5 Musisi yang Aktif pada Gerakan Lingkungan

5 Musisi yang Aktif pada Gerakan Lingkungan

Menyebarluasnya isu perubahan iklim telah menjadi ancaman yang nyata bagi seluruh makhluk hidup di bumi. Seiring dengan kondisi ini, inisiatif untuk melakukan gerakan peduli lingkungan juga banyak bermunculan. Mulai dari gerakan yang dilakukan oleh pemerintah, perusahaan dan bisnis, organisasi dan komunitas, sampai dengan para selebriti dan musisi. Baca Juga: 5 Smartphone yang Berinovasi untuk Lebih Ramah Lingkungan Menyadari kekuatan dari daya pengaruh (influence) yang dimiliki oleh para musisi, tidak sedikit dari mereka yang mulai aktif dalam gerakan lingkungan. Mari simak 5 musisi berikut yang secara aktif menyuarakan kepedulian terhadap lingkungan yang berkelanjutan! Musisi Lingkungan: Coldplay Grup band Coldplay dengan Chris Martin sebagai vokalisnya merupakan salah satu contoh grup musik yang aktif pada gerakan peduli lingkungan. Kepedulian Coldplay terhadap lingkungan ditunjukkan dengan kontribusi aktifnya pada kampanye untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Tidak hanya itu, pada tahun 2019, Chris Martin menyatakan bahwa Coldplay tidak akan mengadakan tur konser sampai mereka benar-benar mampu menggelarnya dengan lebih ramah lingkungan. Selang empat tahun kemudian, di 2023 mereka akhirnya menggelar tur musik di Jakarta dengan membawa inisiatif untuk mengurangi emisi karbon mereka hingga 50% melalui tiga prinsip berkelanjutan; reduce, reinvent, dan restore.  Musisi Lingkungan: Ed Sheeran Ed Sheeran adalah salah satu musisi dunia yang juga memiliki perhatian khusus pada lingkungan. Salah satu bentuk dukungan terhadap keberlanjutan lingkungan adalah pada kampanye “No Single Use Plastic”. Selain itu, Ed Sheeran juga diketahui telah menyumbangkan pendapatan dari konsernya untuk organisasi yang bergerak di bidang lingkungan yaitu London Wildlife Trust. Ed Sheeran mengakui bawa dirinya merasa bertanggungjawab untuk menghijaukan Inggris, karena jejak karbon yang ia hasilkan sebagai warga negara dirasa tidak sedikit.  Musisi Lingkungan: Billie Eilish Musisi muda dan bertalenta, Billie Eilish adalah salah satu musisi yang juga aktif mengadvokasikan isu-isu lingkungan. Salah satu kampanye yang aktif diikutinya adalah “Vote Climate U.S. PAC” yang berfokus pada isu perubahan iklim.  Di samping itu, Billie Eilish juga sempat meraih penghargaan EMA Missions in Music Awards atas pastisipasinya di kampanye hijau. Penghargaan ini diselenggarakan oleh The Environmental Media Association di Los Angeles.  Musisi Lingkungan: Lana Del Rey Musisi berikutnya yang juga menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan adalah Lana Del Rey. Melalui lagu berjudul ‘The Greatest’, Lana Del Rey menceritakan kondisi perubahan iklim di bumi. Liriknya, “L.A.’s in flames, it’s getting hot… Life on Mars ain’t just a song’, menggambarkan betapa mendalamnya perasaan Lana Del Rey melihat kondisi bumi yang semakin panas tersebut.  Musisi Lingkungan: Efek Rumah Kaca Bukan hanya musisi dunia saja, Indonesia juga memiliki musisi yang peduli terhadap lingkungan. Seperti namanya Efek Rumah Kaca (ERK) adalah musisi yang sejak tahun 2009 telah berusaha untuk membangun kesadaran untuk menciptakan lingkungan hijau. Seperti melalui lagu-lagunya yaitub “Debu-Debu Berterbangan”, “Di Udara”, “Belanja Terus Sampai Mati”, dan “Tiba-Tiba Jadi Batu” yang menceritakan mengenai kondisi iklim bumi yang semakin mengkhawatirkan. Baca Juga: 5 Buku Climate Change Tingkatkan Pemahaman Lingkungan Melihat bahwa kepedulian terhadap lingkungan bisa dilakukan oleh siapa saja, termasuk oleh para musisi. Maka, setiap dari kita juga perlu untuk lebih sadar dan memahami bagaimana cara untuk menjaga lingkungan alam. Saat itu, telah hadir layanan All-In-One Solution dari Satuplatform untuk dapat membantu mendukung inisiatif setiap pihak yg peduli pada lingkungan. Coba FREE DEMO ini sekarang juga! /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article 5 Titik Paru-Paru Dunia yang Berperan Menyerap Emisi Gas Rumah Kaca Hutan sering disebut sebagai “paru-paru dunia” karena peran vital mereka dalam menghasilkan oksigen dan menyerap karbon dioksida (CO2) dari atmosfer.  Hutan hujan salah satunya, mendukung keanekaragaman terbesar spesies tumbuhan dan hewan. Wilayah ini juga menjadi rumah bagi beragam suku dan kelompok masyarakat adat. Hutan berperan penting dalam membantu mengatur iklim lokal dan melawan pemanasan global. Berikut ini adalah 3 hutan hujan di dunia yang punya peran menyerap emisi gas rumah kaca di atmosfer. 1. Hutan Hujan Amazon Amazon merupakan hutan hujan tropis terbesar dan paling terkenal di dunia dengan luas mencapai 526 juta hektar. Lokasinya terletak di Amerika Selatan dan… 3 Inspirasi Desain Bangunan Gedung Hijau dari Seluruh Dunia Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup di tengah lingkungan yang asri, mendorong berbagai inisiatif dan langkah berkelanjutan dari berbagai pihak demi mendukung terciptanya kondisi tersebut. Bangunan gedung hijau pun menjadi salah satu pilihan yang menawarkan berbagai manfaat ekonomi, lingkungan, dan kesehatan. Bangunan dengan konsep hijau, umumnya dibangun dan dioperasikan dengan tujuan yang tidak hanya baik bagi penghuni, namun juga aman bagi alam sekitar. Didukung fitur-fitur yang mendukung efisiensi energi dan sumber daya, terciptanya kualitas udara yang baik, pengelolaan limbah yang efektif, sampai dengan fasilitas untuk gaya hidup ramah lingkungan. Sebab, menurut UN Environment Programme (UNEP), sektor bangunan dan konstruksi… Implementasi Bangunan Gedung Hijau di Wilayah DKI Jakarta Bangunan gedung hijau, atau dikenal juga sebagai bangunan ramah lingkungan, hadir dengan konsep struktur yang dirancang, dibangun, dan dioperasikan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup penghuninya.  Bangunan dengan konsep ini umumnya berdiri dengan pendekatan konstruksi yang mencakup seluruh siklus hidup bangunan. Hal ini termasuk di antaranya penentuan lokasi, desain konstruksi, pengoperasian, pemeliharaan, renovasi, sampai dengan pembongkaran. Sebuah bangunan tidak dapat disebut sebagai bangunan hijau atau gedung hijau begitu saja sebelum dapat memastikan kriterianya terpenuhi. Green Building Council Indonesia (GBCI) yang merupakan lembaga yang berwenang menyelenggarakan sertifikasi bangunan hijau di Indonesia, telah merilis beberapa kriteria untuk menentukan… Bangunan Gedung Hijau: Pengertian, Kriteria, hingga Manfaatnya Di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim dan pemanasan global, manusia didorong untuk dapat beraktivitas dengan cara yang paling aman bagi alam. Termasuk dalam konteks pembangunan melalui implementasi bangunan gedung hijau sebagai salah satu upaya berkelanjutan. Bangunan gedung hijau atau green building diyakini memiliki berbagai manfaat secara ekonomi, lingkungan, dan kesehatan. Dengan desain yang bijak dan penggunaan teknologi ramah lingkungan, bangunan hijau membantu menciptakan lingkungan yang lebih sustainable, sehingga akan meningkatkan kualitas hidup penghuninya. Namun, bagaimana konsep bangunan gedung hijau sebenarnya? Apa Itu Bangunan Gedung Hijau? Bangunan hijau atau gedung hijau merupakan struktur yang dirancang, dibangun, dan dioperasikan untuk mengurangi dampak… Waspadai Peningkatan Penyakit Akibat Perubahan Iklim Disadari atau tidak, perubahan iklim telah menjadi isu lingkungan yang berdampak signifikan bagi banyak makhluk hidup di bumi. Keberlangsungan hidup beragam vegetasi dan spesies …

