andreas gucklhorn 285567 unsplash 1 2

Pengertian Pengasaman Laut: Penyebab, Dampak, serta Solusinya

Pengasaman laut merupakan suatu peristiwa yang saat ini perlu semakin diwaspadai sebagai akibat dari meningkatnya pemanasan global. Selama lebih dari 200 tahun terakhir, lautan dunia telah membantu menyeimbangkan kondisi iklim melalui kemampuannya menyerap emisi karbon dioksida.  Terjadinya pengasaman laut disebut-sebut terus meningkat pesat yang menyebabkan pH lautan turun sekitar 30 persen sejak era pra-industri. Lembaga Lingkungan Hidup Uni Eropa (EEA) menyebut bahwa lautan berkontribusi menetralkan emisi karbon dioksida (CO2) yang disebabkan oleh manusia. Pengasaman laut memiliki dampak yang luas pada ekosistem laut dan kehidupan makhluk hidup di dalamnya. Lebih dari itu, kejadian ini pun dapat mempengaruhi kondisi iklim serta mengganggu mata pencaharian orang-orang yang bergantung pada sumber daya laut. Baca Juga: Pencemaran Laut: Penyebab Hingga Dampaknya Bagi Banyak Hal Pengertian Pengasaman Laut Pengertian pengasaman laut adalah proses menurunnya pH air laut akibat penyerapan sejumlah besar karbon dioksida (CO2) di atmosfer oleh lautan. Kondisi ini dapat terjadi sebagai salah satu konsekuensi dari tingginya konsentrasi emisi CO2 di atmosfer yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Peningkatan konsentrasi emisi yang terjadi ini, mengakibatkan perubahan terhadap tingkat keasaman dan jumlah ion karbonat laut yang sangat penting bagi organisme lautan. Karbon dioksida yang diserap oleh air laut akan bereaksi dan membentuk asam karbonat (H₂CO₃) yang kemudian berdisosiasi menjadi ion bikarbonat (HCO₃⁻) dan ion hidrogen (H⁺). Peningkatan ion hidrogen ini menyebabkan penurunan pH air laut, membuatnya lebih asam. Perubahan pH sebesar 0,1 mewakili peningkatan 26 persen bagian dalam konsentrasi ion hidrogen di lautan dunia. Antara tahun 1950 dan 2020, pH rata-rata permukaan laut turun dari sekitar 8,15 menjadi 8,05, yang bersifat basa (atau alkali), tetapi karena lautan terus menyerap lebih banyak CO2 , pH menurun dan lautan menjadi lebih asam Penyebab Terjadinya Pengasaman Laut Ilmuwan meyakini bahwa aktivitas manusia berkontribusi kuat dalam meningkatkan terjadinya pengasaman laut. Peningkatan cepat kadar CO2 di atmosfer akibat emisi dari aktivitas manusia kini mengancam stabilitas lautan. Pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas alam, serta deforestasi, melepaskan lebih banyak CO2 dari yang diharapkan. Lautan yang bertindak sebagai penyerap karbon, menyerap sekitar seperempat dari total emisi CO2 antropogenik . Berdasarkan data Reef Resilience Network, jumlah emisi gas rumah kaca, utamanya karbon dioksida, di atmosfer telah meningkat secara dramatis sejak Revolusi Industri berlangsung. Konsentrasi CO2 atmosfer rata-rata tahunan global telah  melampaui angka 417 ppm pada tahun 2022, meningkat lebih dari 40 persen di atas tingkat pra-industri sekitar 280 ppm. Baca Juga: Lautan Sebagai Penyerap Karbon Alami Dampak dari Pengasaman Laut Dampak dari terjadinya pengasaman laut tentunya menyebabkan perubahan keseimbangan kimia dasar laut, seperti tingkat keasaman dan jumlah ion karbonat laut yang sangat penting bagi organisme lautan.  Pengasaman laut dapat mengurangi ketersediaan ion karbonat (CO₃²⁻), yang penting untuk pembentukan kalsium karbonat (CaCO₃) pada karang dan organisme bercangkang di laut. Kondisi ini juga dapat berdampak pada berkurangnya laju produksi kalsium karbonat dalam alga laut (crustose coralline dan green algae). Pada banyak spesies laut, termasuk plankton, moluska, dan beberapa jenis ikan yang bergantung pada kondisi pH tertentu untuk bertahan hidup, perubahan pH dapat mempengaruhi reproduksi, pertumbuhan, dan kelangsungan hidup spesies ini. Mengganggu rantai makanan laut dan ekosistem secara keseluruhan, termasuk predator besar seperti penyu dan mamalia laut, yang bergantung pada spesies yang lebih kecil untuk makanan. Pada gilirannya, terjadinya pengasaman laut akan memiliki pengaruh yang signifikan bagi nelayan dan industri perikanan. Nelayan mungkin perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk beradaptasi dengan perubahan kondisi laut, termasuk mencari lokasi penangkapan baru yang lebih produktif. Penurunan populasi ikan dan organisme laut lainnya secara langsung mengurangi hasil tangkapan dan pendapatan nelayan.  Solusi Mengurangi Pengasaman Laut Mengurangi emisi CO₂ dan melindungi ekosistem laut adalah langkah penting untuk mengatasi pengasaman laut dan menjaga kesehatan lautan. Ini dapat dilakukan melalui penggunaan energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan penghentian penggunaan bahan bakar fosil. Selain itu, juga dengan melindungi dan memulihkan ekosistem lautan serta membantu ekosistem laut beradaptasi dengan pengasaman. Pelaku usaha, bisnis, perusahaan juga dapat turut serta dalam melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik untuk dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Peternakan dan Emisi Gas Rumah Kaca: Tantangan dan Solusi Tidak dapat dipungkiri bahwa industri peternakan menjadi salah satu yang menyumbang emisi gas rumah kaca (GRK) global. Kegiatan peternakan yang menggunakan jumlah besar air dan lahan, belum lagi membutuhkan tanaman sebagai pakan, mulai disoroti dampaknya saat ini. Emisi gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan dari sektor peternakan dianggap sebagai salah satu agen penyebab utama perubahan iklim. Dilansir dari Nature, menurut data Badan Pangan dan Pertanian PBB (FAO), sektor ini melepaskan sekitar 3,75 Gt CO2 -eq per tahun ke atmosfer. Penelitian oleh Illinois State University dan FAO pada 2021 mendapati bahwasanya diperkirakan peternakan telah menyumbang sekitar 19,6% dari seluruh emisi GRK… StartUp AgriTech: Strategi Berkelanjutan Kurangi Emisi Karbon Sumber pangan untuk bahan konsumsi sehari-hari banyak diperoleh dari sektor pertanian. Saat ini, aktivitas pertanian tengah menghadapi banyak tantangan. Salah satunya dari kondisi iklim yang berubah-ubah secara ekstrim. Dampaknya, hasil panen menjadi tidak optimal dan mengganggu rantai pasok pasar. Di samping itu, hasil panen sebagai barang konsumsi juga tanpa disadari memiliki potensi terhadap gas sisa yang berpengaruh pada perubahan iklim itu sendiri. Sehingga, diperlukan pula inovasi dan teknologi untuk dapat men-tackle kondisi tersebut. Mari simak bagaimana kondisi pertanian dan pangan dapat berjalan secara lebih berkelanjutan dengan hadirnya startup agritech yang akan dijelaskan dalam artikel ini. Pertanian dan Perubahan Iklim Pertanian… Digital Transformation to Support Environmental Sustainability …

