Pengelolaan Limbah Industri: Upaya Mengurangi Emisi Karbon

Pengelolaan Limbah Industri: Upaya Mengurangi Emisi Karbon

Limbah Industri Limbah industri menjadi satu dari sekian jenis limbah yang bisa berupa bahan padat, cair, juga gas. Limbah industri juga mencakup bahan berbahaya dan beracun atau limbah B3. Seluruhnya memerlukan pengelolaan yang tepat dan aman. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan sekitar 81,87 juta ton limbah B3 dari berbagai sektor. Pertambangan, energi, minyak dan gas, industri manufaktur, agroindustri, sampai dengan medis. Berbeda dari limbah rumah tangga, limbah industri punya karakteristik yang cukup berbeda. Pengelolaannya pun perlu dilakukan dengan aman sebab beberapa material bisa membahayakan jika mencemari lingkungan dan terkontaminasi manusia. Baca Juga: Persetujuan Teknis Pengelolaan Limbah B3 Apa Saja yang Termasuk Limbah Industri? Limbah industri memiliki wujud dan ciri-ciri yang sangat beragam, tergantung pada industri yang menghasilkan.  Contoh limbah industri bisa berupa potongan logam, serpihan kayu, plastik, kertas sisa produksi, hingga lumpur hasil pengendapan dari proses pengolahan air limbah. Jenis ini tidak memiliki kandungan yang dapat berdampak serius terhadap lingkungan dan manusia.  Kemudian terdapat jenis limbah industri yang termasuk B3, di antaranya bahan kimia, limbah elektronik atau e-waste, pestisida, baterai, dan segala produk yang tercemar senyawa berbahaya. Limbah medis juga termasuk ke dalam hal ini. Limbah jenis ini dapat menimbulkan ancaman langsung dan signifikan terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Terdapat juga limbah radioaktif yang diwakili dengan lambang khusus dan bersifat radioaktif. Umumnya berasal dari industri terkait seperti pembangkit listrik tenaga nuklir, penelitian, dan fasilitas kesehatan. Limbah ini dapat menimbulkan kontaminasi jika tersentuh dan menyebabkan kerusakan yang signifikan pada yang terpapar. Gas buang dari cerobong pabrik, seperti karbon dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan gas lainnya, serta limbah organik sisa makanan dan pertanian, juga termasuk ke dalam limbah yang dihasilkan industri. Termasuk partikel halus yang terlepas ke udara dari proses pembakaran. Baca juga artikel lainnya : Upaya Mengurangi Emisi Karbon di Wilayah Perkotaan Sumber Emisi Karbon dari Limbah Industri Suatu industri tidak terlepas dari menghasilkan polusi, salah satunya adalah polusi di udara melalui emisi karbon. Banyak industri menggunakan bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas alam untuk energi, yang menghasilkan emisi karbon dioksida (CO2). Emisi karbon yang tinggi dari industri tidak hanya berkontribusi pada perubahan iklim tetapi juga bisa merusak ekosistem dan kesehatan manusia. Dilansir dari artikel ilmiah Universitas Airlangga, berdasarkan data World Research Institute (WRI), Indonesia menempati posisi enam besar di dunia sebagai penghasil emisi karbon terbesar. Tingkat emisi yang dihasilkan mencapai 1,981 miliar ton per tahun.  Emisi karbon juga terus meningkat secara signifikan sejak tahun 1990. Jumlah tertinggi ialah 581 MtCO2 pada tahun 2019. Sektor industri menjadi kontributor paling besar yaitu 37 persen, diikuti sektor transportasi 27 persen, serta pembangkit listrik dan panas 27 persen, meskipun limbah bukanlah menjadi penghasil utama emisi karbon dalam hal ini. Hubungan antara limbah industri dan emisi karbon sangat signifikan. Dengan pengelolaan limbah yang tepat, dapat membantu mengurangi sumber emisi lainnya yang diharapkan akan berdampak pada pengurangan yang lain. Similar Article ESG: Definisi, Implementasi, dan Pentingnya dalam Bisnis Dalam era di mana kesadaran akan keberlanjutan semakin meningkat, istilah ESG (Environmental, Social, Governance) semakin sering kita dengar. Namun, apa sebenarnya ESG itu? Dan mengapa konsep ini begitu penting dalam dunia bisnis saat ini? Artikel ini akan mengupas tuntas mengenai ESG, mulai dari pengertian dasar hingga penerapannya dalam dunia bisnis. Apa Itu ESG? ESG adalah singkatan dari Environmental, Social, dan Governance. Konsep ini mengacu pada sebuah kerangka kerja yang digunakan untuk mengevaluasi dampak sosial dan lingkungan dari suatu perusahaan. Tidak hanya menjadi tren, namun telah menjadi standar baru dalam dunia bisnis yang menggabungkan profitabilitas dengan keberlanjutan. Environmental (Lingkungan): Meliputi kebijakan… Pengelolaan Limbah Industri: Upaya Mengurangi Emisi Karbon Limbah Industri Limbah industri menjadi satu dari sekian jenis limbah yang bisa berupa bahan padat, cair, juga gas. Limbah industri juga mencakup bahan berbahaya dan beracun atau limbah B3. Seluruhnya memerlukan pengelolaan yang tepat dan aman. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan sekitar 81,87 juta ton limbah B3 dari berbagai sektor. Pertambangan, energi, minyak dan gas, industri manufaktur, agroindustri, sampai dengan medis. Berbeda dari limbah rumah tangga, limbah industri punya karakteristik yang cukup berbeda. Pengelolaannya pun perlu dilakukan dengan aman sebab beberapa material bisa membahayakan jika mencemari lingkungan dan terkontaminasi manusia. Baca Juga: Persetujuan Teknis Pengelolaan… Waste to Energy : Kelebihan dan Kekurangan Mengubah sampah menjadi energi atau dikenal juga dengan Waste to Energy (WtE) merupakan sebuah inovasi dalam pengelolaan sampah untuk menjadikannya lebih bermanfaat. Kita tahu bahwa sampah, limbah, dan segala barang sisa penggunaan dari aktivitas manusia seringkali dianggap sebagai produk ‘habis’ yang tidak lagi dibutuhkan. Dibuang begitu saja, masih jarang dipilah, sampai pada akhirnya saling bercampur di Tempat Pembuangan Akhir sampah. Kondisi ini menjadikan sampah tercemar satu sama lain. Jika kegiatan daur ulang berfungsi untuk mengolah kembali suatu material berharga menjadi produk baru lainnya, kegiatan mengolah sampah menjadi energi adalah pilihan lain yang bisa dilakukan untuk mengolah material yang berdasarkan kondisinya… 3 Contoh Program Corporate Social Responsibility untuk Dukung Kelestarian Lingkungan Corporate Social Responsibility atau CSR merupakan istilah yang tidak asing. Ini menjadi sebuah program yang dilakukan perusahaan dalam rangka memenuhi tanggung jawab sosial dan lingkungan.  Baca juga artikel lainnya : Memitigasi Perubahan Iklim Melalui Program CSR (Corporate Social Responsibility) Menurut situs Hukum Online, kegiatan CSR menunjukkan komitmen pelaku usaha, bisnis, dan organisasi untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat. Berlaku baik bagi perusahaan itu sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat umum. Selain berfokus menghasilkan keuntungan, perusahaan juga dapat berkontribusi terhadap keberlanjutan melalui penyelenggaraan program CSR. Menunjukkan kepedulian dan akuntabilitas perusahaan terhadap masyarakat dan… Memitigasi Perubahan Iklim Melalui Program CSR (Corporate Social Responsibility) Corporate Social Responsibility Sesuai namanya, Program CSR (Corporate Social Responsibility) merupakan sebuah inisiatif yang dilakukan perusahaan, bisnis, dan organisasi untuk berkontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan, di samping berfokus pada menghasilkan profit. Aktivitas CSR melibatkan berbagai program dan ide yang dilakukan oleh perusahaan untuk menunjukkan tanggung jawab sosial perusahaan. Ada banyak sekali contoh program CSR sebagai dari berbagai perusahaan di Indonesia juga dunia, misalnya sumbangan amal, investasi terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar, dan juga upaya pengurangan jejak karbon. Di antara banyaknya inisiatif …

