumption is Matter, Here’s Why Environmental issues have become a major topic of discussion in both developing and developed countries due to the widespread environmental degradation. This also raises questions about global warming and climate change, which are primarily caused by greenhouse gas emissions.  As our society becomes more dependent on electricity and businesses rely on the means of production, it is important to understand the implications of our energy consumption and find ways to reduce its negative impact on the natural environment. Energy Consumption Energy consumption refers to the amount of energy used by individuals, households, businesses, and industries for various activities. It encompasses… Kenali Indikator Kinerja Lingkungan Berikut Ini! Melakukan pengukuran terhadap kinerja lingkungan merupakan suatu aktivitas yang penting dalam membangun upaya keberlanjutan perusahaan. Kinerja lingkungan sendiri dapat diartikan sebagai performance dari organisasi atau perusahaan dalam kaitannya dengan menjaga dampak lingkungan yang dihasilkan.  Secara luas, kinerja lingkungan perusahaan juga akan berpengaruh terhadap produktivitas, tanggung jawab, dan keberlanjutan bisnis yang dijalankan. Untuk dapat melakukan pengukuran terhadap kinerja lingkungan, perusahan perlu untuk memahami japa saja indikator kinerja lingkungan perusahaan. Berikut adalah komponen-komponen dalam pemantauan kinerja lingkungan perusahaan yang setidaknya perlu dimuat dalam indikator pengukuran:  Pengelolaan Limbah Produksi Salah satu komponen yang tidak boleh dilewatkan dalam indikator kinerja lingkungan perusahaan adalah terkait… Kenali Warna Kemasan Limbah Medis Limbah medis adalah sisa kegiatan yang berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) yang mengandung potensi bahaya bagi kesehatan dan lingkungan contohnya jarum suntik bekas, kain kasa berdarah, organ tubuh, obat-obatan kedaluwarsa dan lain sebagainya. Oleh karena itu, pengelolaannya memiliki persyaratan khusus yang harus dipenuhi, salah satunya dalam hal pemilahan dan pengemasannya. Baca Juga: Limbah Medis dan B3: Sama atau Beda? Kategori Limbah Medis Umumnya limbah ini dikategorikan sebagai berikut: Limbah infeksius Limbah patologis Limbah benda tajam Limbah kimia Limbah farmasi Limbah sitotoksik Limbah radioaktif Baca Juga: Pengelolaan dan Sistem Tanggap Darurat Limbah Medis Pemilahan dan Pengemasan Pemilahan dilakukan mulai dari… Aquaculture for Sustainable Fishing Fishing practices that do not comply with sustainable principles have greatly damaged the balance of marine and aquatic …

Aquaculture for Sustainable Fishing

Aquaculture for Sustainable Fishing

Fishing practices that do not comply with sustainable principles have greatly damaged the balance of marine and aquatic ecosystems. In this case, aquaculture is present and hopeful in efforts to realize sustainable fishing practices that are better in maintaining environmental balance in the future. As demand for seafood increases globally, the role of aquaculture is becoming important while reducing pressure on wild fish populations. Read More: Technology in Sustainable Business This article explores the role of aquaculture in supporting sustainability of today’s fishing practices, the impact to the environment, economy, and the implementation in Indonesia. Sustainable Fishing Today The practice of fishing that happens everywhere often disturbs food chains by focusing only on particular and highly sought-after species. Overfishing of prey species like sardines and anchovies could lead to a decrease in food availability for their predators. This disruption of pivotal species in the ecosystem may have widespread effects. From this situation, then the concern for sustainable fishing arose. Sustainable fishing in today’s world is a dynamic and intricate approach involving various practices to safeguard fish populations and marine environments while satisfying the worldwide appetite for seafood. However, contemporary sustainable fishing encounters notable obstacles, as mentioned above. Such as overfishing, habitat loss, climate change, and pollution persist as significant threats to marine ecosystems and fish stocks.  Read More: Sustainable Strategy for Retail Markets What Is Aquaculture To support the vision of sustainable fishing, aquaculture now has become a method used to produce food and other commercial products, as well as restore habitat and replenish wild stocks, and rebuild populations of threatened and endangered species. The National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), describe aquaculture as a process of breeding, rearing, and harvesting of fish, shellfish, algae, and other organisms in all types of water environments. For aquaculture, there are two types of implementation: marine and freshwater.  The method of aquaculture has been implemented in many countries. For example, in the United States, marine aquaculture produces numerous species including oysters, clams, mussels, shrimp, seaweeds, and fish such as salmon, black sea bass, sablefish, yellowtail, and pompano.  Aquaculture to Sustainable Environment Aquaculture plays an important role in sustainable fishing by providing a controlled environment for breeding and harvesting fish, shellfish and plants. In contrast to traditional fishing methods, which can lead to overfishing and habitat destruction, aquaculture allows replenishment of fish stocks and protection of sensitive marine environments. Technologies in aquaculture such as recirculating aquaculture systems (RAS) and integrated multi trophic aquaculture (IMTA) help conserve water, reduce pollution, and mitigate habitat degradation. Supported by these various technologies, aquaculture has an impacting role to promote environmental sustainability and maintaining a balanced ecosystem. Aquaculture to Sustainable Economy Beside the benefit to the environment, aquaculture also plays a central role in promoting a sustainable economy through its diverse contributions. Aquaculture supports coastal economies and provides livelihoods for millions of people globally, particularly in developing countries. It generates employment opportunities in fishing communities and stimulates economic growth through trade and exports of seafood products.  Aquaculture in Indonesia Indonesia is an archipelago with more than 17.000 islands and a coastline of about 81.000 km. With this very massive area, Indonesia has a potential for aquaculture development. Aquaculture in Indonesia is practiced in fresh, brackish and marine water using a variety of species. Freshwater aquaculture in Indonesia began to develop in the late 1970s when there was a significant increase in production from freshwater aquaculture as a result of the introduction of new farming technologies. The most common aquaculture species are common carp (Cyprinus carpio ), catfish (Clarias spp., Pangasius spp.) and Nile tilapia (Oreochromis niloticus). In 2024, aquaculture accounts for more than 70% of Indonesia’s overall fishery producer, experiencing an annual average growth rate of approximately 16%. Indonesia has become the world’s second largest aquaculture producer, following China. According to the Directorate General of Aquaculture Fisheries, the target of aquaculture production of Indonesia is 37 million tonnes per year by 2030. Take example of aquaculture, now, everyone can contribute to a sustainable environment in many ways. The initiative for sustainability require a consistent efforts and tangible result. In this case, Satuplatform provide several services to support the reduction of global emission for a future of sustainable environment, check the FREE DEMO here! /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Kenali Warna Kemasan Limbah Medis Limbah medis adalah sisa kegiatan yang berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) yang mengandung potensi bahaya bagi kesehatan dan lingkungan contohnya jarum suntik bekas, kain kasa berdarah, organ tubuh, obat-obatan kedaluwarsa dan lain sebagainya. Oleh karena itu, pengelolaannya memiliki persyaratan khusus yang harus dipenuhi, salah satunya dalam hal pemilahan dan pengemasannya. Baca Juga: Limbah Medis dan B3: Sama atau Beda? Kategori Limbah Medis Umumnya limbah ini dikategorikan sebagai berikut: Limbah infeksius Limbah patologis Limbah benda tajam Limbah kimia Limbah farmasi Limbah sitotoksik Limbah radioaktif Baca Juga: Pengelolaan dan Sistem Tanggap Darurat Limbah Medis Pemilahan dan Pengemasan Pemilahan dilakukan mulai dari… Aquaculture for Sustainable Fishing Fishing practices that do not comply with sustainable principles have greatly damaged the balance of marine and aquatic ecosystems. In this case, aquaculture is present and hopeful in efforts to realize sustainable fishing practices that are better in maintaining environmental balance in the future. As demand for seafood increases globally, the role of aquaculture is becoming important while reducing pressure on wild fish populations. This article explores the role of aquaculture in supporting sustainability of today’s fishing practices, the impact to the environment, economy, and the implementation in Indonesia. Sustainable Fishing Today The practice of fishing that happens everywhere often… 3 Negara Teratas Dalam Upaya Dekarbonisasi di Dunia Dekarbonisasi telah menjadi satu dari beberapa langkah mitigasi yang diperlukan untuk mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) dan gas rumah kaca lainnya dari atmosfer secara signifikan. Baca Juga: Dekarbonisasi: Menuju Emisi Nol Karbon (Zero Emisi) Sejak diresmikannya penandatanganan Perjanjian Paris atau Paris Agreement pada Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP21) di Paris tahun 2015 lalu, negara-negara di seluruh dunia terus berupaya menyelaraskan langkah masing-masing …