dekarbonisasi1

How Environmental Transparency Benefits Corporate Sustainability

As businesses and industries continue to expand, the environmental repercussions of their operations are also on the rise, posing increasingly difficult challenges to manage. This situation heightens the community’s expectations regarding a company’s role, responsibilities, and commitment to both the community and the environment. The commitment to maintaining the sustainability of the environment nowadays is a big matter. Concerning corporate responsibility, environmental transparency is an important part of the effort to maintain the stability of the ecosystem on Earth. In this article, we will go through environmental transparency and how it gives benefit to corporate sustainability. Understanding environmental transparency Environmental transparency refers to the concept of sharing detailed information and data on their operations beyond what’s legally required and making it available to the entitled parties. It means environmental transparency can be seen as the disclosure of pertinent information during decision-making processes or the divulgence of material facts, such as the impact of production goods activity on the landfill.  Oswald (2010) explains that environmental transparency is valuable information about how the company works and encourages community involvement and company disclosure. Environmental transparency significantly contributes to the sustainability of a firm and is crucial for decision-making strategies.  Read More: Pentingnya Transparansi dalam Laporan ESG dan Keberlanjutan Environmental Transparency to Customer Trust Businesses that embrace transparency have proven to increase their customer trust. In this case, transparency is the fundamental key to capitalizing on a consumer market that today is more focused on sustainability. According to an international study conducted by Unilever, it discovered that one-third of consumers are buying from brands that are seen as sustainable.  Being transparent about the real impact of products or services helps to show potential customers who are trustworthy and helps them to make more informed decisions.  Environmental Transparency for Tighten the Cooperation Besides the benefit to customer trust, being transparent also will help businesses to improve their relationship with clients which will lead the business to capture future improvements for more cooperation and colaboration.  If businesses are open with what they are doing, businesses are more likely to have people engage in a meaningful way. It all comes back to a very simple concept: doing the right thing is the right thing for your business, your employees, your customers and the planet. Environmental Transparency to Support Net Zero One of the important ambitions of environmental discourse is Net Zero. Most companies fail to provide a complete picture of their carbon footprint and environmental impact, thereby slowing progress towards Net Zero. Given the growing concern regarding the so-called “climate emergency”, environmental transparency on climate issues is essential. Companies that transparently demonstrate environmental initiatives and are able to calculate the reduction in the amount of emissions they produce mean that they are present as parties that concretely support Net Zero. Consistency to Environmental Transparency To present as a business that is transparent of its environmental impact requires consistency. Businesses should continuously provide information and data on the impact caused by products, services and businesses. As well as the waste management and emissions it produces.  By being consistent, customers will stay loyal and will open up possible corporations and investors. In supporting the consistency of environmental transparancy of business, now Satuplatform presents an all-in-one solution that gives reliable ESG reports and emission through Sustainabilty Reporting.  Consult now with Satuplatform FREE DEMO!  /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article 5 Titik Paru-Paru Dunia yang Berperan Menyerap Emisi Gas Rumah Kaca Hutan sering disebut sebagai “paru-paru dunia” karena peran vital mereka dalam menghasilkan oksigen dan menyerap karbon dioksida (CO2) dari atmosfer.  Hutan hujan salah satunya, mendukung keanekaragaman terbesar spesies tumbuhan dan hewan. Wilayah ini juga menjadi rumah bagi beragam suku dan kelompok masyarakat adat. Hutan berperan penting dalam membantu mengatur iklim lokal dan melawan pemanasan global. Berikut ini adalah 3 hutan hujan di dunia yang punya peran menyerap emisi gas rumah kaca di atmosfer. 1. Hutan Hujan Amazon Amazon merupakan hutan hujan tropis terbesar dan paling terkenal di dunia dengan luas mencapai 526 juta hektar. Lokasinya terletak di Amerika Selatan dan… 3 Inspirasi Desain Bangunan Gedung Hijau dari Seluruh Dunia Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup di tengah lingkungan yang asri, mendorong berbagai inisiatif dan langkah berkelanjutan dari berbagai pihak demi mendukung terciptanya kondisi tersebut. Bangunan gedung hijau pun menjadi salah satu pilihan yang menawarkan berbagai manfaat ekonomi, lingkungan, dan kesehatan. Bangunan dengan konsep hijau, umumnya dibangun dan dioperasikan dengan tujuan yang tidak hanya baik bagi penghuni, namun juga aman bagi alam sekitar. Didukung fitur-fitur yang mendukung efisiensi energi dan sumber daya, terciptanya kualitas udara yang baik, pengelolaan limbah yang efektif, sampai dengan fasilitas untuk gaya hidup ramah lingkungan. Sebab, menurut UN Environment Programme (UNEP), sektor bangunan dan konstruksi… Implementasi Bangunan Gedung Hijau di Wilayah DKI Jakarta Bangunan gedung hijau, atau dikenal juga sebagai bangunan ramah lingkungan, hadir dengan konsep struktur yang dirancang, dibangun, dan dioperasikan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup penghuninya.  Bangunan dengan konsep ini umumnya berdiri dengan pendekatan konstruksi yang mencakup seluruh siklus hidup bangunan. Hal ini termasuk di antaranya penentuan lokasi, desain konstruksi, pengoperasian, pemeliharaan, renovasi, sampai dengan pembongkaran. Sebuah bangunan tidak dapat disebut sebagai bangunan hijau atau gedung hijau begitu saja sebelum dapat memastikan kriterianya terpenuhi. Green Building Council Indonesia (GBCI) yang merupakan lembaga yang berwenang menyelenggarakan sertifikasi bangunan hijau di Indonesia, telah merilis beberapa kriteria untuk menentukan… Bangunan Gedung Hijau: Pengertian, Kriteria, hingga Manfaatnya Di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim dan pemanasan global, manusia didorong untuk dapat beraktivitas dengan cara yang paling aman bagi alam. Termasuk dalam konteks pembangunan melalui implementasi bangunan gedung hijau sebagai salah satu upaya berkelanjutan. Bangunan gedung hijau atau green building diyakini memiliki berbagai manfaat secara ekonomi, lingkungan, dan kesehatan. Dengan desain yang bijak dan penggunaan teknologi ramah lingkungan, bangunan hijau membantu menciptakan lingkungan yang lebih sustainable, sehingga akan meningkatkan kualitas hidup penghuninya. Namun, bagaimana konsep bangunan gedung hijau sebenarnya? Apa Itu Bangunan Gedung Hijau? Bangunan hijau atau gedung hijau merupakan struktur yang dirancang, dibangun, …

Environmental Performance Monitoring untuk Pantau Dampak Lingkungan Perusahaan

Strategi Meningkatkan Ketahanan Pangan

Ketahanan pangan adalah konsep yang mencakup berbagai aspek untuk memastikan semua orang, di semua tempat, mendapatkan akses yang memadai dan berkelanjutan terhadap makanan yang bergizi dan aman. Terhindar dari ancaman kelaparan. Baca Juga: Ketahanan Pangan: Pengertian dan Tantangannya Memastikan terlaksananya ketahanan pangan yang baik menjadi hal yang sangat penting bagi suatu negara juga secara global sebab berhubungan langsung pada banyak hal. Beberapa di antaranya ialah faktor kesehatan, kesejahteraan, dan stabilitas sosial-ekonomi. Akan tetapi, dalam beberapa waktu ke belakang, upaya berbagai negara untuk mencapai ketahanan pangan dihadapkan pada sejumlah tantangan yang kompleks dan saling terkait. Mulai dari pertumbuhan penduduk, degradasi lahan, penyakit tanaman dan hama, pandemi COVID-19, konflik antar negara, hingga perubahan iklim memberi dampak signifikan bagi kestabilan pangan dunia. World Bank menyebut bahwa kerawanan pangan global telah meningkat. Berdasarkan data terbaru dari World Food Programme, terjadi peningkatan terhadap jumlah orang yang menderita kerawanan pangan. Meningkat dari 135 juta orang pada 2019, menjadi 345 juta orang pada bulan Juni 2022 (data menyasar pada 82 negara di dunia). Selain itu, laporan berjudul State of Food Security and Nutrition in the World (SOFI) yang diterbitkan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) menemukan bahwa sekitar 2,4 miliar orang tidak memiliki akses terhadap makanan yang bergizi, aman, dan cukup. Masalah ini tentu membutuhkan penyelesaian segera, utamanya untuk menghindarkan masyarakat dari potensi kelaparan dam kekurangan gizi. Baca Juga: Perubahan Iklim Dan Ketahanan Pangan Oleh karena itu, meningkatkan ketahanan pangan global menjadi sebuah urgensi sekaligus tantangan yang kompleks dan memerlukan pendekatan multidimensional. Dikutip dari berbagai sumber, berikut adalah berbagai strategi yang dilakukan banyak pihak dalam memastikan dan meningkatkan ketahanan pangan global. 1.  Memastikan Produksi Pangan Berkelanjutan Menurut Wolrd Economic Forum, salah satu yang perlu dilakukan dalam meningkatkan ketahanan pangan ialah dengan mengamankan musim pertanian di masa mendatang dan menjaga kesuburan tanah.  Di tengah meningkatnya dampak masalah lingkungan dan perubahan iklim, petani perlu untuk mengembangkan varietas tanaman yang tahan terhadap kekeringan, hama, dan penyakit. Juga menerapkan teknologi irigasi yang efisien dan pertanian yang presisi guna memantau dan mengelola lahan pertanian. Selain itu, melakukan diversifikasi tanaman dapat turut membantu mencegah risiko tanaman  terdampak hama dan penyakit, sehingga menjaga ketersediaan hasil pangan. 2.  Mendorong Agroekologi untuk Ketahanan Pangan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) mendefinisikan agroekologi sebagai sebuah perancangan dan pengelolaan sistem pertanian dan pangan berkelanjutan dengan pendekatan holistik dan terpadu serta menerapkan konsep ekologi dan sosial. Bertujuan meningkatkan siklus alami dan interaksi antara tanaman, hewan, tanah, air, dan iklim, dengan tetap menghormati pengetahuan, budaya, dan kebutuhan lokal petani dan konsumen. Penerapan prinsip dan praktik agroekologi diyakini dapat meningkatkan produksi pangan, mengurangi dampak lingkungan, melestarikan keanekaragaman hayati, dan memperkuat sistem pangan. Contoh kegiatannya ialah penggunaan pupuk organik, pergiliran tanaman, tumpang sari, agroforestri, dan pengelolaan hama terpadu. 3.  Mengurangi Kehilangan dan Pemborosan Pangan untuk Memenuhi Ketahanan Pangan yang hilang dan terbuang berpengaruh pada kondisi ketahanan pangan. Meningkatkan efisiensi rantai pasokan pangan dari produksi hingga konsumsi dapat membantu mengurangi kehilangan dan pemborosan pangan. Sampah makanan tidak hanya berkontribusi terhadap kelaparan, namun juga emisi gas rumah kaca, kelangkaan air, dan degradasi lahan. Makanan yang terbuang dan busuk di tempat pembuangan sampah akan menghasilkan metana, gas rumah kaca yang memiliki potensi pemanasan global 25 kali lebih besar dibandingkan dengan karbon dioksida (CO2) dalam jangka waktu 100 tahun. Penerapan praktik, teknologi, dan kebijakan yang lebih baik dapat menghemat sumber daya pangan, uang, dan lingkungan. Dimulai dengan meningkatkan fasilitas penyimpanan dan transportasi, mendorong donasi dan re-distribusi makanan, mengedukasi konsumen dan dunia usaha mengenai penanganan dan pelabelan makanan yang benar, serta mendorong pembuatan kompos dan daur ulang. 3.  Mendukung Petani Skala Kecil dalam Meningkatkan Ketahanan Pangan Sebuah artikel kolaboratif LinkedIn menjelaskan bahwa petani skala kecil sering kali menghadapi banyak tantangan, seperti kurangnya akses terhadap pasar, kredit, input, teknologi, dan layanan penyuluhan. Mereka juga rentan terhadap guncangan iklim, hama, penyakit, dan fluktuasi harga. Oleh karena itu, berinvestasi pada mereka dapat membantu mereka meningkatkan produktivitas, pendapatan, serta kontribusi mereka terhadap keanekaragaman, kualitas, dan kedaulatan. Beberapa di antaranya dengan memberikan dukungan finansial, kredit, pelatihan, hingga penyuluhan terkait praktik pertanian berkelanjutan dan teknologi terbaru. 4.  Meningkatkan Pemahaman Gizi dan Infrastruktur Pertanian untuk Ketahanan Pangan Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang dan pola makan yang sehat merupakan salah satu langkah yang diperlukan dalam menjaga ketahanan pangan. Sebab hal ini berperan dalam meningkatkan kesadaran dan permintaan akan makanan bergizi dan beragam, serta mempengaruhi perilaku dan kebijakan produsen, pengolah, pengecer, dan regulator makanan. Selain itu, membangun infrastruktur yang baik untuk transportasi dan penyimpanan pangan juga dapat membantu petani mengurangi kehilangan pangan pasca-panen.  Ketahanan pangan adalah fondasi bagi pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan manusia. Dengan memastikan ketahanan pangan, kita tidak hanya memenuhi kebutuhan dasar manusia tetapi juga menciptakan masyarakat yang lebih stabil, sehat, dan produktif. Meningkatkan ketahanan pangan global memerlukan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat. Dengan pendekatan yang holistik dan terkoordinasi, ketahanan pangan global dapat ditingkatkan, memastikan ketersediaan pangan yang cukup dan bergizi bagi semua orang. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article 5 Titik Paru-Paru Dunia yang Berperan Menyerap Emisi Gas Rumah Kaca Hutan sering disebut sebagai “paru-paru dunia” karena peran vital mereka dalam menghasilkan oksigen dan menyerap karbon dioksida (CO2) dari atmosfer.  Hutan hujan salah satunya, mendukung keanekaragaman terbesar spesies tumbuhan dan hewan. Wilayah ini juga menjadi rumah bagi beragam suku dan kelompok masyarakat adat. Hutan berperan penting dalam membantu mengatur iklim lokal dan melawan pemanasan global. Berikut ini adalah 3 hutan hujan di dunia yang punya peran menyerap emisi gas rumah kaca di atmosfer. 1. Hutan Hujan Amazon Amazon merupakan hutan hujan tropis terbesar dan paling terkenal di dunia dengan luas mencapai 526 juta hektar. Lokasinya terletak di Amerika Selatan dan… 3 Inspirasi Desain Bangunan Gedung Hijau dari Seluruh Dunia Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup di tengah lingkungan yang asri, mendorong berbagai inisiatif dan langkah berkelanjutan dari berbagai pihak demi mendukung terciptanya kondisi tersebut. Bangunan gedung hijau pun menjadi salah satu pilihan yang menawarkan berbagai manfaat ekonomi, lingkungan, dan kesehatan. Bangunan dengan konsep hijau, umumnya dibangun dan dioperasikan dengan tujuan yang tidak hanya baik bagi penghuni, …