Pembukaan Lahan: Pengertian, Syarat, Metode, Hingga Dampaknya bagi Lingkungan

Mencegah Deforestasi: Peran Penting Masyarakat Adat

Deforestasi Mencegah deforestasi adalah sebuah urgensi yang penting dilakukan sebab deforestasi telah menjadi salah satu masalah lingkungan paling serius yang dihadapi dunia saat ini. Diperkirakan bahwa sekitar 10 juta hektar lahan hutan ditebang setiap tahunnya, mengancam seluruh wilayah hutan di seluruh dunia. Baca Juga: Deforestasi: Apa itu, Penyebab, Dampak, dan Pencegahan Deforestasi mengubah fungsi hutan sebagai penyerap karbon menjadi sumber karbon. Berdasarkan data oleh Climate Council, antara tahun 2015 dan 2019, hilangnya hutan tropis global menghasilkan 10 miliar ton karbon dioksida. Hampir 10 persen jumlahnya dari emisi CO2 manusia tahunan.  Proses penebangan atau perusakan hutan memiliki dampak yang luas dan merugikan bagi ekosistem, iklim, dan kehidupan manusia, salah satunya ialah masyarakat adat yang sering kali menjadi kelompok paling terdampak. Padahal, banyak ahli menyebut bahwa masyarakat adat memainkan peran penting dalam melestarikan lingkungan. Masyarakat Adat sebagai Penjaga Ekosistem dalam Mencegah Deforestasi Masyarakat ada biasanya bermukim di wilayah pedalaman dengan berbagai jenis lingkungan yang kaya akan keanekaragaman hayati dan sumber daya alam. Selama ribuan tahun, mereka menggantungkan hidup pada vegetasi yang tersedia alami sambil menjaga lingkungan, melindungi tanah mereka, dan menghormati keanekaragaman hayati setempat. Sebagai manusia yang paling dekat dengan alam, masyarakat adat memiliki hubungan yang mendalam dan saling menguntungkan dengan lingkungan mereka. Mereka memiliki pengetahuan mendalam tentang ekosistem lokal dan praktik-praktik yang berkelanjutan. Praktik tradisional dan pengetahuan ekologi mereka merupakan aset berharga dalam upaya global untuk melestarikan lingkungan dan memerangi perubahan iklim.  Dalam hal pertanian, masyarakat adat menerapkan sistem rotasi lahan untuk mencegah kelelahan tanah dan menjaga kesuburannya. Mereka menghindari bahan kimia berbahaya dengan memilih pupuk organik sebagai opsi penyubur tanaman yang ramah lingkungan.  Pengelolaan sumber daya alam juga dilakukan dengan cara yang tidak membahayakan alam. Mereka mengumpulkan hasil hutan seperti buah-buahan dan obat-obatan tanpa merusak pohon, serta menghindari overfishing untuk memastikan kelestarian populasi ikan. Baca Juga: 5 Daerah di Indonesia dengan Deforestasi Terparah Tahun 2023 Masyarakat Adat dan Perlindungan Hutan untuk Mencegah Deforestasi PBB memperkirakan bahwa ada sekitar 476 juta masyarakat adat saat ini dan tersebar luas di 90 negara. Hampir 50 persen daratan dunia ditempati, dimiliki, juga dikelola oleh masyarakat adat dan komunitas lokal, dengan sekitar 40 persen wilayah di antaranya berstatus kawasan yang dilindungi. Meskipun jumlah masyarakat adat hanya mencakup 5 persen populasi dunia, namun pada kenyataannya mereka melindungi 80 persen dari keanekaragaman hayati yang tersisa di Bumi. Salah satunya sebagaimana yang dilakukan Alianza Ceibo, organisasi nirlaba yang terdiri dari berbagai kelompok masyarakat adat yang tinggal di wilayah Amazon Ekuador. Alianza Ceibo dibentuk untuk melindungi hutan hujan Amazon dan budaya masyarakat adat dari ancaman seperti deforestasi, eksploitasi sumber daya alam, dan perubahan iklim. Selain melindungi lingkungan, organisasi ini juga fokus pada pelestarian budaya dan tradisi masyarakat adat yang hidup di wilayah tersebut. Hutan hujan Amazon dikenal menjadi salah satu kawasan dengan keanekaragaman hayati tertinggi di bumi dan sebagai penghasil lebih dari 20 persen oksigen dunia. Hadirnya Alianza Ceibo, membantu mengurangi laju deforestasi di wilayah Amazon Ekuador dan melindungi ribuan hektar hutan hujan. Tantangan yang Dihadapi Masyarakat Adat dalam Menjaga Hutan dari Deforestasi Meskipun peran masyarakat adat sangat penting, mereka sering kali menghadapi tantangan besar. Masyarakat adat sering kali mengalami diskriminasi dan gangguan, dilansir dari World Economic Forum, menurut laporan PBB. Tidak hanya itu, perubahan kebijakan, tekanan ekonomi, dan konflik lahan juga mengancam cara hidup tradisional mereka dan kemampuan mereka untuk melindungi hutan. World Wild Life juga menemukan bahwa ancaman penggundulan hutan, perluasan lahan pertanian, hingga perburuan dan perdagangan satwa menjadi tantangan yang semakin banyak terjadi saat ini. Belum lagi dengan penyalahgunaan hak-hak masyarakat adat atas tanah adat. Konflik antara masyarakat adat dengan pemerintah atau perusahaan, terutama terkait klaim atas tanah dan sumber daya alam, menimbulkan kerentanan terjadinya kehilangan hak.  /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Peternakan dan Emisi Gas Rumah Kaca: Tantangan dan Solusi Tidak dapat dipungkiri bahwa industri peternakan menjadi salah satu yang menyumbang emisi gas rumah kaca (GRK) global. Kegiatan peternakan yang menggunakan jumlah besar air dan lahan, belum lagi membutuhkan tanaman sebagai pakan, mulai disoroti dampaknya saat ini. Emisi gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan dari sektor peternakan dianggap sebagai salah satu agen penyebab utama perubahan iklim. Dilansir dari Nature, menurut data Badan Pangan dan Pertanian PBB (FAO), sektor ini melepaskan sekitar 3,75 Gt CO2 -eq per tahun ke atmosfer. Penelitian oleh Illinois State University dan FAO pada 2021 mendapati bahwasanya diperkirakan peternakan telah menyumbang sekitar 19,6% dari seluruh emisi GRK… StartUp AgriTech: Strategi Berkelanjutan Kurangi Emisi Karbon Sumber pangan untuk bahan konsumsi sehari-hari banyak diperoleh dari sektor pertanian. Saat ini, aktivitas pertanian tengah menghadapi banyak tantangan. Salah satunya dari kondisi iklim yang berubah-ubah secara ekstrim. Dampaknya, hasil panen menjadi tidak optimal dan mengganggu rantai pasok pasar. Di samping itu, hasil panen sebagai barang konsumsi juga tanpa disadari memiliki potensi terhadap gas sisa yang berpengaruh pada perubahan iklim itu sendiri. Sehingga, diperlukan pula inovasi dan teknologi untuk dapat men-tackle kondisi tersebut. Mari simak bagaimana kondisi pertanian dan pangan dapat berjalan secara lebih berkelanjutan dengan hadirnya startup agritech yang akan dijelaskan dalam artikel ini. Pertanian dan Perubahan Iklim Pertanian… Digital Transformation to Support Environmental Sustainability In an era marked by rapid technological advancements and increasing awareness of environmental challenges, the intersection of digital transformation and environmental sustainability has emerged as an important area of ​​focus. Digital transformation, which encompasses the integration of digital technologies into all areas of business and society, has the potential to drive significant progress on the environmental sustainability agenda. This article discusses how digital transformation can support environmental sustainability, as well as the current forms of technology that are widely applied. Enhancing Efficiency and Reducing Waste One of the key ways digital transformation supports environmental sustainability is by increasing efficiency and… Memperkuat Peran Hutan dalam Memitigasi Perubahan Iklim: Konservasi dan Restorasi Hutan Alam sejatinya memiliki berbagai mekanisme untuk menyembuhkan dirinya sendiri dari dampak perubahan iklim. Salah satunya ialah hutan yang mampu memitigasi pemanasan global melalui berbagai fungsinya. Hutan dapat membantu memperlambat laju perubahan iklim dengan menyerap gas rumah kaca, utamanya karbon dioksida (CO2), dari atmosfer kemudian menyimpannya. Melalui proses fotosintesis, hutan …