3 Negara Teratas Dalam Upaya Dekarbonisasi di Dunia

3 Negara Teratas Dalam Upaya Dekarbonisasi di Dunia

Dekarbonisasi telah menjadi satu dari beberapa langkah mitigasi yang diperlukan untuk mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) dan gas rumah kaca lainnya dari atmosfer secara signifikan. Baca Juga: Dekarbonisasi: Menuju Emisi Nol Karbon (Zero Emisi) Sejak diresmikannya penandatanganan Perjanjian Paris atau Paris Agreement pada Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP21) di Paris tahun 2015 lalu, negara-negara di seluruh dunia terus berupaya menyelaraskan langkah masing-masing dengan target yang direncanakan sebagaimana komitmen mereka dalam perjanjian aksi iklim tersebut. Berbagai langkah untuk membatasi peningkatan suhu rata-rata global hingga 1,5 derajat Celcius sejak era pra-industri, sebagai bagian dari tujuan utama Perjanjian Paris, semakin gencar dilakukan. Mulai dari adopsi energi terbarukan, efisiensi energi, dekarbonisasi sektor transportasi, dan cara lainnya diambil oleh negara-negara dan organisasi untuk mencapai tujuan ini. Dilansir dari Climate Trade, menurut Intergovernmental Panel of Climate Change (IPCC), pembatasan pemanasan global hingga 1,5 derajat Celcius akan memerlukan penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 43% pada tahun 2030. Oleh karena itu, pengurangan emisi menjadi fokus utama secara global. Berdasarkan upaya mereka dalam melakukan dekarbonisasi emisi gas rumah kaca yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, berikut adalah 3 negara dengan langkah dekarbonisasi paling maju di dunia, berdasarkan laporan Energy Transition Index (ETI) oleh World Economic Forum (WEF), sebagaimana dilansir dari Climate Trade. Penilaian kemajuan dekarbonisasi dan transisi energi ini dinilai berdasarkan tiga aspek: pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, keamanan dan akses energi, dan keberlanjutan lingkungan.  Baca Juga: Terapkan Dekarbonisasi, 3 Perusahaan Ini Serius Tangani ESG 1. Dekarbonisasi Swedia Swedia dikenal merupakan salah satu negara terdepan dan berkomitmen kuat untuk mengurangi emisi karbon di berbagai sektor. Negara ini memulai penerapan kerangka kebijakan iklim barunya sejak tahun 2017, meliputi undang-undang iklim, target iklim, dan dewan kebijakan iklim.  Diketahui bahwa Swedia telah menetapkan target untuk memangkas emisi gas rumah kaca hingga 59% pada tahun 2030, dan mencapai netralitas karbon pada tahun 2045. Hal tersebut adalah target jangka panjang yang diharapkan, sembari mencapai langkah-langkah tambahan, termasuk mengurangi emisi dari transportasi dalam negeri, kecuali penerbangan domestik, setidaknya 70 persen pada tahun 2030. Dalam hal energi, langkah yang diterapkan untuk mencapai target dekarbonisasi ialah beralih ke energi terbarukan. Sebagian besar energi Swedia berasal dari nuklir, hidro, dan biofuel, dengan porsi angin dan matahari yang semakin meningkat. Swedia juga mengembangkan teknologi CCS untuk menangkap dan menyimpan CO2, meningkatkan peran hutan untuk menyerap karbon dioksida, serta memperkenalkan penetapan harga karbon di mana pajak karbon di sana dikenal yang paling tinggi harganya, yakni sebesar €122 per ton pada tahun 2023. 2. Dekarbonisasi Norwegia Norwegia menargetkan untuk menjadi negara netral karbon pada tahun 2030. Ini adalah salah satu target paling ambisius di dunia dan mencakup pengurangan emisi domestik serta kompensasi melalui investasi dalam proyek-proyek pengurangan emisi internasional. Negara ini dikenal dengan sumber daya alam yang melimpah untuk energi terbarukan, terutama hidroelektrik. Hampir seluruh kebutuhan listrik negara ini dipenuhi oleh energi hidroelektrik. Menjadikannya salah satu negara dengan konsumsi energi terbarukan paling tinggi di dunia, yakni sebesar 98,5%, sebagaimana berdasarkan data Enerdata tahun 2022. Kemudian, Norwegia juga gencar akan adopsi kendaraan listrik. Berkat insentif fiskal, subsidi, dan kebijakan lainnya, lebih dari setengah dari semua mobil baru yang terjual di Norwegia adalah kendaraan listrik. Pemerintahnya diketahui tengah menyusun rencana aksi untuk menjadikan transportasi umum didominasi kendaraan bebas bahan bakar fosil pada tahun 2025. Beberapa langkah dan kebijakan lain yang diambil oleh Norwegia dalam upaya dekarbonisasi ialah dengan menerapkan pajak karbon di berbagai sektor, yang saat ini mencapai sekitar €76 per ton, mendukung upaya internasional untuk melindungi hutan dengan menginvestasikan miliaran dolar dalam inisiatif REDD+ (Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation) di berbagai negara berkembang, mengembangkan teknologi CCS, dan beberapa lainnya. 3. Dekarbonisasi Denmark Denmark menjadi negara berikutnya yang sangat aktif dan berkomitmen kuat dalam mencapai dekarbonisasi dan hal keberlanjutan lainnya.  Denmark menargetkan untuk menjadi negara netral karbon pada tahun 2050. Mereka memiliki target ambisius untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 70% pada tahun 2030 dibandingkan dengan tingkat emisi tahun 1990. Pada tahun 2020, Denmark mengadopsi Hukum Iklim yang mengikat secara hukum, yang mengharuskan pemerintah untuk melaporkan kemajuan setiap tahun dan memperbarui rencana aksi iklim setiap lima tahun. Hukum ini menetapkan tujuan jangka panjang untuk mencapai netralitas iklim. Untuk mencapai target tersebut berbagai langkah dilakukan, termasuk mengembangkan potensi energi terbarukan, terutama energi angin dengan menghasilkan 23.000 GWh dari turbin angin, mewujudkan 50.000 lebih hektar hutan baru sebagai bagian dari rencana penghijauan nasional, serta membentuk sekitar 60.000 hektar lahan basah untuk membantu menyimpan karbon dan melindungi keanekaragaman hayati.  Selain itu, Denmark diketahui menjadi negara yang mengalokasikan dana yang signifikan untuk penelitian dan pengembangan teknologi hijau. Denmark aktif dalam kerja sama iklim internasional dan berpartisipasi dalam berbagai inisiatif global untuk mengurangi emisi karbon. Negara ini juga membantu negara-negara berkembang melalui pendanaan iklim dan transfer teknologi. Mendukung Indonesia Mencapai Target Negara-negara di atas membuktikan, bahwa komitmen yang kuat yang dibarengi dengan kebijakan yang komprehensif dan pendekatan inovatif merupakan kunci untuk mencapai target yang diharapkan. Pelaku usaha, bisnis, dan perusahaan di Indonesia juga dapat turut serta dalam melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik untuk dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Kenali Warna Kemasan Limbah Medis Limbah medis adalah sisa kegiatan yang berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) yang mengandung potensi bahaya bagi kesehatan dan lingkungan contohnya jarum suntik bekas, kain kasa berdarah, organ tubuh, obat-obatan kedaluwarsa dan lain sebagainya. Oleh karena itu, pengelolaannya memiliki …

Perubahan Iklim dan Flora Fauna: Apa yang Bisa Terjadi?

Perubahan Iklim dan Flora Fauna: Apa yang Bisa Terjadi?