Waste to Energy : Kelebihan dan Kekurangan

Waste to Energy : Kelebihan dan Kekurangan

Mengubah sampah menjadi energi atau dikenal juga dengan Waste to Energy (WtE) merupakan sebuah inovasi dalam pengelolaan sampah untuk menjadikannya lebih bermanfaat. Kita tahu bahwa sampah, limbah, dan segala barang sisa penggunaan dari aktivitas manusia seringkali dianggap sebagai produk ‘habis’ yang tidak lagi dibutuhkan. Dibuang begitu saja, masih jarang dipilah, sampai pada akhirnya saling bercampur di Tempat Pembuangan Akhir sampah. Kondisi ini menjadikan sampah tercemar satu sama lain. Jika kegiatan daur ulang berfungsi untuk mengolah kembali suatu material berharga menjadi produk baru lainnya, kegiatan mengolah sampah menjadi energi adalah pilihan lain yang bisa dilakukan untuk mengolah material yang berdasarkan kondisinya tidak dapat lagi didaur ulang. Contohnya seperti sampah yang kotor, rusak, dan tercemar. Baca juga artikel lainnya : Urgensi Menciptakan Kesadaran tentang Perubahan Iklim di Masyarakat Apa Itu Waste to Energy? Waste to Energy adalah proses yang dilakukan untuk menghasilkan energi dalam bentuk panas, listrik, atau sumber bahan bakar yang dapat digunakan melalui pengolahan sampah. Waste to Energy adalah solusi inovatif untuk pengelolaan limbah dan produksi energi. Kegiatan ini dapat memainkan peran penting dalam transisi menuju ekonomi sirkular dan rendah karbon. Sebab penumpukan sampah di TPA dapat melepaskan sejumlah emisi metana ke atmosfer. Baca Juga: Mengenal Tingkatan Pengelolaan Sampah yang Tepat Proses waste to energy atau mengubah sampah menjadi energi punya beberapa cara yang berbeda. Prosesnya dibagi ke dalam teknologi termal dan non-termal yang terdiri dari beberapa metode: Limbah padat dibakar pada suhu tinggi untuk menghasilkan panas, yang kemudian digunakan untuk menghasilkan uap. Uap ini dapat menggerakkan turbin untuk memproduksi listrik. Sampah organik dipanaskan dalam kondisi kurang oksigen untuk menghasilkan syngas (synthetic gas) yang terdiri dari hidrogen, karbon monoksida, dan metana. Syngas ini dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik atau sebagai bahan baku untuk produksi bahan kimia. Limbah dipanaskan dalam kondisi bebas oksigen, menghasilkan cairan minyak, gas, dan char. Cairan minyak dapat digunakan sebagai bahan bakar, sementara gas dan cair dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi atau untuk aplikasi lainnya. Limbah organik didekomposisi oleh mikroorganisme dalam kondisi anaerobik (tanpa oksigen), menghasilkan biogas yang kaya metana. Biogas ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk menghasilkan listrik dan panas, atau dimurnikan untuk digunakan sebagai bahan bakar kendaraan. Apa Kelebihan Waste to Energy? Pengelolaan sampah waste to energy tidak hanya membantu mengurangi volume sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA). Aktivitas ini juga membantu menyediakan sumber energi alternatif yang berkelanjutan. Mengubah sampah menjadi energi berarti membantu manusia mengurangi ketergantungan akan energi fosil. Di satu sisi, sampah yang dihasilkan setiap harinya akan menumpuk jika tidak dikelola dengan tepat. Untuk itu, WtE dapat mengurangi volume sampah hingga 90%, memperpanjang umur TPA dan mengurangi kebutuhan akan lahan baru. Penumpukan sampah di TPA secara terbuka juga dapat menghasilkan gas metana. Pelepasan gas metana berlebih adalah hal yang membahayakan.. Gas metana memiliki potensi pemanasan global sampai dengan 21 kali lebih besar dari karbon dioksida. Mengubah limbah menjadi energi mengurangi emisi metana dari TPA. Apa Kekurangan Waste to Energy? Meski ada banyak manfaat dari penerapan waste to energy, penggunaan metode WtE dalam mengelola sampah di Indonesia bisa dibilang masih sangat baru dan belum optimal. Baru beberapa kota saja yang punya teknologi pengelolaan sampah ini. Pembangunan fasilitas WtE memerlukan investasi yang signifikan, yang bisa menjadi kendala bagi pemerintah atau perusahaan yang ingin mengadopsi teknologi ini. Biayanya cenderung mahal, belum lagi saat operasionalnya berjalan. Meskipun WtE mengurangi volume sampah, proses pembakaran masih menghasilkan emisi, seperti dioksin dan furan, yang perlu dikelola dengan ketat untuk mencegah dampak negatif pada lingkungan. Studi Environmental Protection Agency (EPA) mengidentifikasi dioksida sebagai penyebab berbagai jenis kanker. Diperlukan dana lebih untuk dapat mengendalikan polusi dan emisi beracun dari pembakaran sampah. Pada akhirnya, mengurangi produksi sampah dan melakukan daur sampah adalah hal utama yang perlu dilakukan dalam menangani sampah. Waste to Energy adalah solusi inovatif untuk pengelolaan limbah dan produksi energi. Butuh dukungan lebih untuk menjadikannya aman dan optimal. Similar Article ESG: Definisi, Implementasi, dan Pentingnya dalam Bisnis Dalam era di mana kesadaran akan keberlanjutan semakin meningkat, istilah ESG (Environmental, Social, Governance) semakin sering kita dengar. Namun, apa sebenarnya ESG itu? Dan mengapa konsep ini begitu penting dalam dunia bisnis saat ini? Artikel ini akan mengupas tuntas mengenai ESG, mulai dari pengertian dasar hingga penerapannya dalam dunia bisnis. Apa Itu ESG? ESG adalah singkatan dari Environmental, Social, dan Governance. Konsep ini mengacu pada sebuah kerangka kerja yang digunakan untuk mengevaluasi dampak sosial dan lingkungan dari suatu perusahaan. Tidak hanya menjadi tren, namun telah menjadi standar baru dalam dunia bisnis yang menggabungkan profitabilitas dengan keberlanjutan. Environmental (Lingkungan): Meliputi kebijakan… Pengelolaan Limbah Industri: Upaya Mengurangi Emisi Karbon Limbah industri menjadi satu dari sekian jenis limbah yang bisa berupa bahan padat, cair, juga gas. Limbah industri juga mencakup bahan berbahaya dan beracun atau limbah B3. Seluruhnya memerlukan pengelolaan yang tepat dan aman. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan sekitar 81,87 juta ton limbah B3 dari berbagai sektor. Pertambangan, energi, minyak dan gas, industri manufaktur, agroindustri, sampai dengan medis. Berbeda dari limbah rumah tangga, limbah industri punya karakteristik yang cukup berbeda. Pengelolaannya pun perlu dilakukan dengan aman sebab beberapa material bisa membahayakan jika mencemari lingkungan dan terkontaminasi manusia. Apa Saja yang Termasuk Limbah Industri? Limbah… Waste to Energy : Kelebihan dan Kekurangan Mengubah sampah menjadi energi atau dikenal juga dengan Waste to Energy (WtE) merupakan sebuah inovasi dalam pengelolaan sampah untuk menjadikannya lebih bermanfaat. Kita tahu bahwa sampah, limbah, dan segala barang sisa penggunaan dari aktivitas manusia seringkali dianggap sebagai produk ‘habis’ yang tidak lagi dibutuhkan. Dibuang begitu saja, masih jarang dipilah, sampai pada akhirnya saling bercampur di Tempat Pembuangan Akhir sampah. Kondisi ini menjadikan sampah tercemar satu sama lain. Jika kegiatan daur ulang berfungsi untuk mengolah kembali suatu material berharga menjadi produk baru lainnya, kegiatan mengolah sampah menjadi energi adalah pilihan lain yang bisa dilakukan untuk mengolah material yang berdasarkan kondisinya… 3 Contoh Program Corporate Social Responsibility untuk Dukung Kelestarian Lingkungan Corporate Social Responsibility atau CSR merupakan istilah yang tidak asing. Ini menjadi sebuah program yang dilakukan perusahaan dalam rangka memenuhi tanggung jawab sosial dan lingkungan.  Baca juga artikel lainnya : Memitigasi Perubahan Iklim …

3 Contoh Program Corporate Social Responsibility untuk Dukung Kelestarian Lingkungan

3 Contoh Program Corporate Social Responsibility untuk Dukung Kelestarian Lingkungan

Corporate Social Responsibility atau CSR merupakan istilah yang tidak asing. Ini menjadi sebuah program yang dilakukan perusahaan dalam rangka memenuhi tanggung jawab sosial dan lingkungan.  Baca juga artikel lainnya : Memitigasi Perubahan Iklim Melalui Program CSR (Corporate Social Responsibility) Menurut situs Hukum Online, kegiatan CSR menunjukkan komitmen pelaku usaha, bisnis, dan organisasi untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat. Berlaku baik bagi perusahaan itu sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat umum. Selain berfokus menghasilkan keuntungan, perusahaan juga dapat berkontribusi terhadap keberlanjutan melalui penyelenggaraan program CSR. Menunjukkan kepedulian dan akuntabilitas perusahaan terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan. Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan atau CSR dapat diimplementasikan ke dalam berbagai aktivitas dan tujuan, seperti pengurangan emisi karbon dan sebagainya. Berikut ini adalah lima contoh program CSR yang sekaligus merupakan langkah mendukung kelestarian lingkungan. 1. Program Corporate Social Responsibility: Pengelolaan Limbah dan Daur Ulang Masalah limbah dan pengelolaan sampah masih menjadi salah satu isu lingkungan di Indonesia yang sampai saat berupaya untuk ditangani. Sampah kemasan atau segala produk pasca konsumsi yang dibuang oleh konsumen menjadi satu dari sekian banyaknya sampah atau limbah yang masih sering kali mencemari lingkungan.  Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sekitar 17 persen dari total sampah nasional pada tahun 2021 adalah sampah plastik. Jumlahnya sebanyak 11,6 juta ton sampah, dan sayangnya didominasi oleh sampah kemasan dengan merk dari brand atau produk tertentu. Berkaca dari permasalahan ini, perusahaan dapat mengimplementasikan program daur ulang di kantor atau pabrik mereka, serta mendukung proyek-proyek pengelolaan limbah di komunitas sekitar. Bisnis dan pelaku usaha juga bisa mulai beralih ke kemasan alternatif yang lebih aman bagi lingkungan.  Baca Juga: 4 Types of Corporate Social Responsibility (CSR) Program 2. Program Corporate Social Responsibility: Penggunaan Air dan Energi Bertanggung Jawab  Konsumsi air dan energi memang tidak dapat dihindari oleh siapa pun, terlebih bagi perusahaan, bisnis, dan pelaku usaha. Sayangnya, konsumsi yang berlebih dan tidak bijak dapat membawa bumi menuju kekeringan. Berdasarkan laporan dari World Water Development PBB, selain sektor pertanian, industri dunia menjadi entitas yang paling banyak melakukan pengambilan air tanah paling besar. Besar penarikan air tentu bergantung pada jenis industri dan kebutuhannya. Belum lagi terkait energi yang digunakan. Oleh karena itu, perusahaan dapat berinisiatif mengimplementasikan teknologi dan praktik yang mengurangi konsumsi air, serta mendukung proyek-proyek untuk meningkatkan akses air bersih di masyarakat. Juga meningkatkan efisiensi energi di fasilitas perusahaan serta mengedukasi karyawan tentang praktik hemat energi. 3. Program Corporate Social Responsibility: Penanaman Pohon  Kegiatan CSR yang satu ini menjadi salah satu contoh kegiatan CSR yang sering kali dilakukan perusahaan dalam berkontribusi terhadap kelestarian lingkungan. Melalui menanam pohon, perusahaan dapat membantu menghijaukan alam, mendukung terciptanya udara yang bersih dan sehat, menambah kenyamanan area sekitar, dan masih banyak lagi. Kegiatan ini juga menjadi sebuah langkah keberlanjutan di tengah meningkatnya pembangunan di berbagai wilayah. Perusahaan dapat mengorganisir atau mendukung inisiatif penanaman pohon untuk mengurangi emisi karbon, memperbaiki kualitas udara, dan mendukung reboisasi.  Untuk menunjukkan komitmen perusahaan terhadap lingkungan, pelaku usaha, bisnis, perusahaan juga dapat turut serta dalam melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik untuk dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien Melacak emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. Similar Article ESG: Definisi, Implementasi, dan Pentingnya dalam Bisnis Dalam era di mana kesadaran akan keberlanjutan semakin meningkat, istilah ESG (Environmental, Social, Governance) semakin sering kita dengar. Namun, apa sebenarnya ESG itu? Dan mengapa konsep ini begitu penting dalam dunia bisnis saat ini? Artikel ini akan mengupas tuntas mengenai ESG, mulai dari pengertian dasar hingga penerapannya dalam dunia bisnis. Apa Itu ESG? ESG adalah singkatan dari Environmental, Social, dan Governance. Konsep ini mengacu pada sebuah kerangka kerja yang digunakan untuk mengevaluasi dampak sosial dan lingkungan dari suatu perusahaan. Tidak hanya menjadi tren, namun telah menjadi standar baru dalam dunia bisnis yang menggabungkan profitabilitas dengan keberlanjutan. Environmental (Lingkungan): Meliputi kebijakan… Pengelolaan Limbah Industri: Upaya Mengurangi Emisi Karbon Limbah industri menjadi satu dari sekian jenis limbah yang bisa berupa bahan padat, cair, juga gas. Limbah industri juga mencakup bahan berbahaya dan beracun atau limbah B3. Seluruhnya memerlukan pengelolaan yang tepat dan aman. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan sekitar 81,87 juta ton limbah B3 dari berbagai sektor. Pertambangan, energi, minyak dan gas, industri manufaktur, agroindustri, sampai dengan medis. Berbeda dari limbah rumah tangga, limbah industri punya karakteristik yang cukup berbeda. Pengelolaannya pun perlu dilakukan dengan aman sebab beberapa material bisa membahayakan jika mencemari lingkungan dan terkontaminasi manusia. Apa Saja yang Termasuk Limbah Industri? Limbah… Waste to Energy : Kelebihan dan Kekurangan Mengubah sampah menjadi energi atau dikenal juga dengan Waste to Energy (WtE) merupakan sebuah inovasi dalam pengelolaan sampah untuk menjadikannya lebih bermanfaat. Kita tahu bahwa sampah, limbah, dan segala barang sisa penggunaan dari aktivitas manusia seringkali dianggap sebagai produk ‘habis’ yang tidak lagi dibutuhkan. Dibuang begitu saja, masih jarang dipilah, sampai pada akhirnya saling bercampur di Tempat Pembuangan Akhir sampah. Kondisi ini menjadikan sampah tercemar satu sama lain. Jika kegiatan daur ulang berfungsi untuk mengolah kembali suatu material berharga menjadi produk baru lainnya, kegiatan mengolah sampah menjadi energi adalah pilihan lain yang bisa dilakukan untuk mengolah material yang berdasarkan kondisinya… 3 Contoh Program Corporate Social Responsibility untuk Dukung Kelestarian Lingkungan Corporate Social Responsibility atau CSR merupakan istilah yang tidak asing. Ini menjadi sebuah program yang dilakukan perusahaan dalam rangka …