Urgensi Menciptakan Kesadaran tentang Perubahan Iklim di Masyarakat

Urgensi Menciptakan Kesadaran tentang Perubahan Iklim di Masyarakat

Pengetahuan pada dasarnya merupakan hal penting yang dibutuhkan untuk menghadapi perubahan iklim. Akan tetapi, hal tersebut seharusnya didukung juga dengan tindakan inisiatif atau kesadaran terkait perubahan iklim demi mengurangi atau mengatasi dampak tersebut.  Kesadaran ini sangat penting dalam mendorong tindakan kolektif dan kebijakan yang efektif. Kesadaran membawa pemahaman ke tingkat yang lebih tinggi, di mana individu dan masyarakat tidak hanya mengetahui fakta-fakta ilmiah tentang perubahan iklim tetapi juga merasa terdorong untuk bertindak. Baca Juga: Memperkuat Peran Hutan dalam Memitigasi Perubahan Iklim: Konservasi dan Restorasi Hutan Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Universitas Yale terhadap sikap, pengetahuan, perilaku dan preferensi kebijakan yang dianut masyarakat tentang fenomena perubahan iklim di sejumlah negara, sebagian besar masyarakat sangat menggantungkan harapan pada pemerintah untuk mengatasi tantangan perubahan iklim.  Pentingnya Kesadaran tentang Perubahan Iklim Kesadaran tentang perubahan iklim bisa dibilang merupakan sebuah keharusan untuk mengatasi tantangan global ini dan mencapai perubahan atau target keberlanjutan yang diharapkan. Hadirnya kesadaran tentang perubahan iklim pada masyarakat akan mendorong kepada pemahaman kondisi yang lebih mendalam. Membantu organisasi dan individu turut serta mendukung tindakan perlindungan lingkungan. Termasuk untuk beradaptasi dan mengurangi risiko dari apa yang terjadi. Melalui kesadaran akan tantangan iklim yang baik, akan mendorong tindakan perseorangan serta aksi kolektif. Beralih ke transportasi umum, menghemat energi, hingga berpartisipasi dalam kampanye lingkungan dan penanaman pohon sebagai upaya mengurangi dampak, menjadi beberapa contoh bahwa kesadaran akan perubahan iklim muncul di diri seseorang. Kesadaran publik yang tinggi terhadap perubahan iklim dapat mendorong pemerintah untuk mengadopsi kebijakan yang mendukung keberlanjutan lingkungan. Juga mendorong ilmuwan dan pengusaha untuk mencari solusi baru yang dapat mengurangi emisi karbon dan meningkatkan efisiensi energi. Masyarakat yang sadar akan isu iklim lebih cenderung terlibat dalam proses demokrasi. Baca Juga: Apa Itu Clean Energy dan Urgensinya bagi Bumi? Peran Pendidikan dalam Menciptakan Kesadaran Iklim dalam Memerangi Perubahan Iklim Pendidikan memainkan peran yang sangat penting dalam menciptakan kesadaran tentang perubahan iklim. Dengan membekali individu dengan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang dibutuhkan untuk memahami dan mengatasi tantangan iklim, pendidikan dapat menjadi alat yang kuat untuk perubahan positif. Hal ini juga yang dilakukan oleh UNESCO melalui program Climate Change Education for Sustainable Development, yang hadir bertujuan membantu masyarakat memahami dampak pemanasan global serta dan meningkatkan “literasi iklim” di kalangan generasi muda. Selain itu, dibentuk juga program lainnya seperti Global Action Programme (GAP), Action for Climate Empowerment, dan ZOOM campaign, sebagai upaya menciptakan pemahaman dan kesadaran yang lebih luas. Di Indonesia sendiri, langkah menciptakan kesadaran terkait perubahan iklim melalui pendidikan dilakukan melalui hadirnya Program Adiwiyata. Program ini mendorong sekolah-sekolah mengintegrasikan perilaku ramah lingkungan dalam kurikulum dengan kegiatan ekstrakurikuler demi mewujudkan partisipasi aktif dalam hal kepedulian dan berbudaya lingkungan. Aksi Sederhana Memerangi Perubahan Iklim Siapa pun dapat berkontribusi dalam melawan dampak perubahan iklim. Berlaku luas bagi individu, organisasi, hingga perusahaan dunia yang dalam kegiatannya masih menghasilkan jejak karbon yang signifikan bagi bumi. Pelaku usaha, bisnis, perusahaan juga dapat turut serta dalam melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik untuk dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Peternakan dan Emisi Gas Rumah Kaca: Tantangan dan Solusi Tidak dapat dipungkiri bahwa industri peternakan menjadi salah satu yang menyumbang emisi gas rumah kaca (GRK) global. Kegiatan peternakan yang menggunakan jumlah besar air dan lahan, belum lagi membutuhkan tanaman sebagai pakan, mulai disoroti dampaknya saat ini. Emisi gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan dari sektor peternakan dianggap sebagai salah satu agen penyebab utama perubahan iklim. Dilansir dari Nature, menurut data Badan Pangan dan Pertanian PBB (FAO), sektor ini melepaskan sekitar 3,75 Gt CO2 -eq per tahun ke atmosfer. Penelitian oleh Illinois State University dan FAO pada 2021 mendapati bahwasanya diperkirakan peternakan telah menyumbang sekitar 19,6% dari seluruh emisi GRK… StartUp AgriTech: Strategi Berkelanjutan Kurangi Emisi Karbon Sumber pangan untuk bahan konsumsi sehari-hari banyak diperoleh dari sektor pertanian. Saat ini, aktivitas pertanian tengah menghadapi banyak tantangan. Salah satunya dari kondisi iklim yang berubah-ubah secara ekstrim. Dampaknya, hasil panen menjadi tidak optimal dan mengganggu rantai pasok pasar. Di samping itu, hasil panen sebagai barang konsumsi juga tanpa disadari memiliki potensi terhadap gas sisa yang berpengaruh pada perubahan iklim itu sendiri. Sehingga, diperlukan pula inovasi dan teknologi untuk dapat men-tackle kondisi tersebut. Mari simak bagaimana kondisi pertanian dan pangan dapat berjalan secara lebih berkelanjutan dengan hadirnya startup agritech yang akan dijelaskan dalam artikel ini. Pertanian dan Perubahan Iklim Pertanian… Digital Transformation to Support Environmental Sustainability In an era marked by rapid technological advancements and increasing awareness of environmental challenges, the intersection of digital transformation and environmental sustainability has emerged as an important area of ​​focus. Digital transformation, which encompasses the integration of digital technologies into all areas of business and society, has the potential to drive significant progress on the environmental sustainability agenda. This article discusses how digital transformation can support environmental sustainability, as well as the current forms of technology that are widely applied. Enhancing Efficiency and Reducing Waste One of the key ways digital transformation supports environmental sustainability is by increasing efficiency and… Memperkuat Peran Hutan dalam Memitigasi Perubahan Iklim: Konservasi dan Restorasi Hutan Alam sejatinya memiliki berbagai mekanisme untuk menyembuhkan dirinya sendiri dari dampak perubahan iklim. Salah satunya ialah hutan yang mampu memitigasi pemanasan global melalui berbagai fungsinya. Hutan dapat membantu memperlambat laju perubahan iklim dengan menyerap gas rumah kaca, utamanya karbon dioksida (CO2), dari atmosfer kemudian menyimpannya. Melalui proses fotosintesis, hutan mengubah CO2 …

How Online Shopping Impacts Carbon Emission

How Online Shopping Impacts Carbon Emission

Carbon Emission – In the era of digitalization, almost everything experiences the shifting of online platforms. One of the things that is becoming hype online is shopping. There are many online shopping platforms that are available on the internet for everyone to use. In the shifting of shopping methods becoming online, there are several impacts to the environment and carbon emission it produces. This article we go through the e-commerce as online shopping phenomena today, and the impacts of it. Read More: How to Monitor Carbon Emission Monthly with Ease E-commerce Today and Carbon Emission Over the last few decades, shopping habits have transformed significantly. People once purchased items from traditional shops, high streets, or department stores. Nowadays, more customers are shopping online, conveniently ordering products to be delivered straight to their homes with just a click. Currently, one in seven sales occurs online, and research indicates that global online retail could hit a staggering US$4.8 trillion by 2021. As businesses strive to enhance their online shopping platforms, the shift towards internet shopping is expected to persist.  Online shopping has revolutionized consumer behavior, providing convenience and a vast array of products delivered right to their doorsteps. The growth of e-commerce retail in goods means that more and more products are transported each year directly to consumers. Consumers are also getting used to shopping internationally, which means that more and more e-commerce goods will travel longer distances. Nonetheless, this convenience carries environmental costs, especially concerning carbon emissions.  Modern Consumerism The rise of online shopping and e-commerce platforms nowadays also go hand in hand with modern consumerism. Now, we are living in a time when consumerism is at its finest. It means that people buy products in significant numbers continuously even sometimes without a fixed reason. When products are displayed online, it is so easy for people to get attached by only seeing the appearance that makes people easily get bored with what they have, and desire  to buy the newest one. In this case, the  purchasing activity happens even more when there is a discount or special promotion on certain dates. The consequences of this phenomena is the high number of product waste that ends up in landfills even though the products still might be in perfect condition. Read More: Carbon Capture and Storage For Mitigating the Climate Change Plastic Packaging Use that Produce Carbon Emission Another thing about online shopping that impacts the environment is the use of plastic packaging. It becomes a concern since plastic is still being the materials to cover up almost all the products that people buy online.  While consumers usually do not have the choice to select the packaging, many sellers on e-commerce platforms are continuing to use the single-use plastic for its main packaging. The reality is, one product may have more than one layer of plastic packaging, for example the use of bubble wrap inside before the outer-layer of packaging. This reality, indeed become a new threat in waste management. Fast Delivery  With the advanced innovation in e-commerce, and for fulfilling the market needs, now people can experience the ‘fast delivery’ for products they buy online. But little do people realize that the faster products are delivered, the higher environmental price to pay.  When delivery companies are constrained by a one- or two-day shipping window, they can’t wait for all items bound for the same destination to arrive before shipping them. This necessitates sending out trucks and planes that aren’t fully loaded, thereby increasing the carbon footprint of each delivered item. For the products that are delivered overseas, the fast delivery option may cause the product to be transported by airplanes. This type of delivery generates approximately 50 times more carbon emissions per kilometer than shipping by sea. Return Product and Carbon Emission Unlike the in-store or conventional shopping where people can ‘try on’ for clothes they buy, the online shopping does not allow people to experience it at first. But now, with the recent revolution, some online shops offer their customers free return if they do not like the items they buy. This happens typically in fashion online stores. With the ability to return products, the carbon footprint goes up as the transportation for shipping products are doubled. No wonder why the carbon emission contribution from online shopping should be a thing to tackle. For e-commerce company that aim to build a greener future of online shopping, now Satuplatform provide all-in-one solution to ESG and carbon consulting. Try the FREE DEMO now! Similar Article CollaborAction Satuplatform dalam Langkah Membumi Festival Satuplatform, platform yang mendukung inisiatif keberlanjutan khususnya pada Carbon & ESG Management, dengan bangga mengumumkan keterlibatannya sebagai Ecopreneur Partner dalam acara Langkah Membumi Festival, yang diselenggarakan oleh Ecoxyztem dan Blibli Tiket Action pada 2-3 November 2024 di Senayan Park, Jakarta. Acara ini bertujuan untuk memperkuat kesadaran akan pentingnya keberlanjutan lingkungan dan menginspirasi tindakan positif untuk bumi melalui berbagai kegiatan, diskusi, dan aksi nyata. Dalam festival yang penuh semangat ini, untuk itu Satuplatform berkomitmen dalam memperkenalkan dan mendukung berbagai produk serta inisiatif ramah lingkungan yang berfokus pada perhitungan reduksi emisi karbon dan arah keberlanjutan. Tak hanya itu, Satuplatform juga mengkampanyekan aksi… 5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim Isu terkait perubahan iklim semakin menjadi pembahasan yang ramai diperbincangkan saat ini. Di seluruh dunia, masyarakat lintas generasi mulai menunjukkan ketertarikannya akan informasi tentang perubahan iklim. Hasil survei People’s Climate Vote 2024 menunjukkan bahwa sekitar 87 persen populasi dunia telah menaruh perhatian mereka pada isu ini. Sementara itu, 63 persen pengisi survei sudah mulai mempertimbangkan dampak perubahan iklim terhadap keputusan yang mereka buat. Melalui kondisi ini, bisa digambarkan bahwa perubahan iklim semakin memberikan pengaruhnya terhadap orang-orang di berbagai belahan dunia. Mengganggu mereka dengan beragam cara. Perubahan iklim tidak lagi sebatas konteks khusus bagi beberapa kalangan. Istilah ini perlu diumumkan lebih… Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini Jejak karbon merupakan sejumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang lepas ke atmosfer dan bersumber dari berbagai kegiatan tertentu. Konsentrasi emisi karbon …