Perubahan iklim telah menjadi peristiwa yang memberikan pengaruh signifikan bagi kehidupan di bumi. Berdampak baik itu pada manusia, flora, juga fauna. Baca Juga: 5 Hewan yang Paling Terdampak dan Terancam Punah Akibat Perubahan Iklim Pergeseran kondisi iklim yang awalnya terjadi secara alami ini semakin meningkat seiring waktu dengan turut meningkatnya pemanasan global. Kondisi ini juga dipercepat sejak manusia dalam aktivitasnya menghasilkan lebih banyak konsentrasi gas rumah kaca. Berdasarkan data oleh The World Counts, pada tahun 2019, sekitar 43,1 miliar ton CO2 dari aktivitas manusia dilepaskan ke atmosfer. Tertinggi sepanjang masa. Dengan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer yang besar saat ini, bumi pun akan terasa lebih hangat daripada di akhir tahun 1800-an. Data PBB menyebut bahwa satu dekade terakhir, tepatnya 2011-2020, merupakan rekor tahun terpanas yang pernah tercatat. Jika perubahan iklim dapat mempengaruhi kehidupan manusia termasuk kegiatan sehari-hari, lalu bagaimana perubahan iklim dapat turut mempengaruhi flora dan fauna di alam bebas? Baca Juga: Permafrost Mencair: Bom Waktu bagi Perubahan Iklim Dampak Perubahan Iklim pada Flora Berbagai penelitian oleh ilmuwan-ilmuwan dunia jelas menyatakan bahwa perubahan iklim, termasuk perubahan suhu, pola, curah hujan, dan faktor lingkungan lainnya, dapat memengaruhi habitat, pola migrasi, dan populasi keanekaragaman hayati di seluruh ekosistem.  Terjadinya peningkatan suhu rata-rata bumi, memaksa banyak spesies tanaman pindah ke habitat dengan kondisi yang lebih sejuk. Tanaman yang tidak mampu berpindah atau beradaptasi mungkin akan mengalami penurunan populasi atau kepunahan. Beberapa spesies tanaman tumbuh lebih umum, sedangkan yang lainnya menjadi lebih langka. Dilansir dari artikel Yale School of the Environment, tanaman yang tumbuh di lingkungan panas semakin tumbuh subur, seperti pohon palem yang dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Sementara, tanaman yang memerlukan kondisi iklim yang sangat spesifik untuk tumbuh berpotensi lebih terancam untuk punah. Migrasi yang dilakukan spesies tumbuhan sebagai respons terhadap perubahan iklim, seringkali merupakan masalah kelangsungan hidup. Hal itu dapat terjadi juga disebabkan adanya perubahan suhu dan pola curah hujan sehingga mempengaruhi musim tanam dan masa berbunga tanaman. Beberapa tanaman mungkin berbunga lebih awal atau lebih lambat dari biasanya, bahkan tidak sama sekali. Kondisi ini salah satunya terjadi pada tanaman Pinus Bristlecone, salah satu pohon tertua di dunia yang tumbuh di daerah pegunungan tinggi di Amerika Serikat. Perubahan iklim dapat mengganggu lingkungan alaminya, mengancam kelangsungan hidup spesies yang telah ada selama ribuan tahun ini. Fluktuasi suhu dan kelembaban udara dapat menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan organisme pengganggu, membuatnya lebih rentan terhadap penyakit dan hama.  Peningkatan panas terhadap iklim saat ini disebut-sebut terjadi 10 kali lebih cepat dari yang seharusnya. Akibatnya, pergeseran vegetasi yang ekstrem tidak lagi akan terjadi dalam hitungan abad atau milenium, melainkan dalam beberapa dekade, sebagaimana berdasarkan sebuah studi yang terbit tahun 2019. Dampak Perubahan Iklim pada Fauna Serupa dengan tumbuhan yang menyesuaikan kondisi tinggalnya, perubahan iklim juga membuat berbagai fauna terpaksa berpindah ke habitat yang lebih cocok saat habitat asli mereka menjadi tidak layak. Spesies yang tidak mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan iklim mungkin mengalami penurunan populasi. Ini termasuk spesies yang memiliki habitat terbatas atau ketergantungan yang tinggi pada kondisi iklim tertentu. Salah satunya terjadi pada hewan di Kutub Utara. Kehidupan satwa di wilayah Arktik disebut merupakan yang paling terdampak dari terjadinya perubahan iklim. World Wide Life (WWF) menyebut, bahwa selama 30 tahun terakhir, kedalaman salju es laut telah menurun lebih dari 33 persen di Arktik bagian barat. Menimbulkan risiko yang tidak bisa dianggap remeh bagi hewan yang sangat bergantung pada kondisi tersebut. Beruang kutub, walrus, paus narhwal, pinguin, rubah arktik, dan berbagai hewan kutub lainnya berisiko hilang atau mengalami penurunan populasi akibat pemanasan global. WWF memperkirakan, jika pemanasan terus terjadi, beruang kutub dapat menghadapi kelaparan dan kegagalan reproduksi pada tahun 2100. Selain perubahan habitat, perubahan iklim dapat mengganggu siklus hidup hewan, seperti waktu migrasi, reproduksi, dan pola makan yang disebabkan rantai makanan yang terhambat. Kondisi ini juga berkontribusi meningkatkan risiko penyebaran penyakit di antara hewan. Suhu yang lebih hangat dan kondisi cuaca yang berubah dapat mendukung penyebaran patogen baru. Berkontribusi Terhadap Keberlanjutan Pelaku usaha, bisnis, perusahaan juga dapat turut serta dalam perubahan menuju keberlanjutan. Salah satunya dengan melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik untuk dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Kenali Warna Kemasan Limbah Medis Limbah medis adalah sisa kegiatan yang berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) yang mengandung potensi bahaya bagi kesehatan dan lingkungan contohnya jarum suntik bekas, kain kasa berdarah, organ tubuh, obat-obatan kedaluwarsa dan lain sebagainya. Oleh karena itu, pengelolaannya memiliki persyaratan khusus yang harus dipenuhi, salah satunya dalam hal pemilahan dan pengemasannya. Baca Juga: Limbah Medis dan B3: Sama atau Beda? Kategori Limbah Medis Umumnya limbah ini dikategorikan sebagai berikut: Limbah infeksius Limbah patologis Limbah benda tajam Limbah kimia Limbah farmasi Limbah sitotoksik Limbah radioaktif Baca Juga: Pengelolaan dan Sistem Tanggap Darurat Limbah Medis Pemilahan dan Pengemasan Pemilahan dilakukan mulai dari… Aquaculture for Sustainable Fishing Fishing practices that do not comply with sustainable principles have greatly damaged the balance of marine and aquatic ecosystems. In this case, aquaculture is present and hopeful in efforts to realize sustainable fishing practices that are better in maintaining environmental balance in the future. As demand for seafood increases globally, the role of aquaculture is becoming important while reducing pressure on wild fish populations. This article explores the role of aquaculture in supporting sustainability of today’s fishing practices, the impact to the environment, economy, and the …