Ketahanan Pangan: Pengertian dan Tantangannya

Ketahanan Pangan: Pengertian dan Tantangannya

Ketahanan pangan merupakan salah satu elemen penting yang wajib diperhatikan sebab berhubungan langsung dengan kesehatan, kesejahteraan, dan stabilitas sosial-ekonomi suatu negara.  Baca Juga: Perubahan Iklim Dan Ketahanan Pangan Di Indonesia sendiri, pemenuhan akan pangan merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin UUD 1945. Negara berkewajiban mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan, dan pemenuhan konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang. Kondisi pangan yang kritis dapat membahayakan stabilitas ekonomi dan stabilitas nasional. Akan tetapi, mengutip dari Earth.org, dengan terjadinya berbagai kondisi saat ini, salah satunya adalah perubahan iklim, dunia disebut berada di ambang krisis pangan global. Berbagai negara terancam menghadapi kelaparan dan kerawanan pangan. Menyebabkan kekhawatiran bagi banyak pihak. Baca Juga: 3 Ancaman Terbesar terhadap Ketahanan Pangan Global Di Masa Sekarang Kira-kira, apa saja ancaman terhadap ketahanan pangan global yang terjadi di masa sekarang? Apa Itu Ketahanan Pangan? Berdasarkan KTT Pangan Dunia tahun 1996, ketahanan pangan dimaksudkan sebagai kondisi di mana ketika semua orang, setiap saat, memiliki akses fisik dan ekonomi terhadap pangan yang cukup aman dan bergizi yang memenuhi kebutuhan pangan dan preferensi pangan untuk hidup aktif dan sehat. Ketahanan pangan melibatkan empat dimensi utama. Dimensi tersebut di antaranya. Ketersediaan pangan secara fisik bertujuan memenuhi kebutuhan penduduk. Hal ini mencakup kemampuan untuk memproduksi pangan, penyimpanan stok, sistem logistik dan distribusi yang efektif, hingga perdagangan sampai akhirnya makanan tersalurkan ke seluruh wilayah, sampai yang terpencil sekalipun.  Akses ekonomi dan fisik terhadap pangan merupakan dua hal yang sangat penting untuk diperhatikan. World Bank menyebut bahwa kecukupan pasokan pangan pada tingkat nasional dan internasional tidak serta merta menjamin ketahanan pangan pada tingkat rumah tangga. Oleh karena itu, negara diwajibkan untuk menyiapkan kebijakan yang menjamin kemampuan individu atau rumah tangga untuk membeli makanan yang mencakup di antaranya pendapatan, harga makanan, ketersediaan pasar, transportasi, hingga infrastruktur bagi semua orang.  Dalam hal ini, pemanfaatan pangan dimaksudkan untuk menjamin gizi, keamanan makanan, serta pengetahuan dan praktik dalam mengelola makanan tersebut. World Bank menjelaskan bahwa asupan energi dan nutrisi yang cukup oleh individu apabila dikombinasikan dengan pemanfaatan biologi yang baik dari makanan yang dikonsumsi, dapat menentukan status gizi individu. Stabilitas pangan ialah kemampuan untuk mempertahankan ketersediaan dan akses pangan sepanjang waktu. Tidak terpengaruh gangguan yang signifikan akibat perubahan iklim, konflik, atau faktor ekonomi. Untuk dapat mewujudkan ketahanan pangan yang baik, keempat dimensi tersebut perlu dipenuhi secara bersamaan. Berfokus pada peningkatan produksi pangan, akses yang adil dan berkelanjutan, pemanfaatan yang sehat dan bergizi, serta stabilitas pasokan yang kokoh. Tantangan Ketahanan Pangan Global Ketahanan pangan adalah fondasi bagi pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan manusia. Namun, ketahanan pangan juga dapat menghadapi sejumlah tantangan pada tahap produksi maupun konsumsi. Lima tantangan dalam mewujudkan ketahanan pangan di antaranya: Dikutip dari Global Food Security, merujuk pada Laporan Global Nutrition 2016: From Promise to Impact – Ending Malnutrition by 2030 (IFPRI, 2016), sekitar 795 juta orang menghadapi kelaparan setiap hari dan lebih dari dua miliar orang kekurangan zat gizi mikro (contohnya zat besi, seng, vitamin A). Oleh karena itu, Global Food Security menyebutkan bahwa tantangan terbesar dalam ketahanan pangan sebenarnya ialah memahami bagaimana kita dapat mendesain ulang sistem pangan agar menjadi sehat, berkelanjutan, dan lebih tahan terhadap perubahan iklim. Salah satunya juga untuk membantu memenuhi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dan Perjanjian Paris. Turut Serta dalam Keberlanjutan Pelaku usaha, bisnis, perusahaan juga dapat turut serta dalam melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik untuk dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article 5 Organisasi Atasi Masalah Sampah di Indonesia Organisasi Sampah – Masalah sampah di Indonesia semakin mendesak untuk diatasi. Data yang dilansir dari Kata Data, volume timbulan sampah nasional 2022 naik drastis sebesar 21,7% dibandingkan 2021.  Volume sampah terbesar disumbangkan dari Jawa Tengah sebanyak 15,39% dari total timbulan sampah nasional. Dari total timbulan sampah nasional pada 2022, sebanyak 62,63% di antaranya sudah terkelola dan sisanya masih belum terkelola. Dari semakin daruratnya masalah sampah di Indonesia, kini mulai banyak organisasi-organisasi dengan visi bantu pulihkan kondisi lingkungan melalui pengelolaan sampah bertanggung jawab yang mulai bermunculan. Baca Juga: 5 Cara Sederhana Mengurangi Jejak Karbon Berbagai organisasi telah berdiri dan berperan aktif… Ketahanan Pangan: Pengertian dan Tantangannya Ketahanan pangan merupakan salah satu elemen penting yang wajib diperhatikan sebab berhubungan langsung dengan kesehatan, kesejahteraan, dan stabilitas sosial-ekonomi suatu negara.  Di Indonesia sendiri, pemenuhan akan pangan merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin UUD 1945. Negara berkewajiban mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan, dan pemenuhan konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang. Kondisi pangan yang kritis dapat membahayakan stabilitas ekonomi dan stabilitas nasional. Akan tetapi, mengutip dari Earth.org, dengan terjadinya berbagai kondisi saat ini, salah satunya adalah perubahan iklim, dunia disebut berada di ambang krisis pangan global. Berbagai negara terancam menghadapi kelaparan dan kerawanan pangan. Menyebabkan kekhawatiran bagi banyak… Perubahan Iklim Dan Ketahanan Pangan Sejak beberapa tahun ke belakang, peningkatan dampak perubahan iklim telah banyak terlihat di berbagai wilayah di seluruh dunia. Perubahan iklim memberi dampak yang signifikan bagi banyak hal, termasuk dalam hal ini adalah ketahanan pangan. Dikutip dari Laporan Climate Change And Food Security: Risks And Responses oleh FAO UN, menurut laporan penilaian terbaru yang diterbitkan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), perubahan iklim terbukti telah menambah dan meningkatkan risiko terhadap ketahanan pangan bagi negara-negara dan populasi yang paling rentan.  IPCC menemukan adanya empat risiko utama yang bisa terjadi akibat perubahan iklim yang mempunyai konsekuensi langsung terhadap ketahanan pangan: Perubahan iklim… 3 Ancaman …

Bagaimana Perubahan Iklim Berdampak Pada Kondisi Perekonomian?