Kenali Indikator Kinerja Lingkungan Berikut Ini!

Kenali Indikator Kinerja Lingkungan Berikut Ini!

Melakukan pengukuran terhadap kinerja lingkungan merupakan suatu aktivitas yang penting dalam membangun upaya keberlanjutan perusahaan. Kinerja lingkungan sendiri dapat diartikan sebagai performance dari organisasi atau perusahaan dalam kaitannya dengan menjaga dampak lingkungan yang dihasilkan.  Secara luas, kinerja lingkungan perusahaan juga akan berpengaruh terhadap produktivitas, tanggung jawab, dan keberlanjutan bisnis yang dijalankan. Untuk dapat melakukan pengukuran terhadap kinerja lingkungan, perusahaan perlu untuk memahami apa saja indikator kinerja lingkungan perusahaan. Baca Juga: Environmental Performance Monitoring untuk Pantau Dampak Lingkungan Perusahaan Berikut adalah komponen-komponen dalam pemantauan kinerja lingkungan perusahaan yang setidaknya perlu dimuat dalam indikator pengukuran:  Pengelolaan Limbah Produksi Salah satu komponen yang tidak boleh dilewatkan dalam indikator kinerja lingkungan perusahaan adalah terkait pengelolaan limbah produksi. Tidak dapat dipungkiri, telah banyak terjadi kasus di mana perusahaan mengabaikan limbah yang dihasilkannya sehingga menimbulkan banyak gugatan dari masyarakat sekitar dan berujung pada pengenaan denda dari regulator. Terkait dengan pengelolaan limbah produksi, perusahaan setidaknya perlu memperhatikan; total limbah yang dihasilkan, persentase limbah yang didaur ulang atau dipulihkan, serta pengelolaan jenis limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3). Baca Juga: Dampak Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Penggunaan Senyawa Kimia Penggunaan senyawa kimia di perusahaan dapat memiliki berbagai dampak terhadap lingkungan jika tidak dikelola dengan benar. Beberapa potensi dampak yang dihasilkan dari penggunaan senyawa kimia adalah pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah, hingga perubahan iklim. Oleh karena itu, perusahaan perlu mempertimbangkan komponen penggunaan senyawa kimia ke dalam indikator pemantauan kinerja lingkungan perusahaan. Seiring dengan hal tersebut, perusahaan dapat memilih bahan kimia yang lebih aman dan ramah lingkungan serta menggunakan bahan kimia dalam jumlah yang minimal sesuai kebutuhan. Penggunaan Energi Komponen berikutnya yang juga penting dalam pemantauan kinerja lingkungan adalah perihal penggunaan energi oleh perusahaan. Mengingat bahwa saat ini penggunaan bahan fosil dan bahan bakar tidak terbarukan masih menjadi konsumsi utama bagi industri, sementara ketersediaan bahan bakar fosil semakin menipis di dunia, maka perusahaan perlu lebih bijak dalam menggunakan energi secara efisien. Di samping tersebut, perusahaan juga dapat bergerak dan beralih ke energi terbarukan dan energi bersih. Sehingga dampak yang dihasilkan kepada lingkungan dapat diminimalisir. Dalam hal penggunaan energi sebagai indikator kinerja lingkungan, maka perusahaan perlu memperhatikan total konsumsi energi, intensitas energi (energi per unit produk), serta persentase energi yang berasal dari sumber terbarukan. Komunikasi dan Transparansi Lingkungan Komunikasi dan transparansi lingkungan adalah kunci untuk memastikan bahwa perusahaan beroperasi secara bertanggung jawab dan berkelanjutan. Ini melibatkan keterbukaan mengenai dampak lingkungan dari kegiatan perusahaan, serta langkah-langkah yang diambil untuk mengelola dan mengurangi dampak tersebut.  Untuk mendukung komponen ini, perusahaan perlu untuk menyusun pelaporan kinerja lingkungan secara transparan. Kemudian laporan kinerja lingkungan tersebut dapat dikomunikasikan dalam berbagai kepentingan, seperti contohnya kepada investor. Dalam hal ini, investor dapat memahami bahwa perusahaan telah melakukan pemantauan kinerja lingkungan secara baik dan komprehensif.  Kepatuhan terhadap Regulasi Lingkungan Komponen berikutnya yang tidak kalah penting dalam kaitannya dengan pemantauan indikator kinerja lingkungan adalah tentang memahami regulasi yang berlaku. Perusahaan perlu melakukan kajian mendalam mengenai regulasi lingkungan yang berlaku di daerah operasional perusahaan, termasuk undang-undang nasional, peraturan daerah, dan standar internasional. Hal ini penting untuk mengantisipasi jumlah pelanggaran regulasi lingkungan atau bahkan denda dan sanksi yang diterima terkait pelanggaran lingkungan. Untuk tercapainya pemantauan kinerja perusahaan terhadap lingkungan,  kini Satuplatform hadir sebagai all-in-one solution bagi para perusahaan yang berfokus pada aspek ESG sebagai upaya keberlanjutan. Coba FREE DEMO-nya sekarang.  /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article How Online Shopping Impacts Carbon Emission In the era of digitalization, almost everything experiences the shifting of online platforms. One of the things that is becoming hype online is shopping. There are many online shopping platforms that are available on the internet for everyone to use. In the shifting of shopping methods becoming online, there are several impacts to the environment and carbon emission it produces. This article we go through the e-commerce as online shopping phenomena today, and the impacts of it. E-commerce Today Over the last few decades, shopping habits have transformed significantly. People once purchased items from traditional shops, high streets, or department… Energy Consumption is Matter, Here’s Why Environmental issues have become a major topic of discussion in both developing and developed countries due to the widespread environmental degradation. This also raises questions about global warming and climate change, which are primarily caused by greenhouse gas emissions.  As our society becomes more dependent on electricity and businesses rely on the means of production, it is important to understand the implications of our energy consumption and find ways to reduce its negative impact on the natural environment. Energy Consumption Energy consumption refers to the amount of energy used by individuals, households, businesses, and industries for various activities. It encompasses… Kenali Indikator Kinerja Lingkungan Berikut Ini! Melakukan pengukuran terhadap kinerja lingkungan merupakan suatu aktivitas yang penting dalam membangun upaya keberlanjutan perusahaan. Kinerja lingkungan sendiri dapat diartikan sebagai performance dari organisasi atau perusahaan dalam kaitannya dengan menjaga dampak lingkungan yang dihasilkan.  Secara luas, kinerja lingkungan perusahaan juga akan berpengaruh terhadap produktivitas, tanggung jawab, dan keberlanjutan bisnis yang dijalankan. Untuk dapat melakukan pengukuran terhadap kinerja lingkungan, perusahan perlu untuk memahami japa saja indikator kinerja lingkungan perusahaan. Berikut adalah komponen-komponen dalam pemantauan kinerja lingkungan perusahaan yang setidaknya perlu dimuat dalam indikator pengukuran:  Pengelolaan Limbah Produksi Salah satu komponen yang tidak boleh dilewatkan dalam indikator kinerja lingkungan perusahaan adalah terkait… Kenali Warna Kemasan Limbah Medis Limbah medis adalah sisa kegiatan yang berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) yang mengandung potensi bahaya bagi kesehatan dan lingkungan contohnya jarum suntik bekas, kain kasa berdarah, organ tubuh, obat-obatan kedaluwarsa dan lain sebagainya. Oleh karena itu, pengelolaannya memiliki persyaratan khusus yang harus dipenuhi, salah satunya dalam hal pemilahan dan pengemasannya. Baca Juga: Limbah Medis dan B3: Sama atau Beda? Kategori Limbah Medis Umumnya limbah ini dikategorikan sebagai berikut: Limbah infeksius Limbah patologis Limbah benda tajam Limbah kimia Limbah farmasi Limbah sitotoksik Limbah radioaktif Baca Juga: Pengelolaan dan Sistem Tanggap Darurat Limbah Medis Pemilahan dan Pengemasan Pemilahan dilakukan mulai dari… Aquaculture for Sustainable Fishing Fishing practices that do not comply with sustainable principles have greatly damaged the balance of marine and aquatic …