Permafrost Mencair: Bom Waktu bagi Perubahan Iklim

Permafrost Mencair: Bom Waktu bagi Perubahan Iklim

Menghangatnya Benua Antartika akibat perubahan iklim telah lama menimbulkan kekhawatiran bagi para ilmuwan akan banyak hal. Tidak hanya semakin mengurangi jumlah lapisan es laut di Kutub, kondisi ini juga berperan dalam mempercepat permafrost mencair. Permafrost menyimpan bukti sejarah yang kuat atas sisa-sisa kehidupan terdahulu yang pernah berlangsung di Kutub Utara. Termasuk tanaman, hewan, dan mikroba, yang apabila terurai dapat turut melepaskan gas rumah kaca dalam jumlah besar dan berdampak signifikan bagi kehidupan. Baca Juga: Waspadai Peningkatan Penyakit Akibat Perubahan Iklim Apa Itu Permafrost dan Mengapa Penting? Permafrost yang merupakan singkatan dari permanent frost, adalah lapisan tanah yang membeku secara permanen di bawah permukaan bumi, terdiri dari berbagai macam tanah, kerikil, dan pasir, yang diikat oleh es. Permafrost mengandung bahan organik yang telah terperangkap selama ribuan tahun. Dilansir dari laman Earth.org, permafrost menyimpan cadangan karbon global yang sangat besar. Jumlahnya diperkirakan sekitar 1.400 miliar ton karbon, hampir dua kali lipat jumlah yang ada di atmosfer. Berdasarkan studi oleh Knoblauch et al . 2018, tanah permafrost dari kutub utara akan menghasilkan satu gigaton, atau 1000 juta ton metana  pada tahun 2100.  Ketika permafrost mencair dan mulai terurai, ia akan turut melepaskan sejumlah besar gas rumah kaca, terutama karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4), ke atmosfer. Metana, khususnya, adalah gas rumah kaca yang jauh lebih kuat daripada karbon dioksida dalam hal potensial pemanasan global.  Metana bertanggung jawab atas sekitar seperenam dari pemanasan global yang terjadi beberapa dekade terakhir. Mengutip dari Earth.org, perkiraan emisi metana Arktik telah meningkat dari 0,5 juta ton menjadi 3,8 juta ton per tahun pada tahun 2006, kemudian naik menjadi 17 juta ton pada tahun 2013.  Apa Dampak dari Permafrost yang Mencair terhadap Lingkungan dan Perubahan Iklim? Para ilmuwan menyatakan bahwa permafrost yang mencair merupakan ancaman yang perlu diwaspadai. Permafrost memainkan peran penting dalam ekosistem kutub hingga memperlambat laju terjadinya perubahan iklim. Pemanasan global yang menyebabkan permafrost mencair lebih cepat dapat mengakibatkan pelepasan gas rumah kaca dan berkontribusi pada perubahan iklim lebih lanjut. Pembekuan yang terjadi pada permafrost membantu bumi menyimpan cadangan karbon yang besar di bawah tanah.  Permafrost yang mencair juga dapat menyebabkan tanah menjadi tidak stabil, mengakibatkan kerusakan pada infrastruktur seperti jalan, bangunan, dan pipa. Berdampak pula terhadap kondisi ekosistem, menyebabkan tanah longsor dan erosi, mempengaruhi pola aliran sungai dan danau, serta mengubah habitat dan mempengaruhi ekosistem lokal.  Jika mencairnya permafrost terjadi di hutan atau vegetasi lebat, tanah akan bergelombang dan pohon menjadi tidak beraturan. Disebut juga sebagai hutan mabuk. Berbagai ekosistem di dalamnya, termasuk satwa liar akan turut terganggu. Langkah Mitigasi dan Adaptasi Para ilmuwan memperingatkan bahwa percepatan pencairan permafrost akan terus terjadi seiring dengan naiknya suhu bumi. Kondisi ini disebut akan menghilangkan dua pertiga bagian permafrost di permukaan pada tahun 2100. Dikutip dari laman VOA Indonesia, berdasarkan laporan studi yang dirilis Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), jika emisi bahan bakar fosil masih terus meningkat hingga 50 tahun ke depan, maka diperkirakan sebanyak 70 persen permafrost dapat menghilang sepenuhnya.  Oleh karena itu, mengurangi jejak karbon dan berkomitmen tinggi terhadap Perjanjian Paris dalam menurunkan emisi karbon dunia merupakan salah satu hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi potensi mencairnya permafrost.  Pelaku usaha, bisnis, perusahaan juga dapat turut serta dalam melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik untuk dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Kenali Warna Kemasan Limbah Medis Limbah medis adalah sisa kegiatan yang berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) yang mengandung potensi bahaya bagi kesehatan dan lingkungan contohnya jarum suntik bekas, kain kasa berdarah, organ tubuh, obat-obatan kedaluwarsa dan lain sebagainya. Oleh karena itu, pengelolaannya memiliki persyaratan khusus yang harus dipenuhi, salah satunya dalam hal pemilahan dan pengemasannya. Baca Juga: Limbah Medis dan B3: Sama atau Beda? Kategori Limbah Medis Umumnya limbah ini dikategorikan sebagai berikut: Limbah infeksius Limbah patologis Limbah benda tajam Limbah kimia Limbah farmasi Limbah sitotoksik Limbah radioaktif Baca Juga: Pengelolaan dan Sistem Tanggap Darurat Limbah Medis Pemilahan dan Pengemasan Pemilahan dilakukan mulai dari… Aquaculture for Sustainable Fishing Fishing practices that do not comply with sustainable principles have greatly damaged the balance of marine and aquatic ecosystems. In this case, aquaculture is present and hopeful in efforts to realize sustainable fishing practices that are better in maintaining environmental balance in the future. As demand for seafood increases globally, the role of aquaculture is becoming important while reducing pressure on wild fish populations. This article explores the role of aquaculture in supporting sustainability of today’s fishing practices, the impact to the environment, economy, and the implementation in Indonesia. Sustainable Fishing Today The practice of fishing that happens everywhere often… 3 Negara Teratas Dalam Upaya Dekarbonisasi di Dunia Dekarbonisasi telah menjadi satu dari beberapa langkah mitigasi yang diperlukan untuk mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) dan gas rumah kaca lainnya dari atmosfer secara signifikan. Sejak diresmikannya penandatanganan Perjanjian Paris atau Paris Agreement pada Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP21) di Paris tahun 2015 lalu, negara-negara di seluruh dunia terus berupaya menyelaraskan langkah masing-masing dengan target yang direncanakan sebagaimana komitmen mereka dalam perjanjian aksi iklim tersebut. Berbagai langkah untuk membatasi peningkatan suhu rata-rata global hingga 1,5 derajat Celcius sejak era pra-industri, sebagai bagian dari tujuan utama Perjanjian Paris, semakin gencar dilakukan. Mulai dari adopsi energi terbarukan, efisiensi energi, dekarbonisasi sektor transportasi,… Perubahan Iklim dan Flora Fauna: Apa yang Bisa Terjadi? Perubahan iklim telah menjadi peristiwa yang memberikan pengaruh signifikan bagi …

Sektor Perekonomian Dunia Terancam Merugi Akibat Gelombang Panas

Sektor Perekonomian Dunia Terancam Merugi Akibat Gelombang Panas

Gelombang panas tampaknya tidak hanya menjadi dampak dari pemanasan global yang turut ‘menghangatkan’ makhluk hidup di berbagai belahan dunia, tetapi juga menimbulkan panas yang mengkhawatirkan perekonomian global.  Baca Juga: 4 Negara di Asia dengan Suhu Tertinggi Akibat Gelombang Panas Berdasarkan studi yang dilakukan Dartmouth terkait kondisi ini, ditemukan fakta bahwa gelombang panas akibat pemanasan global telah menimbulkan kerugian bagi ekonomi dunia hingga triliunan dolar sejak awal tahun 1990-an. Negara di wilayah tropis yang cenderung memiliki pendapatan per kapita lebih rendah disebut-sebut sebagai yang paling rentan dan menderita akibat peningkatan suhu yang tidak normal.  Bagaimana Gelombang Panas Mengancam Perekonomian? Selama paruh pertama 2024, gelombang panas telah melanda banyak wilayah di seluruh dunia. Dampaknya paling kuat dirasakan oleh negara-negara di Asia Tenggara dan Asia Selatan selama musim panas berlangsung. Menurut World Weather Attribution (WWA), akibat perubahan iklim, terjadinya fenomena gelombang panas disebut akan meningkat hingga 25 kali lebih sering dibanding sebelumnya. Mempengaruhi berbagai kondisi, salah satunya perekonomian negara dan global.  “Panas ekstrem dapat menyebabkan lebih banyak kunjungan ke rumah sakit , penurunan tajam produktivitas di bidang konstruksi dan pertanian, berkurangnya hasil pertanian, dan bahkan kerusakan langsung pada infrastruktur,” ungkap Phys.org, sebagaimana dikutip dari World Economic Forum. Baca Juga: 3 Tragedi Akibat Gelombang Panas Ekstrem Ancaman Ekonomi Sektor Pertanian Hingga Infrastruktur Pada sektor pertanian, suhu tinggi berpotensi mengakibatkan penurunan hasil panen atau bahkan kegagalan panen total akibat gangguan pada tanaman. Petani bisa mengalami kerugian yang besar dan kondisi tersebut juga dapat menyebabkan kekurangan pangan yang memicu krisis pangan serta kenaikan harga bahan makanan. Gelombang panas juga dapat meningkatkan penggunaan listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terkait pendingin udara. Sektor pariwisata juga kemungkinan besar akan terkena dampak dari terjadinya penurunan jumlah wisatawan akibat suhu ekstrem. Kondisi panas yang tinggi juga dapat merusak infrastruktur seperti jalan, rel kereta api, dan bangunan, meningkatkan biaya perawatan dan perbaikan. Mengambil contoh di Bangladesh, cuaca panas ekstrem di sana telah memunculkan berbagai ancaman signifikan terhadap ekonomi negara tersebut. Memberi dampak ekonomi yang sangat besar, yang memengaruhi pertanian, industri, kesehatan, infrastruktur, dan produktivitas secara keseluruhan serta memperburuk kerentanan sosial-ekonomi, sebagaimana dijelaskan oleh The Financial Express. Setidaknya dibutuhkan kebijakan yang kuat, investasi dalam teknologi hijau, dan peningkatan kesadaran masyarakat adalah langkah-langkah penting untuk menghadapi tantangan ekonomi yang ditimbulkan oleh gelombang panas. Turut Serta Memitigasi Gelombang Panas Mengatasi gelombang panas memerlukan upaya bersama dari pemerintah, komunitas, individu, dan sektor swasta. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menjelaskan bahwa dampak negatif perubahan iklim meningkat jauh lebih cepat daripada yang diprediksi para ilmuwan kurang dari satu dekade lalu. Oleh karena itu, menurut para ahli, salah satu hal penting yang bisa dilakukan untuk memitigasi kondisi ini ialah dengan mempercepat peralihan ke sumber energi bersih. Berbagai pihak juga diharapkan dapat mempersiapkan diri dan beradaptasi dengan meningkatnya kondisi panas yang terjadi saat ini. Hal ini termasuk membuka lebih banyak ruang hijau, menerapkan desain bangunan ramah iklim, mengembangkan regulasi terkait emisi karbon dan praktik ramah lingkungan, serta bekerja sama dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. Pelaku usaha, bisnis, perusahaan juga dapat turut serta dalam melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik untuk dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. Similar Article 5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim Isu terkait perubahan iklim semakin menjadi pembahasan yang ramai diperbincangkan saat ini. Di seluruh dunia, masyarakat lintas generasi mulai menunjukkan ketertarikannya akan informasi tentang perubahan iklim. Hasil survei People’s Climate Vote 2024 menunjukkan bahwa sekitar 87 persen populasi dunia telah menaruh perhatian mereka pada isu ini. Sementara itu, 63 persen pengisi survei sudah mulai mempertimbangkan dampak perubahan iklim terhadap keputusan yang mereka buat. Melalui kondisi ini, bisa digambarkan bahwa perubahan iklim semakin memberikan pengaruhnya terhadap orang-orang di berbagai belahan dunia. Mengganggu mereka dengan beragam cara. Perubahan iklim tidak lagi sebatas konteks khusus bagi beberapa kalangan. Istilah ini perlu diumumkan lebih… Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini Jejak karbon merupakan sejumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang lepas ke atmosfer dan bersumber dari berbagai kegiatan tertentu. Konsentrasi emisi karbon antropogenik atau yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sumber yang paling dominan dalam menimbulkan dampak bagi lingkungan. Salah satunya berasal dari sektor industri yang disebut sebagai kontributor utama emisi karbon global.  Menurut laporan emisi CO2 tahun 2022 oleh IEA, emisi karbon dioksida global dari pembakaran energi dan proses industri telah mencapai level tertinggi sepanjang masa, yakni sebesar 36,8 Gt pada 2022. Meskipun produksi emisi karbon dari industri sempat menyusut 5 persen pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19, akan… Pengertian Industri Hijau: Tujuan, Manfaat, dan Contohnya Penerapan industri hijau di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim selayaknya angin segar yang memberikan kesejukan dalam upaya keberlanjutan. Sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global seringkali didorong untuk dapat berkontribusi dalam langkah pengurangan emisi karbon atau dekarbonisasi. Maka dari itu, industri hijau sebagai bagian dari bisnis berkelanjutan dapat menjadi opsi yang bisa dipilih perusahaan dan entitas komersial lainnya dalam mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan keberlanjutan. Namun, apa itu industri hijau beserta tujuan, keuntungan, dan contohnya? Apa Itu Industri Hijau? Dilansir dari Tirto ID, menurut Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin RI), pengertian industri hijau adalah… Bagaimana Cara Tepat Memilih Carbon Accounting Software untuk Industri? Carbon Accounting – Seiring dengan meningkatnya sustainability awareness di berbagai kalangan, banyak pihak mulai turut serta menerapkan praktik-praktik kebelanjutan melalui berbagai cara.  Peningkatan dampak perubahan iklim seakan menjadi ‘alarm’ yang mendorong masyarakat untuk bergabung dalam upaya mitigasi iklim. Utamanya dari sektor …