Fenomena Polar Vortex: Apa yang Terjadi saat Suhu Dingin Ekstrim Melanda?

Fenomena Polar Vortex: Apa yang Terjadi saat Suhu Dingin Ekstrim Melanda?

Polar Vortex – Selain peningkatan suhu rata-rata global, masyarakat dunia sepertinya juga perlu waspada terhadap fenomena cuaca ekstrem yang dapat menyebabkan musim dingin menjadi lebih dingin dari biasanya. Sebab, suhu dingin ekstrem belakangan ini tidak hanya dialami oleh wilayah dengan salju abadi, seperti Antartika dan sekitarnya. Beberapa kota di dunia juga turut dilanda gelombang dingin yang dapat membekukan dan membuat siang hari berlangsung lebih cepat. Salah satunya suhu dingin yang melanda Swedia dan Finlandia. Dilansir dari Deutsche Welle, Institut Meteorologi dan Hidrologi Swedia telah mencatatkan suhu terdingin di musim dinginnya selama dua hari berturut-turut. Pada bulan Maret lalu, tercatat suhu udara di sana anjlok hingga lebih dari minus 40 derajat Celcius. Ini adalah level terendah yang pernah dicatat sejak tahun 1999. Sementara di Finlandia, suhu dingin juga terus turun mencapai minus 30 derajat Celcius. Dialami oleh banyak wilayah di negara tersebut. Kedua kondisi tersebut berdampak pada aktivitas masyarakat juga mengganggu transportasi setempat, termasuk lalu lintas kendaraan antar negara-negara Nordik. Baca juga artikel lainnya : 5 Kota dengan Musim Dingin Paling Esktrem di Dunia Meskipun bumi mengalami pemanasan global, ilmuwan menyampaikan bahwa musim dingin dengan suhu yang ekstrem tetap mungkin akan terjadi. Dinamika cuaca, atmosfer dan laut yang kompleks merupakan faktor-faktor yang mendukung terjadinya kondisi ini. Gangguan pada polar vortex adalah salah satunya. Apa Itu Fenomena Polar Vortex? Menurut Biro Prakiraan Cuaca Amerika Serikat, Polar Vortex yang berarti “Pusaran Kutub” adalah aliran udara bertekanan rendah yang sangat dingin yang biasanya terkonsentrasi di sekitar kutub. Pusaran ini selalu ada di dekat kutub, namun dapat melemah dan menguat tergantung musim yang terjadi. Polar vortex bergerak berlawanan arah jarum jam, membantu menjaga udara dingin tetap berada di dekat kutub. Akan tetapi, pusarannya terkadang dapat meluas keluar dari area yang seharusnya. Terjadinya pemanasan Arktik yang lebih cepat atau disebut juga “Arctic Amplification” dapat melemahkan polar vortex. Kondisi ini akan menyebabkan udara dingin yang biasanya berada di kutub menyebar ke selatan, membawa cuaca dingin yang ekstrem ke wilayah yang lebih rendah, termasuk Amerika Utara, Eropa, dan Asia. Baca Juga: Cuaca Panas Landa Sumatera, Apa Penyebabnya? Bagaimana Polar Vortex Mempengaruhi Cuaca? Badan Iklim Amerika Serikat menyebut bahwa polar vortex atau pusaran kutub tidak selalu mempengaruhi cuaca musim dingin di garis lintang tengah. Akan tetapi, jika hal itu terjadi, efeknya bisa ekstrem. Dalam kondisi normal, polar vortex tetap terkurung di sekitar kutub oleh arus udara yang dikenal sebagai jet stream – aliran udara cepat di atmosfer yang memisahkan massa udara hangat dan dingin. Jet stream ini mengelilingi polar vortex dan menjaga udara dingin tetap terkonsentrasi di daerah kutub. Maka ketika jet stream melemah akibat pemanasan global, pola aliran udara menjadi lebih berombak, memungkinkan massa udara dingin dari kutub untuk merambah ke wilayah yang biasanya lebih hangat selama musim dingin. Dari kondisi tersebut, jet stream pun ikut berperan besar dalam cuaca musim dingin yang dialami negara-negara di garis lintang tengah. Kapan Fenomena Polar Vortex Pernah Terjadi? Salah satu contoh terkenal dari pelemahan polar vortex adalah peristiwa pada musim dingin 2013-2014 di Amerika Utara.  Pada saat itu, gelombang dingin yang parah melanda sebagian besar wilayah Amerika Serikat, menyebabkan suhu yang sangat rendah dan badai salju yang dahsyat dalam 20 tahun terakhir. Menimbulkan gangguan yang cukup masif dan berdampak bagi masyarakat dan kehidupan sehari-hari. Dilansir dari VOA Indonesia, akibat cuaca yang sangat dingin, sekolah, kantor, hingga bisnis pun terpaksa tutup. Setidaknya 20 orang tewas karena suhu dingin se-Amerika itu. Pakar kesehatan pun menganjurkan orang-orang untuk tidak berada di luar ruangan lebih dari 20 menit untuk menghindari terjadinya frostbite yang membahayakan. Apa Saja Dampak dari Polar Vortex? Pelemahan polar vortex atau pusaran kutub sering dikaitkan dengan cuaca ekstrem. Dalam hal tersebut kondisinya termasuk gelombang dingin yang parah, badai salju, dan suhu yang sangat rendah di wilayah yang biasanya tidak terkena dampak dingin ekstrem. Peristiwa ini juga dapat menyebabkan musim dingin yang lebih panjang dan intens di wilayah tertentu. Meski begitu, polar vortex tidak memiliki dampak yang sama di wilayah lainnya. VOA Indonesia menyampaikan, jika pusaran udara bergerak menyebar ke wilayah di luar kutub, maka udara dingin yang seharusnya tersimpan di sana menjadi semakin terkikis dan habis. Menyebabkan iklim setempat menjadi lebih hangat. /*! elementor – v3.23.0 – 05-08-2024 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article ESG: Definisi, Implementasi, dan Pentingnya dalam Bisnis Dalam era di mana kesadaran akan keberlanjutan semakin meningkat, istilah ESG (Environmental, Social, Governance) semakin sering kita dengar. Namun, apa sebenarnya ESG itu? Dan mengapa konsep ini begitu penting dalam dunia bisnis saat ini? Artikel ini akan mengupas tuntas mengenai ESG, mulai dari pengertian dasar hingga penerapannya dalam dunia bisnis. Apa Itu ESG? ESG adalah singkatan dari Environmental, Social, dan Governance. Konsep ini mengacu pada sebuah kerangka kerja yang digunakan untuk mengevaluasi dampak sosial dan lingkungan dari suatu perusahaan. Tidak hanya menjadi tren, namun telah menjadi standar baru dalam dunia bisnis yang menggabungkan profitabilitas dengan keberlanjutan. Environmental (Lingkungan): Meliputi kebijakan… Pengelolaan Limbah Industri: Upaya Mengurangi Emisi Karbon Limbah industri menjadi satu dari sekian jenis limbah yang bisa berupa bahan padat, cair, juga gas. Limbah industri juga mencakup bahan berbahaya dan beracun atau limbah B3. Seluruhnya memerlukan pengelolaan yang tepat dan aman. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan sekitar 81,87 juta ton limbah B3 dari berbagai sektor. Pertambangan, energi, minyak dan gas, industri manufaktur, agroindustri, sampai dengan medis. Berbeda dari limbah rumah tangga, limbah industri punya karakteristik yang cukup berbeda. Pengelolaannya pun perlu dilakukan dengan aman sebab beberapa material bisa membahayakan jika mencemari lingkungan dan terkontaminasi manusia. Apa Saja yang Termasuk Limbah Industri? Limbah… Waste to Energy : Kelebihan dan Kekurangan Mengubah sampah menjadi energi atau dikenal juga dengan Waste to Energy (WtE) merupakan sebuah inovasi dalam pengelolaan sampah untuk menjadikannya lebih bermanfaat. Kita tahu bahwa sampah, limbah, dan segala barang sisa penggunaan dari aktivitas manusia seringkali dianggap sebagai produk ‘habis’ yang tidak lagi dibutuhkan. Dibuang begitu saja, masih jarang dipilah, sampai pada akhirnya saling bercampur di Tempat Pembuangan Akhir sampah. Kondisi ini menjadikan sampah tercemar satu sama lain. Jika kegiatan daur ulang berfungsi untuk mengolah kembali suatu material berharga menjadi produk baru …