Perubahan Iklim Dan Ketahanan Pangan

Sejak beberapa tahun ke belakang, peningkatan dampak perubahan iklim telah banyak terlihat di berbagai wilayah di seluruh dunia. Perubahan iklim memberi dampak yang signifikan bagi banyak hal, termasuk dalam hal ini adalah ketahanan pangan. Dikutip dari Laporan Climate Change And Food Security: Risks And Responses oleh FAO UN, menurut laporan penilaian terbaru yang diterbitkan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), perubahan iklim terbukti telah menambah dan meningkatkan risiko terhadap ketahanan pangan bagi negara-negara dan populasi yang paling rentan.  IPCC menemukan adanya empat risiko utama yang bisa terjadi akibat perubahan iklim yang mempunyai konsekuensi langsung terhadap ketahanan pangan: Perubahan iklim juga akan mempunyai dampak yang lebih luas terhadap arus perdagangan, penjualan pangan, dan stabilitas harga. Hal ini dapat menimbulkan risiko baru bagi keberlangsungan hidup manusia. Baca Juga: 3 Ancaman Terbesar terhadap Ketahanan Pangan Global Di Masa Sekarang Dampak Perubahan Iklim Terhadap Ketahanan Pangan Global Berbagai bentuk perubahan cuaca seperti banjir, gelombang panas, kemarau ekstrem, dan peningkatan suhu sebagai akibat dari perubahan iklim, telah banyak mempengaruhi sektor pertanian dan berdampak pada ketahanan pangan.  Pemanasan global mempengaruhi pola cuaca, menyebabkan gelombang panas, hujan deras, dan kekeringan. World Bank menjelaskan bahwa kerawanan pangan global telah meningkat dan sebagian besar disebabkan oleh fenomena iklim. Beberapa dampak utama perubahan iklim terhadap ketahanan pangan di antaranya: 1. Perubahan Pola Curah Hujan Terhadap Ketahanan Pangan Banjir, kekeringan, dan perubahan dalam pola cuaca dapat mengganggu siklus pertanian dan membuat hasil panen tidak menentu. Kondisi ini juga dapat merusak median tanam juga infrastruktur pertanian sehingga kegiatan pertanian tidak berjalan stabil. 2. Peningkatan Suhu Terhadap Ketahanan Pangan Faktanya, perubahan suhu dapat mempengaruhi musim tanam dan tanaman yang dapat ditanam di suatu wilayah. Suhu tinggi juga berpengaruh pada kondisi tanaman, mengurangi kemampuannya untuk tumbuh. 3. Perubahan Keberadaan Hama dan Penyakit Peningkatan suhu dan perubahan pola curah hujan berkontribusi juga memperluas wilayah penyebaran hama dan penyakit tanaman. Meningkatkan risiko kerusakan tanaman. 4. Penurunan Kualitas Tanah Erosi tanah menjadi suatu hal yang dikhawatirkan dari terjadinya hujan deras dan banjir. Sebab tanah yang terendam air dalam waktu yang lama dapat berkurang kesuburannya. Banjir juga merusak tanaman yang berdampak pada berkurangnya hasil panen. 5. Penurunan Sumber Daya Air Kondisi cuaca ekstrem yang menciptakan kondisi kekeringan berkepanjangan akan mengurangi ketersediaan air untuk irigasi yang mempengaruhi produksi pangan. 6. Peningkatan Permukaan Air Laut Intrusi air laut atau naiknya permukaan laut ke batas daratan berpotensi mengganggu lahan pertanian di daerah pesisir. Mengurangi kesuburan tanah dan mengganggu produksi pangan. 7. Kerugian Ekonomi Terjadinya gangguan pada produksi pangan akan berdampak pada krisis pangan, kerugian ekonomi bagi petani, serta meningkatkan harga pangan.  8. Keamanan Pangan Iklim yang tidak menentu dapat menyebabkan ketidakstabilan pasokan pangan yang berpengaruh pada aksesibilitas dan ketersediaan pangan. Sayangnya hal ini biasanya berdampak pada populasi yang rentan, seperti masyarakat miskin atau yang tinggal di daerah terpencil, yang merasakan kenaikan harga dan penurunan ketersediaan pangan. Kondisi Ketahanan Pangan Global Saat Ini Kerawanan pangan global telah meningkat, sebagian besar disebabkan oleh fenomena iklim. Pemanasan global mempengaruhi pola cuaca, menyebabkan gelombang panas, hujan deras, dan kekeringan. Berdasarkan data World Bank, jumlah orang yang menderita kerawanan pangan akut meningkat sekitar 135 juta orang pada tahun 2019 menjadi 345 juta di 82 negara pada Juni 2022. Dipengaruhi juga oleh peristiwa yang terjadi belakangan, seperti konflik antar negara, gangguan rantai pasokan, dan dampak ekonomi akibat pandemi COVID-19 yang mendorong harga pangan melonjak drastis. Laporan berjudul State of Food Security and Nutrition in the World (SOFI) oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) juga menyebut bahwa sekitar 2,4 miliar orang di dunia tidak memiliki akses terhadap makanan yang bergizi, aman, dan cukup. Memberikan dampak yang tidak proporsional terhadap perempuan dan masyarakat pedesaan. Namun, pada saat yang sama, cara produksi pangan saat ini juga merupakan salah satu penyebab utama permasalahan ini. World Bank menyebut bahwa sistem pangan turut berkontribusi terhadap meningkatnya emisi gas rumah kaca global. Diperkirakan sepertiga emisi gas rumah kaca di atmosfer, disumbang oleh sistem pangan. Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi antar pemerintah, organisasi internasional, dan masyarakat untuk menghadapi tantangan kerawanan pangan dan membangun sistem pangan yang berkelanjutan dan inklusif untuk semua.  Dibutuhkan juga penerapan langkah-langkah seperti penerapan praktik pertanian berkelanjutan, pengelolaan sumber daya yang efisien, pemanfaatan teknologi pertanian modern, hingga penyediaan kebijakan yang mendukung ketahanan pangan dan mitigasi perubahan iklim demi mewujudkan ketahanan pangan yang dinamis. Similar Article 5 Organisasi Atasi Masalah Sampah di Indonesia Organisasi Sampah – Masalah sampah di Indonesia semakin mendesak untuk diatasi. Data yang dilansir dari Kata Data, volume timbulan sampah nasional 2022 naik drastis sebesar 21,7% dibandingkan 2021.  Volume sampah terbesar disumbangkan dari Jawa Tengah sebanyak 15,39% dari total timbulan sampah nasional. Dari total timbulan sampah nasional pada 2022, sebanyak 62,63% di antaranya sudah terkelola dan sisanya masih belum terkelola. Dari semakin daruratnya masalah sampah di Indonesia, kini mulai banyak organisasi-organisasi dengan visi bantu pulihkan kondisi lingkungan melalui pengelolaan sampah bertanggung jawab yang mulai bermunculan. Baca Juga: 5 Cara Sederhana Mengurangi Jejak Karbon Berbagai organisasi telah berdiri dan berperan aktif… Ketahanan Pangan: Pengertian dan Tantangannya Ketahanan pangan merupakan salah satu elemen penting yang wajib diperhatikan sebab berhubungan langsung dengan kesehatan, kesejahteraan, dan stabilitas sosial-ekonomi suatu negara.  Di Indonesia sendiri, pemenuhan akan pangan merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin UUD 1945. Negara berkewajiban mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan, dan pemenuhan konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang. Kondisi pangan yang kritis dapat membahayakan stabilitas ekonomi dan stabilitas nasional. Akan tetapi, mengutip dari Earth.org, dengan terjadinya berbagai kondisi saat ini, salah satunya adalah perubahan iklim, dunia disebut berada di ambang krisis pangan global. Berbagai negara terancam menghadapi kelaparan dan kerawanan pangan. Menyebabkan kekhawatiran bagi banyak… Perubahan Iklim Dan Ketahanan Pangan Sejak beberapa tahun ke belakang, peningkatan dampak perubahan iklim telah banyak terlihat di berbagai wilayah di seluruh dunia. Perubahan iklim memberi dampak yang signifikan bagi banyak hal, termasuk dalam hal ini adalah ketahanan pangan. Dikutip dari Laporan Climate Change And Food Security: Risks And Responses oleh FAO UN, menurut laporan penilaian terbaru yang diterbitkan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), perubahan iklim terbukti telah menambah dan meningkatkan risiko terhadap ketahanan pangan bagi negara-negara dan populasi yang …