Jarang Disadari, Bahaya Gelombang Panas Ekstrem Terhadap Lingkungan dan Kesehatan

Jarang Disadari, Bahaya Gelombang Panas Ekstrem Terhadap Lingkungan dan Kesehatan

Bahaya gelombang panas merupakan suatu hal yang nyatanya kurang banyak disadari oleh masyarakat. Terdapat berbagai dampak yang bisa muncul dari terpapar panas ekstrem yang tidak normal, meskipun tidak selalu langsung terlihat. Baca Juga: 3 Tragedi Akibat Gelombang Panas Ekstrem Belakangan ini, fenomena gelombang panas terus melanda banyak wilayah di seluruh dunia. Pada April sampai dengan Mei lalu terjadi peningkatan suhu melebihi 40 derajat Celcius di sebagian besar wilayah Asia, termasuk Thailand, India, China, Filipina, Vietnam, juga Palestina. Kondisi tersebut juga dirasakan di benua lainnya. Al Jazeera melaporkan bahwa panas mematikan baru-baru ini turut menyelimuti wilayah Amerika Serikat, Meksiko, dan Amerika Tengah. Tepatnya terjadi pada bulan Mei dan Juni. Menurut para ahli, gelombang panas yang terjadi di berbagai wilayah diperkirakan akan semakin sering terjadi akibat pemanasan global. Sebuah studi yang dilakukan pada 2021 lalu menemukan bahwa paparan panas ekstrem di atas 30 derajat Celcius terus tumbuh hingga tiga kali lipat antara tahun 1983 dan 2016. Meningkatkan dampak yang sudah signifikan bagi kondisi di bumi. Baca Juga: Asia Disebut Paling Terdampak oleh Gelombang Panas Ekstrem Bahaya Gelombang Panas Terhadap Kesehatan Kondisi gelombang panas yang menyebabkan suhu semakin tinggi memiliki bahaya yang besar bagi kesehatan masyarakat, khususnya mereka yang terpapar secara langsung terus menerus. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut bahwa gelombang panas menjadi salah satu bencana alam yang paling berbahaya, tetapi jarang disadari sebab efeknya tidak selalu terlihat dalam waktu yang singkat. Akan tetapi, konsisten terpapar dapat mengancam kesehatan sampai menimbulkan kematian. Dampak langsung yang berpotensi dirasakan manusia akibat terpapar suhu yang tinggi ialah kelelahan hebat, pusing, mual, keram hingga sakit kepala. Terjadi akibat tubuh kehilangan air dan garam melalui keringat berlebih. Kemudian, apabila tubuh mengalami kesusahan dalam mengatur suhu internalnya dan naik dengan cepat, dapat terjadi heatstroke berupa kulit panas, kebingungan, kejang, dan kehilangan kesadaran. Gelombang panas juga umumnya akan menyebabkan cairan tubuh berkurang lebih cepat. Jika lebih parah, kondisi ini dapat memperburuk kondisi jantung dan meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.  Dikutip dari Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), diperkirakan saat ini terdapat lebih dari 200 juta orang terpapar gelombang panas. Kondisi ini menjadi lebih berbahaya terutama bagi kelompok rentan termasuk orang tua, penderita penyakit kronis, wanita hamil, anak-anak, pekerja luar ruangan, juga orang dengan akses ke fasilitas perlindungan yang terbatas. Bersumber dari WHO, berdasarkan sebuah jurnal penelitian yang dirilis tahun 2021, dari tahun 2000 sampai dengan 2019, terjadi sekitar 489.000 kematian akibat panas setiap tahunnya. Oleh karena itu, dibutuhkan langkah-langkah pencegahan dan edukasi yang dilakukan masyarakat agar risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh gelombang panas dapat diminimalkan. Bahaya Gelombang Panas Terhadap Lingkungan Tidak hanya berdampak pada kesehatan manusia, bahaya gelombang panas juga menyasar dan membawa konsekuensi serius bagi lingkungan. Mengakibatkan masalah ekologis yang patut diwaspadai. Cuaca panas yang terjadi dapat mengancam keberlangsungan flora dan fauna yang ada di alam liar. Perubahan suhu ekstrem memaksa hewan untuk beradaptasi, seperti bermigrasi ke daerah yang lebih sejuk dan mendorong mereka menemukan air dan makanan yang cukup. Pola tumbuh tanaman juga bisa jadi terganggu akibat kondisi cuaca ekstrem, sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem Suhu tinggi juga dapat meningkatkan konsentrasi polutan di udara, memburuk efek pulau panas perkotaan, merusak infrastruktur, menyebabkan kekeringan di berbagai daerah khususnya pertanian, dan menghilangkan kesuburan yang berdampak pada degradasi tanah dan gagal panen,  Kebakaran hutan merupakan salah satu yang sering dikhawatirkan apabila cuaca sangat panas dan kondisi kering. Kebakaran hutan bisa berdampak pada hilangnya keanekaragaman hayati, memusnahkan spesies endemik di suatu vegetasi. Untuk mengurangi dampak negatif ini, diperlukan tindakan kolektif untuk memitigasi perubahan iklim, mengadopsi praktik pertanian berkelanjutan, meningkatkan manajemen air, dan memperkuat kebijakan perlindungan lingkungan.  /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Gas Metana dari Sampah Organik: Ancaman Tersembunyi Lapisan Ozon Sampah organik, seperti sisa makanan dan limbah pertanian, sering kali dianggap sebagai masalah lingkungan yang perlu dikelola dengan baik untuk menghindari pencemaran. Namun, ancaman yang ditimbulkan oleh sampah organik tidak hanya terbatas pada pencemaran tanah dan air. Salah satu bahaya yang kurang diperhatikan adalah emisi gas metana yang dihasilkan dari dekomposisi sampah organik, yang memiliki dampak serius terhadap lapisan ozon dan perubahan iklim global. Baca Juga: 5 Organisasi Atasi Masalah Sampah di Indonesia Gas Metana (CH4) adalah gas rumah kaca yang sangat kuat dengan potensi pemanasan global yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan karbon dioksida (CO2). Meski metana hanya bertahan… Sektor Perekonomian Dunia Terancam Merugi Akibat Gelombang Panas Gelombang panas nampaknya tidak hanya menjadi dampak dari pemanasan global yang turut ‘menghangatkan’ makhluk hidup di berbagai belahan dunia, tetapi juga menimbulkan panas yang mengkhawatirkan perekonomian global.  Berdasarkan studi yang dilakukan Dartmouth terkait kondisi ini, ditemukan fakta bahwa gelombang panas akibat pemanasan global telah menimbulkan kerugian bagi ekonomi dunia hingga triliunan dolar sejak awal tahun 1990-an. Negara di wilayah tropis yang cenderung memiliki pendapatan per kapita lebih rendah disebut-sebut sebagai yang paling rentan dan menderita akibat peningkatan suhu yang tidak normal.  Bagaimana Gelombang Panas Mengancam Perekonomian? Selama paruh pertama 2024, gelombang panas telah melanda banyak wilayah di seluruh dunia. Dampaknya… Jarang Disadari, Bahaya Gelombang Panas Ekstrem Terhadap Lingkungan dan Kesehatan Bahaya gelombang panas merupakan suatu hal yang nyatanya kurang banyak disadari oleh masyarakat. Terdapat berbagai dampak yang bisa muncul dari terpapar panas ekstrem yang tidak normal, meskipun tidak selalu langsung terlihat. Belakangan ini, fenomena gelombang panas terus melanda banyak wilayah di seluruh dunia. Pada April sampai dengan Mei lalu terjadi peningkatan suhu melebihi 40 derajat Celcius di sebagian besar wilayah Asia, termasuk Thailand, India, China, Filipina, Vietnam, juga Palestina. Kondisi tersebut juga dirasakan di benua lainnya. Al Jazeera melaporkan bahwa panas mematikan baru-baru ini turut menyelimuti wilayah Amerika Serikat, Meksiko, dan Amerika Tengah. Tepatnya terjadi pada bulan Mei dan Juni.… 3 Tragedi Akibat Gelombang Panas Ekstrem Gelombang panas telah menjadi fenomena cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi akibat perubahan iklim. Para ilmuwan menyebut bahwa peluang terjadinya peristiwa semacam ini dalam satu tahun tertentu bisa meningkat sekitar 10% di berbagai daerah. Baca Juga: Asia Disebut Paling Terdampak oleh Gelombang Panas Ekstrem Suhu yang semakin tinggi sekarang ini berdampak signifikan terhadap kegiatan sehari-hari manusia. Salah satunya berpengaruh pada penyelenggaraan beberapa acara berikut ini. Apa saja itu? 1. …