5 Kota dengan Musim Dingin Paling Ekstrem di Dunia

5 Kota dengan Musim Dingin Paling Ekstrem di Dunia

Negara-negara beriklim tropis, salah satunya Indonesia, tentu akan jarang dan mungkin hampir tidak pernah punya pengalaman dengan musim dingin yang suhu udaranya bisa menyentuh di bawah Nol derajat Celcius. Sebaliknya, suhu di sini bisa sangat panas mengingat paparan sinar mataharinya melimpah sepanjang tahun. Peningkatan suhu global sampai dengan musim dingin yang sangat ekstrem telah menjadi fenomena cuaca yang sering terjadi belakangan ini. Baca juga artikel lainnya : Kemitraan Bisnis yang Berkelanjutan: Menghadapi Tantangan dan Peluang di Era Globalisasi Perubahan iklim mengubah sistem iklim bumi. Selain kenaikan suhu, musim dingin ekstrem di beberapa wilayah adalah salah satu aspeknya. Salah satu tempat paling dingin di Bumi ialah Dataran Tinggi Antartika Timur. Dilansir dari Study International, rekor suhu terdingin yang pernah tercatat adalah minus 93.2 derajat Celcius. Sangat tidak memungkinkan untuk dihuni manusia. Sama seperti kenaikan suhu global, para ilmuwan juga mulai memperhatikan bagaimana suhu dingin terus meningkat ekstrem. Kondisinya bahkan meluas sampai menghampiri tempat-tempat di luar Antartika dengan cuaca dan suhu dingin yang sangat ekstrem. Dikutip dari berbagai sumber, berikut ini adalah lima kota di dunia yang mengalami musim dingin paling ekstrem. 1. Yakutsk, Rusia Salah satu kota dengan musim dingin paling dingin di dunia adalah Kota Yakutsk, Rusia. Rekor suhu terdingin yang pernah tercatat di sini mencapai minus 64,4 derajat Celcius. Kota Yakutsk terletak di Siberia Timur. Rata-rata suhu musim dinginnya berada pada minus 20 derajat Celcius sedangkan suhu hangatnya adalah 24 derajat Celcius. Cuaca dingin dapat terjadi selama hampir tujuh bulan dengan suhu di bawah titik beku biasanya berlangsung dari Desember hingga Januari. Dengan suhu dingin ekstrem yang terjadi, kehidupan pun menjadi lebih sulit di sini sehingga para penduduk perlu untuk beradaptasi dan menyesuaikan aktivitas mereka. Misalnya dalam hal berdagang di mana ikan-ikan dijual dalam keadaan beku, termasuk juga sayuran dan bahan pokok lainnya.  Kemudian, para penduduk juga perlu menyimpan mobil menggunakan selimut penghangat khusus serta penggunaan pakaian-pakaian tebal untuk menjaga diri tetap hangat. 2. Barrow (Utqiagvik), Alaska, AS Kota lainnya yang memiliki musim dingin ekstrem adalah Kota Barrow di State Alaska, Amerika Serikat. Di sini, suhu terendah yang pernah tercatat mencapai minus 45 derajat Celcius.  Untuk suhu rata-rata tahunan pada musim dingin di Barrow adalah sekitar minus 12 derajat Celcius. Bulan Februari menjadi bulan yang paling dingin di sana. Siapa pun perlu mengenakan pakaian hangat agar terhindar dari hipotermia saat beraktivitas di luar. Barrow adalah kota paling utara di Amerika Serikat yang juga mengalami polar night. Polar Night merupakan fenomena berupa matahari tidak terbit selama sekitar 65 hari pada musim dingin. 3. Yellowknife, Kanada Kota Yellowknife, Kanada, memiliki kondisi musim dingin yang cukup keras, dengan suhu terendah yang pernah tercatat adalah sekitar minus 51 derajat Celcius, sebagaimana dilansir dari artikel Daan Van Den Broek.  Pada siang hari, suhu di sini tetap jauh di bawah minus 20 derajat Celcius. Berlanjut ke malam, suhunya akan semakin menurun mencapai minus 30 derajat Celcius. Januari menjadi bulan terdingin di Yellowknife. Melihat kondisinya, kota yang terletak di tepi Danau Great Slave ini hanya akan disinari cahaya matahari kurang dari 5 jam selama musim dingin. Meski begitu, Yellowknife dikenal dengan aurora borealis yang sering terlihat selama musim dingin yang panjang dan gelap. 4. Harbin, China Salah satu kota di benua Asia, Harbin, yang terletak di provinsi paling utara Heilongjiang, China, pernah mencatatkan suhu terendah selama musim dingin yaitu minus 37.7 derajat Celcius. Suhu rata-rata tahunan pada musim dingin di sini biasanya adalah sekitar 5.9 derajat Celcius. Bulan Januari menjadi bulan terdingin sepanjang tahun di Harbin.  Selama musim dingin, Kota Harbin menyelenggarakan Festival Es dan Salju Internasional untuk menarik perhatian wisatawan dengan keindahan kotanya. Pameran seni juga menjadi sebuah kesempatan untuk memamerkan kemampuan kota dalam mengubah musim dingin yang keras menjadi perayaan kreativitas dan budaya. 5. Ulaanbaatar, Mongolia Kota Ulaanbaatar yang merupakan ibukota dari Mongolia pernah mengalami suhu di bawah minus 40 derajat Celcius pada musim dingin.  Mongolia beriklim tinggi, dingin, dan kering, terletak di ketinggian sekitar 1.350 meter di atas permukaan laut. Suhu rata-rata di sebagian besar wilayah Mongolia akan berada di bawah titik beku pada bulan November hingga Maret  Suhu rata-rata tahunan pada musim dingin adalah minus 20 derajat Celcius, turun menjadi minus 40 derajat Celcius pada malam hari. Similar Article ESG: Definisi, Implementasi, dan Pentingnya dalam Bisnis Dalam era di mana kesadaran akan keberlanjutan semakin meningkat, istilah ESG (Environmental, Social, Governance) semakin sering kita dengar. Namun, apa sebenarnya ESG itu? Dan mengapa konsep ini begitu penting dalam dunia bisnis saat ini? Artikel ini akan mengupas tuntas mengenai ESG, mulai dari pengertian dasar hingga penerapannya dalam dunia bisnis. Apa Itu ESG? ESG adalah singkatan dari Environmental, Social, dan Governance. Konsep ini mengacu pada sebuah kerangka kerja yang digunakan untuk mengevaluasi dampak sosial dan lingkungan dari suatu perusahaan. Tidak hanya menjadi tren, namun telah menjadi standar baru dalam dunia bisnis yang menggabungkan profitabilitas dengan keberlanjutan. Environmental (Lingkungan): Meliputi kebijakan… Pengelolaan Limbah Industri: Upaya Mengurangi Emisi Karbon Limbah industri menjadi satu dari sekian jenis limbah yang bisa berupa bahan padat, cair, juga gas. Limbah industri juga mencakup bahan berbahaya dan beracun atau limbah B3. Seluruhnya memerlukan pengelolaan yang tepat dan aman. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan sekitar 81,87 juta ton limbah B3 dari berbagai sektor. Pertambangan, energi, minyak dan gas, industri manufaktur, agroindustri, sampai dengan medis. Berbeda dari limbah rumah tangga, limbah industri punya karakteristik yang cukup berbeda. Pengelolaannya pun perlu dilakukan dengan aman sebab beberapa material bisa membahayakan jika mencemari lingkungan dan terkontaminasi manusia. Apa Saja yang Termasuk Limbah Industri? Limbah… Waste to Energy : Kelebihan dan Kekurangan Mengubah sampah menjadi energi atau dikenal juga dengan Waste to Energy (WtE) merupakan sebuah inovasi dalam pengelolaan sampah untuk menjadikannya lebih bermanfaat. Kita tahu bahwa sampah, limbah, dan segala barang sisa penggunaan dari aktivitas manusia seringkali dianggap sebagai produk ‘habis’ yang tidak lagi dibutuhkan. Dibuang begitu saja, masih jarang dipilah, sampai pada akhirnya saling bercampur di Tempat Pembuangan Akhir sampah. Kondisi ini menjadikan sampah tercemar satu sama lain. Jika kegiatan daur ulang berfungsi untuk mengolah kembali suatu material berharga menjadi produk baru lainnya, kegiatan mengolah sampah menjadi energi adalah pilihan lain …

Cuaca Panas Landa Sumatera, Apa Penyebabnya?

Cuaca Panas Landa Sumatera, Apa Penyebabnya?