Aquaculture for Sustainable Fishing

Aquaculture for Sustainable Fishing

Fishing practices that do not comply with sustainable principles have greatly damaged the balance of marine and aquatic ecosystems. In this case, aquaculture is present and hopeful in efforts to realize sustainable fishing practices that are better in maintaining environmental balance in the future. As demand for seafood increases globally, the role of aquaculture is becoming important while reducing pressure on wild fish populations. Read More: Technology in Sustainable Business This article explores the role of aquaculture in supporting sustainability of today’s fishing practices, the impact to the environment, economy, and the implementation in Indonesia. Sustainable Fishing Today The practice of fishing that happens everywhere often disturbs food chains by focusing only on particular and highly sought-after species. Overfishing of prey species like sardines and anchovies could lead to a decrease in food availability for their predators. This disruption of pivotal species in the ecosystem may have widespread effects. From this situation, then the concern for sustainable fishing arose. Sustainable fishing in today’s world is a dynamic and intricate approach involving various practices to safeguard fish populations and marine environments while satisfying the worldwide appetite for seafood. However, contemporary sustainable fishing encounters notable obstacles, as mentioned above. Such as overfishing, habitat loss, climate change, and pollution persist as significant threats to marine ecosystems and fish stocks.  Read More: Sustainable Strategy for Retail Markets What Is Aquaculture To support the vision of sustainable fishing, aquaculture now has become a method used to produce food and other commercial products, as well as restore habitat and replenish wild stocks, and rebuild populations of threatened and endangered species. The National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), describe aquaculture as a process of breeding, rearing, and harvesting of fish, shellfish, algae, and other organisms in all types of water environments. For aquaculture, there are two types of implementation: marine and freshwater.  The method of aquaculture has been implemented in many countries. For example, in the United States, marine aquaculture produces numerous species including oysters, clams, mussels, shrimp, seaweeds, and fish such as salmon, black sea bass, sablefish, yellowtail, and pompano.  Aquaculture to Sustainable Environment Aquaculture plays an important role in sustainable fishing by providing a controlled environment for breeding and harvesting fish, shellfish and plants. In contrast to traditional fishing methods, which can lead to overfishing and habitat destruction, aquaculture allows replenishment of fish stocks and protection of sensitive marine environments. Technologies in aquaculture such as recirculating aquaculture systems (RAS) and integrated multi trophic aquaculture (IMTA) help conserve water, reduce pollution, and mitigate habitat degradation. Supported by these various technologies, aquaculture has an impacting role to promote environmental sustainability and maintaining a balanced ecosystem. Aquaculture to Sustainable Economy Beside the benefit to the environment, aquaculture also plays a central role in promoting a sustainable economy through its diverse contributions. Aquaculture supports coastal economies and provides livelihoods for millions of people globally, particularly in developing countries. It generates employment opportunities in fishing communities and stimulates economic growth through trade and exports of seafood products.  Aquaculture in Indonesia Indonesia is an archipelago with more than 17.000 islands and a coastline of about 81.000 km. With this very massive area, Indonesia has a potential for aquaculture development. Aquaculture in Indonesia is practiced in fresh, brackish and marine water using a variety of species. Freshwater aquaculture in Indonesia began to develop in the late 1970s when there was a significant increase in production from freshwater aquaculture as a result of the introduction of new farming technologies. The most common aquaculture species are common carp (Cyprinus carpio ), catfish (Clarias spp., Pangasius spp.) and Nile tilapia (Oreochromis niloticus). In 2024, aquaculture accounts for more than 70% of Indonesia’s overall fishery producer, experiencing an annual average growth rate of approximately 16%. Indonesia has become the world’s second largest aquaculture producer, following China. According to the Directorate General of Aquaculture Fisheries, the target of aquaculture production of Indonesia is 37 million tonnes per year by 2030. Take example of aquaculture, now, everyone can contribute to a sustainable environment in many ways. The initiative for sustainability require a consistent efforts and tangible result. In this case, Satuplatform provide several services to support the reduction of global emission for a future of sustainable environment, check the FREE DEMO here! /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Kenali Warna Kemasan Limbah Medis Limbah medis adalah sisa kegiatan yang berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) yang mengandung potensi bahaya bagi kesehatan dan lingkungan contohnya jarum suntik bekas, kain kasa berdarah, organ tubuh, obat-obatan kedaluwarsa dan lain sebagainya. Oleh karena itu, pengelolaannya memiliki persyaratan khusus yang harus dipenuhi, salah satunya dalam hal pemilahan dan pengemasannya. Baca Juga: Limbah Medis dan B3: Sama atau Beda? Kategori Limbah Medis Umumnya limbah ini dikategorikan sebagai berikut: Limbah infeksius Limbah patologis Limbah benda tajam Limbah kimia Limbah farmasi Limbah sitotoksik Limbah radioaktif Baca Juga: Pengelolaan dan Sistem Tanggap Darurat Limbah Medis Pemilahan dan Pengemasan Pemilahan dilakukan mulai dari… Aquaculture for Sustainable Fishing Fishing practices that do not comply with sustainable principles have greatly damaged the balance of marine and aquatic ecosystems. In this case, aquaculture is present and hopeful in efforts to realize sustainable fishing practices that are better in maintaining environmental balance in the future. As demand for seafood increases globally, the role of aquaculture is becoming important while reducing pressure on wild fish populations. This article explores the role of aquaculture in supporting sustainability of today’s fishing practices, the impact to the environment, economy, and the implementation in Indonesia. Sustainable Fishing Today The practice of fishing that happens everywhere often… 3 Negara Teratas Dalam Upaya Dekarbonisasi di Dunia Dekarbonisasi telah menjadi satu dari beberapa langkah mitigasi yang diperlukan untuk mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) dan gas rumah kaca lainnya dari atmosfer secara signifikan. Baca Juga: Dekarbonisasi: Menuju Emisi Nol Karbon (Zero Emisi) Sejak diresmikannya penandatanganan Perjanjian Paris atau Paris Agreement pada Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP21) di Paris tahun 2015 lalu, negara-negara di seluruh dunia terus berupaya menyelaraskan langkah masing-masing …

Perubahan Iklim dan Flora Fauna: Apa yang Bisa Terjadi?

Perubahan Iklim dan Flora Fauna: Apa yang Bisa Terjadi?