3 Ancaman Terbesar terhadap Ketahanan Pangan Global Di Masa Sekarang

3 Ancaman Terbesar terhadap Ketahanan Pangan Global Di Masa Sekarang

Ketahanan pangan merupakan salah satu elemen penting yang wajib diperhatikan sebab berhubungan langsung dengan kesehatan, kesejahteraan, dan stabilitas sosial-ekonomi suatu negara.  Baca Juga: Ketahanan Pangan: Pengertian dan Tantangannya Di Indonesia sendiri, pemenuhan akan pangan merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin UUD 1945. Negara berkewajiban mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan, dan pemenuhan konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang. Kondisi pangan yang kritis dapat membahayakan stabilitas ekonomi dan stabilitas nasional. Akan tetapi, mengutip dari Earth.org, dengan terjadinya berbagai kondisi saat ini, salah satunya adalah perubahan iklim, dunia disebut berada di ambang krisis pangan global. Berbagai negara terancam menghadapi kelaparan dan kerawanan pangan. Menyebabkan kekhawatiran bagi banyak pihak. Ketahanan pangan adalah fondasi bagi pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan manusia. Setiap negara perlu untuk menyiapkan diri menghadapi berbagai potensi ancaman yang mungkin terjadi terhadap ketahanan pangan yang umumnya melibatkan berbagai faktor. Earth.org menjelaskan bahwa secara umum, kerawanan pangan bisa terjadi disebabkan oleh guncangan ekonomi, permasalahan lingkungan hidup, serta konflik dan krisis kemanusiaan. Namun, berikut adalah tiga potensi ancaman terhadap ketahanan pangan global yang dapat terjadi di masa sekarang. Baca Juga: Bagaimana Perubahan Iklim Berdampak Pada Ketahanan Pangan Global? 1. Perubahan Iklim dan Masalah Lingkungan Terjadinya krisis iklim memberikan pengaruh dalam perubahan pola cuaca sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya kondisi ekstrem seperti banjir, kekeringan, dan lainnya. Kondisi tersebut dapat berpotensi mengubah dan merusak ekosistem, mengancam keanekaragaman hayati dan menghancurkan hasil panen. Rangkaian peristiwa tersebut berdampak besar pada produksi pangan, karena secara signifikan membatasi kualitas, ketersediaan, dan aksesibilitas sumber daya, serta membahayakan stabilitas sistem pangan di seluruh dunia. Dalam artikelnya, Earth mencantumkan studi baru NASA yang menemukan bahwa tanaman jagung termasuk yang paling terancam akibat peningkatan emisi gas rumah kaca. Hasil panen jagung di seluruh dunia diperkirakan akan menurun sampai dengan 24 persen pada tahun 2030 jika kondisi tersebut tidak segera dibenahi. Hal ini disebut dapat berdampak pula pada beras dan gandum yang pasokannya akan menyusut secara signifikan. Selain itu, banjir, kekeringan, kebakaran hutan juga merupakan bencana yang dapat menimbulkan ancaman terhadap ketahanan pangan. Bencana tersebut dapat merusak lahan pertanian secara signifikan yang berdampak pada rusaknya tanaman dan berkurangnya produksi pangan.  2. Pertambahan Penduduk dan Sistem Pangan Modern Pertumbuhan populasi global meningkatkan permintaan pangan yang dapat memicu tekanan pada sistem produksi pangan.  Diperkirakan bahwa jumlah populasi akan mencapai hampir 10 miliar pada 2050. Semakin banyak manusia berarti dibutuhkan semakin banyak sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan global. Untuk dapat memenuhi permintaan pangan yang tinggi, manusia terus berupaya mengembangkan teknik intensif pertanian yang memungkinkan mereka memproduksi pangan dalam jumlah besar dengan harga yang lebih murah. Sayangnya beberapa dilakukan dengan cara yang kurang tepat. Belum lagi dengan keterbatasan petani di negara berkembang ke teknologi pertanian modern. Selain itu, sekitar dua pertiga emisi dari sistem pangan global berasal dari sektor berbasis lahan, yang terdiri dari pertanian, penggunaan lahan, dan perubahan penggunaan lahan.  Ditambah dengan masalah terkait sampah makanan. Dunia diyakini menciptakan sekitar 1,3 miliar ton atau senilai hampir USD$1 triliun makanan yang terbuang atau hilang setiap tahunnya. Jumlah yang cukup untuk memberi makan 3 miliar orang atau hampir 40% populasi global.  Akan tetapi, sampah makanan berkontribusi signifikan terhadap emisi gas rumah kaca. Ketika makanan terbuang dan akhirnya membusuk di tempat pembuangan sampah, proses pembusukan tersebut menghasilkan metana, gas rumah kaca yang memiliki potensi pemanasan global 25 kali lebih besar dibandingkan dengan karbon dioksida (CO2) dalam jangka waktu 100 tahun. Hilangnya sumber daya yang berharga ini menyebabkan perubahan iklim tanpa meningkatkan ketahanan pangan atau nutrisi. Mengurangi jumlah sampah makanan yang berakhir di TPA dapat secara signifikan mengurangi emisi metana. Selain itu, memanfaatkan makanan yang ada dengan lebih efisien dapat mengurangi tekanan pada sistem produksi pangan global. 3. Gangguan pada Rantai Makanan Terdapat banyak cara dan faktor yang bisa menimbulkan bahaya bagi rantai pangan global. Dua peristiwa bencana belakangan ini bisa disebut menjadi faktor utama yang mengganggu ketahanan pangan, yakni pandemi COVID-19 dan terjadinya konflik di Ukraina. Pandemi tidak hanya memicu krisis kesehatan tetapi juga krisis ekonomi. Secara keseluruhan, kejadian kemarin menimbulkan ancaman serius terhadap ketahanan pangan global. Lockdown yang ketat, penutupan bisnis, dan perjalanan hidup memberikan beban pada perekonomian dunia. Dikutip dari Earth.org, Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menekankan bahwa dunia berada di kondisi yang memprihatinkan. Diperkirakan 928 juta orang – hampir dua kali lipat jumlah tahun sebelumnya – mengalami masalah pangan parah. ketidakamanan dan kelaparan. Pada saat yang sama, gangguan pada rantai pasokan di negara-negara maju menyebabkan limbah makanan dalam jumlah besar. Kemudian, konflik bersenjata juga menjadi salah satu penyebab utama kelaparan secara global. Beberapa tanaman yang menjadi komoditas di sana mengalami kelangkaan akibat tidak tersedianya kesempatan untuk bertani. Menurut New York Times , sejak invasi Ukraina pada Maret 2022, harga gandum meningkat sebesar 21% dan jelai sebesar 33%. Berdasarkan data World Bank, Outlook Oktober 2023 secara tentatif menunjukkan bahwa puncak prevalensi kerawanan pangan parah secara global mencapai 11,9% secara global pada tahun 2020-2022, dengan hanya sedikit perbaikan dalam jangka pendek menjadi 11,8% (2021-2023) dan 11,6% (2022-2023). Meski begitu, World Bank menyampaikan bahwa pemulihan global dari COVID-19 dan konflik Rusia-Ukraina mulai terjadi, meskipun berjalan lambat.  Ketahanan pangan adalah isu kompleks yang memerlukan pendekatan multidimensi dan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil, dan komunitas internasional.  Pelaku usaha, bisnis, perusahaan juga dapat turut serta dalam melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik untuk dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. Similar Article 5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim Isu terkait perubahan iklim …