Cuaca panas ekstrem melanda pulau Sumatera, khususnya Kota Medan, Sumatera Utara, pada beberapa waktu lalu. Suhunya melebihi suhu rata-rata tahunan yang biasanya berada pada 27 derajat Celcius. Menurut data pengamatan temperatur di beberapa stasiun BMKG, tercatat suhu udara maksimum mencapai 36.2 derajat Celcius pada Maret 2024. Suhu udara kembali meningkat cukup tajam, menyentuh 38 derajat Celcius pada Juli 2024, sebagaimana dilaporkan oleh Sumatra Bisnis. Baca Juga: 3 Tragedi Akibat Gelombang Panas Ekstrem Sebelumnya, beberapa kota dan daerah di benua Asia juga turut mengalami kondisi panas ekstrem dan menyengat. Kondisi ini sampai-sampai menghambat aktivitas masyarakat dan membuat pemerintahan berbagai negara mengeluarkan himbauan dan aturan untuk masyarakat berhati-hati ketika berkegiatan di luar ruangan. Panas ekstrem yang terjadi merupakan akibat dari beberapa faktor yang saling terkait, terutama terkait dengan perubahan iklim global. Mulai dari perubahan pola cuaca, efek pulau panas perkotaan, hingga maraknya deforestasi dan penggundulan hutan, yang berkontribusi pada peningkatan suhu regional. Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Pulau Sumatera Baca juga artikel lainnya : Pemanasan Global dan Suhu Dingin Ekstrim: Memahami Keterkaitannya Selain Sumatera Utara, Provinsi Riau, Aceh, Jambi, Sumatera Selatan, hingga Sumatera Barat juga dikabarkan mengalami peningkatan suhu panas. Ditemukan adanya sejumlah titik panas yang tersebar di banyak tempat. Dilansir dari CNN Indonesia, berdasarkan analisa yang dilakukan BBMKG, terjadinya cuaca panas ekstrem di Pulau Sumatera disebabkan oleh hembusan angin baratan yang cukup kuat dan bersifat divergen (menyebar). Menyulitkan pertumbuhan awan di wilayah tersebut. Kelembaban udara pun tercatat rendah, membuat kandungan uap air cukup kecil. Kondisi ini mengakibatkan suhu siang hari terasa sangat panas. Diperkirakan, hanya beberapa daerah saja yang tidak berada pada situasi tidak ada hujan hingga hanya berpotensi hujan ringan. Ancaman dari Cuaca Panas Ekstrem  Terjadinya panas menyengat dan suhu udara tinggi tentu menimbulkan ancaman yang dapat berdampak bagi banyak hal, termasuk sosial, ekonomi, dan lingkungan. Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjadi salah satu potensi bencana alam yang sangat mungkin dapat terjadi. Panas ekstrem menciptakan kondisi yang ideal untuk terjadinya kebakaran hutan, terlebih ketika dikombinasikan dengan kekeringan berkepanjangan. Seperti karhutla yang melanda sekitar 2 hektar lahan gambut di Desa Karya Indah, Kabupaten Kampar, Riau. Dilansir dari MetroTV News, Komandan Manggala Agni Daops Pekanbaru, Chaerul Parsaulian Ginting mengatakan bahwa kebakaran diduga terjadi akibat cuaca panas yang telah berlangsung selama sepekan. Sebab dijumpai adanya puluhan titik panas di Provinsi Riau. Belum lagi ratusan titik panas atau hotspot lainnya yang muncul di Sumatera. Kebakaran hutan dapat menghancurkan lahan pertanian, merusak tanaman, dan membunuh hewan ternak. Ini tidak hanya mengakibatkan hilangnya sumber pangan, tetapi juga menyebabkan kerugian finansial yang besar bagi petani dan industri pertanian. Kebakaran hutan dan lahan yang meluas dan terjadi dalam waktu lama dapat menimbulkan kabut asap yang mengganggu pandangan dan aktivitas. Menghambat kegiatan, salah satunya kegiatan pariwisata. Tidak hanya itu, cuaca panas ekstrem juga dapat mengancam kesehatan masyarakat. Berada di bawah suhu udara yang tinggi bisa menyebabkan dehidrasi, sakit kepala, kepanasan, iritasi kulit akibat matahari, hingga heat stroke. Similar Article 5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim Isu terkait perubahan iklim semakin menjadi pembahasan yang ramai diperbincangkan saat ini. Di seluruh dunia, masyarakat lintas generasi mulai menunjukkan ketertarikannya akan informasi tentang perubahan iklim. Hasil survei People’s Climate Vote 2024 menunjukkan bahwa sekitar 87 persen populasi dunia telah menaruh perhatian mereka pada isu ini. Sementara itu, 63 persen pengisi survei sudah mulai mempertimbangkan dampak perubahan iklim terhadap keputusan yang mereka buat. Melalui kondisi ini, bisa digambarkan bahwa perubahan iklim semakin memberikan pengaruhnya terhadap orang-orang di berbagai belahan dunia. Mengganggu mereka dengan beragam cara. Perubahan iklim tidak lagi sebatas konteks khusus bagi beberapa kalangan. Istilah ini perlu diumumkan lebih… Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini Jejak karbon merupakan sejumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang lepas ke atmosfer dan bersumber dari berbagai kegiatan tertentu. Konsentrasi emisi karbon antropogenik atau yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sumber yang paling dominan dalam menimbulkan dampak bagi lingkungan. Salah satunya berasal dari sektor industri yang disebut sebagai kontributor utama emisi karbon global.  Menurut laporan emisi CO2 tahun 2022 oleh IEA, emisi karbon dioksida global dari pembakaran energi dan proses industri telah mencapai level tertinggi sepanjang masa, yakni sebesar 36,8 Gt pada 2022. Meskipun produksi emisi karbon dari industri sempat menyusut 5 persen pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19, akan… Pengertian Industri Hijau: Tujuan, Manfaat, dan Contohnya Penerapan industri hijau di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim selayaknya angin segar yang memberikan kesejukan dalam upaya keberlanjutan. Sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global seringkali didorong untuk dapat berkontribusi dalam langkah pengurangan emisi karbon atau dekarbonisasi. Maka dari itu, industri hijau sebagai bagian dari bisnis berkelanjutan dapat menjadi opsi yang bisa dipilih perusahaan dan entitas komersial lainnya dalam mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan keberlanjutan. Namun, apa itu industri hijau beserta tujuan, keuntungan, dan contohnya? Apa Itu Industri Hijau? Dilansir dari Tirto ID, menurut Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin RI), pengertian industri hijau adalah… Bagaimana Cara Tepat Memilih Carbon Accounting Software untuk Industri? Carbon Accounting – Seiring dengan meningkatnya sustainability awareness di berbagai kalangan, banyak pihak mulai turut serta menerapkan praktik-praktik kebelanjutan melalui berbagai cara.  Peningkatan dampak perubahan iklim seakan menjadi ‘alarm’ yang mendorong masyarakat untuk bergabung dalam upaya mitigasi iklim. Utamanya dari sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global. Kegiatan industri diketahui menyumbang paling banyak emisi karbon ke atmosfer. Di Indonesia saja, sekitar 70 persen penyumbang emisi karbon adalah industri, sehingga sektor ini diharapkan mampu terlibat untuk mengurangi emisi karbon dan membantu mencapai Net Zero Emission yang direncanakan. Oleh karena itu, untuk dapat berkontribusi dalam upaya… Memahami Istilah Global Stocktake dalam Aksi Iklim Internasional Di berbagai belahan dunia, negara-negara terus berlomba mencapai ambisi iklim sebagai respons terhadap peningkatan dampak perubahan iklim sekaligus komitmen sesuai kesepakatan Paris. Perjanjian Paris menjadi poin penting dalam kebijakan iklim internasional yang mendorong banyak pemerintahan berkontribusi memitigasi kondisi iklim melalui masing-masing rencana aksi iklim. Untuk dapat memastikan setiap rencana dan target terpenuhi sesuai yang disepakati, perlu adanya evaluasi dan pencatatan yang disebut juga sebagai Global Stocktake dalam Perjanjian Paris. Menurut Grantham Research Institute on Climate Change, …

5 Sertifikasi Keberlanjutan atau Label Hijau bagi Bisnis Anda

Ribuan Hektar Hutan Deforestasi Setiap Tahunnya!