3 Tragedi Akibat Gelombang Panas Ekstrem

3 Tragedi Akibat Gelombang Panas Ekstrem

Gelombang panas telah menjadi fenomena cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi akibat perubahan iklim. Para ilmuwan menyebut bahwa peluang terjadinya peristiwa semacam ini dalam satu tahun tertentu bisa meningkat sekitar 10% di berbagai daerah. Baca Juga: Asia Disebut Paling Terdampak oleh Gelombang Panas Ekstrem Suhu yang semakin tinggi sekarang ini berdampak signifikan terhadap kegiatan sehari-hari manusia. Salah satunya berpengaruh pada penyelenggaraan beberapa acara berikut ini. Apa saja itu? 1. Jambore Pramuka Dunia di Tengah Gelombang Panas Ekstrem di Korea Selatan Pada pertengahan tahun 2023 lalu, Korea Selatan dihadapkan pada kondisi cuaca panas dengan suhu melebihi 30 derajat Celcius. Di tengah kondisi tersebut, berlangsung sebuah kegiatan yaitu World Scout Jamboree atau Jambore Pramuka Dunia ke-25 yang menjadikan Korea Selatan sebagai tuan rumahnya. Acara empat tahun sekali ini diadakan di Provinsi Joella Utara yang saat itu tengah mencapai suhu 35 derajat Celcius. Akibatnya, dari sekitar 43 ribu peserta dari seluruh dunia yang turut serta, 600 orang di antaranya jatuh sakit, kelelahan parah, dan dirawat di rumah sakit darurat karena penyakit terkait panas. Sebagian besar mengalami gejala ringan seperti sakit kepala, pusing, dan mual, menurut petugas setempat. Kondisi ini juga membuat beberapa negara dari sekitar 155 negara yang hadir menarik anggotanya dari acara tersebut. Beberapa lainnya terpaksa merelokasi ribuan orang ke tempat yang lebih aman dengan biaya dan sumber daya sendiri. Sebagai upaya mengatasi hal tersebut, Perdana Menteri Korea Han Duck-soo memerintahkan 30 dokter militer dan 60 perawat untuk pergi ke kamp guna menangani keadaan darurat. Ambulans, mobil pendingin, serta bus antar-jemput juga dikerahkan untuk membantu mengamankan jalannya kegiatan jambore. Baca Juga: Jarang Disadari, Bahaya Gelombang Panas Ekstrem Terhadap Lingkungan dan Kesehatan 2. Gelombang Panas Ekstrem Menyelimuti Konser Taylor Swift di Brasil Gelombang panas ekstrem yang melanda sebagian wilayah Brasil juga berdampak pada Konser The Eras Tour yang diadakan Taylor Swift di Kota Rio de Jenairo, pada November 2023 lalu. Konser yang berlangsung di bawah terik matahari dengan suhu mencapai 41 derajat Celcius tersebut, menyebabkan banyak penonton menderita kepanasan yang parah. Akibatnya, beberapa orang pingsan sampai mendapatkan perawatan di pusat medis terdekat. Kondisi tersebut juga salah satunya menyebabkan seorang penggemar meninggal dunia setelah pingsan dan dilarikan ke rumah sakit. Menurut Departemen Kesehatan Brazil, gadis tersebut mengalami cardiorespiratory arrest atau henti jantung dan pernafasan karena terpapar panas yang disebut-sebut paling tidak manusiawi sepanjang sejarah. Dikutip dari laman NBC News, berdasarkan pantauan oleh MetSul Meteorologia Brasil, heat index di Kota Rio de Jenairo “terasa seperti” di angka 59 derajat celcius. Suhu yang sangat panas di Brasil ini telah berlangsung selama sekitar seminggu. Mencatatkan serangkaian rekor suhu tertinggi bulanan dan sepanjang masa. 3. Cuaca Panas Ekstrem Selama Pelaksanaan Haji 2024 di Arab Saudi  Salah satu ibadah tahunan umat Islam, yakni ibadah haji di Arab Saudi, berlangsung dengan dibarengi terjadinya suhu panas yang ekstrem, sebagaimana dikutip dari laman DW. Menurut Lembaga Meteorologi Nasional Arab Saudi, iklim yang menyelimuti kegiatan haji tahun ini diperkirakan mengalami peningkatan suhu rata-rata 1,5 sampai 2 derajat Celcius. Berada di atas suhu normal Kota Mekkah dan Madinah. Di Mekkah sendiri, tercatat suhu berada di sekitar angka 44-51,8 derajat Celcius di siang hari. Di lokasi lainnya, cuaca panas juga sama hebatnya. Kondisi panas ini menyelimuti sekitar 2 juta jamaah haji yang terus bergerak ke banyak lokasi sebagai bagian dari tata laksana ibadah haji. Berdasarkan data yang dihimpun CNN, cuaca panas ekstrem yang terjadi selama musim haji tahun 2024 telah menyebabkan sekitar 480 jemaah dari seluruh dunia meninggal dunia akibat kelelahan dan sakit terkait panas. Terdapat juga ratusan orang yang dirawat karena sengatan panas, pusing, dan kondisi lainnya.  Sebelumnya, pemerintah setempat telah menghimbau para jemaah dan petugas terkait potensi suhu tinggi yang akan terjadi. Oleh karena itu, para petugas haji juga berupaya mengerahkan segala teknologi dan usaha untuk membantu mengurangi panas, seperti memasang kipas angin uap air, stasiun air portable, sampai melengkapi tenda-tenda dengan AC. Para jemaah juga dihimbau menjaga kondisi tubuh masing-masing, menghindari diri dari dehidrasi dan kelelahan berlebih. Perubahan iklim telah banyak mengubah kondisi dan kebiasaan masyarakat dalam beraktivitas. Suhu bumi yang semakin tinggi memberikan tantangan yang besar bagi banyak pihak, salah satunya penyelenggara acara dalam menerapkan acara yang mendukung langkah-langkah adaptasi serta mitigasi, keselamatan dan kenyamanan peserta terhadap kondisi cuaca yang tidak menentu. Pelaku usaha, bisnis, perusahaan juga dapat turut serta dalam melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik untuk dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Gas Metana dari Sampah Organik: Ancaman Tersembunyi Lapisan Ozon Sampah organik, seperti sisa makanan dan limbah pertanian, sering kali dianggap sebagai masalah lingkungan yang perlu dikelola dengan baik untuk menghindari pencemaran. Namun, ancaman yang ditimbulkan oleh sampah organik tidak hanya terbatas pada pencemaran tanah dan air. Salah satu bahaya yang kurang diperhatikan adalah emisi gas metana yang dihasilkan dari dekomposisi sampah organik, yang memiliki dampak serius terhadap lapisan ozon dan perubahan iklim global. Baca Juga: 5 Organisasi Atasi Masalah Sampah di Indonesia Gas Metana (CH4) adalah gas rumah kaca yang sangat kuat dengan potensi pemanasan global yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan karbon dioksida (CO2). Meski metana hanya bertahan… Sektor Perekonomian Dunia Terancam Merugi Akibat Gelombang Panas Gelombang panas nampaknya tidak hanya menjadi dampak dari pemanasan global yang turut ‘menghangatkan’ makhluk hidup di berbagai belahan dunia, tetapi juga menimbulkan panas yang mengkhawatirkan perekonomian global.  Berdasarkan studi yang dilakukan Dartmouth terkait kondisi ini, ditemukan fakta bahwa gelombang panas akibat …