Environmental Performance Monitoring untuk Pantau Dampak Lingkungan Perusahaan

Environmental Performance Monitoring untuk Pantau Dampak Lingkungan Perusahaan

Environmental Performance Monitoring – Aspek lingkungan merupakan salah satu aspek yang sangat diperhitungkan dalam menunjang bisnis yang berkelanjutan. Kesadaran mengenai dampak lingkungan tersebut perlu untuk dijunjung oleh berbagai pihak di dalam perusahaan. Para pihak tersebut secara berkesinambungan harus mampu bekerja sama untuk memastikan perusahaan beroperasi secara bertanggung jawab dan berkelanjutan.  Dalam hal ini, aktivitas memantau dampak lingkungan perusahaan perlu dilakukan agar segala dampak yang dihasilkan oleh perusahaan dapat diketahui lebih dini. Hal tersebut juga perlu diupayakan agar menghindari terkenanya denda atas dugaan penyelewengan terhadap tata tertib lingkungan.  Baca Juga: Tepatkah Bergantung pada Carbon Capture & Storage untuk Kurangi Emisi Karbon? Kini, perusahaan dapat memantau dampak lingkungan melalui mekanisme Environmental Performance Monitoring. Simak pembahasan berikut ini!  Environmental Performance Monitoring Dalam mengukur kinerja lingkungan, saat ini dikenal konsep Environmental Performance Monitoring untuk diterapkan oleh perusahaan. Environmental Performance Monitoring sendiri merupakan seperangkat kerangka atau alat yang digunakan untuk menilai kondisi lingkungan hidup, mendukung pengembangan kebijakan dan implementasinya, serta mengembangkan informasi untuk pelaporan kepada pembuat kebijakan nasional, forum internasional, dan masyarakat. Penerapan Environmental Performance Monitoring juga telah mendapat dukungan dari United Nations Economic Commission for Europe (UNECE). Kerangka ini telah diterapkan oleh perusahaan-perusahaan di negara-negara Eropa dan Asia Tengah.  Baca Juga: Upaya Mengurangi Emisi Karbon di Wilayah Perkotaan Aspek dalam Monitoring Performance Lingkungan Dalam penerapan Environmental Performance Monitoring, terdapat berbagai aspek yang perlu diperhatikan. Berikut beberapa aspek tersebut: Pertimbangan mengenai emisi gas rumah kaca adalah salah satu aspek dari monitoring lingkungan. Perusahaan perlu untuk mengukur emisi gas rumah kaca dari seluruh kegiatan operasional termasuk proses produksi, distribusi/transportasi, dan aktivitas rantai pasokan lainnya.  Penggunaan air, energi, listrik, maupun sumber daya lainnya juga menjadi aspek penting yang perlu diperhatikan dalam monitoring lingkungan oleh perusahaan. Dengan memonitor aspek ini, perusahaan dapat lebih meningkatkan efisiensi energi, sehingga dapat menurunkan biaya operasional dan meminimalkan dampak lingkungan. Aspek berikutnya yang juga penting terkait dengan monitoring performance lingkungan adalah mengenai manajemen pengelolaan limbah. Dalam hal ini, perusahaan perlu untuk mengetahui jenis limbah yang dihasilkan dan bagaimana cara untuk mengurangi atau bahkan mendaur ulang limbah tersebut. Sehingga dengan demikian, dampak lingkungan yang dihasilkan juga dapat ditekan.  Manfaat Environmental Performance Monitoring bagi Perusahaan Dengan dijalankannya proses pemantauan kinerja lingkungan yang baik dan benar, setidaknya perusahaan telah mendapatkan beberapa manfaat sebagai berikut: Pemantauan performance lingkungan dapat membantu perusahaan untuk lebih ‘aware’ terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan. Sehingga perusahaan dapat lebih berhati-hati terhadap limbah produksi maupun emisi yang dihasilkannya. Dengan demikian, risiko kerugian finansial akibat denda maupun sanksi dapat dihindari. Di era digital yang semakin masif saat ini, pembentukan citra perusahaan yang mengindahkan kaidah lingkungan adalah daya tarik yang khas. Sehingga, jika perusahaan sangat baik dalam memantau dampak lingkungannya, citra perusahaan juga akan menjadi baik. Melalui pemantauan kinerja lingkungan, ini berarti perusahaan dengan sadar telah menaruh serangkaian strategi dan usaha untuk melakukan operasional bisnis yang ramah lingkungan. Dengan demikian, perusahaan juga ikut berkontribusi untuk menciptakan kondisi bumi yang lebih baik. Langkah Menerapkan Environmental Performance Monitoring Untuk perusahaan yang ingin mulai menerapkan Environmental Performance Monitoring, setidaknya perlu melakukan garis besar langkah-langkah berikut: #1 Tentukan objektif dari monitoring Hal ini biasanya menyangkut apa saja indikator yang dimonitor dan bagaimana perhitungan atau bobot dari indikator tersebut. Kerangka SMART (specific, measurable, achievable, relevant, and time-bound), atau standar internasional seperti ISO 1400, SDGs, ataupun GRI juga dapat sangat membantu dalam menentukan objektif. #2 Lakukan Assessment  Setelah menentukan apa saja indikator yang akan dimonitoring, langkah berikutnya yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan mengukur data terkait dengan indikator lingkungan dengan menggunakan alat seperti audit lingkungan, penilaian siklus hidup, jejak karbon, dan label ramah lingkungan atau lainnya.  #3 Monitoring dan Evaluasi Langkah berikutnya, perusahaan dapat melakukan monitoring terhadap hasil assessment secara berkala. Setelah itu, evaluasi hasil assessment tersebut lalu rencanakan dan terapkan tindakan perbaikan yang paling efektif.  Environmental Performance Monitoring dukung Inisiatif Keberlanjutan Degan menerapkan environmental performance monitoring, perusahaan telah mengambil andil yang besar terhadap inisiatif berkelanjutan. Sebagaimana yang diketahui, bahwa aktifitas industri merupakan salah satu sumber emisi terbesar di dunia. Maka setiap ‘effort’ perusahaan untuk menjaga lingkungan akan sangat berarti. Seiring dengan hal tersebut, kini perusahaan dapat menggunakan layanan All-In-One Solution dari Satuplatform untuk tinjau perhitungan emisi. Coba FREE DEMO ini sekarang juga! /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article 5 Organisasi Atasi Masalah Sampah di Indonesia Organisasi Sampah – Masalah sampah di Indonesia semakin mendesak untuk diatasi. Data yang dilansir dari Kata Data, volume timbulan sampah nasional 2022 naik drastis sebesar 21,7% dibandingkan 2021.  Volume sampah terbesar disumbangkan dari Jawa Tengah sebanyak 15,39% dari total timbulan sampah nasional. Dari total timbulan sampah nasional pada 2022, sebanyak 62,63% di antaranya sudah terkelola dan sisanya masih belum terkelola. Dari semakin daruratnya masalah sampah di Indonesia, kini mulai banyak organisasi-organisasi dengan visi bantu pulihkan kondisi lingkungan melalui pengelolaan sampah bertanggung jawab yang mulai bermunculan. Baca Juga: 5 Cara Sederhana Mengurangi Jejak Karbon Berbagai organisasi telah berdiri dan berperan aktif… Ketahanan Pangan: Pengertian dan Tantangannya Ketahanan pangan merupakan salah satu elemen penting yang wajib diperhatikan sebab berhubungan langsung dengan kesehatan, kesejahteraan, dan stabilitas sosial-ekonomi suatu negara.  Di Indonesia sendiri, pemenuhan akan pangan merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin UUD 1945. Negara berkewajiban mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan, dan pemenuhan konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang. Kondisi pangan yang kritis dapat membahayakan stabilitas ekonomi dan stabilitas nasional. Akan tetapi, mengutip dari Earth.org, dengan terjadinya berbagai kondisi saat ini, salah satunya adalah perubahan iklim, dunia disebut berada di ambang krisis pangan global. Berbagai negara terancam menghadapi kelaparan dan kerawanan pangan. Menyebabkan kekhawatiran bagi banyak… Bagaimana Perubahan Iklim Berdampak Pada Ketahanan Pangan Global? Sejak beberapa tahun ke belakang, peningkatan dampak perubahan iklim telah banyak terlihat di berbagai wilayah di seluruh dunia. Perubahan iklim memberi dampak yang signifikan bagi banyak hal, termasuk dalam hal ini adalah ketahanan pangan.   Dikutip dari Laporan Climate Change And Food Security: Risks And Responses oleh FAO UN, menurut laporan penilaian terbaru yang diterbitkan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), perubahan iklim terbukti telah menambah dan meningkatkan risiko terhadap ketahanan pangan bagi negara-negara dan populasi yang paling rentan.  IPCC menemukan …