Deforestasi Deforestasi – Indonesia bisa jadi tidak akan sehijau sebelumnya jika melihat maraknya kasus deforestasi atau hilangnya area hutan yang terjadi saat ini. Temuan beragam penelitian menyebut bahwa setiap tahunnya ribuan hektar hutan hilang dari wilayah daratan Indonesia, utamanya akibat aktivitas manusia. Salah satunya berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh Global Forest Watch (GFW) dan World Research Institute (WRI). Sepanjang tahun 2002 sampai dengan 2023, Indonesia disebut mengalami kehilangan area hutan primer sebanyak 1.02 Mha (juta hektar). Menurut Forest Digest, hutan primer didefinisikan sebagai seluruh penampakan hutan yang belum menunjukkan bekas tebangan/gangguan. Baca Juga: Memperkuat Peran Hutan dalam Mitigasi Perubahan Iklim: Konservasi dan Restorasi Hutan Area Hutan Indonesia yang Terdampak Deforestasi Hutan-hutan Indonesia tersebar di berbagai wilayah, termasuk di pulau-pulau besar seperti Kalimantan, Sumatra, hingga Papua. Sayangnya, hampir setiap daerah dengan kawasan hutan terancam oleh deforestasi. Berdasarkan hasil penghitungan Auriga Nusantara – organisasi non-pemerintah yang bergerak dalam upaya pelestarian sumber daya alam dan lingkungan, Indonesia telah kehilangan hutan seluas 257.384 hektar sepanjang tahun 2023. Meningkat jika dibandingkan dengan laju deforestasi tahun 2022. Auriga Nusantara lalu menyebut bahwa Kalimantan menjadi pulau dengan deforestasi terparah sepanjang tahun 2023, hampir separuh dari total dengan jumlah yakni 124.611 hektar. Kemudian diikuti oleh pulau Sulawesi, Riau, dan Papua. Baca juga artikel lainnya : Deforestasi: Apa itu, Penyebab, Dampak, dan Pencegahan Penyebab Terjadinya Deforestasi di Indonesia Di antara seluruh negara di dunia, Indonesia merupakan negara dengan area hutan hujan tropis terbesar ketiga di dunia. Data WRI mencatat, Indonesia memiliki sekitar 83,8 juta hektar hutan. Meski melimpah dan kaya akan sumber daya, kondisi hutan Indonesia masih berada dalam ancaman deforestasi yang disebabkan oleh berbagai faktor. Deforestasi yang tidak hanya mengancam keanekaragaman hayati tetapi juga berkontribusi terhadap perubahan iklim. Dilansir dari Antara News, menurut analisis Auriga Nusantara, hanya sekitar 16,2 juta hektar atau setara dengan 19,4 persen hutan yang dilindungi secara hukum dan berada dalam kawasan konservasi. Sementara sisanya yang merupakan sebagian besar, berada dalam ancaman berupa pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit, penebangan liar, kebakaran hutan, dan pertambangan. Analisis Auriga Nusantara mendapati bahwa ada sekitar 44,7 juta hektar hutan alam rentan yang diberikan konsesi ekstraktif oleh pemerintah. Hampir setengah dari konsesi nikel untuk kendaraan listrik bahkan tumpang tindih dengan hutan alam. Dan hampir separuh deforestasi terjadi di area konsesi. Upaya Indonesia Melawan Deforestasi Kawasan hutan memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem global. Hutan-hutan juga berfungsi sebagai penyerap karbon, yang membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan memitigasi perubahan iklim.  Diketahui bahwa Indonesia terus berupaya untuk mengurangi laju pengurangan area hutan dan melawan deforestasi. Dilansir dari artikel Tempo, terdapat empat kebijakan terkait pengelolaan hutan lestari yang dibuat Pemerintah Indonesia untuk mengatasi masalah deforestasi hingga upaya rehabilitasi hutan. Pemerintah juga melakukan upaya pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan untuk mengurangi potensi kebakaran hutan. Tambahan lainnya berupa penerapan moratorium penebangan hutan primer dan lahan gambut, rehabilitasi lahan yang rusak, serta pemberdayaan masyarakat lokal dalam pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Similar Article ESG: Definisi, Implementasi, dan Pentingnya dalam Bisnis Dalam era di mana kesadaran akan keberlanjutan semakin meningkat, istilah ESG (Environmental, Social, Governance) semakin sering kita dengar. Namun, apa sebenarnya ESG itu? Dan mengapa konsep ini begitu penting dalam dunia bisnis saat ini? Artikel ini akan mengupas tuntas mengenai ESG, mulai dari pengertian dasar hingga penerapannya dalam dunia bisnis. Apa Itu ESG? ESG adalah singkatan dari Environmental, Social, dan Governance. Konsep ini mengacu pada sebuah kerangka kerja yang digunakan untuk mengevaluasi dampak sosial dan lingkungan dari suatu perusahaan. Tidak hanya menjadi tren, namun telah menjadi standar baru dalam dunia bisnis yang menggabungkan profitabilitas dengan keberlanjutan. Environmental (Lingkungan): Meliputi kebijakan… Pengelolaan Limbah Industri: Upaya Mengurangi Emisi Karbon Limbah industri menjadi satu dari sekian jenis limbah yang bisa berupa bahan padat, cair, juga gas. Limbah industri juga mencakup bahan berbahaya dan beracun atau limbah B3. Seluruhnya memerlukan pengelolaan yang tepat dan aman. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan sekitar 81,87 juta ton limbah B3 dari berbagai sektor. Pertambangan, energi, minyak dan gas, industri manufaktur, agroindustri, sampai dengan medis. Berbeda dari limbah rumah tangga, limbah industri punya karakteristik yang cukup berbeda. Pengelolaannya pun perlu dilakukan dengan aman sebab beberapa material bisa membahayakan jika mencemari lingkungan dan terkontaminasi manusia. Apa Saja yang Termasuk Limbah Industri? Limbah… Waste to Energy : Kelebihan dan Kekurangan Mengubah sampah menjadi energi atau dikenal juga dengan Waste to Energy (WtE) merupakan sebuah inovasi dalam pengelolaan sampah untuk menjadikannya lebih bermanfaat. Kita tahu bahwa sampah, limbah, dan segala barang sisa penggunaan dari aktivitas manusia seringkali dianggap sebagai produk ‘habis’ yang tidak lagi dibutuhkan. Dibuang begitu saja, masih jarang dipilah, sampai pada akhirnya saling bercampur di Tempat Pembuangan Akhir sampah. Kondisi ini menjadikan sampah tercemar satu sama lain. Jika kegiatan daur ulang berfungsi untuk mengolah kembali suatu material berharga menjadi produk baru lainnya, kegiatan mengolah sampah menjadi energi adalah pilihan lain yang bisa dilakukan untuk mengolah material yang berdasarkan kondisinya… 3 Contoh Program Corporate Social Responsibility untuk Dukung Kelestarian Lingkungan Corporate Social Responsibility atau CSR merupakan istilah yang tidak asing. Ini menjadi sebuah program yang dilakukan perusahaan dalam rangka memenuhi tanggung jawab sosial dan lingkungan.  Baca juga artikel lainnya : Memitigasi Perubahan Iklim Melalui Program CSR (Corporate Social Responsibility) Menurut situs Hukum Online, kegiatan CSR menunjukkan komitmen pelaku usaha, bisnis, dan organisasi untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat. Berlaku baik bagi perusahaan itu sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat umum. Selain berfokus menghasilkan keuntungan, perusahaan juga dapat berkontribusi terhadap keberlanjutan melalui penyelenggaran program CSR. Menunjukkan kepedulian dan akuntabilitas perusahaan terhadap masyarakat dan… Memitigasi Perubahan Iklim Melalui Program CSR (Corporate Social Responsibility) Sesuai namanya, Program CSR (Corporate Social Responsibility) merupakan sebuah inisiatif yang dilakukan perusahaan, bisnis, dan organisasi untuk berkontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan, di samping berfokus pada menghasilkan profit. Aktivitas CSR melibatkan berbagai program dan ide yang dilakukan oleh perusahaan untuk menunjukkan tanggung jawab sosial perusahaan. Ada banyak sekali contoh program CSR sebagai dari berbagai perusahaan di Indonesia juga dunia, misalnya sumbangan amal, investasi terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar, dan juga upaya pengurangan jejak karbon. Di antara banyaknya inisiatif …