Asia Disebut Paling Terdampak oleh Gelombang Panas Ekstrem

Asia Disebut Paling Terdampak oleh Gelombang Panas Ekstrem

Gelombang panas ekstrem melanda benua Asia pada April lalu. Banyak masyarakat di berbagai negara, khususnya Asia Tenggara dan Asia Selatan, menghadapi kondisi yang sulit akibat suhu tinggi yang bahkan memecahkan rekor tertinggi sepanjang sejarah. Dikutip dari laman Reuters, berbagai wilayah di Bangladesh, Thailand, Myanmar, Filipina, China, juga India dilanda suhu melebihi 40 derajat Celcius dalam beberapa minggu. Ilmuwan menyebut, hal ini salah satunya terjadi sebagai akibat dari perubahan iklim yang disebabkan manusia. Baca Juga: 4 Negara di Asia dengan Suhu Tertinggi Akibat Gelombang Panas Faktor Di Balik Meningkatnya Gelombang Panas Kondisi memanasnya suhu rata-rata bumi sejatinya telah dimulai sejak beberapa dekade lalu. Aktivitas manusia dan segala perkembangannya diyakini turut serta dalam menyebabkan hal ini.  Semua kehidupan di berbagai belahan dunia akan terdampak oleh terjadinya global warming atau pemanasan global. Akan tetapi, Asia disebut-sebut terus memanas dan prosesnya berjalan lebih cepat daripada rata-rata global, tren pemanasannya terjadi hampir dua kali lipat sejak 1961-1990.  Penelitian oleh World Weather Attribution (WWA) baru-baru ini menemukan bahwa, gelombang panas yang terjadi April lalu di beberapa negara Asia disebabkan utamanya oleh perubahan iklim, sehingga meningkatkan terjadinya panas ekstrem sekitar 30-45 kali lebih sering dari biasanya. Hal tersebut juga meningkatkan suhu 0,85-1 derajat Celcius lebih panas dari rata-rata.  Masih berdasarkan laporan WWA, dalam iklim sekarang, peristiwa panas ekstrem tidak akan lagi menjadi sebuah hal yang langka. Padahal, ilmuwan menyatakan gelombang panas April lalu adalah peristiwa yang kemungkinan terjadi sekali dalam 200 tahun. Namun, jika melihat dari suhu rata-rata bumi yang konsisten naik hampir 1 derajat Celcius setiap tahunnya, maka peluang terjadinya peristiwa panas ekstrem dapat turut meningkat.  Baca Juga: 5 Fakta Gas Metana Sebagai Kontributor Pemanasan Global Dampak dari Peristiwa Gelombang Panas yang Melanda Asia Terjadinya gelombang panas ekstrem pada April lalu tentu memiliki dampak besar bagi masyarakat.  Di Filipina misalnya, panas ekstrem menyebabkan pemerintah setempat harus menutup sementara sekitar 47 ribu sekolah untuk pembelajaran tatap muka. Para siswa diminta belajar secara daring di rumah masing-masing demi menghindari potensi terjadinya gangguan kesehatan akibat sengatan matahari. Kemudian, cuaca panas yang juga melanda Thailand menyebabkan setidaknya 30 orang meninggal dunia. Bangladesh dan Laos yang mengalami suhu melebihi 40 derajat Celcius, dihadapkan pada kerusakan infrastruktur, kekurangan listrik, sampai dengan lonjakan kasus sengatan panas akibat kondisi ekstrem yang terjadi. Selain itu, gelombang panas juga memperburuk kondisi para pengungsi di daerah kamp pengungsian dan zona konflik Asia Barat. Di Gaza, panas ekstrem memperburuk kondisi kehidupan sekitar 1,7 juta orang di sana. Menimbulkan berbagai tekanan tambahan salah satunya beradaptasi di bawah terik matahari yang ekstrem. Gelombang panas ini juga dapat berdampak pada hal lainnya seperti pekerja konstruksi, pengemudi angkutan, petani, nelayan, dan masih banyak lagi. Hal ini dapat berpengaruh terhadap mata pencaharian, jumlah pendapatan, juga mengakibatkan risiko bagi kesehatan. Dikutip dari CNN, menurut Chaya Vaddhanaphuti, salah satu penulis laporan WWA dan dosen di departemen geografi Universitas Chang Mai Thailand, terjadinya gelombang panas akan paling banyak berdampak pada masyarakat miskin dan rentan. Mereka yang tidak memiliki akses memadai ke layanan kesehatan dan sistem pendingin, serta pekerja lapangan yang terpapar langsung sinar matahari, adalah yang paling berisiko mengalami tekanan panas. Adaptasi dan Mitigasi Menghadapi Gelombang Panas Gelombang panas merupakan fenomena cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi akibat perubahan iklim. Adaptasi dan mitigasi perlu dilakukan untuk mengurangi kerentanan terhadap dampak negatif serta intensitas gelombang panas yang terjadi. Berkomitmen dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dari berbagai sektor, menerapkan praktik pertanian berkelanjutan, melakukan restorasi ekosistem, mengoptimalkan ventilasi alami pada bangunan, sampai dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya gelombang panas dan cara-cara untuk melindungi diri, seperti minum air yang cukup, dan lain sebagainya adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menghadapi kondisi ini. Pelaku usaha, bisnis, perusahaan juga dapat turut serta dalam melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik untuk dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. Similar Article 5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim Isu terkait perubahan iklim semakin menjadi pembahasan yang ramai diperbincangkan saat ini. Di seluruh dunia, masyarakat lintas generasi mulai menunjukkan ketertarikannya akan informasi tentang perubahan iklim. Hasil survei People’s Climate Vote 2024 menunjukkan bahwa sekitar 87 persen populasi dunia telah menaruh perhatian mereka pada isu ini. Sementara itu, 63 persen pengisi survei sudah mulai mempertimbangkan dampak perubahan iklim terhadap keputusan yang mereka buat. Melalui kondisi ini, bisa digambarkan bahwa perubahan iklim semakin memberikan pengaruhnya terhadap orang-orang di berbagai belahan dunia. Mengganggu mereka dengan beragam cara. Perubahan iklim tidak lagi sebatas konteks khusus bagi beberapa kalangan. Istilah ini perlu diumumkan lebih… Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini Jejak karbon merupakan sejumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang lepas ke atmosfer dan bersumber dari berbagai kegiatan tertentu. Konsentrasi emisi karbon antropogenik atau yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sumber yang paling dominan dalam menimbulkan dampak bagi lingkungan. Salah satunya berasal dari sektor industri yang disebut sebagai kontributor utama emisi karbon global.  Menurut laporan emisi CO2 tahun 2022 oleh IEA, emisi karbon dioksida global dari pembakaran energi dan proses industri telah mencapai level tertinggi sepanjang masa, yakni sebesar 36,8 Gt pada 2022. Meskipun produksi emisi karbon dari industri sempat menyusut 5 persen pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19, akan… Pengertian Industri Hijau: Tujuan, Manfaat, dan Contohnya Penerapan industri hijau di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim selayaknya angin segar yang memberikan kesejukan dalam upaya keberlanjutan. Sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global seringkali didorong untuk dapat berkontribusi dalam langkah pengurangan emisi karbon …