5 Smartphone yang Berinovasi untuk Lebih Ramah Lingkungan

5 Smartphone yang Berinovasi untuk Lebih Ramah Lingkungan

Di tengah perkembangan dunia digital yang semakin masif, kepedulian terhadap lingkungan juga tetap perlu diperhatikan. Hal ini tidak lain adalah untuk mendukung tujuan berkelanjutan untuk bumi yang lebih lestari. Di era digital saat ini inovasi untuk lebih ramah lingkungan juga ikut dilakukan oleh brand smartphone. Baca Juga: 5 Buku Climate Change Tingkatkan Pemahaman Lingkungan Dengan semakin meluasnya penggunaan perangkat digital berupa gadget maupun smartphone, maka upaya untuk menciptakan inovasi berkelanjutan bagi smartphone dapat memberikan impact yang signifikan terhadap upaya pencapaian lingkungan yang lestari.     Mari simak, 5 Smartphone yang berinovasi untuk lebih ramah lingkungan berikut ini: Samsung Galaxy Z Fold 3 5G Salah satu smartphone yang berinovasi untuk lebih ramah lingkungan adalah Samsung Galaxy Z Fold 3 5G. Smartphone ini merupakan yang pertama di dunia yang memiliki teknologi layar untuk Eco2 (Eco Square) Hemat Energi. Dengan teknologi yang dimiliki oleh smartphone Samsung Galaxy Z Fold 3 5G, penggunaan plastik ikut terkurangi. Hal ini secara tidak langsung menjadi terobosan besar bagi brand Samsung karena upaya mengurangi penggunaan material plastik merupakan concern yang besar di lingkungan. Samsung Galaxy S22 Series Smartphone Samsung lainnya yang juga merupakan produk yang ramah lingkungan adalah Samsung Galaxy 22 Series. Smartphone yang satu ini disusun dengan material ramah lingkungan dalam devicenya yang menggunakan 20 persen plastik daur ulang. Adapun plastik daur ulang ini diperoleh dari lingkungan laut berupa jaring ikan yang dibuang. Di samping itu, bahan daur ulang lainnya juga didapat dari bagian dalam tombol volume dan daya. Sementara untuk kemasannya sendiri, Samsung Galaxy S22 telah menggunakan 100 % kertas daur ulang. Realme GT 2 Pro Smartphone lainnya yang juga berkomitmen terhadap kelestarian lingkungan adalah Realme GT 2 Pro. Bahan baku dari body smartphone ini berbasis dari biopolimer yang terbuat dari daur ulang kertas.    Oleh Realme GT 2 Pro,  penggunaan bahan biopolimer diproduksi dengan Paper Tech Master Design yang sejalan dengan visi berkelanjutan. Di samping itu, untuk body smartphone tersebut, Realme juga bekerja sama dengan SABIC untuk bahan bersertifikasi ISCC. Sehingga dengan demikian emisi karbon yang dihasilkan adalah 35,5 persen lebih sedikit. Oppo Find X5 Tidak hanya Samsung dan Realme, brand Oppo juga ikut serta berinovasi untuk menciptakan lingkungan yang berkelanjutan. Dengan merefleksikan bisnis pada misi ‘Technology for Mankind, Kindness for The World’, Oppo terus berinvestasi pada inisiatif berkelanjutan.  Salah satu contoh smartphone Oppo yang dibuat dari bahan ramah lingkungan adalah Oppo Find X5. Bahan baku dari smarthphone ini sekitar 45% diperoleh dari serat daur ulang seperti kertas daur ulang, maupun sampah organik dari tebu dan bambu.  iPhone 14 Pro Smartphone berikutnya yang juga mengusung konsep ramah lingkungan adalah iPhone 14 Pro. Belum banyak diketahui ternyata smarthphone mewah ini memiliki model yang ramah lingkungan. Untuk kabel di kameranya, iPhone 14 Pro menggunakan emas daur ulang sampai 100%. Sementara  Di samping itu, komponen dari iPhone 14 pro juga menggunakan plastik daur ulang sampai sekitar 35%. Sementara jika dihitung dari jejak karbon yang dihasilkan dari proses produksinya, iPhone 14 Pro terbukti memiliki sekitar 6% jejak karbon yang lebih sedikit dari iPhone 13 Pro. Baca Juga: Panduan Memulai Kebiasaan Ramah Lingkungan dalam Keseharian Itulah beberapa Smartphone yang dapat mendukung lingkungan yang lebih berkelanjutan. Saat ini, memang untuk mencapai keberlanjutan lingkungan dapat dicapai melalui banyak cara. Salah satunya pula adalah dengan mengkonsultasikan rencana berkelanjutan perusahaan melalui Satuplatform. Coba FREE DEMOnya sekarang! /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Peran Lautan Sebagai Penyerap Karbon Alami Laut telah menjadi salah satu ekosistem penting di bumi yang memiliki berbagai manfaat bagi kehidupan. Lebih dari itu, lautan yang komposisinya menempati lebih dari 70 persen permukaan bumi ini juga berperan penting sebagai penyerap karbon dari atmosfer. Lautan diketahui menyimpan karbon 60 kali lebih banyak dibandingkan atmosfer dan menyerap hampir 30 persen emisi karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan manusia. Dikutip dari Media Indonesia, saat ini diperkirakan ada sekitar 39.000 Gigaton CO2 yang tersimpan di lautan. Melihat fungsinya, lautan berperan penting dalam menyerap karbon secara alami. Penyerap karbon terbesar kedua di bumi setelah lapisan batuan. Mengurangi dampak perubahan iklim dan menstabilkan… 5 Smartphone yang Berinovasi untuk Lebih Ramah Lingkungan Di tengah perkembangan dunia digital yang semakin masif, kepedulian terhadap lingkungan juga tetap perlu diperhatikan. Hal ini tidak lain adalah untuk mendukung tujuan berkelanjutan untuk bumi yang lebih lestari. Di era digital saat ini inovasi untuk lebih ramah lingkungan juga ikut dilakukan oleh brand smartphone. Dengan semakin meluasnya penggunaan perangkat digital berupa gadget maupun smartphone, maka upaya untuk menciptakan inovasi berkelanjutan bagi smartphone dapat memberikan impact yang signifikan terhadap upaya pencapaian lingkungan yang lestari.     Mari simak, 5 Smartphone yang berinovasi untuk lebih ramah lingkungan berikut ini: Samsung Galaxy Z Fold 3 5G Salah satu smartphone yang berinovasi untuk lebih ramah… Pencemaran Laut: Penyebab Hingga Dampaknya Bagi Banyak Hal Pencemaran atau polusi dapat menyerang berbagai hal di dunia, termasuk utamanya lingkungan dan salah satunya ialah perairan sehingga disebut juga pencemaran laut. Baca Juga: Ketahui Hukuman Bagi Perusahaan Pelaku Pencemaran Lingkungan Pencemaran dapat terjadi apabila terdapat kebocoran, masuknya, atau dimasukkannya zat, komponen, makhluk hidup, dan energi yang bersifat polutan (bahan pencemar) ke dalam lingkungan. Akibatnya, berubah kondisi lingkungan tersebut ke arah tidak sehat sehingga sulit untuk berfungsi dan dimanfaatkan kembali sebagaimana mestinya. Pengertian Pencemaran Laut Sebagaimana penjelasan di atas, pencemaran laut merupakan fenomena tercemarnya lautan (atau badan air lainnya termasuk sungai, danau, dan air tanah) oleh bahan berbahaya seperti bahan… Bagaimana Perubahan Iklim Berdampak Pada Kondisi Perekonomian? Perubahan iklim nyatanya tidak hanya dapat menimbulkan pengaruh terhadap aspek sosial dan lingkungan, namun juga berpotensi memberikan dampak yang signifikan pada kondisi perekonomian global dan nasional.  Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN, ditemukan bahwa perubahan iklim berpotensi menghilangkan nilai ekonomi komoditas beras dan kopi yang merupakan sub sektor tanaman pangan dan perkebunan utama bagi Indonesia. BRIN menyebut bahwa Indonesia bisa kehilangan hingga lebih dari US$2,8 miliar dan US$262 juta per tahun pada produksi beras dan kopi akibat memburuknya kondisi iklim. Data Badan Pusat Statistik juga mencatat adanya fluktuasi pada produksi beras di Indonesia… Melihat Kondisi Operasional Pembangkit Listrik Hijau di Indonesia Indonesia diketahui terus menggencarkan pengembangan dan pembangunan …

Pencemaran Laut: Penyebab Hingga Dampaknya Bagi Banyak Hal

Pencemaran Laut: Penyebab Hingga Dampaknya Bagi Banyak Hal

Pencemaran atau polusi dapat menyerang berbagai hal di dunia, termasuk utamanya lingkungan dan salah satunya ialah perairan sehingga disebut juga pencemaran laut. Baca Juga: Ketahui Hukuman Bagi Perusahaan Pelaku Pencemaran Lingkungan Pencemaran dapat terjadi apabila terdapat kebocoran, masuknya, atau dimasukkannya zat, komponen, makhluk hidup, dan energi yang bersifat polutan (bahan pencemar) ke dalam lingkungan. Akibatnya, berubah kondisi lingkungan tersebut ke arah tidak sehat sehingga sulit untuk berfungsi dan dimanfaatkan kembali sebagaimana mestinya. Pengertian Pencemaran Laut Sebagaimana penjelasan di atas, pencemaran laut merupakan fenomena tercemarnya lautan (atau badan air lainnya termasuk sungai, danau, dan air tanah) oleh bahan berbahaya seperti bahan kimia, limbah, dan mikroorganisme yang dapat menurunkan kualitas air dan mengancam ekosistem juga kesehatan makhluk hidup di dalamnya. Sayangnya, isu pencemaran laut semakin meningkat belakangan ini di seluruh dunia. Sampah-sampah dari daratan terus masuk dan kebocoran bahan-bahan polutan ke lautan pun terus terjadi.  Akibatnya banyak wilayah lautan yang terdampak. Ilmuwan pun menyebut bahwa zona hipoksia (daerah dengan konsentrasi oksigen rendah yang menghambat kehidupan hewan laut) kian meningkat. Luasnya hampir setara dengan luas New Jersey atau sekitar 22.591 kilometer persegi. Baca Juga: Panduan Memulai Kebiasaan Ramah Lingkungan dalam Keseharian Penyebab Terjadinya Pencemaran Laut Meskipun bukan merupakan wilayah yang sering terjamah manusia, akan tetapi pencemaran laut utamanya terjadi akibat dari aktivitas manusia. 80 persen pencemaran di lautan berasal dari daratan. Kebocoran minyak dari kapal tanker dan pembuangan limbah kapal merupakan salah satu penyebab lautan tercemar. Namun, dikutip dari Conservation.org, tumpahan minyak hanya menyumbang 12 persen limbah minyak yang membahayakan lautan, sisanya bocor dari saluran air dan sungai serta pipa-pipa pembuangan. Kemudian, plastik juga menjadi sebuah bahan polutan yang mencemari lautan dan menjadi masalah yang tengah ramai diperhatikan saat ini. Berdasarkan data dari Condor Ferries, diperkirakan sekitar 5,25 triliun keping sampah plastik mengapung di lautan di seluruh dunia. Dengan 8 juta ton plastik masuk ke lautan setiap tahunnya.  Kondisi tersebut tentu berbahaya sebab jika terus berlanjut, pada tahun 2050 diperkirakan bahwa akan lebih banyak jumlah sampah plastik di laut dibandingkan jumlah populasi ikan.  Selain itu, penyebab pencemaran laut juga disebabkan di antaranya oleh pembuangan limbah industri ilegal, aliran pupuk dan pestisida dari lahan pertanian, limbah domestik dan sampah daratan yang terbawa arus air hingga ke laut, serta limbah tambang yang mengandung logam berat dan bahan kimia berbahaya yang tidak dikelola secara etis dan tepat. Dampak dari Pencemaran Laut Dengan begitu banyaknya polutan yang mencemari lautan, tentu ada dampak yang bisa terjadi dan dihasilkan dari hal tersebut. Pencemaran laut memiliki dampak yang luas dan merugikan bagi ekosistem laut, kesehatan manusia, ekonomi, dan lingkungan secara keseluruhan.  Dampak Pencemaran Terhadap Kehidupan Laut Pencemaran laut dapat mengancam berbagai spesies lautan, menyebabkan penurunan populasi bahkan menimbulkan kepunahan. Bahan kimia dan limbah yang mencemari laut pun berkontribusi dalam memutihkan dan membunuh terumbu karang, serta mengganggu perkembangbiakan ikan dan organisme laut yang terdampak. Dampak Pencemaran Laut Terhadap Kesehatan Manusia Seperti mata rantai, kontaminasi polutan terhadap hewan laut juga dapat berdampak pada manusia. Apabila manusia mengonsumsi makanan laut yang terlanjur mengandung bahan-bahan berbahaya, akan dapat menyebabkan keracunan dan mengganggu kesehatan manusia. Selain itu, kontak langsung terhadap lautan yang tercemar bahan berbahaya dapat menimbulkan beragam penyakit, infeksi kulit, dan alergi. Dampak Pencemaran Laut Terhadap Ekonomi Pencemaran laut sudah tentu dapat merusak keindahan pantai dan ekosistem laut yang menjadi daya tarik wisata. Mengurangi minat wisatawan untuk berkunjung ke daerah tersebut. Selain itu, populasi ikan yang menurun akibat pencemaran dapat mengurangi hasil tangkapan dan merugikan nelayan. Berdampak pada pemasukan mereka. Dampak Terhadap Lingkungan Pencemaran laut dapat menyebabkan eutrofikasi serta mengurangi oksigen di air. Jika terjadi zona mati di laut, kehidupan laut pun bisa terancam.  Pencemaran laut juga dapat berkontribusi terhadap perubahan iklim dengan melepaskan gas rumah kaa dan mengurangi kemampuan laut dalam menyerap CO2.  Sama seperti masalah lingkungan lainnya, pencemaran laut memiliki dampak yang merugikan pada berbagai aspek kehidupan dan lingkungan. Oleh karena itu, kolaborasi tindakan juga kesadaran dari banyak pihak dibutuhkan untuk dapat membantu melindungi ekosistem laut dan menciptakan keberlanjutan sumber daya laut bagi generasi mendatang. Pelaku usaha, bisnis, perusahaan juga dapat turut serta dalam melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik untuk dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Pencemaran Laut: Penyebab Hingga Dampaknya Bagi Banyak Hal Pencemaran atau polusi dapat menyerang berbagai hal di dunia, termasuk utamanya lingkungan dan salah satunya ialah perairan sehingga disebut juga pencemaran laut. Pencemaran dapat terjadi apabila terdapat kebocoran, masuknya, atau dimasukkannya zat, komponen, makhluk hidup, dan energi yang bersifat polutan (bahan pencemar) ke dalam lingkungan. Akibatnya, berubah kondisi lingkungan tersebut ke arah tidak sehat sehingga sulit untuk berfungsi dan dimanfaatkan kembali sebagaimana mestinya. Pengertian Pencemaran Laut Sebagaimana penjelasan di atas, pencemaran laut merupakan fenomena tercemarnya lautan (atau badan air lainnya termasuk sungai, danau, dan air tanah) oleh bahan berbahaya seperti bahan kimia, limbah, dan mikroorganisme yang dapat menurunkan kualitas air… Bagaimana Perubahan Iklim Berdampak Pada Kondisi Perekonomian? Perubahan iklim nyatanya tidak hanya dapat menimbulkan pengaruh terhadap aspek sosial dan lingkungan, namun juga berpotensi memberikan dampak yang signifikan pada kondisi perekonomian global dan nasional.  Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN, ditemukan bahwa perubahan iklim berpotensi menghilangkan nilai ekonomi komoditas beras dan kopi yang merupakan sub sektor tanaman pangan dan perkebunan utama bagi Indonesia. BRIN menyebut bahwa Indonesia bisa kehilangan hingga lebih dari US$2,8 miliar dan US$262 juta per tahun pada produksi …