5 Sertifikasi Keberlanjutan atau Label Hijau bagi Bisnis Anda

Memahami Greenwashing: Taktik dan Dampaknya

Greenwashing – Belakangan marak muncul klaim ramah lingkungan atau klaim hijau di berbagai produk hingga layanan yang dibuat oleh perusahaan atau produsen untuk menunjukkan cara mereka berkontribusi positif terhadap lingkungan. Baca Juga: 3 Isu Greenwashing yang Kerap Menghantui Industri Fashion Inisiatif tersebut tentu perlu diapresiasi sebagai bagian dari upaya mereka melestarikan alam. Sayangnya, tidak semua perusahaan, bisnis, dan organisasi yang melakukan hal serupa, benar-benar berdedikasi pada keberlanjutan seperti yang mereka sampaikan. Strategi pemasaran untuk menciptakan kesan palsu tentang ramah lingkungan ini disebut juga dengan greenwashing. Namun, mengapa perusahaan perlu melakukan hal tersebut? Apa tujuan dan manfaat yang bisa mereka peroleh? Dan bagaimana taktik atau implementasi praktik greenwashing dalam kehidupan masyarakat? Apa Itu Praktik Greenwashing? Baca artikel lainnya : Greenwashing : Peran Regulasi dalam Mengontrol Klaim Ramah Lingkungan Pengertian dari greenwashing adalah praktik pemasaran di mana perusahaan, organisasi, atau entitas komersial maupun non-komersial lain membuat klaim hijau yang menyesatkan atau berlebihan tentang manfaat lingkungan dari produk, layanan, atau kebijakan mereka. Tujuan dari greenwashing adalah untuk menciptakan citra yang lebih ramah lingkungan daripada yang sebenarnya dilakukan. Harapannya adalah untuk mempromosikan solusi palsu terhadap krisis iklim, menarik konsumen yang peduli lingkungan, atau juga memenuhi harapan pemangku kepentingan terkait isu keberlanjutan. Semakin meningkatnya tuntutan untuk memenuhi keberlanjutan bagi perusahaan dan organisasi di seluruh dunia, turut meningkatkan kemungkinan terjadinya praktik greenwashing oleh banyak pihak. Perusahaan yang gagal memenuhi tuntutan keberlanjutan berisiko kehilangan reputasi, kepercayaan konsumen, dan peluang investasi. Bagaimana Taktik dan Implementasi Praktik Greenwashing? Praktik greenwashing dapat dilakukan dalam berbagai wujud dan cara. Biasanya, greenwashing hanya sebatas klaim tanpa dukungan bukti yang akurat, begitupun dengan upaya keterlibatannya yang sekadar untuk memberi kesan pro terhadap kondisi alam.  Badan Iklim PBB dalam situs resminya telah mengumpulkan berbagai macam taktik yang biasa dilakukan perusahaan, organisasi, atau lainnya untuk menjalankan greenwashing. Di antaranya seperti mengklaim upaya pengurangan emisi gas rumah kaca dan target net zero emission tanpa adanya rencana kredibel yang dijalankan. Kemudian menggunakan label-label ‘hijau’ atau ‘ramah lingkungan’ yang tidak memiliki definisi dan standar pasti. Contoh klaim ramah lingkungan yang sering ditemui seperti eco friendly, post-consumer recycled, environmentally friendly, hingga energy efficients, seluruhnya bermakna positif tetapi akan menjadi ‘sesat’ jika digunakan secara keliru dan tidak sesuai kondisi nyata. Lalu tindakan selective disclosure, di mana perusahaan hanya menyoroti satu atau dua aspek ramah lingkungan dari produk atau proses, mengabaikan atau menyembunyikan dampak negatif lainnya. Menyatakan bahwa perbaikan kecil mempunyai dampak besar atau mempromosikan suatu produk yang memenuhi persyaratan peraturan minimum seolah-olah produk tersebut jauh lebih baik daripada standar. Serta, mengkomunikasikan atribut keberlanjutan suatu produk secara terpisah dari aktivitas produksi produk tersebut yang justru punya dampak berbahaya bagi lingkungan. Apa Dampak dari Praktik Greenwashing? Kegiatan greenwashing mungkin terlihat sepele sebab tidak membahayakan lingkungan secara langsung. Akan tetapi, greenwashing bisa menyesatkan konsumen dan merusak kepercayaan publik terhadap klaim keberlanjutan. Tindakan ini dapat membuat konsumen percaya bahwa mereka mendukung produk atau perusahaan yang benar-benar ramah lingkungan, padahal kenyataannya tidak. Jika terungkap, tentu hal tersebut akan merusak kepercayaan konsumen juga turut merusak reputasi perusahaan. Berdampak negatif pada hubungan dengan konsumen, investor, dan pemangku kepentingan. Greenwashing juga dapat menimbulkan kerugian terhadap perusahaan yang benar-benar bertanggung jawab. Kondisi ini nantinya dapat menghambat kemajuan menuju praktik bisnis yang benar-benar berkelanjutan. Menunda tindakan yang seharusnya diambil untuk mengurangi dampak lingkungan. Pencegahan Greenwashing yang Dilakukan Beberapa Negara Di beberapa negara, upaya untuk mencegah greenwashing telah dilakukan dengan menetapkan undang-undang dan aturan yang mengikat. Juga untuk mengontrol klaim ramah lingkungan yang digunakan secara publik.  Unfair Commercial Practices Directive (UCPD) merupakan salah satu peraturan yang diterapkan Uni Eropa untuk melindungi konsumen dari praktik komersial yang tidak adil, termasuk klaim ramah lingkungan yang menyesatkan.  Komisi Eropa juga mengusulkan Green Claims Directive sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk melawan greenwashing. Mengharuskan perusahaan yang membuat klaim lingkungan untuk memberikan bukti ilmiah yang kuat, memverifikasi klaim tersebut dengan pihak ketiga, dan menyediakan informasi yang jelas bagi konsumen. Secara keseluruhan, regulasi membantu memastikan bahwa klaim ramah lingkungan didasarkan pada kenyataan dan bukan sekadar strategi pemasaran. /*! elementor – v3.23.0 – 05-08-2024 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Pengelolaan Limbah Industri: Upaya Mengurangi Emisi Karbon Limbah industri menjadi satu dari sekian jenis limbah yang bisa berupa bahan padat, cair, juga gas. Limbah industri juga mencakup bahan berbahaya dan beracun atau limbah B3. Seluruhnya memerlukan pengelolaan yang tepat dan aman. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan sekitar 81,87 juta ton limbah B3 dari berbagai sektor. Pertambangan, energi, minyak dan gas, industri manufaktur, agroindustri, sampai dengan medis. Berbeda dari limbah rumah tangga, limbah industri punya karakteristik yang cukup berbeda. Pengelolaannya pun perlu dilakukan dengan aman sebab beberapa material bisa membahayakan jika mencemari lingkungan dan terkontaminasi manusia. Apa Saja yang Termasuk Limbah Industri? Limbah… Waste to Energy : Kelebihan dan Kekurangan Mengubah sampah menjadi energi atau dikenal juga dengan Waste to Energy (WtE) merupakan sebuah inovasi dalam pengelolaan sampah untuk menjadikannya lebih bermanfaat. Kita tahu bahwa sampah, limbah, dan segala barang sisa penggunaan dari aktivitas manusia seringkali dianggap sebagai produk ‘habis’ yang tidak lagi dibutuhkan. Dibuang begitu saja, masih jarang dipilah, sampai pada akhirnya saling bercampur di Tempat Pembuangan Akhir sampah. Kondisi ini menjadikan sampah tercemar satu sama lain. Jika kegiatan daur ulang berfungsi untuk mengolah kembali suatu material berharga menjadi produk baru lainnya, kegiatan mengolah sampah menjadi energi adalah pilihan lain yang bisa dilakukan untuk mengolah material yang berdasarkan kondisinya… 3 Contoh Program Corporate Social Responsibility untuk Dukung Kelestarian Lingkungan Corporate Social Responsibility atau CSR merupakan istilah yang tidak asing. Ini menjadi sebuah program yang dilakukan perusahaan dalam rangka memenuhi tanggung jawab sosial dan lingkungan.  Baca juga artikel lainnya : Memitigasi Perubahan Iklim Melalui Program CSR (Corporate Social Responsibility) Menurut situs Hukum Online, kegiatan CSR menunjukkan komitmen pelaku usaha, bisnis, dan organisasi untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat. Berlaku baik bagi perusahaan itu sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat umum. Selain berfokus menghasilkan keuntungan, perusahaan juga dapat berkontribusi terhadap keberlanjutan melalui penyelenggaran program CSR. Menunjukkan kepedulian dan akuntabilitas perusahaan terhadap masyarakat dan… Memitigasi Perubahan Iklim Melalui Program CSR (Corporate …

Greenwashing: Peran Regulasi dalam Mengontrol Klaim Ramah Lingkungan

Greenwashing: Peran Regulasi dalam Mengontrol Klaim Ramah Lingkungan

Greenwashing Praktik Greenwashing atau klaim ramah lingkungan yang menyesatkan tampaknya akan semakin sering terjadi dan lebih kompleks. Kondisi ini tercipta sebagai akibat dari meningkatnya kebutuhan untuk memenuhi tuntutan akan sustainability atau keberlanjutan oleh perusahaan, organisasi, atau bisnis lainnya. Berdasarkan riset terbaru oleh RepRisk–lembaga riset dan data ESG, yang dirilis tahun 2023 lalu, ditemukan adanya peningkatan praktik dan risiko greenwashing yang terjadi dari berbagai sektor usaha di seluruh dunia. Secara keseluruhan, kasus greenwashing disebut meningkat sebanyak 35 persen pada tahun lalu, dengan greenwashing di sektor jasa dan keuangan dan perbankan meningkat 70 persen.  Badan Iklim PBB menyebut bahwa greenwashing adalah tindakan yang menyesatkan dan berdampak besar bagi banyak hal. Oleh karena itu, regulasi diharapkan dapat membantu mengatur penentuan pemberian label hijau terhadap produk, jasa, perusahaan, atau organisasi lainnya untuk memastikan bahwa klaim ramah lingkungan didasarkan pada kenyataan dan bukan sekadar strategi pemasaran. Baca Juga: Kenapa CEO Perlu Jadikan Greenwashing dan Greenhushing Isu Prioritas? Peran Regulasi dalam Mencegah Greenwashing Regulasi memiliki peran penting dalam mengontrol klaim ramah lingkungan untuk mencegah greenwashing. Memastikan bahwa perusahaan atau produk yang mengklaim ramah lingkungan benar-benar mematuhi standar keberlanjutan yang sah. Kehadiran regulasi dapat membantu menetapkan standar yang jelas dengan menyediakan kerangka kerja, kriteria, hingga indikator tentang apa yang dianggap sebagai produk atau praktik ramah lingkungan. Regulasi juga dapat turut serta mendorong pengungkapan informasi yang akurat, terukur, dan transparan tentang upaya dan dampak dari praktik keberlanjutan yang dilakukan. Klaim ramah lingkungan yang tidak berdasar atau menyesatkan seharusnya punya konsekuensi bagi yang melakukan. Regulasi memberikan dasar hukum untuk menindak pelaku dalam kasus ini.  Dengan menetapkan standar tinggi untuk klaim ramah lingkungan, regulasi mendorong perusahaan untuk berinovasi dalam menciptakan produk dan praktik yang benar-benar ramah lingkungan. Bukan hanya untuk sekadar memenuhi persyaratan minimum. Di Eropa salah satunya, di mana terdapat 230 label keberlanjutan dan 100 klaim energi hijau yang digunakan berbagai produk atau bisnis, parlemen Uni Eropa menyediakan undang-undang mengenai klaim ramah lingkungan atau klaim hijau untuk mengatasi greenwashing dan melindungi konsumen, serta lingkungan. Memastikan bahwa label hijau yang disematkan kredibel dan tidak menyesatkan. Bahaya dan Dampak Tindakan Greenwashing Saat ini perusahaan diharapkan untuk tidak hanya mematuhi peraturan lingkungan, tetapi juga secara proaktif menerapkan praktik yang berkelanjutan. Tuntutan untuk memenuhi target keberlanjutan semakin mendesak bagi perusahaan dan organisasi di seluruh dunia. Tekanan yang muncul dari berbagai sisi ini dapat mendorong beberapa perusahaan untuk melakukan cara curang, termasuk greenwashing. Tujuan utamanya biasanya dilakukan demi mencapai target yang diharapkan serta menjaga reputasi, kepercayaan konsumen, dan peluang investasi. Menurut Aksi Iklim PBB, tindakan greenwashing bisa berbahaya sebab dapat merusak upaya kredibel yang sesungguhnya untuk menyelamatkan lingkungan. Melalui pemasaran yang menipu serta klaim ramah lingkungan dan keberlanjutan yang palsu, greenwashing bisa menyesatkan konsumen, investor, dan masyarakat, menghambat kepercayaan, ambisi, dan tindakan yang dibutuhkan untuk mewujudkan perubahan global. Salah satu hal yang pasti ialah greenwashing dapat menimbulkan ancaman reputasi jangka panjang bagi perusahaan. Apabila praktik greenwashing terungkap, perusahaan dapat menghadapi backlash dari konsumen, penurunan reputasi, dan potensi kerugian finansial. Berdampak negatif pada hubungan dengan konsumen, investor, dan pemangku kepentingan lainnya.  Berbagai Wujud Tindakan Greenwashing Baca juga artikel lainnya : Tanda-Tanda Perusahaan Lakukan Greenwashing Greenwashing bisa terwujud dalam berbagai tindakan dan taktik. Contohnya melakukan labeling misleading products di mana sebuah produk diklaim “natural,”eco friendly,” atau “green” yang sebenarnya tidak begitu. Lalu, tindakan greenwashing juga bisa disebabkan karena sebuah produk hanya menyoroti satu atau dua aspek ramah lingkungan, mengabaikan dampak negatif yang turut muncul. Juga menggunakan logo atau sertifikasi palsu yang tidak sah untuk memberi kesan bahwa produk sudah memenuhi standar. Untuk itu, seluruh pihak bisa turut serta mencegah greenwashing dan memastikan bahwa klaim ramah lingkungan suatu produk atau praktik tepat dan benar terjadi. Sebaliknya, perusahaan juga dapat menghindari kondisi ini dengan bersungguh-sungguh mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan ke dalam aktivitas dan identitas bisnis. Namun, pelaku usaha, bisnis, perusahaan yang telah berkomitmen pada keberlanjutan dapat menghindari potensi tuduhan greenwashing dengan melakukan pelaporan secara pasti. Salah satunya seperti melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik untuk dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. /*! elementor – v3.23.0 – 05-08-2024 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Greenwashing: Peran Regulasi dalam Mengontrol Klaim Ramah Lingkungan Praktik Greenwashing atau klaim ramah lingkungan yang menyesatkan nampaknya akan semakin sering terjadi dan lebih kompleks. Kondisi ini tercipta sebagai akibat dari meningkatnya kebutuhan untuk memenuhi tuntutan akan sustainability atau keberlanjutan oleh perusahaan, organisasi, atau bisnis lainnya. Berdasarkan riset terbaru oleh RepRisk–lembaga riset dan data ESG, yang dirilis tahun 2023 lalu, ditemukan adanya peningkatan praktik dan risiko greenwashing yang terjadi dari berbagai sektor usaha di seluruh dunia. Secara keseluruhan, kasus greenwashing disebut meningkat sebanyak 35 persen pada tahun lalu, dengan greenwashing di sektor jasa dan keuangan dan perbankan meningkat 70 persen.  Badan Iklim PBB menyebut bahwa greenwashing adalah tindakan yang… Industri dan Jejak Karbon: Cara Perusahaan Besar Kelola Emisi Jejak karbon merupakan jumlah karbon atau gas emisi rumah kaca yang dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia pada kurun waktu tertentu. Operasional sebuah bisnis atau industri tidak terlepas dari memproduksi jejak karbon yang berdampak terhadap kondisi iklim saat ini. Baca Juga: Bagaimana Pelaku Industri Melawan Perubahan Iklim? Dilansir dari Our World in Data, sektor industri telah menjadi penyumbang emisi global terbesar setiap tahunnya sejak era Revolusi Industri dimulai. Kondisi ini tentu berbeda di setiap negara, terutama wilayah yang termasuk penghasil komoditas pertanian. Jejak karbon dari sektor energi, pada tahun lalu, mencapai rekor tertingginya dan meningkat 6 persen dari tahun 2020. Pasca… Membakar …