Ancaman Polusi Udara dari Asap Industri

5 Fakta Gas Metana Sebagai Kontributor Pemanasan Global

Kita mengenal karbon dioksida (CO2) sebagai penyebab meningkatnya suhu rata-rata bumi. Akan tetapi, terdapat senyawa utama lain yaitu gas metana (CH4) yang juga merupakan kontributor utama pemanasan global.  Baca Juga: Mampukah Kegiatan Menanam Pohon Membantu Melawan Pemanasan Global? Gas metana merupakan komponen utama gas alam yang bersifat sangat mudah terbakar, tidak memiliki warna serta bau. Metana umumnya dapat diproduksi secara alami oleh alam melalui proses metanogenesis, terutama dari dekomposisi anaerob, juga dipengaruhi oleh aktivitas manusia, disebut juga antropogenik, meliputi kegiatan pertanian, tempat pembuangan sampah, dan lainnya. Keberadaan metana di atmosfer dapat mempengaruhi suhu dan sistem iklim bumi. Para ilmuwan menemukan bahwa metana telah berkontribusi besar atas terjadinya 30 persen pemanasan global sejak Revolusi Industri. Konsentrasinya bahkan terus meningkat lebih dari 200 kali lipat, menurut NASA. Oleh karena memiliki dampak yang signifikan terhadap kondisi bumi, yuk kita ketahui beberapa fakta penting terkait gas metana. 1. Gas Metana Lebih Kuat Daripada Karbon Dioksida Dibandingkan karbon dioksida, satu molekul metana memiliki efek pemanasan yang jauh lebih besar dan kuat sampai dengan 28 kali lipatnya dalam periode 100 tahun, menurut Environment Protection Agency (US EPA).  Metana yang lepas dan terperangkap di atmosfer menyerap radiasi inframerah (IR) yang dipancarkan oleh permukaan bumi. Setelah menyerap radiasi ini, molekul metana memancarkan kembali energi dalam bentuk panas, yang meningkatkan suhu atmosfer. Bertindak seperti selimut yang menjaga panas. Metana memiliki masa hidup di atmosfer yang relatif singkat, sekitar 10 tahun dan akan pecah menjadi karbon dioksida dan air setelahnya. Namun, kekuatannya dalam menghasilkan dampak terhadap pemanasan global sangat kuat selama periode itu.  2. Jumlah Gas Metana Melimpah di Alam Metana dapat dihasilkan dari sumber alami juga oleh aktivitas manusia. Rawa-rawa, sawah, dan hewan pemamah biak, serta produksi dan transportasi minyak dan gas alam, tempat pembuangan sampah, dan penambangan batu bara, seluruhnya menghasilkan jumlah metana yang beragam. Seperti produksi dan penggunaan bahan bakar fosil menghasilkan hampir 120 juta ton emisi metana pada tahun 2023 atau 10 juta ton emisi metana lainnya berasal dari bioenergi, sebagaimana berdasarkan laporan terbaru dari International Energy Agency (IEA). Kemudian, menurut perhitungan Statistika, jika dilihat secara menyeluruh, kelimpahan metana di atmosfer global yang dirata-ratakan setiap bulan mencapai titik tertinggi 1.924,65 bagian per miliar (ppb) per bulan Desember 2022. Konsentrasi metana atmosfer tahunan yang dirata-ratakan secara global telah meningkat secara signifikan selama tiga dekade terakhir. Berdasarkan fakta pada penjelasan sebelumnya, ilmuwan berpendapat bahwa metana telah bertanggung jawab atas sepertiga kondisi panas yang terjadi saat ini. Tanpa tindakan pengurangan yang pasti, emisi metana antropogenik global diproyeksikan akan meningkat hingga 13% antara tahun 2020 dan 2030. 3. Gas Metana Mempengaruhi Kualitas Udara Selain berkontribusi terhadap pemanasan global, metana juga dapat mempengaruhi kualitas udara karena dapat menyebabkan kerusakan ozon di permukaan tanah (troposfer). Saat metana dilepaskan ke udara, ia bereaksi dengan beberapa cara yang berbahaya. Ketika bereaksi dengan nitrogen oksida (NOx) di bawah sinar matahari, metana dapat menghasilkan ozon troposferik, yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Menimbulkan potensi gangguan saluran pernapasan, penyakit paru-paru, serangan asma, meningkatkan angka kelahiran prematur, morbiditas dan mortalitas kardiovaskular, dan meningkatkan risiko stroke.  4. Sektor Industri Energi Berperan Besar Menghasilkan Gas Metana Sumber emisi metana umumnya lebih banyak dihasilkan dari aktivitas manusia, utamanya adalah sektor industri. Menurut hasil analisis IEA, ditemukan bahwa industri energi global bertanggung jawab atas 135 juta ton metana yang dilepaskan ke atmosfer pada tahun 2022. Saat ini, sektor energi menyumbang sekitar 40% dari total emisi metana yang disebabkan oleh aktivitas manusia, kedua setelah pertanian. 5. Gas Metana Bermanfaat Sebagai Sumber Energi Alternatif Meskipun gas metana (CH4) dikenal luas karena dampaknya sebagai gas rumah kaca yang kuat, ia juga memiliki beberapa manfaat penting. Sebagai komponen utama gas alam, metana merupakan sumber energi penting untuk pemanasan, pembangkit listrik, dan memasak. Menghasilkan lebih sedikit emisi karbon dioksida (CO2) dibandingkan dengan batu bara atau minyak ketika dibakar, menjadikannya pilihan yang lebih bersih untuk pembangkit energi. Metana juga dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk kendaraan dalam bentuk gas alam terkompresi (CNG) atau gas alam cair (LNG). Metana yang dihasilkan dari proses pencernaan anaerobik bahan organik (seperti limbah pertanian, kotoran hewan, dan limbah makanan) pun dapat dikumpulkan sebagai biogas. Mengumpulkan dan memanfaatkan metana dari berbagai sumbernya dapat membantu mengurangi emisi metana yang tidak terkendali ke atmosfer. Penting untuk tetap memperhatikan pengelolaan yang baik dan teknologi canggih untuk meminimalkan kebocoran dan emisi metana yang tidak terkendali. Kesimpulan  Pelaku usaha, bisnis, perusahaan juga dapat turut serta dalam melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik untuk dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. Similar Article 5 Fakta Gas Metana Sebagai Kontributor Pemanasan Global Kita mengenal karbon dioksida (CO2) sebagai penyebab meningkatnya suhu rata-rata bumi. Akan tetapi, terdapat senyawa utama lain yaitu gas metana (CH4) yang juga merupakan kontributor utama pemanasan global.  Baca Juga: Mampukah Kegiatan Menanam Pohon Membantu Melawan Pemanasan Global? Gas metana merupakan komponen utama gas alam yang bersifat sangat mudah terbakar, tidak memiliki warna serta bau. Metana umumnya dapat diproduksi secara alami oleh alam melalui proses metanogenesis, terutama dari dekomposisi anaerob, juga dipengaruhi oleh aktivitas manusia, disebut juga antropogenik, meliputi kegiatan pertanian, tempat pembuangan sampah, dan lainnya. Keberadaan metana di atmosfer dapat mempengaruhi suhu dan sistem iklim bumi. Para ilmuwan menemukan… 5 Cara Menjadikan Rumah Sejuk Tanpa AC Menciptakan rumah sejuk tanpa AC sepertinya menjadi upaya yang membutuhkan usaha besar di kondisi sekarang ini. Khususnya bagi masyarakat yang tinggal di wilayah perkotaan dengan minim vegetasi. Baca Juga: Panduan Memulai Kebiasaan Ramah Lingkungan dalam Keseharian Dilihat secara total, tercatat …