Pengertian Pengasaman Laut: Penyebab, Dampak, serta Solusinya
Pengasaman laut merupakan suatu peristiwa yang saat ini perlu semakin diwaspadai sebagai akibat dari meningkatnya pemanasan global. Selama lebih dari 200 tahun terakhir, lautan dunia telah membantu menyeimbangkan kondisi iklim melalui kemampuannya menyerap emisi karbon dioksida. Terjadinya pengasaman laut disebut-sebut terus meningkat pesat yang menyebabkan pH lautan turun sekitar 30 persen sejak era pra-industri. Lembaga Lingkungan Hidup Uni Eropa (EEA) menyebut bahwa lautan berkontribusi menetralkan emisi karbon dioksida (CO2) yang disebabkan oleh manusia. Pengasaman laut memiliki dampak yang luas pada ekosistem laut dan kehidupan makhluk hidup di dalamnya. Lebih dari itu, kejadian ini pun dapat mempengaruhi kondisi iklim serta mengganggu mata pencaharian orang-orang yang bergantung pada sumber daya laut. Baca Juga: Pencemaran Laut: Penyebab Hingga Dampaknya Bagi Banyak Hal Pengertian Pengasaman Laut Pengertian pengasaman laut adalah proses menurunnya pH air laut akibat penyerapan sejumlah besar karbon dioksida (CO2) di atmosfer oleh lautan. Kondisi ini dapat terjadi sebagai salah satu konsekuensi dari tingginya konsentrasi emisi CO2 di atmosfer yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Peningkatan konsentrasi emisi yang terjadi ini, mengakibatkan perubahan terhadap tingkat keasaman dan jumlah ion karbonat laut yang sangat penting bagi organisme lautan. Karbon dioksida yang diserap oleh air laut akan bereaksi dan membentuk asam karbonat (H₂CO₃) yang kemudian berdisosiasi menjadi ion bikarbonat (HCO₃⁻) dan ion hidrogen (H⁺). Peningkatan ion hidrogen ini menyebabkan penurunan pH air laut, membuatnya lebih asam. Perubahan pH sebesar 0,1 mewakili peningkatan 26 persen bagian dalam konsentrasi ion hidrogen di lautan dunia. Antara tahun 1950 dan 2020, pH rata-rata permukaan laut turun dari sekitar 8,15 menjadi 8,05, yang bersifat basa (atau alkali), tetapi karena lautan terus menyerap lebih banyak CO2 , pH menurun dan lautan menjadi lebih asam Penyebab Terjadinya Pengasaman Laut Ilmuwan meyakini bahwa aktivitas manusia berkontribusi kuat dalam meningkatkan terjadinya pengasaman laut. Peningkatan cepat kadar CO2 di atmosfer akibat emisi dari aktivitas manusia kini mengancam stabilitas lautan. Pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas alam, serta deforestasi, melepaskan lebih banyak CO2 dari yang diharapkan. Lautan yang bertindak sebagai penyerap karbon, menyerap sekitar seperempat dari total emisi CO2 antropogenik . Berdasarkan data Reef Resilience Network, jumlah emisi gas rumah kaca, utamanya karbon dioksida, di atmosfer telah meningkat secara dramatis sejak Revolusi Industri berlangsung. Konsentrasi CO2 atmosfer rata-rata tahunan global telah melampaui angka 417 ppm pada tahun 2022, meningkat lebih dari 40 persen di atas tingkat pra-industri sekitar 280 ppm. Baca Juga: Lautan Sebagai Penyerap Karbon Alami Dampak dari Pengasaman Laut Dampak dari terjadinya pengasaman laut tentunya menyebabkan perubahan keseimbangan kimia dasar laut, seperti tingkat keasaman dan jumlah ion karbonat laut yang sangat penting bagi organisme lautan. Pengasaman laut dapat mengurangi ketersediaan ion karbonat (CO₃²⁻), yang penting untuk pembentukan kalsium karbonat (CaCO₃) pada karang dan organisme bercangkang di laut. Kondisi ini juga dapat berdampak pada berkurangnya laju produksi kalsium karbonat dalam alga laut (crustose coralline dan green algae). Pada banyak spesies laut, termasuk plankton, moluska, dan beberapa jenis ikan yang bergantung pada kondisi pH tertentu untuk bertahan hidup, perubahan pH dapat mempengaruhi reproduksi, pertumbuhan, dan kelangsungan hidup spesies ini. Mengganggu rantai makanan laut dan ekosistem secara keseluruhan, termasuk predator besar seperti penyu dan mamalia laut, yang bergantung pada spesies yang lebih kecil untuk makanan. Pada gilirannya, terjadinya pengasaman laut akan memiliki pengaruh yang signifikan bagi nelayan dan industri perikanan. Nelayan mungkin perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk beradaptasi dengan perubahan kondisi laut, termasuk mencari lokasi penangkapan baru yang lebih produktif. Penurunan populasi ikan dan organisme laut lainnya secara langsung mengurangi hasil tangkapan dan pendapatan nelayan. Solusi Mengurangi Pengasaman Laut Mengurangi emisi CO₂ dan melindungi ekosistem laut adalah langkah penting untuk mengatasi pengasaman laut dan menjaga kesehatan lautan. Ini dapat dilakukan melalui penggunaan energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan penghentian penggunaan bahan bakar fosil. Selain itu, juga dengan melindungi dan memulihkan ekosistem lautan serta membantu ekosistem laut beradaptasi dengan pengasaman. Pelaku usaha, bisnis, perusahaan juga dapat turut serta dalam melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik untuk dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku. Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang! Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Peternakan dan Emisi Gas Rumah Kaca: Tantangan dan Solusi Tidak dapat dipungkiri bahwa industri peternakan menjadi salah satu yang menyumbang emisi gas rumah kaca (GRK) global. Kegiatan peternakan yang menggunakan jumlah besar air dan lahan, belum lagi membutuhkan tanaman sebagai pakan, mulai disoroti dampaknya saat ini. Emisi gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan dari sektor peternakan dianggap sebagai salah satu agen penyebab utama perubahan iklim. Dilansir dari Nature, menurut data Badan Pangan dan Pertanian PBB (FAO), sektor ini melepaskan sekitar 3,75 Gt CO2 -eq per tahun ke atmosfer. Penelitian oleh Illinois State University dan FAO pada 2021 mendapati bahwasanya diperkirakan peternakan telah menyumbang sekitar 19,6% dari seluruh emisi GRK… StartUp AgriTech: Strategi Berkelanjutan Kurangi Emisi Karbon Sumber pangan untuk bahan konsumsi sehari-hari banyak diperoleh dari sektor pertanian. Saat ini, aktivitas pertanian tengah menghadapi banyak tantangan. Salah satunya dari kondisi iklim yang berubah-ubah secara ekstrim. Dampaknya, hasil panen menjadi tidak optimal dan mengganggu rantai pasok pasar. Di samping itu, hasil panen sebagai barang konsumsi juga tanpa disadari memiliki potensi terhadap gas sisa yang berpengaruh pada perubahan iklim itu sendiri. Sehingga, diperlukan pula inovasi dan teknologi untuk dapat men-tackle kondisi tersebut. Mari simak bagaimana kondisi pertanian dan pangan dapat berjalan secara lebih berkelanjutan dengan hadirnya startup agritech yang akan dijelaskan dalam artikel ini. Pertanian dan Perubahan Iklim Pertanian… Digital Transformation to Support Environmental Sustainability …
Read more “Pengertian Pengasaman Laut: Penyebab, Dampak, serta Solusinya”