Menilik Seberapa Besar Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau di Singapura

Menilik Seberapa Besar Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau di Singapura

Ruang Terbuka Hijau ‘Kota di dalam Taman’, telah menjadi julukan Singapura untuk mewakili keterlimpahan ruang terbuka hijau yang tersedia di sana. Singapura dikenal sebagai salah satu negara yang peduli akan pentingnya alam hijau untuk mendukung kehidupan berkelanjutan. Saat ini, Ibu Kota Singapura menjadi salah satu wilayah dengan pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH) terbaik di dunia. Kota ini memiliki berbagai taman, kebun, dan ruang hijau yang dirancang untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk dan mendukung keberlanjutan lingkungan. Baca Juga: Melihat Upaya Singapura Jadi Salah Satu Kota Terhijau di Dunia Seberapa Banyak Ruang Terbuka Hijau di Singapura? Dilansir dari City Monitor, hampir lebih dari 47 persen wilayah kota merupakan ruang terbuka hijau. Sementara 30 persen lainnya tertutupi tutupan pohon yang menjadikannya lebih sejuk saat siang hari. Singapura adalah salah satu kota terhijau di dunia dengan pohon-pohon yang berjajar teratur di tengah dan pinggir jalanan. Hadir juga taman-taman di berbagai sudut kota, hingga hutan kota yang bisa dijangkau dengan mudah dari pusat kota.  Gardens by the Bay adalah contoh ikonik dari integrasi teknologi dan alam, dengan pohon-pohon raksasa buatan yang berfungsi sebagai taman vertikal dan pengumpul energi surya. Selain itu, Singapore Botanic Gardens yang merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO, memiliki kebun anggrek nasional yang terkenal. Sebuah taman tropis yang luas dengan berbagai koleksi tanaman, danau, dan jalur berjalan kaki yang indah. Terdapat juga berbagai vegetasi hijau buatan yang tumbuh sangat subur dan asri, dibangun pemerintah setempat sebagai langkah menciptakan tempat tinggal yang bersih dan hijau, meskipun tidak ada hutan alami yang berdiri di sini. Singapura pun masih terus berinovasi dalam menciptakan dan mengelola ruang terbuka hijau, menjadikannya contoh utama kota hijau yang berkelanjutan di dunia. Alasan Di Balik Terciptanya Banyak Ruang Terbuka Hijau di Singapura Penciptaan ‘kota di dalam taman’ ala Singapura bukan sebuah ide untuk menambah estetika semata. Berdasarkan situs resmi SG 101, ruang terbuka hijau adalah fasilitas yang sangat penting untuk dibangun sebab pohon dan tanaman hijau berperan menghindarkan negara tersebut dari polusi. Selain itu, hal ini merupakan bagian dari upaya Singapura untuk membangun dirinya sebagai negara yang bersih dan hijau. Juga bertujuan untuk mencerminkan tata kelola yang baik dan menarik investor asing. Oleh karena itu, upaya penghijauan diiringi dengan kampanye seperti ‘Jaga Singapura Tetap Bersih’ dan ‘Hari Menanam Pohon’. Sejauh ini, Singapura memiliki kepadatan pohon perkotaan tertinggi di dunia. Sebanyak dua juta pohon berjejer di sepanjang jalan, memberi manfaat bagi lingkungan tempat tinggal dalam berbagai cara. Ini juga merupakan upaya untuk dapat tercipta tempat beristirahat nyaman bagi penduduk kota yang dikelilingi oleh bangunan beton dan kaca. Rancangan Singapore Green Plan 2030 Salah Satunya Ruang Terbuka Hijau Baca juga artikel lainnya : Cara Singapura Menjadi Lebih Hijau Lewat Singapore Green Plan 2030 Pengembangan pembangunan berkelanjutan yang dilakukan Singapura terancang sepenuhnya dalam Singapore Green Plan 2030. Lima strategi utama untuk mengubah Singapura menjadi Kota Bertema Alam, dibuat dan daftarnya ialah: Selain ruang terbuka hijau, pemerintah Singapura juga meningkatkan ruang biru di perkotaan dengan mengubah perairan menjadi biru dan jernih. Pemerintah berupaya memastikan semua limbah rumah tangga dan industri akan mengalir ke saluran pembuangan. Seluruh aksi ‘membersihkan Singapura’ tersebut bertujuan agar kota dapat menampung sebanyak mungkin curah hujan (95 inci per tahun).  Singapore Green Plan 2030 adalah inisiatif ambisius oleh pemerintah Singapura untuk mempercepat agenda pembangunan berkelanjutan di negara tersebut selama dekade berikutnya. Program ini tidak hanya bertujuan untuk mengatasi tantangan lingkungan, tetapi juga untuk menciptakan peluang ekonomi baru dan meningkatkan kualitas hidup warga Singapura melalui pembangunan yang berkelanjutan dan inovatif. /*! elementor – v3.23.0 – 05-08-2024 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Industri dan Jejak Karbon: Bagaimana Perusahaan Besar Mengelola Emisi Mereka Jejak karbon merupakan jumlah karbon atau gas emisi rumah kaca yang dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia pada kurun waktu tertentu. Operasional sebuah bisnis atau industri tidak terlepas dari memproduksi jejak karbon yang berdampak terhadap kondisi iklim saat ini. Dilansir dari Our World in Data, sektor industri telah menjadi penyumbang emisi global terbesar setiap tahunnya sejak era Revolusi Industri dimulai. Kondisi ini tentu berbeda di setiap negara, terutama wilayah yang termasuk penghasil komoditas pertanian. Jejak karbon dari sektor energi, pada tahun lalu, mencapai rekor tertingginya dan meningkat 6 persen dari tahun 2020. Pasca pandemi COVID-19, emisi sektor ini melonjak menjadi 36,3… Pendidikan dan Kesadaran: Mendidik Generasi Muda Tentang Jejak Karbon Generasi muda adalah pemimpin masa depan yang diyakini memiliki kemampuan untuk mengubah dunia melalui pendidikan yang diraihnya. Hal ini jugalah yang perlu dilakukan dalam menangani perubahan iklim dan mengurangi jejak karbon. Selain pengajaran dasar di institusi pendidikan, generasi muda sekarang perlu turut diajarkan tentang edukasi dan kesadaran akan kondisi iklim yang terjadi belakangan ini. Salah satunya ialah terkait upaya mengurangi jejak karbon, emisi gas rumah kaca yang umum dihasilkan dalam aktivitas harian sebagai bagian dalam langkah memerangi perubahan iklim. Pentingnya Edukasi Perubahan Iklim pada Generasi Muda  Pemahaman yang lebih baik tentang perubahan iklim dapat mendorong dukungan untuk kebijakan yang mendukung… 10 Tips Efektif untuk Mengurangi Limbah di Tempat Kerja, Praktekin Yuk! Sadar ga sih, bahwa lingkungan kerja sering kali menjadi tempat yang menghasilkan banyak limbah, mulai dari kertas, plastik, elektronik hingga limbah makanan. Untuk itu, kesadaran terhadap pentingnya menjaga kelestarian lingkungan perlu juga lho ditingkatkan, dengan demikian memicu perusahaan-perusahaan mulai mencari cara untuk mengurangi jejak limbah mereka. Perlu diingat juga ya, mengurangi limbah itu tidak hanya membantu menjaga lingkungan, tetapi juga dapat menghemat biaya operasional. Terus harus mulai dari mana ? Nah, upaya dalam mengurangi limbah di tempat kerja ini merupakan langkah penting untuk melindungi dan menjaga lingkungan, dan tidak hanya itu, manfaat lainnya yang dirasakan yaitu dapat menghemat biaya, meningkatkan… Menilik Seberapa Besar Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau di Singapura ‘Kota di dalam Taman’, telah menjadi julukan Singapura untuk mewakili keterlimpahan ruang terbuka hijau yang tersedia di sana. Singapura dikenal sebagai salah satu negara yang peduli akan pentingnya alam hijau untuk mendukung kehidupan berkelanjutan. Saat ini, Ibu Kota Singapura menjadi salah satu wilayah dengan pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH) terbaik di dunia. Kota ini memiliki berbagai taman, kebun, dan ruang hijau yang dirancang untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk dan mendukung keberlanjutan lingkungan. Seberapa Banyak Ruang Terbuka Hijau …