Melihat Kondisi Operasional Pembangkit Listrik Hijau di Indonesia

Melihat Kondisi Operasional Pembangkit Listrik Hijau di Indonesia

Indonesia diketahui terus menggencarkan pengembangan dan pembangunan infrastruktur hijau sebagai salah satu langkah mendukung target Net Zero Emission (NZE) 2060. Salah satunya ialah mengembangkan teknologi pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT) atau disebut juga pembangkit listrik hijau. Listrik hijau atau listrik ramah lingkungan merupakan listrik yang dihasilkan dari sumber daya seperti tenaga surya, angin, panas bumi, biomassa, dan fasilitas pembangkit listrik tenaga air berdampak rendah. Listrik hijau sebagai salah satu bentuk pemanfaatan energi terbarukan, diyakini punya potensi yang besar di Indonesia sehingga pembangunannya gencar dilaksanakan saat ini. Pembangkit Listrik Hijau di Indonesia Masih seperti kebanyakan negara lainnya, Indonesia saat ini masih bergantung banyak pada sumber listrik yang berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Sampai dengan tahun 2020, diketahui kapasitas terpasang pembangkit listrik di Indonesia tercatat mencapai 63,3 GW, dengan PLTU memiliki porsi sebesar 31,952 GW atau 50 persen dari total kapasitas pembangkit yang ada. PLTU menyumbang sekitar 65,3 persen pasokan energi listrik di Indonesia Meski begitu, Indonesia juga memiliki pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) yang tersebar di berbagai daerah di nusantara. Potensinya bisa dikatakan besar dan perlu untuk dimanfaatkan sebagai langkah mengurangi ketergantungan terhadap sumber energi yang terbatas. 1. Pembangkit Listrik Tenaga Bayu atau Angin (PLTB) PLTB Sidrap di Sulawesi Selatan merupakan salah satu pembangkit hijau yang dikembangkan pemerintah untuk membantu memenuhi pasokan listrik yang dibutuhkan masyarakat. PLTB Sidrap memiliki kapasitas listrik mencapai 75 MW dengan didukung 30 wind turbin generator yang masing-masing menggerakkan turbin berkapasitas 2,5 MW. PLTB ini mampu menyediakan kebutuhan listrik untuk 70.000 masyarakat di Sulawesi Selatan. Diketahui bahwa terdapat 24 proyek PLTB lain di sejumlah daerah yang saat ini tengah dikembangkan pemerintah. 2. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Panas bumi juga menjadi sumber energi terbarukan yang diyakini punya potensi yang besar di Indonesia. Potensi panas bumi Indonesia disebut dapat mencapai 23.965 MW, terbesar kedua di dunia. Saat ini, pemanfaatan energi panas bumi atau geothermal sebagai pembangkit listrik telah dilakukan. Kementerian ESDM menyebut terdapat setidaknya 13 PLTP yang saat ini beroperasi untuk mendukung pasokan listrik di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah PLTP Sarulla di Sumatera Utara dan PLTP Darajat di Jawa Barat. 3. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Sebagai negara tropis, Indonesia tentu punya sinar matahari yang melimpah sepanjang tahunnya. Oleh karena itu, pemanfaatan tenaga surya dilakukan dengan menghadirkan pembangkit listrik tenaga surya di sejumlah daerah Tercatat hingga saat ini Indonesia memiliki 5 PLTS yang tersebar di seluruh nusantara. PLTS tersebut di antaranya adalah PLTS Oelpuah di Kupang, PLTS Likupang di Minahasa Utara, PLTS Coca Cola Amatil (CCA) di Cikarang Barat, PLTS Terapung Cirata di Bandung, dan PLTS Bunaken di Taman Nasional Bunaken. Meskipun potensi energi surya di Indonesia disebut dapat mencapai 207,8 GW, namun pemanfaatannya saat ini baru sekitar 0,23 persen saja.  4. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Selain matahari, perairan di Indonesia juga terkenal luas dan punya potensi besar untuk dimanfaatkan. PLTA menjadi penghasil listrik terbarukan terbesar di Indonesia setelah bahan bakar fosil.  Per tahun 2021, diketahui setidaknya terdapat 162 unit PLTA yang beroperasi di Indonesia. Beberapa di antaranya ialah PLTA Cirata di Jawa Barat yang menjadi PLTA terbesar di Indonesia dan kedua se-Asia Tenggara, PLTA Saguling yang punya total kapasitas listrik sebanyak 844,36 MW, PLTA Poso dengan kapasitas 515 MW, dan PLTA Batang Toru di Tapanuli Selatan yang berkapasitas 510 MW. Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik atau RUPTL 2021-2030, terdapat target pembangunan 20,9 GW pembangkit energi baru terbarukan (EBT) hingga tahun 2030 untuk mendukung terakomodirnya listrik hijau di Indonesia. Pembangkit ramah lingkungan tersebut terdiri dari pembangkit listrik tenaga air, surya, panas bumi, hingga bioenergi berbasis biomassa dan biogas.  Dikutip dari CNBC, Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana menjelaskan bahwa proses pembangunan pembangkit EBT tersebut sudah dimulai sejak 2021 lalu.  “Saat ini Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) punya potensi yang paling besar yaitu 10,3 GW. Kemudian juga dari PLTS kita kan negara tropis rencana pengembangannya 4,7 GW, juga PLTP kita mempunyai potensi terbesar kedua yakni pengembangannya 3,35 GW,” ungkap Dadan dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia. Selain itu, PT PLN juga berencana melakukan revisi terhadap RUPTL 2021-2030 untuk dapat mencapai target emisi puncak sektor listrik sebesar 290 juta metrik ton CO2 pada tahun 2030, mencapai bauran energi terbarukan sebesar 34% pada tahun 2030, dan membuat sektor listrik menjadi nol pada tahun 2050. Mengakomodiasi target kemitraan transisi energi yang adil (Just Energy Transition Partnership/JETP). “Perlu kami sampaikan saat ini sedang proses melakukan revisi atas RUPTL 2021-2030 di mana kami memang melihat adanya demand listrik dari industri-industri termasuk nikel di Sulawesi sudah masuk ke dalam perencanaan kami untuk merevisi RUPTL,” ungkap Executive Vice President Transisi Energi dan Keberlanjutan PT PLN, Kamia Handayani, sebagaimana dikutip dari Kontan. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Pencemaran Laut: Penyebab Hingga Dampaknya Bagi Banyak Hal Pencemaran atau polusi dapat menyerang berbagai hal di dunia, termasuk utamanya lingkungan dan salah satunya ialah perairan sehingga disebut juga pencemaran laut. Pencemaran dapat terjadi apabila terdapat kebocoran, masuknya, atau dimasukkannya zat, komponen, makhluk hidup, dan energi yang bersifat polutan (bahan pencemar) ke dalam lingkungan. Akibatnya, berubah kondisi lingkungan tersebut ke arah tidak sehat sehingga sulit untuk berfungsi dan dimanfaatkan kembali sebagaimana mestinya. Pengertian Pencemaran Laut Sebagaimana penjelasan di atas, pencemaran laut merupakan fenomena tercemarnya lautan (atau badan air lainnya termasuk sungai, danau, dan air tanah) oleh bahan berbahaya seperti bahan kimia, limbah, dan mikroorganisme yang dapat menurunkan kualitas air… Bagaimana Perubahan Iklim Berdampak Pada Kondisi Perekonomian? Perubahan iklim nyatanya tidak hanya dapat menimbulkan pengaruh terhadap aspek sosial dan lingkungan, namun juga berpotensi memberikan dampak yang signifikan pada kondisi perekonomian global dan nasional.  Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN, ditemukan bahwa perubahan iklim berpotensi menghilangkan nilai ekonomi komoditas beras dan kopi yang merupakan sub sektor tanaman pangan dan perkebunan utama bagi Indonesia. BRIN menyebut bahwa Indonesia bisa kehilangan hingga lebih dari US$2,8 miliar dan US$262 juta per tahun pada produksi beras dan kopi akibat memburuknya kondisi iklim. Data Badan Pusat Statistik juga mencatat adanya fluktuasi pada …