Perubahan iklim telah menjadi peristiwa yang memberikan pengaruh signifikan bagi kehidupan di bumi. Berdampak baik itu pada manusia, flora, juga fauna. Baca Juga: 5 Hewan yang Paling Terdampak dan Terancam Punah Akibat Perubahan Iklim Pergeseran kondisi iklim yang awalnya terjadi secara alami ini semakin meningkat seiring waktu dengan turut meningkatnya pemanasan global. Kondisi ini juga dipercepat sejak manusia dalam aktivitasnya menghasilkan lebih banyak konsentrasi gas rumah kaca. Berdasarkan data oleh The World Counts, pada tahun 2019, sekitar 43,1 miliar ton CO2 dari aktivitas manusia dilepaskan ke atmosfer. Tertinggi sepanjang masa. Dengan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer yang besar saat ini, bumi pun akan terasa lebih hangat daripada di akhir tahun 1800-an. Data PBB menyebut bahwa satu dekade terakhir, tepatnya 2011-2020, merupakan rekor tahun terpanas yang pernah tercatat. Jika perubahan iklim dapat mempengaruhi kehidupan manusia termasuk kegiatan sehari-hari, lalu bagaimana perubahan iklim dapat turut mempengaruhi flora dan fauna di alam bebas? Baca Juga: Permafrost Mencair: Bom Waktu bagi Perubahan Iklim Dampak Perubahan Iklim pada Flora Berbagai penelitian oleh ilmuwan-ilmuwan dunia jelas menyatakan bahwa perubahan iklim, termasuk perubahan suhu, pola, curah hujan, dan faktor lingkungan lainnya, dapat memengaruhi habitat, pola migrasi, dan populasi keanekaragaman hayati di seluruh ekosistem.  Terjadinya peningkatan suhu rata-rata bumi, memaksa banyak spesies tanaman pindah ke habitat dengan kondisi yang lebih sejuk. Tanaman yang tidak mampu berpindah atau beradaptasi mungkin akan mengalami penurunan populasi atau kepunahan. Beberapa spesies tanaman tumbuh lebih umum, sedangkan yang lainnya menjadi lebih langka. Dilansir dari artikel Yale School of the Environment, tanaman yang tumbuh di lingkungan panas semakin tumbuh subur, seperti pohon palem yang dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Sementara, tanaman yang memerlukan kondisi iklim yang sangat spesifik untuk tumbuh berpotensi lebih terancam untuk punah. Migrasi yang dilakukan spesies tumbuhan sebagai respons terhadap perubahan iklim, seringkali merupakan masalah kelangsungan hidup. Hal itu dapat terjadi juga disebabkan adanya perubahan suhu dan pola curah hujan sehingga mempengaruhi musim tanam dan masa berbunga tanaman. Beberapa tanaman mungkin berbunga lebih awal atau lebih lambat dari biasanya, bahkan tidak sama sekali. Kondisi ini salah satunya terjadi pada tanaman Pinus Bristlecone, salah satu pohon tertua di dunia yang tumbuh di daerah pegunungan tinggi di Amerika Serikat. Perubahan iklim dapat mengganggu lingkungan alaminya, mengancam kelangsungan hidup spesies yang telah ada selama ribuan tahun ini. Fluktuasi suhu dan kelembaban udara dapat menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan organisme pengganggu, membuatnya lebih rentan terhadap penyakit dan hama.  Peningkatan panas terhadap iklim saat ini disebut-sebut terjadi 10 kali lebih cepat dari yang seharusnya. Akibatnya, pergeseran vegetasi yang ekstrem tidak lagi akan terjadi dalam hitungan abad atau milenium, melainkan dalam beberapa dekade, sebagaimana berdasarkan sebuah studi yang terbit tahun 2019. Dampak Perubahan Iklim pada Fauna Serupa dengan tumbuhan yang menyesuaikan kondisi tinggalnya, perubahan iklim juga membuat berbagai fauna terpaksa berpindah ke habitat yang lebih cocok saat habitat asli mereka menjadi tidak layak. Spesies yang tidak mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan iklim mungkin mengalami penurunan populasi. Ini termasuk spesies yang memiliki habitat terbatas atau ketergantungan yang tinggi pada kondisi iklim tertentu. Salah satunya terjadi pada hewan di Kutub Utara. Kehidupan satwa di wilayah Arktik disebut merupakan yang paling terdampak dari terjadinya perubahan iklim. World Wide Life (WWF) menyebut, bahwa selama 30 tahun terakhir, kedalaman salju es laut telah menurun lebih dari 33 persen di Arktik bagian barat. Menimbulkan risiko yang tidak bisa dianggap remeh bagi hewan yang sangat bergantung pada kondisi tersebut. Beruang kutub, walrus, paus narhwal, pinguin, rubah arktik, dan berbagai hewan kutub lainnya berisiko hilang atau mengalami penurunan populasi akibat pemanasan global. WWF memperkirakan, jika pemanasan terus terjadi, beruang kutub dapat menghadapi kelaparan dan kegagalan reproduksi pada tahun 2100. Selain perubahan habitat, perubahan iklim dapat mengganggu siklus hidup hewan, seperti waktu migrasi, reproduksi, dan pola makan yang disebabkan rantai makanan yang terhambat. Kondisi ini juga berkontribusi meningkatkan risiko penyebaran penyakit di antara hewan. Suhu yang lebih hangat dan kondisi cuaca yang berubah dapat mendukung penyebaran patogen baru. Berkontribusi Terhadap Keberlanjutan Pelaku usaha, bisnis, perusahaan juga dapat turut serta dalam perubahan menuju keberlanjutan. Salah satunya dengan melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik untuk dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Kenali Warna Kemasan Limbah Medis Limbah medis adalah sisa kegiatan yang berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) yang mengandung potensi bahaya bagi kesehatan dan lingkungan contohnya jarum suntik bekas, kain kasa berdarah, organ tubuh, obat-obatan kedaluwarsa dan lain sebagainya. Oleh karena itu, pengelolaannya memiliki persyaratan khusus yang harus dipenuhi, salah satunya dalam hal pemilahan dan pengemasannya. Baca Juga: Limbah Medis dan B3: Sama atau Beda? Kategori Limbah Medis Umumnya limbah ini dikategorikan sebagai berikut: Limbah infeksius Limbah patologis Limbah benda tajam Limbah kimia Limbah farmasi Limbah sitotoksik Limbah radioaktif Baca Juga: Pengelolaan dan Sistem Tanggap Darurat Limbah Medis Pemilahan dan Pengemasan Pemilahan dilakukan mulai dari… Aquaculture for Sustainable Fishing Fishing practices that do not comply with sustainable principles have greatly damaged the balance of marine and aquatic ecosystems. In this case, aquaculture is present and hopeful in efforts to realize sustainable fishing practices that are better in maintaining environmental balance in the future. As demand for seafood increases globally, the role of aquaculture is becoming important while reducing pressure on wild fish populations. This article explores the role of aquaculture in supporting sustainability of today’s fishing practices, the impact to the environment, economy, and the …

Permafrost Mencair: Bom Waktu bagi Perubahan Iklim

Permafrost Mencair: Bom Waktu bagi Perubahan Iklim

Menghangatnya Benua Antartika akibat perubahan iklim telah lama menimbulkan kekhawatiran bagi para ilmuwan akan banyak hal. Tidak hanya semakin mengurangi jumlah lapisan es laut di Kutub, kondisi ini juga berperan dalam mempercepat permafrost mencair. Permafrost menyimpan bukti sejarah yang kuat atas sisa-sisa kehidupan terdahulu yang pernah berlangsung di Kutub Utara. Termasuk tanaman, hewan, dan mikroba, yang apabila terurai dapat turut melepaskan gas rumah kaca dalam jumlah besar dan berdampak signifikan bagi kehidupan. Baca Juga: Waspadai Peningkatan Penyakit Akibat Perubahan Iklim Apa Itu Permafrost dan Mengapa Penting? Permafrost yang merupakan singkatan dari permanent frost, adalah lapisan tanah yang membeku secara permanen di bawah permukaan bumi, terdiri dari berbagai macam tanah, kerikil, dan pasir, yang diikat oleh es. Permafrost mengandung bahan organik yang telah terperangkap selama ribuan tahun. Dilansir dari laman Earth.org, permafrost menyimpan cadangan karbon global yang sangat besar. Jumlahnya diperkirakan sekitar 1.400 miliar ton karbon, hampir dua kali lipat jumlah yang ada di atmosfer. Berdasarkan studi oleh Knoblauch et al . 2018, tanah permafrost dari kutub utara akan menghasilkan satu gigaton, atau 1000 juta ton metana  pada tahun 2100.  Ketika permafrost mencair dan mulai terurai, ia akan turut melepaskan sejumlah besar gas rumah kaca, terutama karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4), ke atmosfer. Metana, khususnya, adalah gas rumah kaca yang jauh lebih kuat daripada karbon dioksida dalam hal potensial pemanasan global.  Metana bertanggung jawab atas sekitar seperenam dari pemanasan global yang terjadi beberapa dekade terakhir. Mengutip dari Earth.org, perkiraan emisi metana Arktik telah meningkat dari 0,5 juta ton menjadi 3,8 juta ton per tahun pada tahun 2006, kemudian naik menjadi 17 juta ton pada tahun 2013.  Apa Dampak dari Permafrost yang Mencair terhadap Lingkungan dan Perubahan Iklim? Para ilmuwan menyatakan bahwa permafrost yang mencair merupakan ancaman yang perlu diwaspadai. Permafrost memainkan peran penting dalam ekosistem kutub hingga memperlambat laju terjadinya perubahan iklim. Pemanasan global yang menyebabkan permafrost mencair lebih cepat dapat mengakibatkan pelepasan gas rumah kaca dan berkontribusi pada perubahan iklim lebih lanjut. Pembekuan yang terjadi pada permafrost membantu bumi menyimpan cadangan karbon yang besar di bawah tanah.  Permafrost yang mencair juga dapat menyebabkan tanah menjadi tidak stabil, mengakibatkan kerusakan pada infrastruktur seperti jalan, bangunan, dan pipa. Berdampak pula terhadap kondisi ekosistem, menyebabkan tanah longsor dan erosi, mempengaruhi pola aliran sungai dan danau, serta mengubah habitat dan mempengaruhi ekosistem lokal.  Jika mencairnya permafrost terjadi di hutan atau vegetasi lebat, tanah akan bergelombang dan pohon menjadi tidak beraturan. Disebut juga sebagai hutan mabuk. Berbagai ekosistem di dalamnya, termasuk satwa liar akan turut terganggu. Langkah Mitigasi dan Adaptasi Para ilmuwan memperingatkan bahwa percepatan pencairan permafrost akan terus terjadi seiring dengan naiknya suhu bumi. Kondisi ini disebut akan menghilangkan dua pertiga bagian permafrost di permukaan pada tahun 2100. Dikutip dari laman VOA Indonesia, berdasarkan laporan studi yang dirilis Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), jika emisi bahan bakar fosil masih terus meningkat hingga 50 tahun ke depan, maka diperkirakan sebanyak 70 persen permafrost dapat menghilang sepenuhnya.  Oleh karena itu, mengurangi jejak karbon dan berkomitmen tinggi terhadap Perjanjian Paris dalam menurunkan emisi karbon dunia merupakan salah satu hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi potensi mencairnya permafrost.  Pelaku usaha, bisnis, perusahaan juga dapat turut serta dalam melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik untuk dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Kenali Warna Kemasan Limbah Medis Limbah medis adalah sisa kegiatan yang berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) yang mengandung potensi bahaya bagi kesehatan dan lingkungan contohnya jarum suntik bekas, kain kasa berdarah, organ tubuh, obat-obatan kedaluwarsa dan lain sebagainya. Oleh karena itu, pengelolaannya memiliki persyaratan khusus yang harus dipenuhi, salah satunya dalam hal pemilahan dan pengemasannya. Baca Juga: Limbah Medis dan B3: Sama atau Beda? Kategori Limbah Medis Umumnya limbah ini dikategorikan sebagai berikut: Limbah infeksius Limbah patologis Limbah benda tajam Limbah kimia Limbah farmasi Limbah sitotoksik Limbah radioaktif Baca Juga: Pengelolaan dan Sistem Tanggap Darurat Limbah Medis Pemilahan dan Pengemasan Pemilahan dilakukan mulai dari… Aquaculture for Sustainable Fishing Fishing practices that do not comply with sustainable principles have greatly damaged the balance of marine and aquatic ecosystems. In this case, aquaculture is present and hopeful in efforts to realize sustainable fishing practices that are better in maintaining environmental balance in the future. As demand for seafood increases globally, the role of aquaculture is becoming important while reducing pressure on wild fish populations. This article explores the role of aquaculture in supporting sustainability of today’s fishing practices, the impact to the environment, economy, and the implementation in Indonesia. Sustainable Fishing Today The practice of fishing that happens everywhere often… 3 Negara Teratas Dalam Upaya Dekarbonisasi di Dunia Dekarbonisasi telah menjadi satu dari beberapa langkah mitigasi yang diperlukan untuk mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) dan gas rumah kaca lainnya dari atmosfer secara signifikan. Sejak diresmikannya penandatanganan Perjanjian Paris atau Paris Agreement pada Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP21) di Paris tahun 2015 lalu, negara-negara di seluruh dunia terus berupaya menyelaraskan langkah masing-masing dengan target yang direncanakan sebagaimana komitmen mereka dalam perjanjian aksi iklim tersebut. Berbagai langkah untuk membatasi peningkatan suhu rata-rata global hingga 1,5 derajat Celcius sejak era pra-industri, sebagai bagian dari tujuan utama Perjanjian Paris, semakin gencar dilakukan. Mulai dari adopsi energi terbarukan, efisiensi energi, dekarbonisasi sektor transportasi,… Perubahan Iklim dan Flora Fauna: Apa yang Bisa Terjadi? Perubahan iklim telah menjadi peristiwa yang memberikan pengaruh signifikan bagi …

