Standar Sertifikasi Bangunan Hijau
Sertifikasi bangunan hijau telah menjadi dokumen yang dibutuhkan saat ini seiring dengan meningkatnya kesadaran akan prinsip berkelanjutan. Sertifikasi bangunan hijau hadir dengan serangkaian sistem dan alat pemeringkatan yang digunakan untuk menilai kinerja sebuah bangunan atau proyek konstruksi dari perspektif keberlanjutan dan lingkungan. Bangunan hijau diharapkan ialah bangunan dengan struktur yang dirancang, dibangun, dan dioperasikan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Selain itu, juga bertujuan meningkatkan kualitas hidup penghuninya. Baca Juga: Bangunan Gedung Hijau: Pengertian, Kriteria, hingga Manfaatnya Konsep bangunan hijau mencakup berbagai aspek mulai dari efisiensi energi dan air hingga penggunaan material ramah lingkungan dan pengelolaan limbah yang efektif. Oleh karena itu, penilaiannya akan menyasar ke banyak hal. Berikut ini adalah beberapa standar sertifikasi bangunan hijau yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. LEED (Leadership in Energy and Environmental Design) Pada tahun 1998, US Green Building Council merancang sendiri sistem sertifikasi bangunan hijau yang dimilikinya melalui sertifikasi bernama LEED. Sistem ini memiliki serangkaian kriteria penilaiannya sendiri dan menggunakan kode dan standar ASHRAE Terdapat empat tingkat penilaian pada LEED yakni Platinum, Gold, Silver, dan Certified, dengan sistem pemeringkatannya dinilai berdasarkan jenis proyeknya. Jenis-jenis sistem pemeringkatan adalah sebagai berikut: LEED menjadi sistem pemeringkatan bangunan hijau yang paling banyak digunakan di dunia. Pada tahun 2022, LEED telah mensertifikasi lebih dari 100 ribu bangunan hijau di seluruh dunia. Baca Juga: Bangunan Gedung Hijau: 3 Inspirasinya di Seluruh Dunia BREEAM (Building Research Establishment Environmental Assessment Method) BREEAM merupakan sebuah sertifikasi bangunan hijau yang dikeluarkan oleh Building Research Establishment di Inggris, dan telah menilai sekitar sekitar 535.000 bangunan di seluruh dunia sejak tahun 1990. Terdapat lima tingkat sertifikasi pada sistem BREEAM, Outstanding, Pass, Good, Very Good, Excellent, dan Outstanding, serta menggunakan 10 kategori penilaian dengan skor yang ditentukan. Penilaian BREEAM menggunakan ukuran kinerja yang didasarkan pada tolak ukur yang telah ditetapkan, untuk mengevaluasi spesifikasi, desain, konstruksi, dan penggunaan bangunan. Setiap kategori berfokus pada faktor yang paling berpengaruh, termasuk pengurangan emisi karbon, desain berdampak rendah, adaptasi terhadap perubahan iklim, nilai ekologis, dan perlindungan keanekaragaman hayati. DGNB (Deutsche Gesellschaft für nachhaltiges Bauen) Sertifikasi bangunan hijau DGNB diperkenalkan secara resmi oleh Dewan Bangunan Berkelanjutan Jerman pada tahun 2009 untuk menilai Lalu Lintas, Konstruksi, dan Pembangunan Perkotaan. DGNB memiliki tiga tingkat sertifikasi, Platinum, Gold, Silver, dan Bronze, dengan penilaian dilakukan oleh auditor yang ditunjuk oleh kontraktor proyek. Auditor mendukung kontraktor dan mengawasi proses konstruksi dari pendaftaran awal hingga sertifikasi dan penyelesaian proyek. Sertifikasi bangunan hijau ini secara umum dianggap lebih komprehensif daripada BREEAM dan LEED. Sistem penilaiannya didasarkan pada tiga paradigma utama, yaitu penilaian siklus hidup, keberlanjutan holistik (lingkungan, ekonomi, sosial), dan pendekatan berbasis kinerja. Selebihnya, terdapat enam sub-kategori penilaian dengan indikator mengikuti setiap tingkatan sertifikasi. Sertifikasi DGNB telah menjadi sistem penilaian yang paling banyak dipakai di Eropa dan nomor 2 di dunia dengan anggota organisasi aktif berjumlah 2.300 orang. Lebih dari 10.000 bangunan atau konstruksi di sekitar 30 negara telah diberikan penghargaan oleh DGNB. Miljöbyggnad atau BREEAM-SE Sertifikasi Miljöbyggnad merupakan sistem penilaian dari yang dikembangkan oleh Swedia Green Building Council (SGBC) untuk sertifikasi bangunan