Sektor Perekonomian Dunia Terancam Merugi Akibat Gelombang Panas

Sektor Perekonomian Dunia Terancam Merugi Akibat Gelombang Panas

Gelombang panas tampaknya tidak hanya menjadi dampak dari pemanasan global yang turut ‘menghangatkan’ makhluk hidup di berbagai belahan dunia, tetapi juga menimbulkan panas yang mengkhawatirkan perekonomian global.  Baca Juga: 4 Negara di Asia dengan Suhu Tertinggi Akibat Gelombang Panas Berdasarkan studi yang dilakukan Dartmouth terkait kondisi ini, ditemukan fakta bahwa gelombang panas akibat pemanasan global telah menimbulkan kerugian bagi ekonomi dunia hingga triliunan dolar sejak awal tahun 1990-an. Negara di wilayah tropis yang cenderung memiliki pendapatan per kapita lebih rendah disebut-sebut sebagai yang paling rentan dan menderita akibat peningkatan suhu yang tidak normal.  Bagaimana Gelombang Panas Mengancam Perekonomian? Selama paruh pertama 2024, gelombang panas telah melanda banyak wilayah di seluruh dunia. Dampaknya paling kuat dirasakan oleh negara-negara di Asia Tenggara dan Asia Selatan selama musim panas berlangsung. Menurut World Weather Attribution (WWA), akibat perubahan iklim, terjadinya fenomena gelombang panas disebut akan meningkat hingga 25 kali lebih sering dibanding sebelumnya. Mempengaruhi berbagai kondisi, salah satunya perekonomian negara dan global.  “Panas ekstrem dapat menyebabkan lebih banyak kunjungan ke rumah sakit , penurunan tajam produktivitas di bidang konstruksi dan pertanian, berkurangnya hasil pertanian, dan bahkan kerusakan langsung pada infrastruktur,” ungkap Phys.org, sebagaimana dikutip dari World Economic Forum. Baca Juga: 3 Tragedi Akibat Gelombang Panas Ekstrem Ancaman Ekonomi Sektor Pertanian Hingga Infrastruktur Pada sektor pertanian, suhu tinggi berpotensi mengakibatkan penurunan hasil panen atau bahkan kegagalan panen total akibat gangguan pada tanaman. Petani bisa mengalami kerugian yang besar dan kondisi tersebut juga dapat menyebabkan kekurangan pangan yang memicu krisis pangan serta kenaikan harga bahan makanan. Gelombang panas juga dapat meningkatkan penggunaan listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terkait pendingin udara. Sektor pariwisata juga kemungkinan besar akan terkena dampak dari terjadinya penurunan jumlah wisatawan akibat suhu ekstrem. Kondisi panas yang tinggi juga dapat merusak infrastruktur seperti jalan, rel kereta api, dan bangunan, meningkatkan biaya perawatan dan perbaikan. Mengambil contoh di Bangladesh, cuaca panas ekstrem di sana telah memunculkan berbagai ancaman signifikan terhadap ekonomi negara tersebut. Memberi dampak ekonomi yang sangat besar, yang memengaruhi pertanian, industri, kesehatan, infrastruktur, dan produktivitas secara keseluruhan serta memperburuk kerentanan sosial-ekonomi, sebagaimana dijelaskan oleh The Financial Express. Setidaknya dibutuhkan kebijakan yang kuat, investasi dalam teknologi hijau, dan peningkatan kesadaran masyarakat adalah langkah-langkah penting untuk menghadapi tantangan ekonomi yang ditimbulkan oleh gelombang panas. Turut Serta Memitigasi Gelombang Panas Mengatasi gelombang panas memerlukan upaya bersama dari pemerintah, komunitas, individu, dan sektor swasta. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menjelaskan bahwa dampak negatif perubahan iklim meningkat jauh lebih cepat daripada yang diprediksi para ilmuwan kurang dari satu dekade lalu. Oleh karena itu, menurut para ahli, salah satu hal penting yang bisa dilakukan untuk memitigasi kondisi ini ialah dengan mempercepat peralihan ke sumber energi bersih. Berbagai pihak juga diharapkan dapat mempersiapkan diri dan beradaptasi dengan meningkatnya kondisi panas yang terjadi saat ini. Hal ini termasuk membuka lebih banyak ruang hijau, menerapkan desain bangunan ramah iklim, mengembangkan regulasi terkait emisi karbon dan praktik ramah lingkungan, serta bekerja sama dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. Pelaku usaha, bisnis, perusahaan juga dapat turut serta dalam melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik untuk dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. Similar Article 5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim Isu terkait perubahan iklim semakin menjadi pembahasan yang ramai diperbincangkan saat ini. Di seluruh dunia, masyarakat lintas generasi mulai menunjukkan ketertarikannya akan informasi tentang perubahan iklim. Hasil survei People’s Climate Vote 2024 menunjukkan bahwa sekitar 87 persen populasi dunia telah menaruh perhatian mereka pada isu ini. Sementara itu, 63 persen pengisi survei sudah mulai mempertimbangkan dampak perubahan iklim terhadap keputusan yang mereka buat. Melalui kondisi ini, bisa digambarkan bahwa perubahan iklim semakin memberikan pengaruhnya terhadap orang-orang di berbagai belahan dunia. Mengganggu mereka dengan beragam cara. Perubahan iklim tidak lagi sebatas konteks khusus bagi beberapa kalangan. Istilah ini perlu diumumkan lebih… Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini Jejak karbon merupakan sejumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang lepas ke atmosfer dan bersumber dari berbagai kegiatan tertentu. Konsentrasi emisi karbon antropogenik atau yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sumber yang paling dominan dalam menimbulkan dampak bagi lingkungan. Salah satunya berasal dari sektor industri yang disebut sebagai kontributor utama emisi karbon global.  Menurut laporan emisi CO2 tahun 2022 oleh IEA, emisi karbon dioksida global dari pembakaran energi dan proses industri telah mencapai level tertinggi sepanjang masa, yakni sebesar 36,8 Gt pada 2022. Meskipun produksi emisi karbon dari industri sempat menyusut 5 persen pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19, akan… Pengertian Industri Hijau: Tujuan, Manfaat, dan Contohnya Penerapan industri hijau di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim selayaknya angin segar yang memberikan kesejukan dalam upaya keberlanjutan. Sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global seringkali didorong untuk dapat berkontribusi dalam langkah pengurangan emisi karbon atau dekarbonisasi. Maka dari itu, industri hijau sebagai bagian dari bisnis berkelanjutan dapat menjadi opsi yang bisa dipilih perusahaan dan entitas komersial lainnya dalam mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan keberlanjutan. Namun, apa itu industri hijau beserta tujuan, keuntungan, dan contohnya? Apa Itu Industri Hijau? Dilansir dari Tirto ID, menurut Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin RI), pengertian industri hijau adalah… Bagaimana Cara Tepat Memilih Carbon Accounting Software untuk Industri? Carbon Accounting – Seiring dengan meningkatnya sustainability awareness di berbagai kalangan, banyak pihak mulai turut serta menerapkan praktik-praktik kebelanjutan melalui berbagai cara.  Peningkatan dampak perubahan iklim seakan menjadi ‘alarm’ yang mendorong masyarakat untuk bergabung dalam upaya mitigasi iklim. Utamanya dari sektor …

3 Tragedi Akibat Gelombang Panas Ekstrem

3 Tragedi Akibat Gelombang Panas Ekstrem

Gelombang panas telah menjadi fenomena cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi akibat perubahan iklim. Para ilmuwan menyebut bahwa peluang terjadinya peristiwa semacam ini dalam satu tahun tertentu bisa meningkat sekitar 10% di berbagai daerah. Baca Juga: Asia Disebut Paling Terdampak oleh Gelombang Panas Ekstrem Suhu yang semakin tinggi sekarang ini berdampak signifikan terhadap kegiatan sehari-hari manusia. Salah satunya berpengaruh pada penyelenggaraan beberapa acara berikut ini. Apa saja itu? 1. Jambore Pramuka Dunia di Tengah Gelombang Panas Ekstrem di Korea Selatan Pada pertengahan tahun 2023 lalu, Korea Selatan dihadapkan pada kondisi cuaca panas dengan suhu melebihi 30 derajat Celcius. Di tengah kondisi tersebut, berlangsung sebuah kegiatan yaitu World Scout Jamboree atau Jambore Pramuka Dunia ke-25 yang menjadikan Korea Selatan sebagai tuan rumahnya. Acara empat tahun sekali ini diadakan di Provinsi Joella Utara yang saat itu tengah mencapai suhu 35 derajat Celcius. Akibatnya, dari sekitar 43 ribu peserta dari seluruh dunia yang turut serta, 600 orang di antaranya jatuh sakit, kelelahan parah, dan dirawat di rumah sakit darurat karena penyakit terkait panas. Sebagian besar mengalami gejala ringan seperti sakit kepala, pusing, dan mual, menurut petugas setempat. Kondisi ini juga membuat beberapa negara dari sekitar 155 negara yang hadir menarik anggotanya dari acara tersebut. Beberapa lainnya terpaksa merelokasi ribuan orang ke tempat yang lebih aman dengan biaya dan sumber daya sendiri. Sebagai upaya mengatasi hal tersebut, Perdana Menteri Korea Han Duck-soo memerintahkan 30 dokter militer dan 60 perawat untuk pergi ke kamp guna menangani keadaan darurat. Ambulans, mobil pendingin, serta bus antar-jemput juga dikerahkan untuk membantu mengamankan jalannya kegiatan jambore. Baca Juga: Jarang Disadari, Bahaya Gelombang Panas Ekstrem Terhadap Lingkungan dan Kesehatan 2. Gelombang Panas Ekstrem Menyelimuti Konser Taylor Swift di Brasil Gelombang panas ekstrem yang melanda sebagian wilayah Brasil juga berdampak pada Konser The Eras Tour yang diadakan Taylor Swift di Kota Rio de Jenairo, pada November 2023 lalu. Konser yang berlangsung di bawah terik matahari dengan suhu mencapai 41 derajat Celcius tersebut, menyebabkan banyak penonton menderita kepanasan yang parah. Akibatnya, beberapa orang pingsan sampai mendapatkan perawatan di pusat medis terdekat. Kondisi tersebut juga salah satunya menyebabkan seorang penggemar meninggal dunia setelah pingsan dan dilarikan ke rumah sakit. Menurut Departemen Kesehatan Brazil, gadis tersebut mengalami cardiorespiratory arrest atau henti jantung dan pernafasan karena terpapar panas yang disebut-sebut paling tidak manusiawi sepanjang sejarah. Dikutip dari laman NBC News, berdasarkan pantauan oleh MetSul Meteorologia Brasil, heat index di Kota Rio de Jenairo “terasa seperti” di angka 59 derajat celcius. Suhu yang sangat panas di Brasil ini telah berlangsung selama sekitar seminggu. Mencatatkan serangkaian rekor suhu tertinggi bulanan dan sepanjang masa. 3. Cuaca Panas Ekstrem Selama Pelaksanaan Haji 2024 di Arab Saudi  Salah satu ibadah tahunan umat Islam, yakni ibadah haji di Arab Saudi, berlangsung dengan dibarengi terjadinya suhu panas yang ekstrem, sebagaimana dikutip dari laman DW. Menurut Lembaga Meteorologi Nasional Arab Saudi, iklim yang menyelimuti kegiatan haji tahun ini diperkirakan mengalami peningkatan suhu rata-rata 1,5 sampai 2 derajat Celcius. Berada di atas suhu normal Kota Mekkah dan Madinah. Di Mekkah sendiri, tercatat suhu berada di sekitar angka 44-51,8 derajat Celcius di siang hari. Di lokasi lainnya, cuaca panas juga sama hebatnya. Kondisi panas ini menyelimuti sekitar 2 juta jamaah haji yang terus bergerak ke banyak lokasi sebagai bagian dari tata laksana ibadah haji. Berdasarkan data yang dihimpun CNN, cuaca panas ekstrem yang terjadi selama musim haji tahun 2024 telah menyebabkan sekitar 480 jemaah dari seluruh dunia meninggal dunia akibat kelelahan dan sakit terkait panas. Terdapat juga ratusan orang yang dirawat karena sengatan panas, pusing, dan kondisi lainnya.  Sebelumnya, pemerintah setempat telah menghimbau para jemaah dan petugas terkait potensi suhu tinggi yang akan terjadi. Oleh karena itu, para petugas haji juga berupaya mengerahkan segala teknologi dan usaha untuk membantu mengurangi panas, seperti memasang kipas angin uap air, stasiun air portable, sampai melengkapi tenda-tenda dengan AC. Para jemaah juga dihimbau menjaga kondisi tubuh masing-masing, menghindari diri dari dehidrasi dan kelelahan berlebih. Perubahan iklim telah banyak mengubah kondisi dan kebiasaan masyarakat dalam beraktivitas. Suhu bumi yang semakin tinggi memberikan tantangan yang besar bagi banyak pihak, salah satunya penyelenggara acara dalam menerapkan acara yang mendukung langkah-langkah adaptasi serta mitigasi, keselamatan dan kenyamanan peserta terhadap kondisi cuaca yang tidak menentu. Pelaku usaha, bisnis, perusahaan juga dapat turut serta dalam melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik untuk dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Gas Metana dari Sampah Organik: Ancaman Tersembunyi Lapisan Ozon Sampah organik, seperti sisa makanan dan limbah pertanian, sering kali dianggap sebagai masalah lingkungan yang perlu dikelola dengan baik untuk menghindari pencemaran. Namun, ancaman yang ditimbulkan oleh sampah organik tidak hanya terbatas pada pencemaran tanah dan air. Salah satu bahaya yang kurang diperhatikan adalah emisi gas metana yang dihasilkan dari dekomposisi sampah organik, yang memiliki dampak serius terhadap lapisan ozon dan perubahan iklim global. Baca Juga: 5 Organisasi Atasi Masalah Sampah di Indonesia Gas Metana (CH4) adalah gas rumah kaca yang sangat kuat dengan potensi pemanasan global yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan karbon dioksida (CO2). Meski metana hanya bertahan… Sektor Perekonomian Dunia Terancam Merugi Akibat Gelombang Panas Gelombang panas nampaknya tidak hanya menjadi dampak dari pemanasan global yang turut ‘menghangatkan’ makhluk hidup di berbagai belahan dunia, tetapi juga menimbulkan panas yang mengkhawatirkan perekonomian global.  Berdasarkan studi yang dilakukan Dartmouth terkait kondisi ini, ditemukan fakta bahwa gelombang panas akibat …