hijau berwawasan lingkungan dan telah menilai lebih dari 3300 bangunan di seluruh dunia. SGBC memperkenalkan sistem sertifikasinya sendiri pada tahun 2011, didasarkan pada standar dan peraturan perundang-undangan Swedia. Miljöbyggnad memiliki tiga tingkat sertifikasi, yakni Gold, Silver, dan Bronze, digunakan untuk mensertifikasi konstruksi baru atau yang sudah berdiri. Penilaian sertifikasi ini mencakup pada hal-hal terkait konsumsi energi bangunan, dampak iklim, lingkungan dalam dan luar ruangan, serta sirkularitas. Di antara empat kategori penilaian tersebut, terdapat juga sub-kategori lebih lanjut yang menyesuaikan setiap tingkat sertifikasi. Indikatornya didasarkan pada persyaratan otoritas Swedia, tujuan lingkungan hidup Swedia, dan tujuan keberlanjutan global. EEWH (Ecology, Energy Saving, Waste Reduction, and Health) Sertifikasi bangunan hijau EEWH merupakan sistem penilaian yang telah dikembangkan Lembaga Penelitian Bangunan Kementerian Dalam Negeri Taiwan sejak tahun 1995 dan diresmikan penggunaannya pada tahun 1999. Label ini secara resmi menjadi standar sertifikasi bangunan hijau nasional dan sistem evaluasi bangunan hijau keempat di dunia. Merupakan satu-satunya sistem evaluasi bangunan hijau yang dikembangkan secara independen di iklim tropis dan subtropis. EEWH memiliki lima tingkat sertifikasi, Diamond, Gold, Silver, dan Bronze. Terdapat enam jenis penilaian EEWH, yang dibagi menjadi tipe dasar, tipe akomodasi, tipe bangunan pabrik, tipe perbaikan bangunan lama, tipe komunitas, dan versi luar negeri. Penilaian sertifikasi bangunan hijau ini didasarkan pada empat hal pokok yaitu ekologi, penghematan energi, pengurangan limbah, dan kesehatan. Hadir juga sembilan sub-kategori penilaian tambahan yang menyesuaikan tingkat sertifikasinya. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Teknik Pertanian Regeneratif untuk Mengurangi Emisi Karbon Sektor pertanian telah menjadi salah satu di antara berbagai sumber penghasil emisi gas rumah kaca (GRK) dengan konsentrasi besar ke atmosfer. Berbagai aktivitas dalam sektor ini, seperti produksi tanaman, peternakan, dan penggunaan lahan, menghasilkan emisi yang signifikan. Tidak hanya karbon dioksida, aktivitas pertanian turut melepaskan emisi ke udara yang di antaranya merupakan metana (CH4) dan nitrogen dioksida (N2O). Sebuah data menyebut bahwa secara global sektor pertanian bertanggung jawab atas 23 persen emisi GRK antropogenik. Jumlah yang setara dengan 12 GtCO2/tahun. Melihat kondisi ini, diperlukan solusi yang dapat menjadikan kegiatan pertanian berjalan secara lebih ramah lingkungan dan minim dampak, terlebih dalam… Mengenal 7 Prinsip Konstruksi Berkelanjutan Meningkatnya inisiatif terkait sustainability telah menyasar banyak sektor, termasuk dalam hal konstruksi berkelanjutan yang punya hubungan erat dengan pembangunan berkelanjutan. Beberapa tahun ke belakang, tren konstruksi berkelanjutan telah muncul di banyak wilayah di seluruh belahan dunia. Indonesia salah satunya, di mana pengembangan infrastruktur semakin masif dilaksanakan untuk mendukung urbanisasi yang kian pesat. Konstruksi berkelanjutan merupakan metode atau pendekatan dalam industri pembangunan yang dilaksanakan secara penuh perhitungan dengan memprioritaskan kenyamanan dan keberlangsungan lingkungan. Bertujuan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan meningkatkan efisiensi sumber daya selama siklus hidup bangunan. Dalam pelaksanaan konstruksi berkelanjutan, mulai dari perencanaan, pembangunan, pemeliharaan, renovasi, dan pembongkaran bangunan… Standar Sertifikasi Bangunan Hijau Sertifikasi bangunan hijau telah menjadi dokumen yang dibutuhkan saat ini seiring dengan meningkatnya kesadaran akan prinsip berkelanjutan. Sertifikasi bangunan hijau hadir dengan serangkaian sistem dan alat pemeringkatan yang digunakan untuk menilai kinerja sebuah bangunan atau proyek konstruksi dari perspektif keberlanjutan dan lingkungan. Bangunan hijau diharapkan ialah …